“Kapan pembukaan rumah mode milikmu?” Eldrion bertanya pada Ravenna yang duduk di sebelahnya.“Dua minggu lagi.”“Berikan beberapa undangan padaku, aku akan memberikannya pada rekan-rekan kerjaku.”Ravenna tidak akan menolak bantuan dari Eldrion, nyatanya menjadi istri Eldrion akan memberikan begitu banyak manfaat baginya.“Freya akan mengirimkannya pada Tuan Yael nanti.”“Apakah kau lelah?”“Tidak.”“Ayo tinggal di rumah kita lagi.”“Tuan Eldrion, kita belum menikah lagi.”“Baiklah.” Eldrion tidak akan berkeras. Satu bulan tidak akan terlalu lama.“Menginaplah di rumah kakek malam ini.”“Baik.”Senyum tampak di wajah Eldrion, sikap Ravenna saat ini masih tidak sehangat di masa lalu, tapi tidak apa-apa. Yang terpenting adalah Ravenna sudah bersedia kembali bersamanya.Setengah jam kemudian, mereka sampai di kediaman Theodore.Ravenna segera mencari putranya, sedangkan Eldrion, pria itu membuat panggilan. Ia memberikan arahan pada kepala pelayan di kediamannya untuk merapikan setiap s
Di tengah malam, Eldrion pergi ke kamar Ravenna. Pria itu tidak bisa tidur, jadi ia memutuskan untuk memeriksa apakah Ravenna sudah tidur atau belum, dan ia menemukan bahwa Ravenna sudah terlelap.Eldrion melangkah menuju ke ranjang, ia naik ke atas ranjang dengan pelan lalu berbaring di sebelah Ravenna. Eldrion sudah benar-benar menjadi pria yang tidak tahu malu.Aroma tubuh Ravenna menusuk indera penciuman Eldrion. Aroma ini adalah aroma yang ia rindukan setiap malamnya.Perlahan Eldrion menarik Ravenna ke dalam dekapannya. Setelah itu ia baru bisa menutup matanya dan tertidur dengan damai.Malam ini adalah tidurnya yang paling nyenyak dalam lima tahun terakhir ini.Pagi harinya Ravenna terjaga lebih dahulu dari Eldrion. Ia terkejut saat membuka mata yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan Eldrion yang sedang terlelap.Ravenna melihat ke bawah, tangan Eldrion melingkar di perutnya. Memeluknya dengan lembut.Ravenna bertanya-tanya, sejak kapan Eldrion berada di ranjangnya.Wan
Malam ini Ravenna kembali ke kediamannya sendiri, ia membiarkan Quillon tidur di kediaman Theodore karena ia pulang terlambat.Beberapa menit yang lalu Eldrion telah menghubungi Ravenna, pria itu menanyakan tentang keberadaan Ravenna.Ponsel Ravenna berdering lagi. Dan itu adalah panggilan dari Eldrion.“Buka pintunya, aku ada di depan.”“Untuk apa Anda ke sini, Tuan Eldrion?”“Aku hanya ingin melihatmu.”“Tuan Eldrion, ini sudah larut. Kembalilah.”“Jika kau tidak membukakan pintu, aku akan menunggu di luar.”“Terserah Anda.” Ravenna memutuskan panggilan itu.Ravenna naik ke atas ranjangnya lalu menutup matanya. Sayangnya, ia tidak bisa tidur. Ia memikirkan Eldrion, jika pria itu benar-benar masih menunggu maka ia pasti akan kelelahan.Saat Ravenna membukakan pintu, benar saja Eldrion masih ada di sana. Laki-laki sialan ini! Ravenna mengumpat di dalam hatinya.“Apa yang Anda inginkan?” Ravenna menatap Eldrion sedikit kesal.Eldrion tersenyum kecil. Ia mendekati Ravenna lalu kemudian
