Orion bertekad, sekeluarnya nanti ia dari sini, ia takkan membiarkan Russell begitu saja. Apapun akan ia usahakan meskipun sulit dan dihalang-halangi dokter Kenneth.
Siang itu ia mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menerima jatah santap siang dari seorang staf Lab Barn yang tak ingin banyak bicara. Hanya mengatakan bahwa Orion sudah sehat kembali dan siap untuk diizinkan keluar dari ruang isolasi nanti sore.
Sebelum pria berbaju hazmat itu pergi, Orion segera menahannya dengan pertanyaan, "Tunggu dulu, Tuan. Aku mendengar dua suara tembakan. Apa yang terjadi di luar sana?"
Staf Lab Barn itu mengangkat bahu, "Entahlah, kami masih belum yakin, Tuan Delucas. Yang jelas, sekitar pukul sepuluh dua orang asing yang ternyata sudah bereanimasi tertembak di kepala. Pelakunya bukan pegawai kita. Jenazah mereka telah dievakuasi, dibawa kemari dan dimasukkan ke ruang jenazah oleh dokter Kenneth untuk diteliti. Hanya itu yang saya ketahui. Saya mohon diri, selamat
"A-a-apa? Makan siang hanya berdua saja denganmu? Ta-ta-tapi, aku..." Rani dibuat jengah dengan ajakan dadakan itu. Ia tahu, Leon sedikit banyak memiliki kuasa dan andil di sini. Sebagai calon utama penerus Lady Rose, kedudukannya sama saja dengan ibunya; tak ada yang dapat melawan begitu saja apalagi hanya dengan alasan-alasan lemah. "Uh, baiklah, asal kita tak berlama-lama," Rani mendapatkan satu alasan yang jitu, "bagi gadis Evernesia sepertiku, lama-lama berduaan saja dengan pria yang tak memiliki hubungan keluarga selalu dianggap kurang sopan. Biasanya kami keluar makan atau pergi jalan-jalan bersama anggota keluarga lain atau didampingi teman-teman sepergaulan." 'Dan sesungguhnya aku diam-diam sudah menikah secara resmi dengan ayah sambungmu!' batin Rani sambil berharap Leon takkan berani berbuat macam-macam. Leon tergelak. "Aww, sungguh sebuah kebudayaan Everasia yang menarik. Baiklah, Nona, thank you very much, and no worries, aku ha
Akhirnya hari kembali senja, langit merah kelam berangsur-angsur menghitam tanpa bintang. Daerah perbukitan sekitar kompleks Delucas yang biasanya diterangi titik-titik kecil lampu dari kediaman dan pertanian lokal malam ini gelap gulita. Pembangkit tenaga listrik lokal kota kecil sudah tak berfungsi, entah telah 'jatuh' akibat sabotase atau karena tak ada lagi seorang pegawaipun yang bisa bekerja. Chestertown dan sekitarnya telah berubah total menjadi 'kota hantu'. Barangkali para penduduk yang selamat alias para 'survivor' sedang bersembunyi karena takut tertular, maupun karena sudah jatuh sekian korban. Tak ada media massa yang sempat mensurvei atau meliput, semuanya terjadi begitu cepat hanya dalam satu-dua malam! Orion baru saja diizinkan keluar dari ruang isolasi. Ia terlebih dahulu diperiksa para staf Lab Barn secara intensif agar bersih menyeluruh dari ciri-ciri terinfeksi virus Octagon. Dinyatakan sehat, ia segera dijemput oleh Henry Westwood yang d
'Huh, belum lagi 24 jam, dia sudah datang! Dasar pria serakah tak tahu diuntung... Kalau saja aku tak bisa menahan diri, dia sudah akan ku...' Lady Rose sudah hendak menumpahkan segala hal buruk yang terlintas di benaknya, membiarkan semua orang tahu betapa berat beban yang ia tanggung. Akan tetapi keberadaan Orion, yang paling tidak diharapkannya untuk mengetahui masalah ini, membatalkan semua itu. Suaminya tak boleh sampai tahu apapun, atau pernikahan palsunya akan terbongkar!"Oke, aku segera ke sana! Aku bukan wanita pengecut, hanya ingin semua terlaksana, berjalan mulus sesuai rencanaku yang semula!" Wanita itu, sama seperti kemarin malam, telah mengenakan semua pelindung tubuh plus senjata api tersembunyi di baliknya. "Tuan Henry, dokter Kenneth, kalian ikut denganku! Dear Orion, Leon dan Grace, kalian tunggu saja di ruang makan. Juga para pegawai yang tak memiliki kepentingan, tetaplah berkumpul di sini hingga para tamu itu selesai kami urus
