Sabian tidak menggubris orang itu ia menutup pintu mobil untuk Kirana, sedangkan dia sendiri berniat segera meninggalkan kediaman Dani wijaya.
"Tuan muda Sabian jangan tidak sopan membawa putriku pergi dari rumah begitu saja, bukankah kamu harus meminta ijin dariku lebih dulu?" Dani Wijaya mencoba menjilat sabian.
"Katakan saja apa yang kamu inginkan, aku tidak punya waktu untuk meladenimi," Sabian menatap sinis tuan wijaya.
Dani wijaya mengatakan bahwa ia mendengar bahwa Kirana melahirkan seorang putra yang di dapat dari benih tuan muda Sabian tentu saja Dani wijaya meminta keuntungan darinya, ia meminta Sabian untuk segera membawa Kirana naik ke pelaminan dengan mahar yang ia tentukan.
"Jadi tuan muda Sabian berhubung Kirana melahirkan putra dari mu, aku hanya minta kamu menikahi Kirana secara resmi," ucap Dani wijaya tanpa rasa malu demi kepentingan pribadi.
"Aku memang akan m
Tania mengendarai mobil meninggal rumah Dani Wijaya, ini Tania berteriak meminta Tania menghentikan mobilnya tetapi Tania tetap melajukan mobil dengan kencang."Semua ini gara-gara anak itu kembali, aku harus menyingkirkan Kirana secepatnya," gerutu ibu Tania."Lebih baik kamu urungkan niat untuk menyakiti putriku, lebih baik kamu tahu diri dan tidak menggagalkan rencana ku," ucap Dani wijaya yang tak sengaja mendengar perkataan Istrinya.Nyonya wijaya minta maaf kepada suaminya perihal perkataannya yang dirasa hanya emosi sesaat, wajarlah kalau seornag ibu melindungi putrinya."Ah sayang aku tidak bermaksud seperti itu hanya emosi sesaat," ucap nyonya wijaya."Ingat Kirana saat ini menjadi tambang emas bagiku, jangan mengacaukan segala rencanaku," Dani wijaya memandang sinis istrinya.Nyonya Wijaya menggerutu kesal karena sang suami tidak bisa di hasutnya sa
Sabian mengutus Mike untuk membereskan beberapa wanita tukang gosip yang mereka temui di taman hiburan, dan juga menemukan siapa yang menyebarkan gosip tentang Kirana.Beberapa wanita tukang gosip bergidik ngeri mendengar nada bicara Sabian dan tatapan matanya yang seakan ingin membunuh."Ja-jadi itu benar adalah tuan muda Sabian yang terkenal arogan dan tidak pandang bulu siapa lawannya, aku telah menyinggungnya matilah aku," ucap wanita yang tadinya tidak merasa sedikitpun takut sekarang ia gemeteran ketakutan."Tuan Mike tolong jangan hukum kami, kami berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatab kami," ucap salahs atau wanita lagi.Mike menggelengkan kepalanya ia berucap bahwa jika tuan muda sudah memberi perintah ia wajib mengerjakan apa yang ia perintahkan."Oh iya kalian dapat berita mengenai nona Kirana dari mana, tolong jelaskan padaku?" Mike meminta agar mengetahui ada di mana berita
Kirana kaget karena tak bisa menghindar dari perilaku Sabian yang tak terduga sebelumnya oleh Kirana."Tentu saja aku berkata seperti itu agar tidak membuat Lusi patah hati, bisakah kamu memberi aba-aba jika akan melakukan sesuatu?" Kirana mendorong tubuh Sabian."Apapun alasannya aku senang mendengar kamu mengatakan itu, memberi aba-aba ya hemm, apakah kamu sedang menginginkan sesuatu yang lebih malam ini?" Sabian memikirkan sesuatu yang mengasyikkan.Kirana memegang kepalanya, apakah yang ada di pikiran Sabian hanya bercinta sepanjang malam saat bersama Kirana.Krieett!Pintu kamar Bima terbuka perlahan bocah kecil itu memanggil orang tuanya."Mama, ayah, kenapa tidak menemani aku tidur?" Bima mengucek matanya satu tangannya lagi memegang Grendel pintu."Ayah akan menemani Bima tidur, mama juga kita akan tidur satu ranjang malam ini," Sabian melirik ke arah kirana
