Share

Bab 10

last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-15 20:24:17

 

"Maaf, Tuan! Jam kerja saya sudah selesai, permisi--" pamit Syilla lirih, gadis itu langsung pergi meninggalkan Izzuddin sambil menahan ribuan pisau menghujam hatinya.

Tetapi, saat berada di depan cafe spontan ada yang menarik tangannya, menyeretnya masuk mobil sport merah tanpa diduga-duga, Syilla panik akan tindakan Izzuddin sore ini.

"Tuan, tolong! Saya ingin pulang--"

"Tempatmu bukan di tempat laknat itu, akan saya antar kamu pulang ke rumah yang sebenarnya." desis Izzuddin dingin, lelaki itu langsung menancap gas diatas rata-rata.

"Tidak!! Saya mohon, turunkan saya disini." teriak Syilla panik disertai derai air mata.

"Jangan membantah, Ibu mencarimu di rumah."

"Aku tak peduli, cepat turunkan aku." Pekik gadis itu frustasi.

Gadis itu langsung merebut setir mobil agar putar balik, Izzudin tak bodoh, aksi gadisnya itu sangatlah gila, bisa-bisa ia mengalami kecelakaan jika tak bisa mengendalikan setir kemudi dengan baik.

"Gadis bodoh, hentikan--"

"Tidak! Putar balik sekarang atau kita mati?"

Terjadilah kecelakaan yang tak terduga, mobil Izzuddin terlempar kearah jurang dan berguling hingga terhantam pohon besar. Izzuddin mengeram tertahan karena keningnya terbentur kaca mobil yang pecah hingga menyebabkan darah segar mengalir disana, akibat hantaman keras barusan.

Lelaki itu menoleh ke samping kirinya, keadaan Syilla sangat mengenaskan disana, sadar jika sebentar lagi mobil itu akan meledak, Izzuddin berusaha mengeluarkan Syilla dari sana, untuk menjauhi ledakan mobil itu sebentar lagi.

Setelah cukup jauh dari tempat kejadian, terdengar suara ledakan tak jauh dari tempat Izzuddin berjalan dengan sempoyongan sambil mengendong gadisnya yang tampak sekarat. Lelaki itu berhenti dibawah pohon yang lebat, di peluklah si gadis dengan erat, karena ia sendiri tak bisa melanjutkan perjalanannya. Jika dilanjutkan pun ia tak bisa membayangkannya lagi jika akan mati membusuk di dasar jurang yang mengerikan.

"Ya Allah, tolong selamatkan Syilla, jangan biarkan gadis ini mati sia-sia." Gumannya lirih.

"Sayang, bertahanlah-" di rengkuhlah tubuh mungil itu lalu dengan susah payah lelaki itu mengotak-atik ponsel jam tangannya untuk menghubungi siapapun yang bisa menolongnya, setelah itu ia tak sadarkan diri sambil memeluk erat gadis kecilnya.

Sebuah ruangan bernuansa putih dipadukan bau obat-obatan kini tercium juga, seorang lelaki tampan berwajah malaikat terlelap begitu damai diranjang ruangan VVIP, beberapa menit kemudian lelaki itu membuka matanya.

"Dimana gadis kecilku?" Tanyanya pertama kali, seakan ingat terakhir kalinya ia merengkuh tubuh mungil gadis itu sebelum ia tak sadarkan diri.

"Maaf, boss! Nona Syilla sedang menjalani perawatan sekarang!"

"Dimana dia?"

"Di ruang Operasi, boss!"

"Apa?" Teriaknya mengema, karena terkejut, dengan paksa Izzuddin menggerakan tubuhnya yang lemah hanya untuk melihat keadaan gadis kecilnya, hal itu membuat anak buahnya cemas dibuatnya.

"Boss, jangan bergerak dulu, boss masih lemah--"

"Diam." Bentaknya lagi, tanpa peduli raut kesal anak buahnya, Izzuddin melangkahkan kakinya sempoyongan sambil memegang dinding untuk pegangan, menuju ruang operasi tempat gadisnya disana.

