Share

bab 10

Penulis: Sliming
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-04 02:14:00

Keduanya begitu terkejut dengan kedatangan teman-teman Adit, membuat mereka panik. Romi yang mengetuk pintu merasa heran karena lama sekali Adit tidak membukakan pintunya.

“Adit ke mana?” tanya Irwan.

“Mana gue tahu,” jawab Romi. Sambil terus mengetuk pintu. Namun, kali ini lebih kencang dari sebelumnya.

Inez segera merapihkan penampilannya, dia langsung berlari ke arah pintu yang terus di gedor. Mereka semua langsung menatap penuh heran saat pintu terbuka, di mana memperlihatkan sosok Inez.

“Kalian udah balik?” tanya Adit. Yang datang dari arah belakang.

Inez langsung memundurkan langkahnya, membiarkan teman-teman Adit untuk masuk. Mereka silih bergantian melihat ke arah keduanya, dengan tatapan penuh curiga.

“Lama sekali buka pintunya?” kesal Romi.

“Gue tidak dengar,” jawab Adit.

“Kan ada Inez,” ujar Irwan. Seraya menunjuk ke arah Inez yang berdiri di samping pintu.

“Memang kalian gak ada yang dengar?” tanya Iqbal.

“Sudah, kenapa jadi bahas itu,” ucap Rama. Yang tidak terlalu mem
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta Terhalang Restu   bab 11

    Adit yang masih fokus menatap langit yang begitu indah dihiasi bintang, tetapi semua itu berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini. Irwan menepuk bahu Adit, hingga membuat dia terkejut."Bikin kaget aja," ucap Adit seraya memegang dadanya."Sorry," jawab Irwan."Ngapain lo ke sini?" tanya Adit seraya membalik badannya menghadap ke arah Irwan."Gue hanya ingin memastikan, kalau lo baik-baik saja" ucap Irwan.Adit menatap penuh tanya kepada Irwan, tentunya dia bingung mengapa bisa sahabatnya itu berkata seperti itu. Walau dia sadar sudah seharian ini dia lebih suka menyendiri, itu semua agar membuat hatinya lebih tenang."Kenapa?" tanya Irwan. Saat sadar Adit memberikannya tatapan seperti itu."Lo yang kenapa?" jawab Adit seraya memalingkan pandangannya."Gue bertanya, kenapa lo jadi balik tanya," sahut Irwan."Gak usah dibahas. Lebih baik Lo kembali ke dalam, gue ingin sendiri," tutur Adit. Dia kembali membelakangi Irwan yang masih berdiri di tempatnya.Irwan yang memang sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Cinta Terhalang Restu   bab 12

    Inez dan kedua orang tuanya, kembali disibukkan dengan rutinitas mereka. Namun, tidak seperti biasanya. Inez masih terlihat murung, bahkan beberapa kali dirinya tersandung sampai membuat kedua orang tuanya mengingatkan dia agar lebih hati-hati. “Ayah,” panggil Nilam. “Kenapa Bu?” Jawab Pak Edi. “Ibu merasa aneh dengan anak kita,” ucap Nilam. Entah mengapa dia merasa kalau ada sesuatu yang sedang di pikirkan oleh Inez. “Itu hanya perasaan ibu saja, udah ayo,” ajak Pak Edi. Nilam hanya bisa menghela napas panjang, saat mendengar jawaban dari itu. Padahal dia sangat berharap kalau suaminya akan peka terhadap apa yang dia rasakan tentang putri mereka. Inez sama sekali tidak fokus saat membantu mereka, hingga memutuskan untuk kembali lebih awal. Dan sebelumnya dia meminta ijin dulu kepada keduanya. “Ayah, ibu,” panggil Inez. “Kenapa Neng?” Jawab Pak Edi. “Kamu capek?” sambung Nilam. “Gak kok Bu, apa boleh aku pulang duluan?” tanya Inez. “Kirain Ayah ada apa,” sahut Pak Edit. “I

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Cinta Terhalang Restu   bab 13

