Hanna membuka pintu untuk seseorang yang datang ke ruangan presdir. Sepertinya adalah seseorang dari divisi perencanaan. Untuk apa datang langsung ke ruangan presdir tanpa konfirmasi terlebih dahulu biasanya ada prosedur khusus jika ingin menemui presdir.
"Ada keperluan apa datang kesini di jam istirahat seperti ini?" tanya Hanna dengan ketus.
"Kau sendiri untuk apa berada di ruangan presdir, apakah aku datang kau merasa tersaingi?" ucap wanita itu ketus.
Sabian mendengar keributan di depan pintu kantornya. kenapa tidak begitu sopan dan sembarangan berkata. Bahkan ia berani menyebut Hanna sebagai wanita yang sudah bersuami tapi ada main dengan bosnya. Ia merasa tidak suka dan memerintah Mike untuk mengatasi masalah ini.
"Kau dari divisi mana, dan apa tujuanmu datang kesini, sungguh tidak tahu aturan?" gertak Mike yang keluar menemui Hanna.
"Asisten Mike ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan presdir tentang perencanaan memproduksi produk baru
Sabian mendengarkan denagn sekasama hal yang dibisikkan Mike ketelinganya. Menurut Mike ada pihak lawan yang ingin menghancurkan perusahaan Sabian melalui seorang wanita. Karena divisi yang di hasut dan melakukan kegiatan saling menjebak adalah yang paling berhubungan satu sama lain."Menurut saya seperti itu bos, mereka bertiga saling berhubungan, rencana yang akan dilakukan, produksi seperti apa, dan penyimpanan di gudang dengan baik. Jika mereka tidak saling berhubungan baik atau terjadi perseteruan maka hasil dari produksi dan penyimpanan produk akan terhambat," bisik Mike."Kau benar Mike, cepat kerahkan orang untuk mengusut siapa dalang dari semua ini," perintah Sabian.Mike segera meminra anak buahnya untuk menangani kasus ini dengan segera. Sedangkan untuk wanita yang masih dikurung oleh Sabian ia akan meminta beberapa orang untuk mengintrograsinya. Karena yang baru berhubungan dengannya adalah kabag produksi maka yang Sabian perintahkan adalah orang itu
Wina menangis ketakutan Sabian menegaskan tidak akan ada orang yang berani menyakitinya di perusahaan ini. Sabian berjanji akan melindungi karyawannya."Dia meniduriku dan merekamnya bahkan anak buahnya juga meniduriku setelah dia puas mempermainkanku, semuanya di rekam dijadikan ancaman agar aku bisa membuat perusahaan ini hancur dari dalam," jawab Wina sambil menangis."Kau tidak usah khawatir, perusahaan akan melindungimu terima kasih sudah jujur," Kirana memeluk wanita malang itu.Wina semakin membuka suaranya sebenarnya dia hanyalah alat, ada seorang penghianat di bagian perencanaan yang menjebaknya memperkenalkan kepada Ganendra dan menghancurkan hidupnya.Ganendra mengelak semua itu bohong, mana ada dia menyukai wanita biasa. Dia hanya bermain dengan seorang wanita yang sepadan dengannya. Hanya seorang wanita kecil mana bisa di percaya."Kau jangan mengarang cerita, untuk apa aku melakukan hal yang tak seharusnya ku lakukan," gertak Ganendra
Petugas keamanan sedang melerai keributan yang terjadi diantara pasangan suami istri keluarga gautama. Sudah membuat keributan dan tidak mau disalahkan sungguh kedua orang yang keras kepala dan juga sombong sekali."Nyonya dan tuan ini adalah kantor polisi buakan ring tinju, mohon kalian memperhatikan sikap," ucap seorang petugas keamanan."Kenapa memangnya kami tidak boleh membuat keributan, aku bisa saja membuatmu dipecat dari kepolisian," gertak nyonya gautama.Petugas itu menjadi geleng-geleng kepala memangnya siapa nyonya gautama dengan pedenya bisa membuat seorang petugas kepolisian dipecat dari instansi. Petugas yang piket saai ini bertugas sesuai prosedur dan juga tidak menyalahi aturan."Nyonya silahkan masuk ke ruangan pemeriksaan, kami ini mempunyai aturan tidak bisa dipecat oleh orang yang bukan petinggi kepolisian," jawab polisi itu."Kau berani membantahku, aku akan menelpon atasanmu," ucap nyonya gautama.Seorang wanita cantik
Untuk mempersiapkan kelahiran seorang bayi dirumah biasanya kalau untuk ayah mempersiapkan mental dan juga kesabaran penuh karena saat ada bayi mungkin jam tidur akan berubah seperti sebelum mempunyai anak."Ayah selain harus menyiapkan biaya lahiran, harus menyiapkan mental dan kesabaran ya," jawab Kirana."Apa hubungannya dengan mental dan kesabaran ma?" tanya Sabian kaget.Karena biasanya kita tidur nyenyak setiap hari, jam tidur bayi itu berbeda dengan orang dewasa. Jadi Kirana meminta Sabian untuk mempersiapkan diri setelah kelahiran sang bayi."Contohnya bayi menangis di malam hari, malam bangun minta susu, jam tidur orang tua akan terbatas ayah, makanya mama bilang siapkan mental dan kesabaranmu, belum lagi si kakak yang cemburu karena kehadiran anggota keluarga baru," jawab Kirana lagi."Ayah mengerti sekarang ma, sebisa mungkin akan menjadi ayah yang penuh dengan kesabaran," ucap Sabian.Hari ini Sabian dan keluarga kecilnya s