Tiba-tiba ada seseorang yang memberikan lelaki yang tampak tak berdaya itu sebuah hadiah pukulan keras di wajahnya, sehingga sudut bibir Izzuddin sobek dan berdarah.

Kedua mata lelaki itu menyala tanda sebentar lagi ia akan murka, tangannya mengepal kuat menahan diri, di liriklah sinis si pelaku yang ternyata Victo--sepupunya sendiri, lelaki itu menghela nafas berat enggan menyapa sepupunya itu.

"Brengsek, elu udah bikin Syilla sekarat, mati saja lu," teriak Victo tak tahan lagi dengan raut wajah dingin yang Izzuddin pancarkan, dan hendak melayangkan bogeman lagi jika Dr. Matthew tak menahannya.

"Tahan emosi lu, Vic! Izzuddin juga korban dari kecelakaan ini." desis Dr. Matthew resah, akan dua saudara itu yang tak pernah mau akur sedari dulu.

Bahkan kini masih menggila hanya karena cewek yang sialnya tunangan Izzuddin, Victo terus berharap bisa mendapatkan hati gadis itu walaupun kenyataannya Izzuddin dan Arsyilla sama-sama saling mencintai.

"Hari ini elu selamat, jika terjadi apa-apa pada Syilla didalam sana, hari ini juga gue akan habisi nyawa lu." ancam Victo dengan nafas ngos-ngosan.

"Vic, sudahlah! Izzuddin tunangan Syilla, Izzuddin tau apa yang harus dia lakukan."

"Tapi-"

Ceklek, suara pintu ruang operasi terbuka menampilkan sosok dokter yang menanggani Syilla barusan.

"Gimana?" tanya Izzuddin dingin nan tegas, membuat Victo mendecih benci karena ia kalah cepat dari sepupunya yang berotak licin itu.

"Operasi Nona Syilla berjalan lancar, Tuan!"

"Hm.. terima kasih!" ucap Izzuddin tegas, dan dibalas anggukan sambil tersenyum hangat oleh dokter itu.

"Alhamdulillah, apa saya boleh melihat keadaan Syilla, Dok?" seru Victo spontan.

"Maaf, Tuan! Nona Syilla masih butuh istirahat, jadi belum boleh di jenguk lebih dulu... permisi!" Jelas si Dokter ramah kemudian segera pergi. Izzuddin tampak tersenyum samar sangat samar bahkan tak ada yang menyadari jika pria bagaikan patung berjalan itu sedang tersenyum karena wajahnya yang datar tanpa ekspresi.

"Lebih baik kamu pulang saja, saya bisa mengurus Syilla sendiri disini."

"Cih! Dasar manusia aneh, gue nggak habis fikir, sebesar apa sampai-sampai Syilla begitu cinta mati sama elu."

Tanpa peduli ocehan tak bermutu ala sepupu gilanya itu, Izzuddin segera pergi untuk mengendalikan emosinya sendiri. Sebenarnya Izzuddin tahu betul jika Victo memendam rasa pada gadis kecilnya, sikap dan sifat Syilla yang manja dan polos padanya itu selalu dianggap berlebihan.

Padahal Syilla hanya menganggapnya sebatas seorang Kakak laki-laki, karena hati dan hidup gadis itu milik Izzuddin. Catat baik-baik, Syilla milik Izzuddin, dan Izzuddin milik Syilla, itu mutlak, cinta memang gila tetapi Cinta dan Ketulusan lah yang mampu melawan takdir bukan karena Cinta obsesi belaka.

Sudah dua hari Syilla terbaring lemah diatas ranjang menyebalkan itu, dua hari ini pula Izzuddin tak pulang. Semua pakaian gantinya hanya diurus asisten pribadinya tanpa ada yang menyadarinya. Di ruang rawat Syilla bukan hanya Izzuddin yang menjaganya tapi Victo juga ada, kini Victo sudah terlelap di sofa mungkin karena kelelahan sementara Izzuddin bagaikan patung manekin bernyawa yang selalu setia berada didekat gadisnya.

