Duduk dibangku penumpang Roll Royce miliknya, Zehan mendapatkan kabar, bahwa proses penandatanganan kontrak pembangunan hotel di Danau Merlin yang diwakili oleh Chief Operating Officer telah selesai.
Sebelumnya ia sudah sangat mengantisipasi untuk dapat pertama kali berinteraksi secara langsung dengan gadis itu. Tapi sayangnya, ia mendapatkan kabar buruk.Nyonya Alea yang sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba jatuh pingsan. Zehan tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Meski ia tidak menyebut Alea sebagai Ibunya, dihatinya, wanita paruh baya itu sudah bagaikan seorang Ibu untuknya.Roll Royce yang dikendarai oleh pengemudinya berhenti di pintu masuk utama Rumah Sakit Afiliasi, Rumah Sakit ini adalah salah satu rumah sakit terbaik dibawah perusahaan Stewart Corporation.Rumah sakit pusat yang sama, tempat dimana Zeesya dirawat sebelumnya.Para staf keamanan rumah sakit telah mengamankan keadaan sebelumnya. Hari ini mereka kedatangan pasien yang sangat penting“Pasangan?”Mendengar permintaan Aiden, Zeesya balik bertanya.“Ya, pasanganku untuk pesta peresmian besok. Kau tahu aku tidak punya wanita kan,”“Hanya kau yang bisaku andalkan.”Jadi sebagai pasangan pesta peresmian besok. Zeesya hanya sedikit terkejut sebelumnya, untungnya pria itu bermaksud lain.“Aku...”“Aku tidak menerima penolakan!” Tegas Aiden, melipat tangan didepan dada, sambil menyilangkan kakinya. Aiden terlihat tak terbantahkan.Untuk kedua kalinya Zeesya menghela napas berat sore ini. Asalkan sudah bersama Aiden, Zeesya tidak bisa tidak menghela napas melihat kelakuannya.Pria itu pun sangat licik, memberikan hadiah mahal sebelum meminta sebuah permintaan.“Baiklah” Zeesya hanya bisa terpasrah.Lengkungan senyum dalam menghiasi wajah Aiden. Sebelum kembali ke mansion, Aiden membawanya ke sebuah restoran kecil yang sangat hangat. Berbeda dengan restoran hotel mewah sebelumnya. Restoran ini terlihat sangat tenang
Puas memandangi gadis itu, Aiden menyalakan mobilnya dan pergi dari sana. Suasana hatinya terasa mendung saat ini, melihat raut wajah gadis yang dicintainya tidak baik, ia bahkan lebih tidak baik lagi.....Dentingan gelas kaca yang sesekali terdengar menjadi latar suasana ball room kapal pesiar itu. Beberapa orang yang hadir dan bertemu dengan koleganya tidak bisa tidak medentingkan gelas kaca mereka.Diiringi oleh musik yang tepat, suasana mewah pesta terlihat lebih baik lagi. Aiden, sang tuan rumah dengan sengaja memilih kapal pesiar ini, yang merupakan kapal pesiar yang sengaja ia datangkan dari negaranya secara pribadi.Malam ini, tibalah saatnya pesta peresmian UBX Technology. Dibawah kepemimpinan Aiden Raymon di Negara L, perusahaan ini adalah salah satu daftar perusahaan sukses di benua itu. Menyaingi Stewart Corporation yang sukses di bidang real estat, UBX Technology adalah perusahaan sukses dibidang Teknologi. “Kau sangat cantik malam
