Home / Romansa / Cinta Si Mantan Sugar Baby / BAB 67| Aku hanya Boneka

Share

BAB 67| Aku hanya Boneka

Author: Bella
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini aku mendatangi Yumna bersama kedua adikku, uang yang kubawa sudah menipis, tidak lama lagi tidak ada uang yang bisa kugunakan.

Setelah tiba di tempat Yumna, aku segera menghubunginya. Tidak lama ia pun muncul dengan wajah berseri-seri. “Hai, sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu, Alice?”

Aku tersenyum tipis, “Seperti yang kamu lihat, aku baik saja. Bagaimana dengamu?”

“Tentu saja aku baik-baik saja! Masuklah, maaf kalau rumah ini tidak sebagus rumahmu.” Aku menggeleng tegas.

“Tidak apa yang kamu katakan, rumahmu sangat bagus bahkan aku tidak memiliki rumah untukku pulang.” Ucapku lembut.

Yumna memandang Javin dan Joana, “Hei, apa kalian sudah baik-baik saja? Apa tidak lelah saat ke sini, hm?”

Javin menjawab dengan wajah datarnya, “Tidak, kami baik-baik saja, terima kasih!” sedang Joana tersenyum tipis.

“Kalian ingin makan apa, aku akan si

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 68| Pria Brengsek

    Sebenarnya, ke mana arah kehidupanku? Setelah jauh darinya, pikiranku masih saja tertuju padanya. Apakah dia tahu bahwa aku hanyalah korban saja? Apakah dia akan menelponku dan mengajakku kembali? Apakah dia akan mengatakan padaku bahwa dia masih menyukaiku walau yang sudah terjadi sebelumnya? Aku berusaha untuk menghilangkan dia dari pikiranku, tapi ketika kebenaran menghantamku, dia kembali memenuhi isi pikiranku. Apakah usahaku selama ini hanya sia-sia saja? Mataku terpejam, bayangan kebersamaanku dengan Naka justru menari-nari. Hal itu membuatku kesal, mengapa melupakannya begiu sulit untuk dilakukan? Apakah aku begitu bodoh sampai tidak bisa menghilangkan hal yang membuatku kesakitan? “Lupakan, Alice! Naka dan Pak Dean adalah sumber masalah. Orang normal akan melupakan dan menjauhi sumber masalah.” “Lihatlah kedua adikmu, apakah kondisi mereka baik-baik saja setelah semua yang terjadi. Tidak, ‘kan?” sisi lain dari

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 69| Aku Berjanji

    Ia memegang tanganku, “Mendengar kamu mengatakan itu, aku jadi ingin memanggilmu idiot. Cepat ceritakan, apa yang terjadi padamu?”Aku menghela napas, “Jangan memanggilku wanita bodoh setelah kamu tahu apa yang terjadi denganku. Jika kamu berjanji, aku akan menceritakannya.”“Kamu mengatakan itu membuatku ingin memanggilmu wanita idiot mulai sekarang. Tapi karena aku penasaran, aku akan berjanji tidak akan memanggilmu wanita idiot.”Aku menggaruk kepalaku, “Kamu sudah berjanji, jadi jangan melanggarnya!”Yumna mengangguk, “Iya, cepat ceritakan!”Aku menyugar rambut ke belakang, “Jadi saat aku tiba di kota tempatku berkuliah, aku tidak tahu bagaimana, tapi koperku tertukar. Aku sadar saat sudah datang di tempat kosku, aku menghubunginya karena ada informasi pribadinya di dalam koper. Aku dan pria asing ini bertemu di Kafe dekat tempatku tinggal.” Yumna langsung memotong.

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 70| Pria Aneh

    “Uang tabukanku akan habis, aku tidak bisa selamanya menumpang di tempat Yumna.” Aku berujar lirih, ujung tanganku memijit pangkal kening.Aku menatap komputer jinjing di atas meja, “Tidak apa, lagipula aku tidak akan kuliah lagi.”Air mataku menetes, “Aku ingin kuliah sejujurnya. Tapi sampai kapan aku akan bersikap egois? Aku sudah merasakan hidup yang baik saat ayah ada, sekarang adikku tidak akan merasakan kebahagiaan lagi. Setelah ayahku tiada, Javin dan Joana kesepian dan hidup serba kekurangan.”Setelah memindahkan beberapa data-data penting dari komputer jinjing, aku mengiklankannya di Internet.“Aku tahu ini tidaklah mahal, tapi aku yakin uangnya bisa bertahan sampai aku menemukan pekerjaan.”Aku sudah mengirimkan beberapa surat lamaran pekerjaan, belum ada satu pun yang menghubungiku, aku sedikit stress dibuatnya.Javin masuk ke dalam kamar, “Kakak, apa aku boleh ikut Club Dance?