"Jadi, apakah Anda dan semua anggota keluarga sudah siap untuk menerima kami? Just be a good Samaritan, Lady Rosemary Delucas. Aku percaya Tuhan akan memberkati keluarga Anda berlipat kali ganda atas semua kebaikan dan kemurahan hati yang Anda tunjukkan malam ini," ujar Edward Bennet dengan suara keras agar semua yang ada di luar pintu gerbang maupun di halaman ikut mendengar, tentu saja dengan nada setengah menyindir."Huh, apa boleh buat. Tetapi Anda harus memegang janji. Jika berani-berani melanggar, kami tidak akan bertanggung jawab. Ingat baik-baik, kami yang berkuasa penuh di tempat ini, Anda tak boleh bertindak seenaknya, apalagi sampai melanggar batas yang telah ditentukan!""Oh, tentu saja, syukurlah jika begitu! No problem, Anda adalah The Lady of The House! Cepat, bukalah pintu gerbang ini! Karena dalam perjalanan kemari tadi kami sempat berpapasan dengan beberapa sosok mencurigakan. Kami tak ingin mereka menyusul hingga kemari. Se
"Uh... sungguh Kak, idemu kali ini sangat gila, keterlaluan, bodoh dan berbahaya! Sebaiknya tidak, Leon. Aku tak ikutan! Bukankah pagar listrik dan CCTV sudah kembali aktif? Kita juga bisa ketahuan!" Grace buru-buru berusaha mencegah niat nakal kakaknya. "Hei, aku lahir duluan 3 tahun darimu, aku tahu banyak jalan rahasia di kompleks ini, mungkin sudah semuanya. Denahnya pun telah kubuat bertahun-tahun lamanya saat senggang. Ternyata banyak sekali spot yang tak terjamah CCTV, apalagi diberi pagar listrik! Kita bisa menyelinap keluar seperti tikus-tikus got!" Leon malah tambah bersemangat. Orion segera menguatkan pendapat Grace, "Same here, I can't say that I'm agree. Menurutku, jangan coba-coba keluar dulu. Karena kita tak tahu apakah Chestertown masih cukup aman untuk dijelajahi!" Tak hanya masalah itu, ia sebenarnya ingin sekali keluar berdua saja bersama Rani. Kali ini tentu saja dengan perlindungan protokol kesehatan dan alat bela diri memadai (atau sead
"Si-si-siapa di luar sana?" sekali lagi Rani memanggil. Lama tak ada yang menyahut. Ia mulai merasa khawatir. Apakah ada CCTV di ruang makan? Apakah Lady Rose maupun dokter Kenneth sudah mendengarkan semua yang Leon rencanakan? Apakah ia akan 'ditangkap'? "It's me..." 'Suara itu!' Mendengarnya, jantung Rani melonjak kegirangan tanpa diminta. Ia sudah sangat merindukannya walau baru beberapa saat lalu 'bertemu'. "O-o-orion?" "Ya, ayo cepat buka, sebelum ada orang lain yang lewat!" Energi Rani seakan pulih seketika tanpa perlu asupan vitamin atau istirahat. Tanpa berpikir panjang ia berlari kecil ke pintu. Wajah tampan yang ia rindukan muncul menyapa walau tertutup sebentuk masker. "Ayo, cepat masuk." Orion masuk, ia kelihatan girang bisa tiba dengan selamat di paviliun Rani. "Aku beruntung, sepertinya kegiatan di lahan kosong belum lagi selesai, semua orang pasti masih berada di sana memantau kedatangan