“Perhatian” Ujar Aiden menginterupsi suasana pesta, suasana menjadi hening dalam sekejap. Tersenyum dengan menawan, Aiden menyampaikan pidato pembukaannya terlebih dahulu. Tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada para tamu yang hadir.....Setelah setengah jam pesta dibuka oleh Aiden, Zeesya datang ke pesta.Karena terpaksa, Zeesya menuruti permintaan pria itu untuk mengganti gaun yang serasi dengan miliknya.Apa daya, dirinya telah berjanji menjadi pasangan pesta pria itu malam ini, demi menghalau para wanita yang mendekatinya.Zeesya turun melalui tangga disudut ballroom, melihat kekiri dan kekanan, ia melihat Aiden yang sedang menyambut seseorang.Aiden menoleh ke arah Zeesya, terpana dengan kecantikannya. Bahagia membuncah dihatinya, senang dan bangga melihat gadis itu akhirnya bisa mengenakan dress yang dengan khusus ia rancang secara pribadi. Meski gadis itu sendiri tidak tau akan hal itu.“Tunggu sebentar Tuan Stewart.” Ujarnya
“Zeeze ....” teriak suara pria dengan keras.Zehan berlari dengan cepat, memegang gadis itu dan membawanya kedalam pelukan. Raut wajah pria itu terlihat sangat khawatir. Jari-jari panjangnya mengusapnya pipi Zeesya. Tangannya gemetar, merasa dejavu dengan apa yang dilihatnya. “Ku mohon bertahan ....” bisiknya panik.Dengan cepat Zehan mengangkat Zeesya, menggendongnya ke sebuah ruang pribadi dekat dengan ball room pesta berlangsung.“Hubungi dokter segera!” Titahnya penuh dengan penekanan. Suaranya keras, mengejutkan bawahan disekitarnya. Rahang pria itu ketat, melihat Zeesya semakin ditelan oleh kesadarannya, dipagutnya wajah gadis itu. Mencoba memberikan CPR.Ditengah rasa sakitnya, Zeesya merasakan udara masuk kedalam paru-parunya.Aiden berlari masuk kedalam. “Zeesya-” panggilnya.Bibirnya kelu melihat apa yang ada dihadapannya saat ini.“Kau...,” ucapnya terputus kepada Zehan.Ia tak bisa melanjutkan perkataannya,
“Selamat pagi Tuan,” ujar Albert, yang merupakan direktur dari Rumah Sakit Afiliasi.Zehan mengangguk singkat, masih sibuk dengan dokumen ditangannya.Albert hanya bisa duduk terdiam, keringat dingin mengalir ditubuhnya. Setelah sekian lama hening, Zehan menutup dokumen ditangannya. Lalu menyesap kopi di meja.“Apa kau ingat pasien ini?” ujarnya sambil melempar dokumen yang dibukanya tadi kedepan direktur itu.Albert dengan cepat membuka dokumen itu, lalu menganggukan kepalanya. “Aku ingin kau melakukan tes dna darahnya dengan darah nyonya Alea.” “Tuan ... pasien baru saja melakukan pemindahan pagi ini,” Ucap Albert gugup.Zehan mengangkat kepalanya, tatapan tajamnya terarah kearah direktur itu. Albert lantas gemetar, ia mengerti hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya pasien ini berbeda.“Maaf Tuan, semua peralatan yang digunakan oleh pasien telah disterilkan oleh mereka.”Mendengar hal itu, tangan Aiden mengep
Dengan marah, Zeesya menepis tangan pria itu dari kedua bahunya. Berjalan kembali ke pintu dan akan memanggil security.Roy menjadi agresif, dipeluknya gadis itu dari belakang. Ia marah melihat reaksi gadis itu yang tidak seperti harapannya. “Zeesya, jawab pertanyaanku. Kenapa hah? Kenapa kau menyembunyikannya dariku?” bisiknya marah ditelinga gadis itu.Zeesya jijik dengan sentuhan pria itu, ia berteriak keras, tapi sayangnya ruang kantornya ini kedap suara.“Kau tidak pernah mencintaiku!” desis pria itu. Ia menarik Zeesya dengan kuat menghempaskan gadis itu ke atas sofa. Zeesya meringis kesakitan, kepalanya terasa sangat pusing. Ia berusaha menahan pria itu yang semakin bertindak tidak senonoh.Tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke wajah Roy, diikuti oleh serangkaian pukulan lain yang bertubi-tubi. ....Zehan berjalan menyusuri lantai paling dasar dari Shine Corporation. Ini adalah pertama kalinya pria itu datang ke perusahaan itu.