Sore harinya Eldrion bertemu dengan Seraphim di tempat yang telah disebutkan sebelumnya.“Silahkan duduk, Nona Sera.”“Ya, terima kasih.” Seraphim duduk berseberangan dengan Eldrion.“Jadi, Tuan Eldrion, apa yang ingin Anda bicarakan?”“Aku ingin mengetahui banyak hal tentang Ravenna. Seperti makanan yang ia sukai dan tidak ia sukai, warna yang ia sukai, aliran musik yang ia sukai, jenis film yang ia sukai dan hal-hal lain yang ia sukai.”Seraphim sedikit tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Jadi, Eldrion memintanya untuk bertemu karena pria itu ingin mengetahui hal-hal yang disukai oleh Ravenna.Seraphim cukup menghargai usaha Eldrion, tampaknya kali ini Eldrion tidak akan membiarkan Ravenna jatuh cinta sendirian lagi.“Apa yang akan aku dapatkan jika aku memberimu informasi? Anda tahu kan, tidak ada yang gratis di dunia ini.” Seraphim sedang mencari peruntungan dengan menggunakan Ravenna.“Kau bisa meminta apapun.”“Apapun?”“Ya.”“Bagus, aku ingin mobil edisi terbatas yang bar
Keesokan paginya, di lingkaran sosial kelas atas beberapa foto Aerin dan Eldrion yang diambil dari sudut yang pas tersebar di beberapa grup obrolan.Foto-foto itu juga berada di sebuah grup obrolan alumni sekolah menengah mereka sehingga Seraphim yang ada di dalam grup itu juga melihatnya.Seraphim menghubungi Ravenna dengan segera.“Apakah kau sudah melihat foto-foto Eldrion dengan Aerin? Sepertinya foto itu diambil di malam hari.”“Foto apa?”“Aku akan mengirimkannya padamu.” Seraphim dengan cepat menggerakan tangannya. Foto-foto di grup obrolan segera terkirim ke Ravenna.Ravenna tidak ada di dalam grup itu karena Ravenna tidak begitu dianggap di sekolah mereka. Dan Ravenna sendiri tidak keberatan tentang hal itu. Ia pikir grup seperti itu tidak cukup penting untuk hidupnya.Ravenna membuka pesan yang dikirim oleh Seraphim, ia melihat beberapa foto di mana Aerin tampak mengelus dada Eldrion.Foto itu telah diedit sebelumnya. Tidak tampak air yang tumpah di jas Eldrion. Juga terlih
Eldrion terpana menatap Ravenna yang saat ini berdiri di tengah-tengah ruagan berbentuk lingkaran yang tadi ditutup oleh kain penghalang.Ravenna mengenakan gaun pengantin berwarna putih yang dihiasi taburan permata. Ia terlihat seperti putri dari negeri dongeng.Ini adalah pertama kalinya Eldrion melihat Ravenna dalam balutan gaun pengantin yang indah. Di pernikahan sebelumnya, ia hanya melihat Ravenna mengenakan gaun pengantin sederhana.Pemilik toko, manajer serta pelayan yang membantu Ravenna mengganti pakaian sudah bisa menilai bahwa Eldrion puas dengan gaun yang dipakai oleh Ravenna saat ini.Eldrion yang mengenakan setelan berwarna hitam segera mendekati Ravenna. Di dunia Eldrion saat ini hanya ada dirinya dan Ravenna saja.“Kau sangat cantik, Ravenna.” Eldrion memuji Ravenna masih dengan tatapan takjub.“Terima kasih,” seru Ravenna.“Apakah kau menyukai gaun ini?”“Ya. Ini terlihat indah.” Ravenna di masa lalu, tidak terlalu menyukai barang-barang mewah dan ebrlebihan. Ia lebi
Wajah Miranda terlihat tidak senang saat Eldrion mengatakan bahwa pria itu akan menikah dengan Ravenna lagi. Miranda benar-benar heran, apa sebenarnya lebihnya Ravenna disbanding dengan Aerin atau Ysoria.Hanya karena seorang Ravenna, Eldrion bahkan rela membuat klarifikasi.Meski sangat tidak setuju, Miranda tidak bisa mengatakan apapun terkait dengan kehidupan pribadi Eldrion.“Itu bagus, Nenek berharap semuanya akan berjalan dengan lancar,” seru Elizabeth, adik nenek Eldrion.“Terima kasih, Nenek,” seru Eldion. “Dan aku memiliki hal lain yang ingin dikatakan selain tentang rencana pernikahanku dengan Ravenna.”Tatapan Eldrion kini berpindah pada Miranda, dan itu membuat jantung Miranda berdegub tidak nyaman. Miranda mulai berkeringat dingin.“Aku ingin Miranda dikirim ke luar negeri dan tidak kembali lagi ke negara ini.”“Eldrion?” Miranda segera bereaksi.“Ada apa, Eldrion?” tanya Thomas, ayah Amanda. Ibu dan kakak Amanda juga memiliki pertanyaan yang sama.“Kalian pasti tahu meng
