Clarisa sungguh merasakan tubuh yang seperti melayang, ia sedang merasakan indahnya surga dunia sang kekasih. Permainan Bima selalu membuatnya tidak tahan untuk melepaskan suara keenakan.
"Clarisa kau selalu membuatku mabuk kepayang, ingin selalu memakanmu setiap saat," bisik Bima saat permainan sudah selesai.
"Kau malam ini sangat brutal sekali," sahut Clarisa yang nafasnya masih terengah-engah.
Bima memeluk Clarisa di bawah selimut yang sama, ia mencium kening Clarisa sebagai tanda cinta darinya. Entah kenapa Bima selalu merasa ingin lagi-lagi menyentuh wanita cantik itu. Peluh membanjiri kedua tubuh insan yang sedang kasmaran tersebut.
"Clarisa aku tidak bisa menemanimu malam ini, aku harus pulang, jaga dirimu baik-baik jangan lupa kunci pintu yang benar saat aku tak ada disisimu," ucap Bima sambil mengelus rambut Clarisa.
"Baiklah aku tahu kau sedang dihukum tidak boleh bertemu denganku sering-sering kan? mamamu tadi cerita, kau tenang saja aku
Clarisa sedang bercengkrama dengan seorang pria yang tak lain adalah kakak kelasnya dulu. Pria tampan yang merupakah pewaris perusahaan sasa fashion itu sudah menaksir Clarisa sejak dulu. Saat dia tahu Clarisa putus dengan Antoni ia kembali ke tanah air untuk mengejarnya kembali."Clarisa terimalah tawaranku untuk bekerja di sasa fashion," ucap Hazel."Maafkan aku kak, aku baru saja mendapat kontrak kerja di hotel ini, bukannya aku tidak mau bekerja sama denganmu," jawab Clarisa.Hazel tidak memaksa Clarisa bertemu dengannya saat ini adalah hal yang paling membahagiakan untuknya. Tapi kebahagiaan itu tak dapat dirasakan lagi olehnya ketika Bima datang menghampiri Clarisa memluk dan langsung mencium bibirnya."Pria bajingan apa yang kau lakukan!" bentak Hazel."Kau sendiri untuk apa datang menemui kekasih orang?" tanya Bima sembari mengelap bibir Clarisa yang basah menggunakan jarinya.Hazel kaget matanya membelalak tak terima. Apa kali ini d
Kirana tersenyum melihat wajah polos Clarisa yang sangat menawan itu. Mana ada seorang pria yang rela berbagi wanita yang dicintainya dengan pria lain. Begitu juga Bima yang sudah jatuh hati dan menjalin hubungan dengan Clarisa tetiba pria dimasa lalunya datang. Itu akan membuatnya marah karena merasa barang miliknya direbut."Clarisa, sepertinya putraku sungguh mencintaimu, maksudku adalah dia cemburu karena ada seorang pria yang menyatakan cinta padamu secara terang-terangan," jawab Kirana."Nyonya jika saya salah dan membuat nyonya tidak berkenan, saya rela di pecat dan akan kembali ke desa membantu ibu," ucap Clarisa yang tak enak.Mama dari Bima itu merangkul Clarisa bukan itu maksudnya, jika Clarisa pindah ke desa Kirana akan lebih kualahan memantau dan menasehati Bima yang selalu nekat mengambil keputusan sendiri itu."Anak cantik tetaplah bekerja disini, tidak usah dengarkan gosip miring yang akan kau dengarkan, karena aku akan lebih pusing jika k
Sabian melotot ingin memarahi anaknya tetapi didepan umum. Ia memilih untuk menahan amarah karena takut anaknya terkena mental juga ia sendiri malu di lihat banyak orang marah di depan banyak orang."Sabian kau jangan bertingkah aneh-aneh kau juga harus pikirikan bagaimana perasaan orang tua dan juga Clarisa sendiri yang akan malu menjadi pergunjingan banyak orang," bentak Sabian."Tapi dengan begitu dia akan menjadi milikku selamanya," jawab Bima santai.Ayah Bima itu menggelengkan kepala sepertinya jika menasehati dengan keadaan seperti ini akan susah masuk. Bima anak yang keras kepala seperri Sabian sendiri. Ia memeilih untuk memberikan masukan yang mungkin bisa di cerna sedikit."Bima apa kau benar-benar yakin akan bisa bertanggung jawab, berumah tangga apalagi memiliki anak itu tidaklah hal yang mudah," ucap Sabian memilih memakai cara lembut."Aku tahua yah khawatir tapi ayah aku tidak tahan lagi kalau anak dari keluarga Hendarto itu mendekat
Bima memandang Clarisa dengan kesal matanya meihat ke seluruh sudut ruangan mencari suara pria yang tadi didengarnya didepan pintu. Bima mengelilingi ruangan dan membuka setiap pintu almari maupun kamar amndi sampai menysisir kolong meja tapi tak menemukan siapapun."Apa yang kau cari Bima, kenapa tak tanya padaku saja?" tanya Clarisa lagi."Aku mendengar suara pria tadi saat akan masuk ke dalam apartemen," jawab Bima.Clarisa tersenyum sembari bertanya kepada Bima, "Jadi kau bertanya karena mendengar suara pria dikamar ini, apa kau sedang cemburu padaku?"Bima menatap Clarisa kesal karena merasa dipermainkan. Sudah jelas kalau dia saat ini sedang kesal dan cemburu untuk apa bertanya lagi. Clarisa merangkul Bima dan mencecap bibirnya kali ini dia yang berinisiatif agar Bima tidak marah."Lihatlah kesana, aku sedang menonton drama korea," ucap Clarisa sambil menunjuk televisi besar yang ada di apartemen itu."Ya ampun, apa yang aku piki