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 71| Otak yang Berbeda

    “Mana adikmu?” ini adalah pertanyaan yang kesekian kalinya.“Sebentar lagi adikku akan keluar.” Aku pun menjawabnya dengan jawaban yang sama.Ia diam samabil menatap jalanan, “Mana adikmu?”“Kalau kamu tidak bisa menunggu, kamu bisa pulang sekarang, Adam.” ucapku dengan senyuman tipis.Ia menggaruk kepalanya, “Kamu tidak merasa kepanasan?”Aku menatap batang lehernya, “Kulitmu memerah, sepertinya terbakar, ya?”Adam sedikit melompat menatapku, “Benarkah? Apa bisa kamu memeriksanya lebih dekat?”Aku mengangguk, “Mendekatlah,”Tubuhnya mendekat, aku memeriksa batang lehernya, “Apa ini terasa panas?”Ia mengangguk, “Sedikit. Alice, apa aku akan menjadi butiran debu seperti vampire?”Hilang sudah rasa kasihanku padanya atas kalimat yang baru Adam katakan. Aku menatapnya datar, “Tidak, kamu akan

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 72| Hukuman

    “Alice, semangat bekerja! Ini adalah hari pertamamu, jadi kamu harus berhati-hati.” Aku mengangguk samar.“Aku mengerti, terima kasih, Yumna.”“Aku dengar dari Jo, kemarin kamu membawa pria. Apa itu pacar barumu?”Aku menggeleng, “Tidak, dia temanku.”Yumna mengangguk, “Ah, benarkah? Jo bilang pria kemarin mengajak ke taman bermain. Wah, Alice memiliki wajah cantik adalah kelebihan, belum lama kamu di sini sudah ada pria yang tertarik padamu. Sedangkan aku, pria yang kusukai tidak tertarik padaku, pria asing pun tidak ada yang tertarik padaku.”Aku memandang Yumna datar, “Aku tidak tertarik padanya, kalau kamu suka aku akan mengenalkannya padamu.”“Oh, jadi pesona pria kemarin masih jauh dari mantan pacarmu, ya? Apa pria kemarin tampan?”Aku mengangguk, “Ya, lumayan, tapi otaknya sedikit terganggu.”Yumna menjawab dengan kekehan keci

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 73| Mengapa Kita Baru Bertemu?

    “Alice, apa kamu tidak pusing membaca buku itu terus-terusan?”Aku menggeleng tanpa mengatakan apapun.Ia kembali mendumel, “Ah, semua gara-gara si cabe itu, kamu jadi tidak menjawab pertanyaanku.”Aku menutup buku lalu menatapnya tajam, “Adam, aku sedang belajar, kalau aku gagal nanti malam, aku bisa dipecat.”Adam menjawab dengan kekehan di bibirnya, “Baiklah, ternyata kalau kamu serius terlihat seperti monster. Menakutkan!”Aku hanya meliriknya saja.Aku mengampil ponselku lalu menatap jam, “Astaga, bagaimana ini Javin dan Joana sebentar lagi pulang. Aku lupa memberitahu Javin kalau hari ini aku sudah bekerja.”Adam menatapku, “Ada apa? Kenapa wajahmu seperti orang ketakutan?”Aku menggeleng saja, “Tidak ada.”“Kalau ada sesuatu, katakan saja. Aku akan membantumu.”Aku menggeleng, “Tidak perlu. Tidak ada masala

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 74| Teman Pria Terbaik

    Aku memijit kepalaku, terasa sangat pusing. Adam berucap membuatku menoleh menatapnya, “Ada apa? Kenapa kamu memanggilku?”“Kamu membutuhkan bantuan? Aku sedang menganggur, aku bisa menolongmu.” Aku menggeleng.“Tidak, ini tugasku. Aku yang harus mengerjakannya.”Ellie menimpali, “Astaga, nasibmu malang sekali mengerjkaan yang bukan tugasmu. Kamu terlihat kesulitan, mau kubantu, Alice?”Aku menggeleng, bagaimana bisa aku membiarkan orang lain mengerjakan tugasku. Ini hanya tugas mudah, tidak wajar jika aku meminta bantuan Adam maupun Ellie.“Tidak, aku bisa mengerjakannya. Terima kasih.”Ellie menghela napas, ia tersenyum lalu menjawab, “Hm, baiklah. Katakan kalau kamu kesulitan, jangan ragu aku akan membantumu.”Adam menatap jam tangannya, “Lihat, sebentar lagi jam pulang. Kalau kamu lupa, nanti malam kita akan rapat. Tugas dari cabe lebih penting daripada