“Aku minta maaf karena telah mengundang Nona Aerin kemarin malam.” Mike merasa bersalah. Ia mengira bahwa Eldrion cukup akrab dengan Aerin, itulah sebabnya ia bersikap ramah pada Aerin.“Tidak apa-apa.” Eldrion tidak akan menyalahkan Mike, ia tahu bahwa Mike tidak memiliki maksud buruk sama sekali terhadapnya.“Sepupumu benar-benar gila. Aku kira setelah dia mencoba membiusmu waktu itu dia akan berhenti, tapi ternyata dia masih saja melakukan hal menjijikan lainnya.” Oliver sangat tidak habis pikir terhadap tindakan Miranda.“Miranda akan dikirim ke luar negeri. Dia tidak akan pernah kembali ke negara ini lagi.”Ketiga teman Eldrion tidak heran jika Eldrion bersikap kejam, Miranda memang sudah melewati batasan. Miranda adalah saudara Eldrion, ia seharusnya tidak mengkhianati Eldrion seperti itu.“Aku tidak mengerti kenapa Miranda bisa melakukan hal seperti itu,” seru Oliver. “Aku juga tidak menyangka bahwa seorang Aerin Miller juga akan melakukan trik murahan untuk menarik perhatian
Mata Ravenna ditutup oleh sebuah kain penutup. Wanita itu dituntun oleh Eldrion dan Quillon menuju ke sebuah tempat.Ravenna sangat penasaran ke mana ia akan dibawa oleh suami dan anaknya.“Apakah masih belum bisa dibuka?” Ravenna bertanya.“Sebentar lagi, Bu.” Quillon menjawab pertanyaan ibunya.Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah ballroom. Tempat itu telah didekorasi dengan indah. Ada sebuah panggung di depan sana. Juga ada layar lebar di sisi kanan dan kirinya. Penutup mata Ravenna dilepaskan lalu kemudian Quillon memegang bunga. “Selamat ulang tahun, Ibu.”Hati Ravenna sangat tersentuh. “Terima kasih, Sayang.” Ia menerima buket bunga dari putranya.“Selamat ulang tahun, Istriku.” Eldrion memberikan kecupan di kening Ravenna.“Terima kasih, Suamiku.”Setelahnya Ravenna mulai melihat ke sekelilingnya. Ia berada di tempat yang bisa menampung ribuan orang, tapi sekarang di sini ia hanya berdiri dengan anak dan suaminya.“Ayo duduk.” Eldrion membawa Ravenna ke tempat duduk
Bulan madu Eldrion dan Ravenna telah berakhir. Keduanya ini telah berada di kediaman Theodore.“Ayah, Ibu, bagaimana? Apakah aku sudah akan memiliki adik?” Quillon bertanya dengan penuh harapan pada orangtuanya.Ravenna tertawa kecil mendengar pertanyaan putranya, ia tidak akan menjawab pertanyaan itu dan membiarkan Eldrion yang memberikan pengertian pada putranya.“Sayang, Ayah dan Ibu sudah sangat berusaha, tapi sepertinya usaha kami kurang keras. Ayah dan Ibu akan berusaha lebih keras lagi nanti sehingga Quillon akan memiliki adik dengan cepat.”Quillon mendesah. “Sayang sekali, padahal aku benar-benar sangat menginginkan seorang adik.”Ravenna menarik putranya ke dalam dekapannya. “Sayang, memiliki seorang adik bukan sesuatu yang mudah. Jika Quillon bersungguh-sungguh maka Quillon harus berdoa pada Tuhan.”“Baik, Ibu. Aku akan mulai berdoa pada Tuhan agar Tuhan memberikanku adik.”“Anak pintar, Tuhan pasti akan mengabulkan doamu.” Eldrion mengelus kepala Quillon dengan penuh kasih