Bima menjawab dengan penuh percaya diri pertanyaan ayahnya. Penyelamat Belinda kala itu adalah Clarisa gadis pujaan hatinya. Orang tua mereka belum tahu siapa gadis itu."Aku sangat menyukainya ayah, dia tipe yang cocok untukku," jawab Bima dengan penuh kesadaran."Lalu Clarisa bagaimana, apa kau akan menyerah padanya?" tanya Sabian lagi.Dunia anak muda membuatnya tidak bisa berpikir kernih, setelah menikmati Clarisa dia bertemu dengan gadis yang lebih cantik dari Clarisa dan memutuskan untuk mencitainya, Sabian menggelengkan kepalanya. Sedangakan Bima sengaja membuat ayahnya pusing karenanya."Ayah jadi ayah kenal dengan kakak Clarisa yang menyelamatkanku?" tanya Belinda."Apa kau bilang yang menyelamatkanmu dari kecelakaan adalah Calrisa?" Sabian memberikan pertanyaan kembali kepada Belinda.Belinda mengangguk dan menceritakan kronologis awalnya kalau Clarisalah wanita yang menyelamatkan hidupnya dari kecelakaan kala itu. Dia gadis
Hazel kemballi bercumbu mesra dengan Melinda adik Clarisa. Semua itu adalah rencanya Melinda, dia juga yang meminta Hazel untuk kembali ke tanah air untuk menggoda Clarisa agar dicampakan oleh Bima. Menurut Melinda kakaknya yang satu ayah beda ibu itu tidak pantas mendapatkan seorang Bima yang bercahaya."Aku sudah menghubungi kakakmu, dia setuju silahkan kau susun rencana yang kau buat, lalu hadiah apa yang akan kau berikan untukku setelah rencana ini berhasil?" tanya Hazel."Aku akan memuaskanmu pagi ini dan nanti malam silahkan kau nikmati tubuh wanita itu, aku ingin tahu apa yang dilakukan Bima saat tahu Clarisa sudah dinodai oleh pria lain, dan videonya tersebar ke seluruh negeri," ucap Melinda sambil mengelus rudal sakti milik Hazel.Pagi itu mereka bergulat dengan sangat liar dan lincah diatas kasur sebelum memulai aktivitas mereka. Melinda tampak mendominasi permainan, Hazel sesekali memejamkan matanya dan mendesis seperti orang kepedesan."Kau su
Bima membisikkan rencananya pada kedua sahabatnya itu. Mereka sudah sepakat dan janjian akan mengintai pergerakan dari pemuda bernama Hazel yang memiliki rencana jahat pada Clarisa calon istri masa depan Bima."Aku paham dan akan membantumu melakukan itu," ucap Stevan sambil mengacungkan jempolnya."Bima sama seperti Stevan aku juga akan membantumu menghajar bajingan licik itu," sahut Marcel dengan semangat membara.Mereka berpisah ke mobil masing-masing untuk menuju perusahaan. Sabian mengamati ketiga pemuda itu dari jauh. "Apa yang mereka kira-kira lakukan Mike?"Sabian masih melihat gerak gerik mereka dari dalam mobil. Mike memanggil salah satu bawahannya dan mendapatkan informasi bahwa mereka akan membuat kegaduhan malm ini."Dari laporan anak buahku, Bima bertemu dengan Hazel saat di toilet tadi dan Stevan mendapatkan rekaman ide jahat dari Hazel terhadap Clarisa malam ini," jawab Mike dengan tegas.Sabian melihat ke arah Mike, dan meme
Bima pergi meninggalkan ruangan VIP yang di pesan oleh Hazel dan melinda. Mereka berdua dan beberapa pria yang di bawa oleh mereka tampak ketakutan melihat bodyguard yang dibawa Stevan dan Marcel."Tuan muda dari keluarga Hendarto, kau ingin kami melakukan apa padamu?" Stevan menekan jari-jarinya hingga membunyikan suara."Tidak aku tidak ada urusan dengan kalian. Perempuan jalang yang ada di depan kalian ini yang memaksaku melakukan kejahatan ini," jawab Hazel ketakitan.Hazel tak mau mendapat masalah dan menyalahkan semua pada Melinda. Adik Clarisa memang dalang semua ini tapi Hazel juga terlibat masalah ini jadi dia juga harus ikut di berikan pelajaran."Tuan muda Marcel jangan lakukan apapun padaku, aku hanya khilaf melakukan ini," ucap Melinda."Tapi kau tampak bersenang-senang tadi, kenapa sekarang wajahmu terlihat pucat pasi begitu?" tanya Marcel dengan wajah licik.Ctak! Marcel meminta beberapa bodyguard yang dibawanya untuk mengurus
Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.
Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana
Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t
Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu
Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it
Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si
Bima hanya berjanji untuk mengajaknya jalan-jalan. Mungkin hari minggu nanti Bima akan meminjam mobil untuk mengajak jalan-jalan adiknya."Dia ingin mempunyai kakak perempuan. Sepertinya dia sudah jatuh hati pada seseorang dan ingin jalan-jalan dengannya!" seru Bima."Jadi dia meminta ijinmu untuk mengajak Clarisa jalan-jalan?" tanya Kirana.Bima mengangguk tapi dia juga mengutarakan kekhawatirannya jika mereka hanya pergi berdua saja. Jadi hari minggu nanti dia akan mengawasi dua wanita itu jalan-jalan."Bagus kalau begitu ayah juga akan meminta orang untuk mengawasi mereka berdua," balas Sabian."Sekarang tidurlah, besik masih hari sabtu Belinda juga masih harus sekolah," pinta Kirana.Belinda senang mendengar jawaban kedua orang tuanya serta kakaknya. Ia segera lari ke kamarnya setelah mebgucapkan terima kasih ke ayah dan mamanya."Ayah terima kasih sudah percaya padaku!" seru Bima."Sudah seharusnya ayah percaya padamu Bima
Bima menatap ayahnya yang sedang fokus menyetir itu. Kemudian ia tertawa kecil sambil menepuk pundak Sabian ia berkata, "Seharusnya ayah tidak bilang cari istri yang bisa masak,"Sabian menggelengkan kepalanya kenapa bisa salah bicara apa maksud Bima yang sebenarnya. Perasaannya sudah benar karena memakan masakan yang di buat istri itu menyenangkan."Lalu apa yang kau ingin ayah katakan tentang memilih istri?" tanya Sabian."Cukup katakan cariah istri yang sefrekuesi, meneremi segala keadaan susah, senang, sedih, kaya atau miskin," jawab Bima.Bima menuturkan mungkin dahulunya sang mama juga tidak bisa memasak. Karena keadaan menuntutnya untuk bisa mengenyangkan perutnya sendiri maka ia harus bisa mengolah bahan makanan menjadi makanan yang lezat. perjalanan untuk bisa memasak juga tak muda karena jaman sekarang tidak seperti jaman dahulu kala."Ayah jangan telalu kolot wanita sekarang tidak seperti wanita jaman dulu, banyak media untuk berlatih me
Bima mengambil ponselnya dan melihat telepon masuk dari mana. Ternyata dari sang kekasih hati Clarisa Manggala. Bima yang awalnya kesal menjadi lunak hatinya karena mendapatkan telepon dari sang kekasih hati."Haloo kesayangan, apa kau merindukanku?" tanya Bima sambil tertawa."Jangan kegeeran siapa juga yang merindukanmu, tadi adikmu menelponku!" jawab Clarisa.Bima menanyakan ada apa gerangan sehingga Belinda menelpon kekasih hatinya. Baru saja Bima merencanakan jalan-jalan dengan mereka bertiga kenapa bisa Belinda membuat ulah seperti ini. Pikiran Bima sudah menari kemana-mana."Apa adikku membuat ulah padamu?" tanya Bima yang panik."Tidak ada, dia hanya mengabari kalau hari minggu ingin mengajakku jalan-jalan," balas Clarisa.Bima tersenyum kecut, ternyata anak kecil itu sudah tak sabaran mengajak calon kakak iparnya untuk jalan-jalan sendirian. Bima merasa cemburu karena adik kesayangannya ingin memiliki kakak perempuan daripada mempun