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 75| Wanita yang Menyebalkan

    Sejak kemarin, Adam selalu mengirimiku pesan singkat. Ia berkata berulang kali di dalam pesan singkat, “Alice, datanglah ke kantor. Jangan takut, aku tidak akan membiarkanmu diusir oleh David.”Atau ….“Jika kamu tidak bekerja di sini, aku juga tidak akan bekerja. Aku tidak suka bekerja tanpamu, Alice!”Membaca pesan singkat yang dikirimkan Adam membuatku terkekeh pelan. Aku jadi membayangkan bagaimana wajahnya saat mengetikkan pesan itu, sudah pasti sangat menggemaskan. Eh ….Aku menatap ke depan, saat ini aku sedang bekerja menjadi kasir di supermarket dekat rumah. Gajinya tidak sebesar gaji perusahaan tempatku bekerja kemarin, tetapi tak masalah setidaknya aku tidak menganggur dan mendapatkan pemasukan.“Ini saja, kak? Apakah tidak ingin pulsa? Pulsa sedang diskon, kak.” Ujarku ramah.Pelanggan menggeleng, raut wajahnya terlihat datar sekali. Aku meneguk ludahku dan segera memberikan belan

Latest chapter

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 113| Jadilah Keluargaku

    MATAKU berkaca-kaca ketika berdiri tepat di depan makam diva. Aku memejamkan kedua mataku dengan tangan yang bergetar.“Alice ….” Suara lirih itu terdengar membuatku mendongak menatap Naka.Aku mengusahakan diri untuk tersenyum tipis. “Aku tidak apa, Naka.” ujarku pelan.Naka mengangguk tipis, ia jongkok di depan makam dengan kedua tangannya menaruh bunga yang sudah ia persiapkan sebelumnya.“Diva, kunjungan kali ini … aku datang bersama Alice. Bukankah kamu merindukan temanmu, hm?” Naka terkekeh setelah mengatakan itu.“Sudah lama, ya … Gavin sekarang sudah bisa memukul keningku. Putramu itu sepertinya memiliki dendam pribadi, setiap bertemu pasti tangannya menuju keningku.” Naka menggerutu sambil tertawa.Aku meliriknya, sikap Naka sekarang terlihat jelas jika ia sedang sedih. Aku jongkok tepat di sampingnya. “Maaf … seharusnya aku menemuimu sejak dulu. Sekarang … kita tidak bisa mengobrol seperti dulu lagi.”Aku membasahi bibir bawahku, tanganku memainkan bunga baru yang tersebar d

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 112| Benar atau Tidak?

    Aku tertegun mendengarkan perkataannya. Jadi aku memberanikan diri untuk menatap kedua bola matanya dalam-dalam. “Apa maksudmu?”Naka terkekeh singkat. “Aku membayangkan jika kita bisa bersama seperti dulu.”“Berhentilah berkhayal, itu tidak akan pernah terjadi.” Ujarku ketus.“Bagaimana jika itu bisa terjadi?” suara bisikan Naka terasa hangat menyapu bagian leherku. Ia mulai mengecupi disepanjang leherku. Sedang mataku terpejam dengan kedua tangan terkepal kuat-kuat.“Alice, kamu bahkan tidak menolakku.” Ucapnya setelah lima menit berlalu.Aku langsung mendorongnya menjauh. “Menjauh dariku!” ujarku dingin, aku menunduk menyembunyikan wajahku yang terasa memanas.“Jangan seperti ini lagi, aku tidak menyukainya!”Setelah mengatakan itu, aku membalikkan badanku segera. Lenganku dicekal cukup kuat, tubuhku ditarik untuk lebih dekat dengannya. Ia langsung saja menyatukan bibir, tanganku bergetar dengan kepalan yang kuat.Aku ingin sekali mendorong tubuhnya, tetapi tanganku tak bisa digera