“Ayah, Ibu, aku ingin adik perempuan.” Quillon bicara pada Eldrion dan Ravenna yang akan pergi untuk berbulan madu tanpa membawa Quillon bersama mereka.Eldrion tertawa kecil. “Ayah akan berusaha keras untuk mewujudkan keinginanmu. Jadilah baik selama Ayah dan Ibu pergi.”“Baik, Ayah.” Quillon menjawab dengan patuh.“Baiklah, Ayah dan Ibu pergi dulu. Sampai jumpa lagi, Jagoan. Ayah sangat mencintaimu.” Eldrion mengecup puncak kepala Quillon.Ravenna menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Ibu sangat mencintaimu, Sayang.”“Aku juga sangat mencintai Ayah dan Ibu. Selamat bersenang-senang, Ayah, Ibu.” Quillon berkata dengan ceria.Sebagai seorang anak ia tidak menutut ikut orangtuanya yang akan berbulan madu ke Maldives. Ia diberitahu oleh kakeknya, jika ia menginginkan adik maka ia harus membiarkan orangtuanya pergi berdua saja.Quillon mengerti dengan cepat, ia ingin menjadi seorang kakak, jadi ia memilih untuk tinggal bersama dengan kakek buyutnya.Eldrion dan Ravenna kemudian pergi m
Hari pernikahan Eldrion dan Ravenna tiba. Semua tamu undangan telah mengisi aula megah yang disulap seperti negeri di atas awan.Ada begitu banyak bunga segar di dalam ruangan itu. Eldrion menghabiskan begitu banyak uang untuk pesta pernikahan yang luar biasa untuk Ravenna.Di dalam ruangan khusus, saat ini Ravenna telah mengenakan gaun pengantin dengan bagian bawah yang mengembang. Ia terlihat seperti seorang putri dari sebuah kerajaan. “Ibu, Ibu sangat cantik.” Quillon terus memuji Ravenna. Bocah laki-laki itu sangat suka memandangi ibunya yang baginya tampak seperti peri.“Kau juga terlihat sangat tampan, Sayang.” Quillon mengenakan setelan jas berwarna putih, anak laki-laki itu terlihat sangat tampan dan menggemaskan.Waktu bagi Ravenna untuk memasuki aula pernikahan tiba. Ravenna menggenggam tangan Quillon, di belakangnya ada Seraphim yang menjadi pengiring pengantin.Ravenna sudah mengatakan pada Seraphim untuk tidak perlu menjadi pengiring pengantinnya karena ia tahu kondisi
Setelah berpikir semalaman, Seraphim akhirnya memutuskan untuk mempertahankan janin yang ada di kandungannya. Selain itu ia juga berpikir untuk memberitahu Alejandro. Bukan karena ia ingin meminta pertanggung jawaban dari pria itu, tapi karena ia pikir Alejandro berhak tahu tentang kehamilannya.Hari ini Alejandro datang ke kota ini untuk menghadiri pesta penikahan Ravenna dan Eldrion yang akan diadakan lusa.Seraphim menunggu Alejandro di sebuah restoran, ia merasa sedikit gugup. Harus dari mana ia memulai membicarakan tentang kehamilannya.Hai, selamat kau akan menjadi ayah, aku hamil.Seraphim menggelengkan kepalanya, ia harus basa-basi terlebih dahulu. Alejandro mungkin akan terkena serangan jantung jika mendengar apa yang ia katakana.Saat Seraphim sibuk berpikir, Alejandro tiba. Pria itu mendekati Seraphim.“Maafkan aku sedikit terlambat.” Pria itu segera duduk di seberang Seraphim.“Ya, tidak apa-apa,” balas Seraphim.“Kau belum pesan makanan?”“Belum.”“Mari kita pesan makana
Satu bulan berlalu, rencana pernikahan Eldrion dan Ravenna yang sempat tertunda akan segera dilanjutkan. Undangan yang baru telah disebar.Pernikahan Eldrion dan Ravenna akan diadakan dalam satu minggu lagi.Keamanan di sekitar Eldrion dan Ravenna ditingkatkan. Eldrion memastikan bahwa tidak akan ada yang bisa mengacaukan rencana pernikahannya dengan Ravenna lagi.Tidak ada banyak hal yang perlu Eldrion dan Ravenna siapkan, karena mereka akan tetap menggunakan semua yang sudah mereka siapkan untuk pernikahan mereka yang sempat dibatalkan.Siang ini Ravenna pergi ke restoran untuk makan siang dengan Seraphim. Sejak Eldrion masuk rumah sakit, ia sudah lama tidak keluar dengan Seraphim.Seraphim beberapa kali mengunjunginya, tapi ia tidak bisa bepergian dengan Seraphim bahkan hanya untuk makan saja karena kondisi Eldrion dan Quillon.Lalu, setelah Eldrion sadarkan diri, Seraphim memiliki pekerjaan di luar negeri. Dan hari ini mereka baru bisa bertemu.Pesanan Ravenna dan Seraphim tiba,