Sabian tentu saja berkata akan terus menyayangi Bima walau sang adik lahir. Sebagai seorang kakak tentu saja Bima nanti akan bisa membimbing adiknya bareng sang Ayah."Sayang, ayah sama seperti mama akan selalu sayang sama Bima karena kalian semua adalah anak kami, tidak ada perbedaan untuk mengasuh kalian semua," ucap Sabian kepada Bima."Ayah aku jadi terharu, semoga pernyataan ayah hari ini tidak sedekar kata-kata belaka," balas Bima.Sabian memeluk anak yang sangat ia cintai, tidak ada yang berharga selain mereka berdua. Selesai makan siang mereka langsung pulang Bima tampak tertidur di kursi jok belakang karena kelelahan. Kirana mengelus perutnya yang sudah sangat besar."Mama badanmu ikut bengkak mengikuti kehamilanmu yang sudah besar," ucap Sabian."Iya semua wanita yang hamil akan menjadi gendut dan melar," jawab Kirana.Kirana menjelaskan seiring mengembangnya janin yang ada di perut, seluruh badan ibu hamil akan ikut membengk
Kirana terus merasakan kesakitan yang amat dalam. Perutnya seakan ada yang mendorong kuat ada sesuatu yang ingi keluar dari sana."Suster, tolong istri saya kenapa kesakitan seperti ini?" tanya Sabian panik."Tenang pak, wanita yang akan melahirkan memang tampak kesakitan seperti ini," jawab Suster.Suster memeriksa sudah pembukaan berapa Kirana. Suster itu memandu Sabian untuk mengelus punggung Kirana supaya merasa lebih baik. Tidak apa-apa jika Kirana nanti mencakar, atau menjambak rambut Sabian itu tanda kontraksinya semakin intens dan bayi akan segera lahir."Bapak ayo pandu istrinya menarik nafas, baca doa supaya lahorannya lancar," ucap suster yang menangani lahiran Kirana."Ayo sayang, aku yakin kamu kuat," Sabian memberikan dukungan untuk Kirana.Lima belas menit kemudian dokter kandungan datang ke ruangan persalinan. Pembukaan Kirana sudah lengkap, ia berteriak semakin kencang karena mempertaruhkan nyawa melahirkan anaknya."
Seorang pria tampan bermata hitam legam, tubuhnya sangat kekar berjalan menyusuri ramainya orang di sebuah bar yang biasa ia kunjungi bersama teman-temannya. Seorang gadis menabraknya tanpa sengaja dan ia sedang mabuk."Pria tampan temani aku malam ini, aku akan membayarmu berapapun kau mau, aku ini banyak uang," ucap perempuan cantik itu."Psst, berani sekali wanita ini mengira pria sedingin es batu sepertimu ini seorang gigolo," ucap Stevan teman dari pria tampan itu.Bima Alexander pria yang tumbuh sedingin es batu itu, masih memandangi perempuan cantik yang terus bergelayut manja padanya. Ia tersenyum akan mempermainkan wanita itu seperti apa karena berani menganggap dia seorang gigolo di depan teman-temannya."Buka ruang VIP, aku ingin memberikan pelajaran kepada wanita ini," ucap Bima dengan seringai yang menakutkan."Baik tuan akan kami buka ruang VIP untuk anda," jawab seorang pelayan yang biasa melayani Bima dan teman-temannya ketika datan
Bima mkeluar dari kamar vip yang disewanya semalam, ia meminta seorang anak buahnya untuk menyelidiki siapa gadis yang tidur bersamanya semalam. Sungguh gadis yang menarik Bima sepertinya jatuh hati padanya."Yoo, Bima bagaimana kau mengatasi gadis cantik yang menganggapmu gigolo semalam?" tanya Stevan."Aku sangat senang karena aku adalah pria pertama untuknya," jawab Bima yang masih terus berjalan menuju mobilnya.Bima hari ini harus pulang dahulu kalau tidak pasti pria tua yang ada dirumah akan mengomel karena dia tidak pulang semalam. Bima mengurungkan niat untuk pulang ke rumah karena pasti akan terkena amukan dari ayahnya. lebih baik segera ke perusahaan dan mengerjakan semua pekerjaan yang belum tuntas lalu pulang setelahnya."Bima, dasar anak nakal kemana saja kau semalam kenapa tidak pulang, apa kau tidak mendengar kata-kata ayahmu ini?" tanya Sabian sambil memasang wajah penuh amarah."A-aku menginap di rumah stevan," jawab Bima karena ta
Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.
Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana
Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t
Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu
Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it
Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si
Bima hanya berjanji untuk mengajaknya jalan-jalan. Mungkin hari minggu nanti Bima akan meminjam mobil untuk mengajak jalan-jalan adiknya."Dia ingin mempunyai kakak perempuan. Sepertinya dia sudah jatuh hati pada seseorang dan ingin jalan-jalan dengannya!" seru Bima."Jadi dia meminta ijinmu untuk mengajak Clarisa jalan-jalan?" tanya Kirana.Bima mengangguk tapi dia juga mengutarakan kekhawatirannya jika mereka hanya pergi berdua saja. Jadi hari minggu nanti dia akan mengawasi dua wanita itu jalan-jalan."Bagus kalau begitu ayah juga akan meminta orang untuk mengawasi mereka berdua," balas Sabian."Sekarang tidurlah, besik masih hari sabtu Belinda juga masih harus sekolah," pinta Kirana.Belinda senang mendengar jawaban kedua orang tuanya serta kakaknya. Ia segera lari ke kamarnya setelah mebgucapkan terima kasih ke ayah dan mamanya."Ayah terima kasih sudah percaya padaku!" seru Bima."Sudah seharusnya ayah percaya padamu Bima
Bima menatap ayahnya yang sedang fokus menyetir itu. Kemudian ia tertawa kecil sambil menepuk pundak Sabian ia berkata, "Seharusnya ayah tidak bilang cari istri yang bisa masak,"Sabian menggelengkan kepalanya kenapa bisa salah bicara apa maksud Bima yang sebenarnya. Perasaannya sudah benar karena memakan masakan yang di buat istri itu menyenangkan."Lalu apa yang kau ingin ayah katakan tentang memilih istri?" tanya Sabian."Cukup katakan cariah istri yang sefrekuesi, meneremi segala keadaan susah, senang, sedih, kaya atau miskin," jawab Bima.Bima menuturkan mungkin dahulunya sang mama juga tidak bisa memasak. Karena keadaan menuntutnya untuk bisa mengenyangkan perutnya sendiri maka ia harus bisa mengolah bahan makanan menjadi makanan yang lezat. perjalanan untuk bisa memasak juga tak muda karena jaman sekarang tidak seperti jaman dahulu kala."Ayah jangan telalu kolot wanita sekarang tidak seperti wanita jaman dulu, banyak media untuk berlatih me
Bima mengambil ponselnya dan melihat telepon masuk dari mana. Ternyata dari sang kekasih hati Clarisa Manggala. Bima yang awalnya kesal menjadi lunak hatinya karena mendapatkan telepon dari sang kekasih hati."Haloo kesayangan, apa kau merindukanku?" tanya Bima sambil tertawa."Jangan kegeeran siapa juga yang merindukanmu, tadi adikmu menelponku!" jawab Clarisa.Bima menanyakan ada apa gerangan sehingga Belinda menelpon kekasih hatinya. Baru saja Bima merencanakan jalan-jalan dengan mereka bertiga kenapa bisa Belinda membuat ulah seperti ini. Pikiran Bima sudah menari kemana-mana."Apa adikku membuat ulah padamu?" tanya Bima yang panik."Tidak ada, dia hanya mengabari kalau hari minggu ingin mengajakku jalan-jalan," balas Clarisa.Bima tersenyum kecut, ternyata anak kecil itu sudah tak sabaran mengajak calon kakak iparnya untuk jalan-jalan sendirian. Bima merasa cemburu karena adik kesayangannya ingin memiliki kakak perempuan daripada mempun