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 111| Memuja

    Setelah Naka mengatakan ada tempat yang harus kukunjungi, rasa penasaranku meningkat. Jadi, aku menyetujuinya.Naka membawaku menuju sebuah kamar yang letaknya sedikit di belakang, dekat dengan gudang. Melihatnya, aku sedikit bingung dan was-was apa yang akan Naka lakukan.Begitu pintu terbuka, suasana ruangan yang Naka tunjukkan padaku terasa begitu familiar. Aku mengamatinya dengan pandangan yang berbinar.“Kamar ini ….” Ucapku dengan suara tertahan, aku cukup kagum dengan nuansa kamar ini. Pasalnya, beberapa barang di kamar ini terasa manis bila dilihat.“Alice, apakah kamu merasakan sesuatu?” tanya Naka pelan.Aku mengangguk semangat. “Kamarnya terasa hangat, siapa pemilik kamar ini?”Naka berjalan mendekatiku, ia memegang pergelangan tanganku lalu menuntunku untuk mendatangi sebuah lemari kaca yang di dalamnya dipenuhi oleh boneka. Aku sangat mengenali boneka itu, jadi aku menatapnya dan berkata. “Boneka ini, bukankah ini adalah milikku?”Aku membuka lemari kaca lalu memeriksanya

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 110| Kebiasaan yang Masih Diingat

    Seperti ucapannya, Naka benar-benar tidak mengizinkanku untuk pergi dari rumahnya. Pada akhirnya, aku bermalam di rumahnya dengan perasaan setengah kesal.“Aku mengerti, aku akan bermalam di rumahmu.” Ucapku dengan penuh kekesalan.Setelah aku mengatakan itu, Naka tertawa bahagia. Ia mendekatkan tubuhnya ke arahku lalu berbisik tepat di telinga. “Kamu sendiri yang mengatakannya, jadi jangan menyesal.”Ia mengedipkan matanya dengan genit, aku bergidik ngeri melihatnya. “Aku tidak mau tidur sekamar denganmu!”“Eh, aku tidak mengatakan itu. Tapi jika kamu menginginkan untuk tidur bersamaku, yah aku tidak akan menolaknya, Alice.” Ia berkata sambil tertawa mengejek.“Apa-apaan, aku tahu isi kepalamu. Sudahlah, lebih baik aku pulang sekarang.” Ucapku dengan kesal.Naka menghentikan langkahku, ia berjalan semakin mendekatiku. “Aku hanya menggodamu. Baiklah, kamu tidurlah di kamarku, aku akan tidur di kamar lain. Di rumahku ada banyak kamar kosong, jadi tidak perlu menginap di tempat lain.” I

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 109| Keputusannya

    Aku datang menemui Javin. Dia sudah memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemennya. Aku membawakan makanan kesukaannya dan menunggunya hingga waktunya pulang bekerja.Melihat suasana apartemennya, terasa begitu menenangkan. Sepi.Aku membaringkan tubuhku di kursi empuk, tanpa sengaja kesadaranku hilang. Aku terlelap hingga Javin datang membangunkanku.“Kenapa kakak tidak memberitahuku jika ingin datang berkunjung?” tanyanya sambil berjalan membawakan segelas air.“Aku hanya ingin menumpang beristirahat saja.” Ucapku sambil terkekeh.“Ada apa?” pertanyaan dari Javin membuatku melepaskan gelas yang kupegang.“Javin, menurutmu apakah seseorang perlu untuk menjadi jahat?” tanyaku tanpa menatap wajahnya.“Kak, setiap manusia memiliki sisi baik dan jahat. Jika sisi baik dan jahat lebih mendominasi, menurutku bisa merugikan diri sendiri atau orang lain. Tapi di sini, jika porsi baik dan jahatnya seimbang, itu lebih bagus.” Javin menatapku lurus dengan wajah dingin khasnya.“Apa yang ingin