Dua hari ini pula lelaki itu enggan beristirahat cuma hanya tidur 1 jam saja. Izzuddin tak main-main dalam cintanya, ia tetap menjaga gadisnya agar sewaktu-waktu gadis itu sadar ia bisa langsung bertindak.

"Hey, gadis nakal, kau tak merindukan Kak Izzu-mu ini, hm? Ayo buka matamu, rayu aku lagi agar mau mengajarimu belajar, merengek minta ice grim dan coklat kesukaanmu. Padahal umurmu sudah 18 tahun tapi tingkahmu seperti bocah 5 tahun. Ini sudah sore, ayo bangun! Kau tau nggak baik loh perawan tidur sore-sore nanti diculik wewe, ayo bangun... hey!!"

###Li.Qiaofeng

Bab terkait

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 11

    Sepasang mata elang itu berkaca-kaca, menatap nanar gadisnya dengan senyuman miris akan perubahan draktis gadisnya itu, di usaplah lembut kepala gadis itu. Izzuddin tidak pernah melepaskan gadis itu begitu saja selama ini, ia selalu mengawasinya dari kejauhan tapi kali ini ia ingin sekali membenturkan kepalanya sendiri yang berisi IQ diatas rata-rata, kelicikan melabuhi musuh, bahkan kemampuan yang jarang orang lain tahu pun dia miliki. Tapi apa? Dia tidak bisa menjaga gadisnya sendiri dengan baik, ia bagaikan manusia terbodoh di dunia. Keduanya juga sama-sama terluka, sama-sama frustasi, sama-sama menyalahkan diri sendiri tapi apa daya seluruh cinta, kasih sayang, janji, dan ketulusan yang keduanya bangun mati-matian sampai menerjang siapapun yang berani mengganggunya. Kini menguap begitu saja dikalahkan oleh ego, disaat kejujuran dan ketulusan hanya hiasan dinding. Kini hanya penyesalan dan kekecewaan terdalam yang keduanya rasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 12

    Syilla berlari keluar Rumah Sakit dengan membawa luka kecewa sambil menangis dan menangis, tanpa peduli tatapan aneh dari orang-orang yang melihatnya. Sehingga tanpa sadar ia berada dijalan trotoar tak jauh dari Rumah Sakit, gadis itu terlihat menahan nyeri di kepalanya karena bekas operasi masih belum kering betul, ia duduk dipinggir jalan hanya untuk meredakan nyeri itu, berharap setelah ini ia bisa menjauhi Izzuddin. Tiba-tiba ada preman tua dengan perut buncit sedang mabuk mendekatinya, Syilla mencoba bergegas menghindarinya tapi nyeri di kepalanya terasa amat menyakitkan. Gadis itu mundur ketakutan bukan karena ia tak bisa melawan, tapi tiba-tiba darah merembes ke wajahnya, menyebabkan ia tak mampu bangkit lagi. "Hay, cantik! Main sama Abang, yuk! Nanti Abang beliin boneka." "Hiks... tolong jangan mendekat.. ssshh..." pekik gadis itu lirih menahan sakit dengan sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 13

    Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang datang secara mendadak, menguras fikiran, emosi dan tenaga akhirnya kini rampung juga. Izzuddin kembali kekamar rawat gadisnya dengan peluh yang tercetak jelas di dahinya, inginnya ia melepas penat karena jam tangannya sudah menunjukkan pukul 23.00 malam, tapi saat ia kembali senyumannya langsung luntur seketika. Ketika melihat Victo tertidur di tempatnya, sambil memegang tangan Syilla, Izzuddin membuang muka untuk menahan diri agar emosinya tak meledak, ingin rasanya ia menerjang Victo malam ini juga karena sudah lancang menyentuh gadis kecilnya. "Hey, bangke! Bangun... malu-maluin lu tidur ditempat gue, lu nyari mati, huh!" Hardik Izzuddin kesal terkesan dingin, karena hatinya terbakar api cemburu. "Apaan sih! Gangguin gue tidur ah--" gerutu Victo menyamankan diri. Izzuddin makin geram dibuatnya, dengan sekali hentakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 14

