Beranda / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Bab 80 Faris Mendatangi Risko

Share

Bab 80 Faris Mendatangi Risko

Penulis: sukanulisajaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-15 14:00:41

“Faris?” tanya Valerie seraya menghampiri Faris dan Risko yang kelihatan asik sekali berbincang.

“Eh Valerie, akhirnya kamu sampe juga. Ditungguin sama Faris dari tadi,” ujar Risko, ia bangkit menuju Valerie merangkul pinggangnya dan mendaratkan kecupan kecil di pucuk kepala Valerie. 

Valerie tahu, Risko bukan tipe orang yang senang mengumbar kemesraan, apalagi di depan banyak orang seperti ini, tapi Valerie tahu, Risko sedang berhadapan dengan mantan kekasihnya, dan sikapnya itu ingin menunjukan bahwa ia dan Risko memang saling cinta.

“Iyaa maaf ya tadi aku abis jalan-jalan sama Intan,” jawab Valerie kepada Risko.

“Lah kamu enggak dari kantor?” tanya Risko.

“Hehhe cabut tadi jam 2an, ke mall trus ya tau lah kalo cewe ke mall kan mana bisa sebentar,” ujar Valerie.

“Hahaha yaudah. Tuh dicariin sama Faris,” ujar Risko.

“Kenapa Ris?” tanya Valerie sambil duduk di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 81 Persiapan Masing-masing

    “Anita, ke ruangan saya,” ucap Faris singkat. Tanpa banyak bertanya, Anita masuk ke ruangan Faris.“Ada apa pak?” tanya Anita.“Duduk Ta,” ujar Faris.Anita duduk di kursi yang ada di hadapan Faris.“Anita, kamu weekend ini kosong?” tanya Faris.“Maksudnya?”“Kamu weekend ini apa ada kesibukan atau kosong? Saya mau ajak kamu ke suatu tempat,” ujar Faris.“Oh, kosong kok pak,” jawab Anita.“Kamu mau saya ajak ke Villa saya? Nanti ada 6 orang yang akan pergi. Saya, kamu, Valerie, kamu kenal kan? Dia sama pacarnya dan ada lagi Namanya Adrian sama Rania.”Anita bingung, ia tidak tahu bagaimana harus merespon. Ia senang, tentu saja. Tapi ia bingung, ini terlalu mendadak, dan pergi ber6? Anita bukan tipe orang yang bisa dengan mudah beradaptasi dengan orang baru, ia khawatir kalau ia tidak bisa berbaur dengan teman-teman dari Faris.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 82 Awal Nostalgia

    Sampai di depan ruangan Faris, terlihat ada seorang wanita muda, jika dilihat dari penampilan dan mukanya, dapat dikira-kira berumur 25 tahun. Ia adalah Anita, yang sedang duduk dan masih focus dengan laptopnya.“Anita?” panggil Valerie.“Eh Bu Valerie,”ujar Anita. Ia melihat ke sekeliling Valerie, ada 3 orang bersamanya.“Kamu ikut kan Anita?” tanya Valerie.“Iya Bu, ikut,” ujar Anita.“Udah enggak usah panggil bu lah, kita mau liburan bukan mau meeting. Panggil Valerie aja,” ujarnya.“Haha iya Valerie.”“Oh iya kenalin ini Rania, sahabat aku. Ini Adrian pacarnya Rania, dan ini Risko pacarku,” ujar Valerie.Risko yang diperkenalkan sebagai ‘pacar’ dari Valerie serasa ingin terbang. Ia begitu senang, ini adalah pertama kalinya Valerie menyebutnya pacar.Anita kenal dengan Rania, waktu pernikahan Faris, Anita menjadi orang yang sibuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 83 Perjalanan Dimulai

    Setelah setengah jam, akhirnya Faris dan yang lainnya memutuskan untuk berangkat.“Yuk, udah siap semua? Sekarang jam 8 ya. Mungkin sampe sana jam 2 atau jam 3. Kalo yang belom kebagian nyetir bisa tidur dulu, nanti kalo gue rasa gue ngantuk gue minta gentian,” ujar Faris.“Siap.” Jawab yang lain.Faris kebagian membawa mobil pertama, di sampingnya sudah duduk dengan manis Anita. Di belakang Faris, ada Risko dan disampingnya Valerie. Sedangkan Adrian dan Rania duduk di paling belakang. Semua barang bawaan seperti baju ada di bagasi, kecuali bekal yang dibawa Valerie.Mereka semua berangkat diawali dengan berdoa agar bisa selamat sampai tujuan.“Anita, nyalain lagu dooong,” teriak Adiran dari kursi paling belakang. Anita menatap Faris sebagai tanda meminta persetujuan. Faris mengangguk, membiarkan Anita yang memilih lagu apa yang akan diputar.All I want dari kodaline menjadi pilihan pertama Anita.All