Roy menatap tajam pada ayahnya yang hanya santai menikmati minumannya. Apa dirinya tidak berarti dimata ayahnya, hingga bahkan sang Ayah menutup mata dengan masalahnya. “Ayah ...” panggil Roy. Adolf memandang putranya, mendengar panggilannya, ia baru bereaksi. Melihat reaksi sang suami, Jenise berteriak marah “Kau selalu seperti ini! Apa dia bukan putramu, hah? Hanya putraku Roy yang berhak mewarisi keluarga Abraham tidak ada yang lain, Adolf!” Kening pria paruh baya itu berkerut, apa maksud wanita ini tidak ada yang lain? Putranya wanita tercintanya, Alger, bahkan lebih mampu dibandingkan Roy! Jauh lebih pantas dari siapapun. Ia bukan tak menyayangi putra sahnya sendiri. Akan tetapi Jessica, wanita yang telah ia cintai sejak dulu, ia tidak bisa mengecewakannya lagi. “Aku tidak akan memihak di antara kalian! Siapapun yang hebat dia yang akan berkuasa,” ucap Adolf tenang. Jenise terpana, wajahnya merah karena marah. Inilah yang selalu ia d
“Kau dari mana saja?” suara pria itu tertahan dan menggeram. Zeesya terhenti saat akan melepaskan tas dari bahunya. Ia tak mengerti apa yang membuat Aiden terlihat marah seperti ini. “Kantor.” Aiden tersenyum miring, “kantor kau bilang?” Zeesya tenang seperti biasa, “Ya Aiden, ada apa?” Menuangkan segelas air di atas meja. Lalu duduk di sofa di hadapan pria itu. Aiden menjadi lebih aneh, pria itu merubah raut wajahnya dalam seketika dan berkata dengan mendesis “Katakan Zesya, apa kau mau aku membunuh pria itu?” tanyanya dengan sebelah alis terangkat. Membunuh? Siapa yang harus dibunuh? Zeesya meletakkan tas di bahunya ke atas meja duduk di sofa dengan menatap bingung pada Aiden di seberangnya, yang terlihat haus darah. Untuk pertama kalinya Zeesya tak mengenal sahabatnya ini. Melihat pertanyaan dari tatapan gadis itu, Aiden pun memperjelas, “Roy!” ucapnya dengan napas membunuh. Napas Zeesya tertahan, walau sering mendengar bahwa
“Cepat !! Segera siapkan mobil,” perintah Zeesya kepada sang asisten. “Nona ...” panggil Jason, salah satu kepala eksekutif perusahaan yang mendukung Zeesya. Melihat sang CEO sedang bermasalah, membuatnya terhenti menyampaikan informasi. “Jason, tolong bantu saya!” Jason segera mengalihkan tubuh Aiden kearahnya. “Saya akan mengurus disini Nona, pagi ini anda memiliki rapat dengan Stewart Corp, Anda tidak perlu khawatir, silahkan temui Tuan Zehan, Nona” ucapnya dengan cepat. Sungguh sial, Aiden mengutuk didalam hati. Hawa dingin seketika menyerang Jason. “Zeesya ... kumohon ...” lirih Aiden dengan segera mencengkram tangan gadis itu. “Aku akan meminta maaf atas ketidaksopanan ini, tolong segera atur pertemuan ini!” Di depan ruang tunggu, Jason menarik napas panjang lalu masuk dan menyapa, “Maaf atas ketidaknyamanannya Tuan Zehan, Nona sedang tidak bisa menghadiri pertemuan. Disini saya akan mewakili Nona Zeesya.” Dengan penuh keberanian Jason, berusaha berbicara dengan hor