    Empat hari sudah, gadis malang itu tak kunjung membuka mata indahnya, membuat Izzuddin dilanda kekhawatiran yang mendalam. Izzuddin makin terlihat sangat frustasi, lelaki itu mendatangi dokter yang menangani gadisnya dengan tatapan bengis. Pintu ruang Dokter Jo terbuka secara tak terduga setelah tendangan kuat dari luar, lelaki muda itu menarik kerah jas dokter Jo dengan kasar. "Kenapa Syilla tak sadar-sadar juga, huh!" "Maafkan saya, Tuan! Tu-tunggu hingga 6 jam lagi. Jika Nona Syilla tak kunjung melewati masa kritisnya, maka ia dinyatakan Koma--" Bugh.. Bugh.. kenyataan kata 'Koma' membuat Izzuddin tega memukul keras wajah dokter itu membabi buta, pendengarannya terasa panas jika mendengar kata itu. Karena bukan ini yang ia inginkan, ia benci kata itu, ia tak peduli lagi, ia hanya ingin gadisnya sadar bukan malah berbaring tak berdaya diranjang sialan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 15

    Pagi-pagi buta tepatnya pukul 3 dini hari ada seorang gadis dewasa membuat gempar seluruh isi Mansion Elbarak, putri sulung Keluarga Elbarak itu berteriak histeris memanggil kedua Orang tuanya, membuat kedua Orang tuanya terkejut juga cemas bukan main. "Ada apa, Kak?" "Izzu, Yah! Izzu--" "Ada apa lagi dengan anak itu?" Guman Ayah Jem cemas. "Ayo, Yah! Kita periksa keadaan putra kita." Seru Bunda Vanya tak kalah cemas, Wanita paruh baya itu langsung lari menaiki undak-undakan tangga menuju kamar putra tercinta, dan langsung tertegun karena akan apa yang ia lihat. "Ayah... Ezha... cepat panggil Dokter Matthew." Teriak Bunda Vanya histeris, Ayah Jem yang baru sampai dikamar Izzuddin diikuti putri sulungnya langsung menghubungi Dr. Matthew. 10 menit adalah waktu paling cepat khusus dokter asal Italia itu, ia baru saja terlelap langsung ditelepon dadakan oleh Tuan Elbarak. Membuatnya g

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 16

    "Lepas, Yah! Gadis bodoh itu harus bangun sekarang juga! Lepass..." teriak Izzuddin tak terkendali, jiwanya sudah tak bisa dikendalikan lagi, peduli syetan jika Victo menyaksikan kegilaannya, ia hanya ingin Syilla-nya sadar. "Istighfar, Nak! Istighfar, kamu bisa melukai Syilla." pinta Bunda Vanya lirih dengan lelehan air mata, Beliau merasakan sakit yang dirasakan putranya, putranya begitu menderita selama Syilla hilang beberapa bulan lalu, tapi lelaki itu bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Walaupun ia begitu butuh sandaran untuk berkeluh kesah, tapi Izzuddin tetaplah Izzuddin, lelaki muda itu sangatlah pandai menyembunyikan penderitanya hanya tak ingin keluarganya ikut terluka. "Tidak, Bun! Tolong jangan menangis, Izzu mohon, mengertilah! Izzu benar-benar tak tahan... Izzu mohon, jangan menangis." Lirih lelaki itu lemah. Ia memang sedang sakit, tapi ia akan tambah sakit jika melihat Bundanya m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 17

    "Kak, Syilla minta maaf ya? Syilla banyak salah sama Kakak, sebenarnya Syilla tak pantas Kakak perlakukan seperti ini, Syilla bukan gadis kecil Kakak lagi, Syilla hanya perempuan-" "Diamlah! Jangan mengoceh terus seperti burung beo dan jangan mengingat apapun lagi, cukup Kak Izzu-mu ini yang harus kamu ingat. Kakak sangat mencintaimu, Kakak mencintai kekuranganmu, tak peduli apapun itu sebab dan akibatnya. Karena Kakak mencintaimu tanpa syarat, lihatlah Kakak masih ada di sampingmu, semua itu karena cinta... karena cinta kita!!" Ungkap Izzuddin tegas dan penuh keyakinan, membuat Syilla terharu akan kekuatan cinta Izzuddin padanya. "Terima kasih." Hanya itu yang bisa Syilla ucapkan, ia terlalu bahagia karena Izzuddin telah mencintainya tanpa syarat. Ia seperti gadis paling beruntung sedunia karena tetap diperjuangkan oleh lelaki yang sudah ia sakiti dua bulan lalu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 18