Malam turun semakin larut. Semua kegiatan 'check-in' para tamu bawaan Edward Bennet masih berlangsung, terpusat di lahan kosong kompleks Delucas. Lady Rosemary masih memantau semuanya dari kejauhan. Perutnya terasa semakin lapar, namun kekerasan hati masih menghalanginya untuk berangkat ke ruang makan main mansion mendahului dokter Kenneth. 'Harus kupastikan mereka semua masuk ke dalam lalu kukurung baik-baik hingga tak ada orang yang bisa keluar atau masuk! Aku tak ingin ada satupun dari orang-orang ini berjumpa dengan orang kompleks, apalagi keluargaku dan Orion! Sial betul, padahal malam ini aku ingin menikmati makan malam bersamanya dan juga malam pertama yang tak pernah ada!' rutuk sang wanita penguasa dalam hati. "Maaf, Rose, sebelumnya kuberitahukan, setelah ini akan akan cukup lama berada di Lab Barn untuk memantau semua 'spesimen reanimasi' alias zombie baru yang kita dapatkan!" Kenneth di sisinya memecah lamunan. "Oh, tentu saja tak apa-apa, itu urusan pekerjaanmu! Urusan
"Orion, please..." "More?" "Yes. But not tonight. Kita harus segera pergi." "Oh, no. I want to wake up here with you!" "Lain kali saja. Ayolah, jangan sampai aku berubah pikiran dan tak mau ikut lagi.." "Well, kita harus menemani anak-anak itu. We can't change their minds, anyway." Mereka tak bisa berlama-lama melakukan kenikmatan khusus suami istri yang satu itu karena waktu hampir menunjukkan pukul 12 malam. Orion mau tak mau menyudahi semua, bergegas membenahi diri sebisanya lalu mengucap salam kepada Rani, "Terima kasih... Bersamamu benar-benar telah membuatku lupa diri dan waktu. Kita tak bisa berlama-lama di sini. Aku duluan. Kau janji segera menyusulku, Sayang?" "Baiklah! Be careful!" "You too! Jangan lupa bawa ponselmu, walau mungkin kita takkan sempat atau bahkan bisa menggunakannya. Entah masih ada sinyal telekomunikasi atau tidak di Chest
"I won't ever forget you, Orion. Begitu pula Rani. Kalian berdua akan kuingat selama sisa hidupku!"Bunker itu cenderung nyaman, malah terkesan elegan-mewah. Segalanya tersedia; listrik, bahan pangan, obat-obatan hingga fasilitas bintang lima lainnya. Sangat berbeda dengan dunia atas yang bertambah tak karuan. Lab Barn masih terbakar hebat. Entahlah dengan Kompleks Delucas yang barangkali mulai porak-poranda. Di lokasi bawah tanah ini, Lady Rosemary Delucas terpacak bersama puluhan survivor. Kedua anak kandungnya mengalami luka parah. Entah bagaimana kondisi Leon dan Grace yang sedang berjuang mempertahankan hidup. Mereka masih dalam perawatan darurat staf Lab Barn yang selamat dan ikut turun bersama penghuni Kompleks Delucas lainnya. Lady Rosemary belum mampu menjenguk mereka, batinnya masih sangat terguncang."Aku berjanji, suatu hari nanti akan keluar dari sini dan melakukan pembalasan, Orion, Maharani, Magdalene! I won't ever forget you all, just wait and see!"**********Beberapa
"Bagaimana sekarang, Orion?""Lari, Rani. Mungkin ini tindakan pengecut, tapi kita memang tak punya apa-apa, tak bisa melumpuhkan makhluk ini. Meskipun aku masih punya ide...""Tuan Dokter! Mengapa Anda malah berbuat ini?" Wanita misterius yang mengantarkan Kenneth turut terkejut."Tak usah ikut campur. Terima kasih telah mengantarkanku kemari, tetapi kau juga kini tak kubutuhkan lagi! Saksikan saja pertunjukannya dan semoga terhibur. Lazarus, go go go. Kejar mereka. Lakukan apapun yang kau inginkan. I don't care. Ha ha ha ha ha!" Kenneth tak menghiraukan, hanya tertawa-tawa."Rani, kita segera keluar dari Kompleks Delucas. Mungkin kita harus berkorban, namun tidak di sini. Kita giring Lazarus sejauh mungkin... Segera, ke sepeda motorku!""Ba-ba-baik..." Rani setuju, "Cepat! Namun bagaimana dengan Anda, Ma'am?" Ia masih sempat-sempatnya bertanya kepada wanita pengantar Kenneth."Aku akan baik-baik saja, just leave. Aku belum sempat mengenal Anda berdua, Nona. Namun aku yakin kalian ora