Melihat Aiden telah meninggalkan mansion, Zeesya melangkah menuju kamarnya.Suara kaca pecah bendentang ditengah malam, membuat langkah kakinya terhenti. Bayangan seorang wanita mengenakan piyama tidur tengah berdiri di lantai dua.“Kakak ...”Anna menyapa dengan suara ceria, seakan akan ia tak melihat kekacauan yang terjadi dibawah sebelumnya. Anna berjalan mendekati Zeesya, ia bisa melihat jelas rasa frustasi diwajah Zeesya. “Apa kakak lelah, aku bisa membuatkan sesuatu untukmu!”Ia dengan sigap berjalan menuruni tangga. “Berhenti!”Zeesya tertawa rendah, jangan berpikir bahwa ia tidak tahu bahwa kekasih Anna sedang menunggunya dibawah sana. Menunggu Anna untuk datang menjemputnya dan membawanya untuk bermalam di mansion ini.Zeesya tidka bisa membiarkan mereka berbuat kotor di rumahnya.Anna menghentikan langkahnya, memegang ponselnya dengan erat lalu berbalik melihat kebelakang. “Kenapa kak? Apa ada sesuatu yang kakak i
“Kau dari mana saja?” suara pria itu tertahan dan menggeram. Zeesya terhenti saat akan melepaskan tas dari bahunya. Ia tak mengerti apa yang membuat Aiden terlihat marah seperti ini. “Kantor.” Aiden tersenyum miring, “kantor kau bilang?” Zeesya tenang seperti biasa, “Ya Aiden, ada apa?” Menuangkan segelas air di atas meja. Lalu duduk di sofa di hadapan pria itu. Aiden menjadi lebih aneh, pria itu merubah raut wajahnya dalam seketika dan berkata dengan mendesis “Katakan Zesya, apa kau mau aku membunuh pria itu?” tanyanya dengan sebelah alis terangkat. Membunuh? Siapa yang harus dibunuh? Zeesya meletakkan tas di bahunya ke atas meja duduk di sofa dengan menatap bingung pada Aiden di seberangnya, yang terlihat haus darah. Untuk pertama kalinya Zeesya tak mengenal sahabatnya ini. Melihat pertanyaan dari tatapan gadis itu, Aiden pun memperjelas, “Roy!” ucapnya dengan napas membunuh. Napas Zeesya tertahan, walau sering mendengar bahwa
Roy menatap tajam pada ayahnya yang hanya santai menikmati minumannya. Apa dirinya tidak berarti dimata ayahnya, hingga bahkan sang Ayah menutup mata dengan masalahnya. “Ayah ...” panggil Roy. Adolf memandang putranya, mendengar panggilannya, ia baru bereaksi. Melihat reaksi sang suami, Jenise berteriak marah “Kau selalu seperti ini! Apa dia bukan putramu, hah? Hanya putraku Roy yang berhak mewarisi keluarga Abraham tidak ada yang lain, Adolf!” Kening pria paruh baya itu berkerut, apa maksud wanita ini tidak ada yang lain? Putranya wanita tercintanya, Alger, bahkan lebih mampu dibandingkan Roy! Jauh lebih pantas dari siapapun. Ia bukan tak menyayangi putra sahnya sendiri. Akan tetapi Jessica, wanita yang telah ia cintai sejak dulu, ia tidak bisa mengecewakannya lagi. “Aku tidak akan memihak di antara kalian! Siapapun yang hebat dia yang akan berkuasa,” ucap Adolf tenang. Jenise terpana, wajahnya merah karena marah. Inilah yang selalu ia d
Dengan marah, Zeesya menepis tangan pria itu dari kedua bahunya. Berjalan kembali ke pintu dan akan memanggil security.Roy menjadi agresif, dipeluknya gadis itu dari belakang. Ia marah melihat reaksi gadis itu yang tidak seperti harapannya. “Zeesya, jawab pertanyaanku. Kenapa hah? Kenapa kau menyembunyikannya dariku?” bisiknya marah ditelinga gadis itu.Zeesya jijik dengan sentuhan pria itu, ia berteriak keras, tapi sayangnya ruang kantornya ini kedap suara.“Kau tidak pernah mencintaiku!” desis pria itu. Ia menarik Zeesya dengan kuat menghempaskan gadis itu ke atas sofa. Zeesya meringis kesakitan, kepalanya terasa sangat pusing. Ia berusaha menahan pria itu yang semakin bertindak tidak senonoh.Tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke wajah Roy, diikuti oleh serangkaian pukulan lain yang bertubi-tubi. ....Zehan berjalan menyusuri lantai paling dasar dari Shine Corporation. Ini adalah pertama kalinya pria itu datang ke perusahaan itu.