    "DOKTER MATTHEW... MATTHEW.. CEPAT PERIKSA GADIS GUE." Teriak lelaki muda itu lantang. Bodo, ini Rumah Sakit apa lapangan yang terpenting Syilla cepat-cepat mendapatkan perawatan. Gara-gara teriak-teriak kesetanan, sayup-sayup para pengunjung dan penghuni Rumah Sakit khususnya kaum wanita pada bisik-bisik tetangga. 'Waduhh... ganteng-ganteng kok berteriak sih, babang tampan! Makin seksi deh.' 'Udah ganteng pakai baju koko lagi, masya'allah... sempurnanya.' 'Ya Allah, sungguh sempurnanya ciptaan-Mu.' 'Sungguh suami idaman, adik sakit saja langsung dibawa ke Rumah Sakit dan berteriak-teriak seperti itu sama dokter.' 'Eh... kok mas ganteng itu mirip aktor China ya? Siapa ya?' 'Wah... itu kan dokter bule asal Italia itu, wow... mataku ternodai pagi-pagi lihat bule kesasar ke Rumah Sakit.' Ya, seperti itulah crewa-crewi ala emak-emak rempong

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15

Bab terbaru

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 154

    "Jauhkan mawar sialan itu dariku," pekiknya dengan nada panik. "Kenapa? Mawar ini kesukaan cucu menantumu, kau--" "Aku mohon, tolong jauhkan mawar itu dariku.." pintanya dengan nada ketakutan ketika aku mendekatkan kelopak mawar itu tepat didepan wajahnya. "Darren, tolong! Maafkan aku, aku janji tak akan mengejar Xiao Fu dan anak-anakmu lagi, t--tolong, jauhkan itu dariku--" "Apa? coba panggil namaku dengan jelas." "D-Darren... t-tidakk.. maksudku.. King Frederich.. tolong--"Plakk...Suara tabrakan antara telapak tanganku dan pipi tirus penyihir tua itu terdengar renyah di pendengaranku, tubuh ringkih itu terlempar ke lantai cukup keras."Ulangi..""K-king.. tolong ampuni aku.. hiks..." pintanya memelas sambil mencuri-curi lirikan kearah mawar merah keemasan di tanganku ini.Senyum meremehkan ku tunjukkan dengan santai, berjongkok di depannya yang tampak tubuh kurus bergetar ketakutan. "Apa apa, Nenek? kenapa kau melihatku seperti itu?"Reveena hanya menggelengkan kepalanya lemah

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 153

    "Tidakkk... tolong lepaskan aku, Nek? Hiks.. hiks.. tolong kasihani aku, aku mohon--" "Hhh... kamu tidak akan bisa lari lagi, manis. Kembar tiga? Huhh.. akhirnya aku akan hidup kembali... hhh.." "A-apa maksudmu?" Suara bergetar Syilla terdengar memilukan di dalam sana, sementara aku hanya bisa menatap gelap pintu aneh ini. "Apakah kamu tidak sadar, jika mendiang kedua putrimu sudah ku jadikan tumbal, hm? Apakah si anak Iblis itu tidak memberitahumu?" Degg... "Tu- tumbal? Jadi...?" "Hhh... bagaimana? Sudah tahu? Dasar bodoh, apa kamu tahu, kamu hanya di jadikan alat untuk menghasilkan bayi yang akan menjadi tumbalku. Darren menghamilimu bukan karena cinta, tapi karena ingin membantuku untuk mendapatkan tumbal dari tubuhmu, hhhhh..." Sreeekkk... kedua mataku memerah menahan amarah, sejak kapan aku mengorbankan darah dagingku untuk wanita gila itu? "Sialan kau, Tua bangka.." umpatku tertahan. "Tidakkk... kamu tidak bisa mengambil bayiku lagi dengan paksa. Kamu... kamu.." "Apa? D