    Sebelum Inez kembali pulang, dia baru teringat pesan yang harus di sampaikan kepada Adit. “Aku hampir lupa,” ucap Inez. Dia kembali membalik badannya menghadap ke arah Adit. “Lupa apa?” tanya Adit yang masih berdiri di tempatnya.“Nanti sore, ada acara di balai desa,” tutur Inez. “Acara apa? Kami kan harus pulang sore ini,” ucap Adit.“Mungkin akan ada acara perpisahan untuk kalian, aku juga tidak paham. Hanya ayah memberiku pesan seperti itu,” jawab Inez. Adit masih bingung karena sebelumnya tidak di beritahukan perihal hal itu, di tengah kebingungan itu dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Inez segera melangkah pergi setelah memberitahukan pesan dari ayahnya. Sebenarnya Inez merasa sangat sedih karena sebentar lagi dia akan berpisah dengan Adit. Namun, dia sekarang merasa sedikit tenang setelah Adit berjanji akan membawanya ke Jakarta. Adit segera kembali ke rumah, dia tidak ingin membuat teman-temannya semakin curiga. Sedangkan teman-temannya merasa semakin curiga, mereka in

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Cinta Terhalang Restu   bab 14

    Satu bulan berlalu semenjak kepergian Adit, Inez menjadi sosok pemurung. Bahkan cenderung lebih suka menyendiri, hal itu membuat orang tuanya begitu bingung dengan perubahan yang terjadi kepada Inez.Lingkungan tempat mereka merasakan perubahan terhadap dirinya, Inez terkenal ramah bahkan selalu menyapa mereka. Sekarang sudah tidak pernah dia lakukan bahkan terkadang dia berjalan sambil melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Hal itu membuat tetangga mereka penasaran, saat Nilam sedang menyapu halaman. Bu Tantri langsung menghampirinya."Rajin banget Ceu, biasanya Inez yang melakukannya," ucap Bu Tantri."Iya Bu, cuma hari ini dia sedang tidak enak badan," jawab Nilam.Bu Tantri semakin penasaran, dia selalu ingin tahu apapun. Tidak jarang membuat dirinya banyak tidak di sukai, tetapi Nilam berusaha bersikap baik kepada Bu Tantri karena mereka bertetangga. Apalagi selama ini tidak pernah ada masalah di antara mereka.“Ceu Nilam, kok saya merasa Inez akhir-akhir ini berubah,” uca

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Cinta Terhalang Restu   bab 15

    Nilam masih tampak shock mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Adit, sedangkan Pak Edi semakin marah mendengarnya."Jadi itu alasan kalian melakukan hal seperti tadi?" tanya Pak Edi. Menatap keduanya saling bergantian.Nilam langsung menoleh ke arah suaminya, dia tidak mengerti apa yang sedang di katakan olehnya. Inez dan Adit hanya terdiam mendapat pertanyaan itu, mereka sadar bahwa apa yang telah keduanya lakukan itu salah."Maksud Ayah apa?" ucap Nilam. Sembari menatap penuh tanya ke arah Pak Edi, yang masih fokus menatap kepada Inez dan Adit."Ibu tanyakan saja, apa yang telah mereka lakukan. Bahkan ayah sangat malu saat melihatnya," ungkap Pak Edi.Nilam langsung memalingkan pandangan kepada Inez dan Adit, tentu dia ingin jawaban dari apa yang di katakan oleh suaminya beberapa saat lalu."Neng, nak Adit. Tolong jelaskan ada apa ini?" Pinta Nilam.Mereka berdua masih tetap bungkam, bahkan Inez tidak kuasa untuk membuka mulutnya begitu juga dengan Adit."Apa di antara kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Cinta Terhalang Restu   bab 16

    Walau dengan berat hati, Pak Edi dan Nilam. Merelakan putri mereka ikut bersama Adit, semua itu mereka lakukan demi melihat Inez bahagia.Adit dan Inez berangkat pagi sekali, mengingat perjalanan menuju ke Jakarta cukup jauh. Raut bahagia terpancar dari wajah keduanya, terutama Inez yang untuk pertama kali akan menginjakkan kaki di kota besar.Setelah memakan waktu lebih dari 6 jam, mereka telah sampai di depan kediaman Adit. Inez terdiam sejenak terpukau melihat rumah yang begitu megah ada di hadapannya.Biasanya dia hanya melihat di televisi. Namun, sekarang dia bisa melihatnya langsung. Adit yang berdiri di samping Inez tentu paham saat melihat raut wajahnya, menyadari dirinya di perhatikan membuat Inez tampak malu karena terlihat sangat kampungan sekali.“Ayo kita masuk,” ajak Adit. Dia tidak ingin membuang waktu lagi untuk memperkenalkan Inez kepada kedua orang tuanya. Inez hanya menganggukkan kepalanya. Harapannya di sambut baik oleh kedua orang tua Adit pupus sudah, saat mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Cinta Terhalang Restu   bab 17