Kesehatan Eldrion semakin membaik setiap harinya, setelah dirawat beberapa hari di ruang rawat biasa, Eldrion kini sudah kembali ke rumah.Sampai di rumah, ia disambut oleh putranya dengan suara yang ceria.Eldrion memeluk Quillon, menghujani wajah putranya dengan ciuman penuh kasih sayang.“Ayah sangat merindukanmu.” Eldrion menghirup aroma di ceruk leher Quillon.“Aku juga sangat merindukan Ayah.” Quillon bahagia karena akhirnya sang ayah kembali ke rumah juga. Saat ia diberitahu oleh ibunya bahwa hari ini ayahnya akan keluar dari rumah sakit, ia menjadi sangat tidak sabar untuk bertemu dengan ayahnya.“Bagaimana kabarmu, hm?”“Aku sangat baik, Ayah. Apakah Ayah sudah baik-baik saja?”“Ya, Ayah sudah baik-baik saja. Ayah sudah bisa menemanimu bermain lagi.”“Syukurlah, aku sangat senang mendengarnya.”Setelah memeluk putranya, Eldrion menghampiri kakeknya. Setelah ia dipindahkan ke ruang rawat biasa, ia meminta kakeknya untuk tidak perlu menjenguknya. Eldrion tidak ingin kakeknya ke
Beberapa hari setelah pemantauan, Eldrion dipindahkan keluar dari ruang perawatan intensif. Beberapa alat bantu yang sebelumnya terhubung dengan tubuh pria itu kini sudah terlepas.Teman-teman Eldrion segera datang mengunjungi Eldrion. Selama beberapa hari ini mereka hanya bisa melihat Eldrion dari luar karena tidak diperbolehkan masuk.Ketiga pria itu benar-benar lega setelah melihat Eldrion sudah sadarkan diri. Dan sekarang Eldrion sudah berada di ruang pemulihan.Setelah beberapa waktu kunjungan, ketiga pria itu meninggalkan ruang rawat Eldrion. Mereka akan datang lagi nanti.Yael masuk ke dalam ruangan, saat ini Ravenna sedang kembali ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian dan juga keperluan lainnya. Jadi Yael bertugas untuk menjaga Eldrion.“Apa saja yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?” Eldrion bertanya dengan suara lemah.Selama lebih dari satu minggu ini baik Ravenna ataupun yang lainnya tidak membahas mengenai apapun yang berhubungan dengan tragedi penembakan. Mer
Pagi harinya Ravenna mengunjungi Eldrion lagi. Ia hanya tidur sangat sebentar. Kepalanya saat ini terasa sakit, tapi Ravenna mengabaikan rasa sakit itu.Ravenna masuk ke dalam ruangan. Ia mendekati Eldrion, tapi kali ini ia tidak bisa mengatakan apapun untuk waktu yang lama.“Aku merindukanmu.” Ravenna bersuara pelan. Ia benar-benar merindukan Eldrion. Ia rindu ciuman pria itu, ia rindu dekapan hangat Eldrion. Ia rindu senyuman hangat Eldrion. Ia rindu segalanya tentang Eldrion.Ravenna ingin menangis lagi, tapi ia sudah benar-benar banyak menangis. Eldrion mungkin tidak akan bahagia jika tahu ia terlalu banyak menangis.“Aku akan pulang sebentar. Aku perlu membersihkan tubuhku dan mengganti pakaian.” Ravenna berkata lagi. Sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan Eldrion, tapi ia harus pergi karena ia juga tidak diperbolehkan berada di dalam ruangan itu dalam waktu yang lama.Setelah beberapa saat Ravenna keluar dari ruangan rawat itu. Bukan hanya dirinya yang perlu mandi dan mengganti