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 152

    Fengying langsung mendekat dan menatap penuh rindu kedua mata indah milik Arsyilla, namun perempuan itu masih cukup lemah untuk banyak bergerak. "Iya, Ge. Maafkan aku yang sudah merepotkan Gege--" "Jangan katakan hal itu lagi, kau adik perempuan kami satu-satunya. Kami hanya ingin memenuhi kewajiban kami sebagai Kakak laki-laki kamu." Belum juga Fengying menjawab, Faihung langsung mendekat dan mengusap pipi pucat Syilla dengan lembut. "Sekarang kondisimu masih terlalu lemah, sebaiknya kamu istirahat dikamar." "Tidak, Ge. Aku lebih nyaman seperti ini-- memeluk suamiku adalah tempat ternyaman ketika aku bangun." Syilla mendongak dan tersenyum manja sambil menatap wajah tampan lelaki yang memeluknya saat ini. Oh ayolah, tanpa malu-malu Syilla yang baru terbangun dari tidur cantiknya, malah dengan posesif memeluk pinggang sang suami, membuat Izzuddin tertawa kecil akan tingkah wanitanya itu. "Posesif.." bisik Izzuddin gemas.

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 151

    "Gege, apa yang harus kita--" "A life crystal capable of awakening him, but--" "What, the crystal of life? Then where are we going to get it? Isn't that kind of thing hard to---" "That rare life crystal exists only in Frederich's own family. We also don't need to think too deeply, because the crystal is currently in their son's hands. Darrell Frederich." Fengying mengenyit dengan sedikit linglung atas apa yang di ucapkan saudara kembarnya tersebut, selama bertahun-tahun mengenal sosok Darren Frederich sebagai kekasih Arsyilla, adik kecil mereka. Baru kali ini Fengying mendengar tentang batu kehidupan, apakah di dunia ini masih ada benda keramat seperti itu? Entahlah? "Ayah, izinkan saya untuk menjemput Darrell. Saya khawatir Bibi Arsyi tidak mampu tertolongkan, hm.. maafkan saya yang sudah berani menguping pembicaraan Ayah dan Paman, saya harap Ayah dan Paman mengerti maksud saya." Seru pemuda tampan tampak baru keluar dari bal

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 150

    Di dalam ruang keluarga paviliun milik Darren, sepasang suami dan istri paruh baya tengah lama terdiam menatap wajah kecil angkuh di depannya.Wanita paruh baya itu menatap suaminya sekilas kemudian menatap dalam diam anak kecil yang tengah asyik mengubah mainan rubiknya dengan tenang."Apa yang terjadi? Kenapa dia seperti itu?" Kun yang tidak tahan untuk bertanya, akhirnya menatap istrinya yang hanya diam sejak tadi."Sepertinya cucu kesayangan kita dalam suasana hati yang buruk."Mendengar kalimat singkat yang Aneska katakan tentang anak kecil di depannya, yang merupakan cucu laki-lakinya. Darrell Frederich. Pria paruh baya itu menghela napas berat kemudian menatap Darrell penuh arti."Jangan gegabah, dia masih terlalu kecil untuk mengerti permasalahan Orang tuanya. Otak dan hatinya masih kurang stabil dibandingkan dengan orang dewasa."Kun tak mengatakan apapun sebagai balasan, ia malah menaikkan salah satu alisnya. Aneska melanjutkan uca