"Ka-kami-kami bukannya tak mau membukakan pintu untuk Anda, Ma'am, tapi kami khawatir jika para penghuni kompleks ini sampai keluar dari sini. Di dalam sini mungkin sedang 'chaos', tetapi di luar sana, dunia juga sedang berakhir. Lady Rose tahu hanya Kompleks Delucas yang masih punya banyak cadangan sumber daya. Sangat berbahaya apabila dunia luar sampai tahu semua ini, juga apabila mereka memutuskan untuk kembali... Maka beliau dengan tegas melarang..."Alasan panjang lebar petugas jaga itu tak bisa diterima Sang Wanita Misterius. Diam-diam dalam genggaman tangannya ada sepucuk handgun, yang ia keluarkan dan acungkan ke petugas di balik gerbang ganda besi. "Tuan, Anda pilih, nyawa Anda atau buka gerbang ini sekarang juga!"Petugas itu gentar seketika. Meskipun ia patuh pada titah Lady Rose, ia tak mampu menyangkal ia pun takut kehilangan nyawa. "Ba-ba-baiklah!"Tak lama, pintu gerbang terbuka setelah barikade-barikade disingkirkan. Para survivor yang tak sabar hendak keluar seketika
"Jika tidak kulakukan sekarang juga, sesungguhnya aku takkan pernah bisa 'beristirahat dengan tenang' walau dalam bunker nyaman penuh pangan dan segala kebutuhan hingga akhir zaman!" monolog Lady Rosemary sambil menggenggam erat sesuatu dalam saku kanan jubahnya."Mama!" Grace segera pergi dari sisi Rani dan tiba di sisi Sang Bangsawati, belum menyadari apa yang ibunya akan lakukan."Grace, kau pulang juga! Cepat, tunggu apa lagi? Segera masuk ke bunker utama bersama kakakmu yang sudah berada di sana untuk dirawat! Jangan habiskan waktumu di sini!" tepis Rose saat putrinya berusaha memeluk seperti tadi Grace lakukan pada Rani."Ta-ta-tapi Mama juga harus ikut, aku kembali karena menurut titah Papa Orion! Ayo, Ma!" Grace merengek dan meraih lengan ibunya, menarik ke arah bunker. Namun Lady Rose teguh bertahan, "Kau saja dulu, masih ada urusan Mama yang belum selesai di sini!"Suatu firasat buruk tetiba menghinggapi Grace. Ibunya tadi sudah mengeksekusi Edward Bennet Si Pendeta Pengkhian
Orion tak perlu memastikan bahwa ia sedang berhadapan dengan sosok yang mungkin akan menjadi lawan pamungkasnya. Mungkin juga hal terakhir yang dilihatnya di dunia ini. Bukan teman, bukan musuh, bukan siapa-siapanya. Akan tetapi pada titik ini hanya ada satu yang akan selamat, entah dirinya sendiri atau..."Lazarus!"Sosok pria beranggota tubuh asimetris tinggi besar yang keluar dari dalam kobaran api itu sedang terbakar hebat. Namun tubuh hangusnya seolah-olah takkan pernah habis. Bagaikan boneka arang raksasa nan masih panas membara, ia melangkah perlahan. Semakin dekat ke tempat di mana Orion dan Grace berada.Orion berseru selantang mungkin, "Grace, tunggu apa lagi? Cepat pergi dari sini!""Tapi, Orion, aku... Ba-ba-baiklah, aku..." hampir pingsan karena sesak lahir batin, Grace tak mampu lagi menahan diri, "Orion, terima kasih, selamat tinggal, good luck!" Berurai air mata, Sang Putri Bungsu akhirnya berbalik dan angkat kaki secepat yang ia bisa."Terima kasih kembali, Grace, suda