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 108| Pengkhianatan

    Aku memukul lengannya kuat-kuat, kesal karena perkataannya berhasil membuat jantungku berdebar. “Apa yang kamu katakan?”“Aku hanya bercanda, kamu dari tadi tegang terus. Ada apa?” jawabnya seperti tak berdosa.“Itu karena kamu. Parfum itu menggangguku, cepat ganti baju sana!” ucapku pada akhirnya, persetan dengan rasa malu, aku benar-benar tidak bisa mengontrol isi pikiranku sekarang.“Memangnya apa yang salah dengan parfumku? Bukannya kamu paling menyukai bau parfum ini?” Naka malah mendekatkan tubuhnya ke arah tubuhku.“Coba cium, bukannya bau ini terasa menenangkan?” ia berkata sambil terkekeh pelan.Aku mendorongnya menjauhi tubuhku. “Ganti bajumu atau aku pergi?”Setelah aku mengatakan itu, ia menurut. Tangannya terangkat untuk melepas bajunya dan aku langsung terpekik kaget. “Jangan membuka bajumu di sini, aku seorang wanita, Naka!”“Alice, kamu sudah terbiasa melihat tubuhku. Ada apa denganmu?” ia tak menghiraukan ucapanku dan kembali melanjutkan kegiatannya untuk melepaskan b

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 107| Perkara Parfum

    Saat makan malam bersama Naka, banyak hal yang diobrolkan bersamanya. Mendengarkan tentang kota yang pernah menjadi saksi bisu kehidupanku, mendengarkan teman-teman yang kukenal semasa kuliah. Aku jadi merindukannya.“Mungkin salah satu alasanmu berhenti untuk berkuliah, karena masalah hubungan kita waktu itu. Aku benar-benar menyesal, aku terlalu menyakitimu, Alice.” Naka menunduk, ia lagi-lagi mengatakan itu.“Naka, berhentilah membahas masa lalu. Apa yang terjadi saat itu, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku juga bersalah, seharusnya aku lebih kuat agar bisa menolak Dean. Seharusnya aku tidak kehausan saat melihat kenyamanan yang Dean tawarkan. Bukankah aku yang salah?” ucapku lembut.“Saat Diva tahu masalah itu, awalnya dia sangat marah padaku. Diva menyalahkanku karena bersikap kasar padamu.” Naka mengatakan itu dengan bola mata yang berkaca-kaca.“Diva benar-benar orang yang baik, aku sangat beruntung pernah menjadi temannya. Saat itu, kamu pernah bilang mengenai permintaan D

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 106| Maksud yang Tersembunyi

    Setelah cuti cukup lama, hari ini aku memutuskan untuk mengakhirinya. Suasana kantor terasa berbeda, mungkin karena aku sudah terlalu nyaman dengan suasana rumah setelah cuti sangat lama.Aku langsung saja menuju ke ruanganku, tumpukan kertas yang menggunung menyambutku. Aku menghela napas, mencoba mengerjakannya dengan semangat.Hari ini, tepat lima hari sudah berlalu setelah makan malam bersama Naka. Pria itu, kembali menghubungiku lagi untuk makan siang bersama, katanya ada hal yang ingin dibicarakan.Jadi aku menyetujuinya dan memberikan alamat kantorku padanya. Saat jam sudah menunjukkan waktu makan siang, aku segera menuju parkiran.Di sana, Naka berdiri di depan mobil berwarna hitam dengan senyuman tipis. Ia melambaikan tangannya ke arahku. “Alice,” serunya pelan.Aku mengangguk tipis berjalan ke arahnya. Di belakangku, suara Adam memanggil namaku membuat langkahku berhenti.“Alice!” teriaknya.Tubuhku terasa kaku, seperti baru saja ketahuan sedang melakukan kesalahan. Aku mena

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 105| Ibu dari Gavin

    Setelah pertemuanku dengan Naka, tepat dua minggu setelahnya Naka menghubungiku. Ia mengajakku untuk bertemu di sebuah restoran di pusat kota.Malam ini, aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya. Entah apa yang ingin ia katakan padaku, walau begitu pikiranku merasa perbincangan ini bukan sesuatu yang baik.Aku menyiapakan diriku sebaik-baiknya. Walau banyak kejutan yang terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini, kenyataan yang akan kuterima nantinya pasti tetap membuatku terguncang.“Sudah lama menungguku?” ucapku ketika sampai.Naka menggeleng dengan senyuman tipis khas pria itu. “Tidak, aku juga baru datang. Duduklah,”Naka mengulurkan buku menu. “Malam ini, aku akan mentraktirmu makanan enak. Jadi pesanlah.”Aku menerima buku menu sambil sesekali menatapnya.“Alice, apa kamu ingat saat pertama kali kamu mengenalku? Saat itu, aku sudah lama mengenalmu, tapi kamu sama sekali tidak mengenalku. Di kampus, hanya kamu yang tidak mengenalku.” Ia menatap gelas di tangannya sambil terkekeh pel

DMCA.com Protection Status