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 149

    Faihung langsung meloncat dari ketinggian lima ribu tujuh puluh kaki tanpa alat bantuan keselamatan, seakan sudah biasa pria pucat itu terjun dari ketinggian tanpa takut tubuhnya akan remuk ketika jatuh kelantai bawah. Terdengar samar teriakan Lian memanggilnya, Faihung hanya tersenyum ketika mendengar itu. Tapp.. Begitu kedua pasang kaki jenjang Faihung berpijak diatas lantai kaki istana, suara retakan dahsyat terdengar begitu mengerikan namun retakan itu hanya terlihat begitu kecil jika dilihat. Darren yang tengah mengubah wujuh menjadi King Frederich yang sebenarnya malah acuh tak acuh dengan turunnya Faihung seolah dewa langit sedang turun. Wujud Monster manusia tersebut malah asyik mencabuti organ tubuh para prajurit tanpa henti. "Hentikan--" Belum sempat Faihung menyelesaikan ucapannya, sosok Monster itu malah melemparkan tubuh tak berdosa dua prajurit sekaligus ke arah Faihung dengan ringan. Faihung

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 148

    Lian menatap acuh tak acuh pertunjukkan yang terpapar jelas di kedua mata tajamnya, Eilert terlihat memberontak tak ingin kembali ketempatnya. Anak laki-laki itu terus berteriak kesetanan seolah dirinya nyaman dalam posisi setengah arwah seperti itu. "Tidak.. Paman Fai, aku mohon.." suara serak Eilerd tertengar memohon pada Faihung, namun pria pucat itu hanya menyeringai. "Kau bahkan belum lahir ke dunia, anak muda. Bertahanlah sedikit dan buang emosi gilamu itu." Kata Faihung mengingatkannya, Eilerd yang mendengarnya langsung mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria dewasa tersebut. "Tidak, Aku sangat benci penipu, penipu itu pantas mati. Aku.. aku harus menjaga Ibuku, lepas.. lepaskan aku.." "Lepas emosimu, El. Jika kau tidak melepaskannya, sampai lahirpun takdirmu tidak akan baik." Suara dingin dan santai dari arah Lian membuat Eilerd melototi pria muda itu sinis. "Apa pedulimu dengan takdir hidupku, kau bukan Tuhan. Jan

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 147

    "Apakah Mr. Watanake ada disana?" Darren bertanya dengan santai seolah serangan mendadak itu bukan apa-apa baginya. "Benar, Mr. Watanake sedang meluncur kesini bersama Mr. Joseph untuk melakukan serangan balik." "Bos.. Ernesta Luciano, adik perempuan Lucky ditemukan tewas dalam keadaan terpengal disalah satu gedung tua di pinggiran Kota Peterburg, kini aku sedang menyelidiki penyebab ..." "Lempar mayat sialan itu ke dalam kadang Patric." Sela Darren sedikit mengeram marah. Patric yang dimaksud adalah anjing besar seukuran serigala yang bertugas menjaga Kota Peterburg. Setiap dalam kota kekuasaan Frederich, Darren telah menugaskan sebangsa anjing, serigala dan singa untuk menjaganya. Dan, kali ini Darren cukup marah karena Patric tak menyadari kehadiran Ratu tuannya. "Siap laksanakan." Jawab si penelepon diseberang sana. Darren yang sedang kesal langsung melempar tatapan membunuhnya kedepan. "Rupanya akan ada pertumpahan darah d

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 146

    Pria pucat itu hanya meliriknya dengan tenang, Izzuddin langsung menoleh ke arah salah satu pintu Mansion rasaksanya. Di sana terdapat sosok pria janggung yang merupakan kembaran pria pucat itu tengah berdiri dengan malas sambil merokok.Kembali ke pria pucat tersebut, Izzuddin langsung memasuki mobilnya dan menyalahkan mesin mobil secara brutal."Jangan gegabah, Lian dan putra kedua mu sudah beraksi sejak satu setengah jam yang lalu." Kata pria pucat yang dipanggil Fai Gege itu penuh teka-teki, Izzuddin melirik pria di sampingnya itu acuh tak acuh.Pria misterius itu benar-benar ...."Maksudmu apa? Istriku diluar sana dalam bahaya, lebih baik jangan campurkan anak-anak dalam urusan orang dewasa...""Hm... kau benar." Faihung hanya berdehem kecil tanpa dosa.Izzuddin mengeram frustasi juga marah, ini yang tidak ia suka, sikap Faihung benar-benar sangat misterius dan menyebalkan. Pantas saja selama pria itu hidup, keluarga Dinasti Li selalu d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status