"Anda harus menolongku, Ma'am! Sebab dunia ini , secara harfiah, sebenarnya berada dalam genggaman tanganku!"Kenneth tak tahu mengapa ia tiba-tiba saja mengatakan hal itu kepada wanita asing penyelamatnya, yang baru saja ia kenal. Ia teringat pada hal penting yang sedang ia kerjakan, sesuatu yang belum lama ini ditemukannya secara 'kebetulan'. Ia merasa harus segera menunaikan tugasnya, jika tidak...Wanita itu menggeleng, "Tidak mungkin, dan aku sama sekali tak mengerti. Apa maksud Anda, Tuan?""Aku sesungguhnya seorang dokter, ilmuwan yang secara rahasia turut bekerja sama dengan EHO, sayangnya vaksin untuk mencegah Octagon-33 belum sempat kami temukan dalam waktu sesingkat ini! Virus kali ini jauh lebih sulit dan ganas daripada Virus Hexa-19. Seiring penelitianku, aku berhasil menemukan antivirus sebagai pengganti peluru dan cara membunuh zombie! Seiring itu, kemarin aku bahkan menemukan suatu cara lagi untuk 'menghidupkan' kembali zombie yang sudah mati! Hebat, bukan? Meskipun bel
Bagai tersadar dari mimpi, Lady Rose tersentak. Diturunkannya senjata, akhirnya tak jadi mengeksekusi wanita muda yang pasrah itu. "Walau seandainya Nona Maharani Cempaka tidak ada lagi, itu juga takkan bisa mengubah fakta jika kegilaan betul-betul terjadi! Cepat atau lambat, kita semua pada akhirnya akan mati!"Orion belum terlalu lega, namun ia sedikit banyak merasa harus bersyukur. "Rose, terima kasih. Meskipun kau telah mengelabui keluargaku, akan tetapi kurasa kau masih punya sebetik hati nurani dan kesempatan. Sekarang, kami mohon bawa Leon dan Grace pergi jauh-jauh dari sini! Kurasa memang sudah tiba saatnya semua kegilaan ini diakhiri. Walau dokter Kenneth tak hadir di sini, meski seharusnya ia yang bertanggungjawab atas segalanya, saatku telah tiba, aku rela menjadi pahlawan." Orion tahu bahwa tak ada pilihan lain. Di antara mereka semua kini hanya ia satu-satunya pria dewasa yang dapat menembak dengan jitu. Mungkin itu bisa menolong untuk beberapa saat, memperpanjang hidup s
"Nona Maharani Cempaka! Jika benar kau penyebab putraku Leon jadi terluka parah seperti ini, apalagi jika ia sampai mati, kau juga harus menanggung semua akibatnya!"Suara lantang Lady Rosemary Delucas itu membuat semua orang makin terdiam. Tak ada yang berani membantah kata-katanya. Senjata api dalam genggamannya takkan segan-segan ia kokang dan letuskan seperti saat mengeksekusi Edward Bennet, Sang Pendeta Gadungan."Tidak. Sebaliknya, kami malah berusaha keras menyelamatkan anak Anda. Sesungguhnya Leon hendak bunuh diri dalam misi 'Go Downtown for Hunting' yang gagal!" Rani akhirnya berhasil mengumpulkan segenap keberanian dan mengeluarkan semua uneg-unegnya.Sesaat dua saat Lady Rose terdiam, namun alih-alih terkesan, ia malah berseloroh, "Oh, jadi aku sekarang harus bersyukur, berterima kasih dan menyembahmu, wahai Ibu Guru Perebut Suami Orang?"Masih di bawah todongan Magnum 'istri pertamanya' itu, perlahan Orion berkata untuk membela 'istri keduanya', istrinya yang sejati, "Maha
Pintu ganda Lab Barn nan kukuh dan tinggi besar itu bergetar semakin hebat. Seseorang atau sesuatu sepertinya sedang mengamuk di baliknya. Terkunci di dalam, sepertinya para staf berhasil membuatnya kesal. Meraung-raung tak jelas sambil berusaha keras untuk mendorong dengan segenap tenaga, ia takkan berhenti sampai berhasil membobol jalan keluar satu-satunya!"Monster mengerikan macam apa sebenarnya yang ada di balik sana?" Lady Rose masih berusaha keras menyelidiki apa yang terjadi, menginterogasi staf-staf Lab Barn yang tampak sangat ketakutan itu."Tidak tahu, Ma'am. We're not really sure. Sebenarnya tak ada yang benar-benar tahu makhluk 'hidup' seperti apa di balik pintu itu. Dokter Kenneth Vanderfield pernah berkata bahwa ia berusaha menemukan vaksin. Namun bersamaan dengan proyek itu ia juga berhasil menemukan antivirus atau toksin yang bisa membunuh Virus Octagon. Ya, seperti senjata rahasia yang kini ia bawa ke misi pencarian bahan bakar di Chestertown itu. Sayangnya, ia menutu