Kirana menyetujui pemikiran dari Sandra, benar juga Tania dan ibu tirinya sudah mengetahui bahwa Kirana bersama sang putra kembali ke Jakarta, demi merebut harta yang sebenarnya milik Loretta ibu kandung Kirana pasti mereka berdua akan menggunakan cara licik menculik Bima."Aku setuju tetapi apakah tuan Alexander mau menerima Bima sebagai cucunya?" Kirana berpikir dia tidak akan di terima di keluarga besar itu."Tuan Alexander sudah bertemu dengan Bima, apakah kamu tidak tahu Kirana?" Ucap Lusi memberitahu Kirana."Hah sejak kapan?" Kirana kaget karena tidak mengetahui bahwa Bima sudah bertemu tuan alexander.Lusi merincikan kapan waktu tuan Alexander bertemu dengan Bima, yaitu setelah acara perjamuan makan malam di keluarga Manopo, Mike yang membawa Bima pergi ke rumah utama keluarga Alexander."Pada malam pesta perjamuan makan malam di rumahku, apa kamu sibuk berkencan dengan S
Nyonya Wijaya menghardik Sabian mengatakan bahwa Sabian seorang pemuda yang tidak tahu sopan santun, berani mencela orang yang lebih tua."Apa pemuda jaman sekarang tidak tahu apa arti menghormati orang yang lebih tua?" Nyonya Wijaya memasang wajah marah."Siapa yang lebih tidak tahu mengerti rasa hormat, berteriak dan membuat onar di perusahaan orang lain," kata Sabian dengan Santai.Nyonya Wijaya semakin marah dia menunjukkan siapa dirinya di hadapan Sabian, bahkan menantunya yang dari keluarga Subroto pemilik perusahaan air minum kesehatan di sebut olehnya.Pftt.. Sabian tertawa melihat tingkah nyonya Wijaya yang seperti memepermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang."Nyonya Wijaya apakah kamu benar tidak tahu siapa yang ada di depanmu ini?" Mike mencoba memberikan kode kepada nyonya Wijaya."Dia hanya seorang pemuda angkuh yang berlagak kaya di depanku," Nyonya
Ngos...Ngos...Sabian terengah-engah karena berlariaan dari garasi mobil mencari Kirana tetapi suasana hatinya berubah melihat Kirana, Bima dan tuan Alexander berbincang santai di ruang kerja ayah Sabian."Kamu kenapa Sabian, sudah aku bilang kan aku baik-baik saja," Kirana melempar senyuman."Kirana tahukah kamu betapa khawatirnya aku saat mendengar suara tangisanmu," Sabian memeluk Kirana.Tuan Alexander tersenyum melihat Sabian yang sudah tidak alergi lagi terhadap perempuan, Bima adalah bukyi nyata penyakit Sabian Sembuh dan Kirana adalah orang penting bagi hidup Sabian."Katakan apa yang terjadi padamu, kenala bisa menangis?" Sabian bertanya kepada Kirana."Bukankah tadi aku jawab bahwa aku sedang merindukan ibuku," Kirana mengelap air mata yang tersisa.Beberapa waktu sebelum Sabian menelpon Kirana, tuan Alexander mengambil album foto yang sudah
Tuan Alexander menatap sinis seseorang yang bertanya kepadanya itu, kenapa bisa bertemu di tempatnya seperti ini, tuan Alexander berpikir bahwa ia telah di ikuti dalam perjalanan."Oh tuan Dani Wijaya, apakah putrimu sudah hamil sehingga kamu datang ke toko mainan sebagai hadiah untuk kelahiran cucumu?" Jawab tuan Alexander menyindir."Ah putriku itu memang payah, sampai detik ini dia belum juga hamil," Dani Wijaya menyimpan perasaan kesal.Dani Wijaya melihat seorang bocah laki-laki yang asyik memilih mainan bersama tuan Alexander, dia melihat tuan besar itu begitu memanjangkan cucunya."Apakah itu adalah putra yang di lahirkan oleh Kirana, kalau memang benar aku bisa mendapatkan keuntungan darinya," ucap tuan Dani Wijaya dalam hatinya.Timbul niat jahat dan licik untuk mengambil putra Kirana untuk di jadikan alat memeras harta keluarga Alexander dari pikiran Dani Wijaya.
Kirana memakai kembali kemeja kerjanya, ia teringat putra kesayangannya selama ini ia hanya bermain dengan pelayanan di villa Sandra, orang yang ia kenal juga terbatas apakah putranya bisa membaur dengan suasana baru saat ini."Jangan khawatir Kirana, aku tahu Bima akan cocok dengan ayah," Sabian merangkul Kirana yang khawatir."Sebagai seorang ibu aku tentu saja sangat peduli dengan putraku," Kirana menatap wajah sabian.Kecupan mesra mendarat di kening Kirana melihat wajah perempuan yang di cintainya menggambarkan kasih sayang kepada darha dagingnya membuat Sabian tidak ingin berpisah lama-lama dengan Kirana."Anakmu adalah putraku, yakinlah bahwa Bima tidak akan bosan bermain bersama kakeknya," Sabian meyakinkam Kirana."Terima kasih telah menyayangi Bima, dan tidak memisahkan Bima dari ibunya," Kirana memeluk Sabian.Kirana awalnyatakut bahwa sabian akan