    “Papi menampar aku?” tanya Adit. Dia masih tidak menyangka bahwa papinya bisa melakukan hal itu. “Iya. Agar kamu sadar,” jawab Hendra.“Sadar!” sahut Adit.“Kamu sudah di butakan oleh gadis kampung itu, jadi terpaksa Papi Mu melakukan itu,” sambung Leli. Adit tersenyum getir, dia tidak percaya bahwa orang tuanya begitu sangat kejam. Apa yang salah jika dia mencintai Inez. “Mami dan papi salah, justru Inez yang membuat aku mengerti arti cinta,” jawab Adit.“Cinta? Apa papi tidak salah dengar?” ucap Hendra. “Papi tidak salah dengar, justru seharusnya kalian tidak memandang seseorang hanya dari kasta saja,” sahut Adit.Dia berusaha membela Inez di hadapan kedunya, karena dia begitu sangat mencintai Inez hingga dia tidak mau kehilangannya. “Baiklah, kalau kamu mencintai wanita itu. Silakan pergi dan kejar dia, tetapi ingat satu hal saat kamu melangkah keluar dari rumah ini maka pintu rumah ini akan tertutup selamanya,” ucap Hendra. “Kamu pikir cinta itu segalanya? Seharusnya kamu p

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Cinta Terhalang Restu   bab 18

    Inez terus berjalan tanpa tahu tujuan, dia masih tidak menyangka bahwa akhir dari kisah cintanya dan Adit berakhir menyakitkan seperti ini. Dia memutuskan untuk kembali pulang, dengan uang seadanya yang dia miliki tentu cukup untuk ongkos ke sana. Dengan langkah gontai dia mencari terminal terdekat. Penampilannya yang begitu berantakan menjadi pusat perhatian setiap orang yang melihatnya. Tetapi Inez tidak memperdulikan hal itu. Hari masih sangat gelap Inez telah sampai kembali di desa, dia terdiam sejenak sambil kembali mengingat saat akan pergi bersama Adit. Senyum mengembang di wajahnya tetapi semua berbanding terbalik sekarang. Nilam masih sibuk bersih-bersih rumah. Namun, dia langsung berhenti saat melihat Inez datang dalam keadaan yang begitu sangat menyedihkan. “Neng. Kamu kenapa?” tanya Nilam. Inez masih terdiam seribu bahasa, bahkan raut kesedihan begitu jelas terlihat dimatanya. “Jawab ibu, kamu kenapa?” tanya Nilam kembali. Bukanya memberikan jawaban Inez justru mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09

Bab terbaru

  • Cinta Terhalang Restu   bab 30

    Nia membantu merawat Inez dan juga bayinya, mengingat dia hanya seorang diri bahkan ini pengalaman pertama baginya, walau tidak memiliki pengalaman. Namun, Nia telaten dalam mengurus bayi membuat Inez semakin kagum dengan sosoknya.Tetapi di sisi lain Inez semakin merasa berhutang budi banyak kepada Nia, karena rela menutup tokonya sementara demi membantu dirinya. “Mbak, terima kasih banyak. Maaf kalau aku jadi merepotkan,” ucap Inez. “Kamu jangan ngomong gitu, aku senang bisa bantu kamu,” jawab Nia. Dia langsung memberikan Devano kepada Inez untuk di beri asi, setelah semua selesai karena hari sudah sore Nia berniat untuk berpamitan karena dia harus segera pulang. “Nez. Kamu gak apa-apa kalau aku tinggal?” tanya Nia. “Iya Mbak,” jawab Inez. Nia sekarang lebih tenang setelah mendapatkan jawaban seperti itu, dia langsung bersiap-siap tidak lupa menggendong Devano terlebih dahulu sebelum dirinya pulang. Waktu terus berjalan tanpa terasa kini Devano berusia 6 bulan, Inez memberika

  • Cinta Terhalang Restu   bab 29

    Satu Minggu berlalu Inez yang merasa bosan berada di rumah terus memutuskan untuk berkunjung ke toko. Namun, saat hendak melangkah tiba-tiba dia merasakan perutnya sakit. “Aduh,” ucap Inez sambil memegangi perutnya. Inez langsung menyandarkan diri sambil menarik napas supaya rasa sakit di perutnya mereda, setelah merasa lebih baik dia segera mengambil tas dan bergegas pergi. Selama perjalanan menuju toko sesekali dia merasakan kontraksi yang tidak terlalu sering. Namun, masih bisa di tahan. Dia langsung menarik napas lega setelah sampai di depan toko setelah perjuangan berjalan ke sana sambil merasakan perutnya yang sesekali terasa sakit. Dia menunggu sebentar setelah melihat masih banyak pembeli di sana, sambil sesekali mengelus perutnya yang terasa kencang.“Nez. Kenapa kamu di sini?” tanya Nia. Tanpa sengaja dia melihatnya berada di dekat toko. “Aku mau main Mbak, Cuma tadi lagi rame jadi menunggu di sini,” jawab Inez sambil berjalan menghampiri Nia. Wajah Nia begitu sangat b