“Selamat pagi Tuan,” ujar Albert, yang merupakan direktur dari Rumah Sakit Afiliasi.Zehan mengangguk singkat, masih sibuk dengan dokumen ditangannya.Albert hanya bisa duduk terdiam, keringat dingin mengalir ditubuhnya. Setelah sekian lama hening, Zehan menutup dokumen ditangannya. Lalu menyesap kopi di meja.“Apa kau ingat pasien ini?” ujarnya sambil melempar dokumen yang dibukanya tadi kedepan direktur itu.Albert dengan cepat membuka dokumen itu, lalu menganggukan kepalanya. “Aku ingin kau melakukan tes dna darahnya dengan darah nyonya Alea.” “Tuan ... pasien baru saja melakukan pemindahan pagi ini,” Ucap Albert gugup.Zehan mengangkat kepalanya, tatapan tajamnya terarah kearah direktur itu. Albert lantas gemetar, ia mengerti hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya pasien ini berbeda.“Maaf Tuan, semua peralatan yang digunakan oleh pasien telah disterilkan oleh mereka.”Mendengar hal itu, tangan Aiden mengep
“Zeeze ....” teriak suara pria dengan keras.Zehan berlari dengan cepat, memegang gadis itu dan membawanya kedalam pelukan. Raut wajah pria itu terlihat sangat khawatir. Jari-jari panjangnya mengusapnya pipi Zeesya. Tangannya gemetar, merasa dejavu dengan apa yang dilihatnya. “Ku mohon bertahan ....” bisiknya panik.Dengan cepat Zehan mengangkat Zeesya, menggendongnya ke sebuah ruang pribadi dekat dengan ball room pesta berlangsung.“Hubungi dokter segera!” Titahnya penuh dengan penekanan. Suaranya keras, mengejutkan bawahan disekitarnya. Rahang pria itu ketat, melihat Zeesya semakin ditelan oleh kesadarannya, dipagutnya wajah gadis itu. Mencoba memberikan CPR.Ditengah rasa sakitnya, Zeesya merasakan udara masuk kedalam paru-parunya.Aiden berlari masuk kedalam. “Zeesya-” panggilnya.Bibirnya kelu melihat apa yang ada dihadapannya saat ini.“Kau...,” ucapnya terputus kepada Zehan.Ia tak bisa melanjutkan perkataannya,
“Perhatian” Ujar Aiden menginterupsi suasana pesta, suasana menjadi hening dalam sekejap. Tersenyum dengan menawan, Aiden menyampaikan pidato pembukaannya terlebih dahulu. Tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada para tamu yang hadir.....Setelah setengah jam pesta dibuka oleh Aiden, Zeesya datang ke pesta.Karena terpaksa, Zeesya menuruti permintaan pria itu untuk mengganti gaun yang serasi dengan miliknya.Apa daya, dirinya telah berjanji menjadi pasangan pesta pria itu malam ini, demi menghalau para wanita yang mendekatinya.Zeesya turun melalui tangga disudut ballroom, melihat kekiri dan kekanan, ia melihat Aiden yang sedang menyambut seseorang.Aiden menoleh ke arah Zeesya, terpana dengan kecantikannya. Bahagia membuncah dihatinya, senang dan bangga melihat gadis itu akhirnya bisa mengenakan dress yang dengan khusus ia rancang secara pribadi. Meski gadis itu sendiri tidak tau akan hal itu.“Tunggu sebentar Tuan Stewart.” Ujarnya
Puas memandangi gadis itu, Aiden menyalakan mobilnya dan pergi dari sana. Suasana hatinya terasa mendung saat ini, melihat raut wajah gadis yang dicintainya tidak baik, ia bahkan lebih tidak baik lagi.....Dentingan gelas kaca yang sesekali terdengar menjadi latar suasana ball room kapal pesiar itu. Beberapa orang yang hadir dan bertemu dengan koleganya tidak bisa tidak medentingkan gelas kaca mereka.Diiringi oleh musik yang tepat, suasana mewah pesta terlihat lebih baik lagi. Aiden, sang tuan rumah dengan sengaja memilih kapal pesiar ini, yang merupakan kapal pesiar yang sengaja ia datangkan dari negaranya secara pribadi.Malam ini, tibalah saatnya pesta peresmian UBX Technology. Dibawah kepemimpinan Aiden Raymon di Negara L, perusahaan ini adalah salah satu daftar perusahaan sukses di benua itu. Menyaingi Stewart Corporation yang sukses di bidang real estat, UBX Technology adalah perusahaan sukses dibidang Teknologi. “Kau sangat cantik malam