  • Cinta Terhalang Restu   bab 28

    Inez mulai tampak lelah karena sekarang kandungannya sudah memasuki usia 9 bulan. Namun, dia masih semangat bekerja. Sering kali Nia mengingatkan agar dia mengambil cuti supaya tidak terlalu lelah, tetapi Inez masih masih semangat dan kuat untuk tetap bekerja. “Apa kamu belum mau ambil cuti?” tanya Nia. “Belum Mbak, lagian aku masih kuat,” jawab Inez. “Tapi aku sangat khawatir,” ucap Nia. “Gak usah khawatir Mbak, aku baik-baik saja,” jawab Inez. “Ya sudah. Tapi kalau kamu capek istirahat, jangan terlalu di paksakan,” sahut Nia. “Iya Mbak,” jawab Inez. Sebenarnya Nia sudah merasa tidak tega saat melihat Inez, tetapi karena semangat dan keras kepalanya membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan sering kali dia meminta Inez untuk sering beristirahat tapi tidak pernah di dengarkan. Nia menatap Inez dengan tatapan yang sulit di artikan, mungkin kalau dirinya ada di posisi seperti Inez saat ini dia pasti sudah menyerah. Tidak terasa matanya langsung berkaca-kaca saat mengingat k

  • Cinta Terhalang Restu   bab 27

    Leli yang memang sudah mengatur pertemuan untuk Adit dan Keyla, meminta agar putranya itu bersiap-siap karena mereka akan pergi ke rumah keluarga Wiguna. Yang tidak lain orang tua dari Keyla.“Kenapa harus secepat ini?” tanya Adit. Dia tidak pernah mengira bahwa perjodohan yang di usulkan oleh Maminya begitu cepat.“Bukannya lebih cepat itu lebih baik,” ucap Leli.“Benar, lagian apa yang kamu tunggu?” Sambung Hendra. “Aku belum siap,” ujar Adit. Keduanya langsung kaget saat mendengar hal itu, tentu mereka tidak menyangka kalau Adit akan mengatakannya. “Apa?” tanya Leli. Seraya menatap dengan tatapan kesal kepada Adit. “Aku memang setuju untuk bertemu dengan wanita pilihan kalian, tetapi tidak secepat ini,” ucap Adit. “Jangan membuat masalah,” sahut Hendra.Dia segera beranjak dari duduknya saat merasa kalau Adit sedang mempermainkan mereka berdua. “Pokoknya. Mami tidak mau dengar apa pun, kita akan pergi malam ini,” ucap Leli.Sungguh Adit semakin tidak habis pikir, mengapa ora

  • Cinta Terhalang Restu   bab 26

    Kehidupan Inez mulai membaik setelah dirinya bekerja, bahkan dia merasa bersyukur memiliki bos seperti Nia. Yang selalu memerhatikan apa pun tentang dirinya hingga membuat dia tidak merasa sendirian lagi. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan kehidupan yang Adit  jalani, semenjak lulus kuliah dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, hal itu membuat kedua orang tuanya berniat untuk mengajarkan Adit mengelola perusahaan yang kelak akan menjadi miliknya. Beberapa bulan berlalu. Namun, sikap Adit masih dingin bahkan dia cenderung lebih suka mengurung diri di kamar, hal itu membuat kedua orang tuanya memikirkan rencana untuk mencarikan calon istri untuk Adit. Hendra tahu bahwa putranya belum bisa lepas dari bayang-bayang wanita itu, memutuskan untuk mengajak membantunya di perusahaan. Adit menolak permintaan Papinya karena dia merasa tidak cocok bekerja di sana, terlebih dia tidak tertarik dengan dunia bisnis.

  • Cinta Terhalang Restu   bab 26

    Hari pertama bekerja Inez begitu sangat bersemangat bahkan terkadang dia sampai lupa untuk beristirahat, hal itu membuat Nia begitu kesal karena Inez tidak mementingkan asupan makanan untuk calon bayinya.“Kamu belum makan?” tanya Nia.“Belum Mbak, nanti saja,” sahut Inez. “Sekarang kamu makan dulu, ini sudah lewat jam makan siang. Nanti biar itu aku yang selesaikan,” ucap Nia. Dia segera menarik roti yang tengah di susun Inez.“Tapi Mbak, ini tinggal dikit lagi,” jawab Inez. “Baiklah! Kalau kamu mau selesaikan ini. Tapi mulai besok tidak perlu datang kesini lagi,” kesal Nia. “Kalau gitu, aku makan dulu Mbak,” ucap Inez Dia hanya mengangukan kepalanya sebagai jawaban.Mendengar Nia berkata seperti itu Inez mau tidak mau menurut karena dia tidak ingin sampai kehilangan pekerjaannya, dia segera melangkah pergi ke ruangan belakang di mana Nia suda

  • Cinta Terhalang Restu   bab 24

    Inez terus berjalan tanpa tujuan, iya memiliki harapan agar bisa mendapatkan pekerjaan walau kemungkinannya sangat kecil sekali. Karena dia tahu bahwa banyak orang pasti tidak tega memperkerjakan dirinya yang tengah mengandung.Hingga dia tiba di persimpangan jalan sejenak menoleh ke kanan dan ke kiri, terlihat begitu ramai kendaraan lalu lalang. Merasa lelah dia memutuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir jalan.Dia kembali melihat sisi dompetnya yang hanya menyisakan uang satu lembar, hatinya begitu sedih kenapa nasibnya seperti ini. Untuk mendapatkan pekerjaan pun sangat sulit baginya, cobaan hidup ini hampir membuat Inez tidak mampu untuk bertahan tetapi dia sadar bahwa ada bayi yang harus dia perjuangkan membuatnya kembali bersemangat.Inez merasa lapar hingga pandangannya tertuju ke arah sebuah toko roti, dia segera beranjak dari duduknya dan berjalan ke sana. Seketika matanya membulat saat melihat harga roti yang terpampang di depan etalase toko. “Mahal sekali,” batin In

  • Cinta Terhalang Restu   bab 23

    Inez bisa beristirahat setelah perjalanan yang cukup melelahkan, dia mulai merebahkan tubuhnya sambil menatap ke arah langit-langit kamar kontrakan. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan dengan cepat dia kembali bangkit. Dia melihat sisa uang yang masih dia miliki, raut wajahnya seketika berubah saat melihat dua lembar uang merah yang tersisa di dalam dompetnya. Tentu saja uang itu hanya cukup untuk beberapa hari saja, apalagi mengingat dia hidup di kota besar dan semua harus di beli. Membuat dirinya berpikir untuk mencari kerja demi memenuhi kebutuhan dan biaya persalinannya kelak. Dia kembali ke merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tipis yang sudah tersedia di sana. Pagi harinya Inez yang sudah rapi segera melangkah keluar rumah kontrakannya, dia membeli roti serta air mineral untuk sarapan sebelum pergi mencari pekerjaan. Pemilik warung merasa heran karena melihat Inez hanya membeli roti dan air mineral saja, hingga rasa penasarannya muncul. Apalagi melihat kondisinya yang te

  • Cinta Terhalang Restu   bab22

    Keputusannya untuk pergi ke Jakarta sudah bulat, walau kedua orang tuanya tidak setuju akan hal itu tetapi Inez masih bersikeras. Nilam berusaha membujuk Inez agar mengurungkan niatnya, tapi semua itu sia-sia karena Inez tetap pada pendiriannya. “Biarkan saja Bu. Memang dia pikir hidup di kota itu mudah,” ucap Pak Edi. “Ayah jangan bicara begitu,” jawab Nilam.“Benar apa yang dikatakan ayah, kalau hidup di sana tidak mudah. Tetapi kalau aku pergi kalian tidak perlu malu lagi,” ucap Inez.“Kamu jangan dengarkan ayah, ibu mohon tetap di sini,” pinta Nilam. Inez tidak berkata apa pun lagi, dia segera melepaskan tangan Nilam yang sejak tadi menahannya agar tidak pergi. Dengan berat hati dia harus meninggalkan desa di mana tempat dia dilahirkan dan seluruh kenangannya. Nilam begitu histeris melihat kepergian putrinya, tetapi tidak dengan ayahnya yang hanya menatap yang sulit di artikan. Sejenak Inez terdiam di ambang pintu sebelum menetapkan hatinya dan lalu beranjak pergi.Inez meras

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status