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 84 Sampai di Villa

    Perjalanan sudah berjalan setengahnya, kini mereka sudah keluar dari jalan tol. Jalan yang dilalui kali ini lebih didominasi oleh pohon-pohon. Hari juga sudah semakin malam, Valerie dan Faris, satu-satunya yang masih terjaga semakin merapatkan jaketnya masing-masing.“Ris, ngantuk enggak? Kalo ngantuk gue bangunin Risko nih suruh gantian, atau gue sini gantian, gue masih hafal kok jalan kesana,” ujar Valerie.“Enggak usah, gue masih kuat. Biasa juga gue yang bawa dari rumah ke Villa kan,” ujar Faris.Sejak dulu ketika mereka masih sering kesana, memang Faris selalu kuat membawa mobilnya tanpa gantian. Dengan kondisi sepanjang jalan mengobrol dengan Valerie. Valerie yang duduk di kursi samping pengemudi akan bicara tentang apa saja yang seru agar Faris tidak mengantuk. Kadang jika obrolan mereka sudah habis, Valerie menyalahkan lagu untuk mereka bernyanyi bersama.“Ris, how’s your life?” tanya Valerie.“So

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 85 Perbincangan Malam

    “Anita, saya mau tidur ya,” ujar Faris.“Iya, aku masih nanti ya. Belum ngantuk sama sekali.”Faris mengangguk. Ia masuk ke kamar meninggalkan Risko dan Anita yang belum mengantuk. Seketika, Faris langsung terlelap. Ia begitu lelah dan membutuhkan istirahat.“Makannya enak ya,” ujar Risko. Ia makan dengan sangat lahap.“Iya, yang masak jago banget,” ujar Anita.“Ah kenyang,” ujar Risko sambil mengelus perutnya. Anita tertawa melihatnya. Awal bertemu, ia kira Risko sama seperti Faris, dingin, cuek, tapi setelah ngobrol beberapa saat, ia tahu Risko pastilah seorang penyayang.“Kamu belom mau tidur?” tanya Risko.“Belum ngantuk sama sekali. Kamu?” tanya Anita balik.“Sama. Ngobrol di depan yuk,” ajak Risko. Anita mengikuti. Risko dan Anita keluar dari ruang makan, duduk di kursi yang ada di teras.“Valerie kenapa suka banget sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 86 Suasana Pagi di Villa

    Valerie, Anita dan Risko menelusuri jalanan sekitar Villa. Suasana perkampungan yang asri benar-bener memanjakan mata mereka bertiga. Di kanan kiri jalan, mereka masih banyak melihat sawah, atau kebun.Di pinggir jalan, banyak yang menjual aneka macam makanan. Mulai dari pecel sayur, ada lontong sayur, nasi uduk, nasi kuning, ada cemilan juga seperti donat, ada kue, dan masih banyak lagi.Anita dan Valerie jalan beriringan sedangkan Risko mengikuti mereka dari belakang. Ia takjub dengan pemandangan seperti ini. Bisa dibilang, lokasi Villa Faris tidak berada di tempat yang sering dikunjungi turis atau orang dari kota.Benar-benar sebuah surga yang tersembunyi.Valerie, Risko dan Anita menyusuri jalanan dari ujung hingga ujung untuk melihat-lihat apa saja yang ada di sana. Setelah sudah merasa cukup jauh, dan sudah merasa melihat semuanya, baru mereka menentukan ingin makan apa.“Kamu mau apa?” tanya Valerie pada Anita.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 87 Menghabiskan Waktu di Curug

    Mobil Faris parkir di tempat yang telah disediakan. Faris, Valerie, Anita, Risko, Adrian dan Rania semua turun dari mobil. Risko dan Valerie membawa barang bawaan mereka keluar. Sedangkan Adrian mengeluarkan perlengkapan melukisnya, dan Rania membawa laptopnya.“Dari sini kita masih harus jalan sekitar 5 menit buat sampe ke curugnya,” jelas Faris.Mereka ber6 berjalan beriringan 2-2. Paling depan ada Faris dan Anita, dibelakangnya ada Valerie dan Risko dan yang terakhir ada Adrian dan Rania.“Kamu suka?” tanya Faris pada Anita. Tatapan Faris begitu lembut. Seakan ingin memastikan bahwa Anita senang kali ini.“Suka Pak,” ujar Anita malu-malu.“Damn. Stop call me Pak. Saya jadi kayak bawa anak kalo kayak gitu,” gumam Faris.“Hehe maaf ya Faris,” ujar Anita.Tiba-tiba Faris merangkul bahu Anita. Valerie dan Risko yang ada dibelakang mereka saling pandang. Mereka tahu itu adalah reaksi a

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 88 Apa Yang Terjadi dengan Faris dan Valerie

    Sampai di Villa, semua satu per satu mandi bergantian, termasuk Adrian dan Rania. Walaupun mereka tidak ikut berenang, namun tetap harus mandi karena tubuh terasa kotor.Selesai mandi, mereka kembali berkumpul di ruang makan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan oleh Mang Een. Hari ini menunya adalah ayam bakar, lengkap dengan lalapan, oseng cumi cabe hijau, dengan pete, dan berbagai jus untuk minumannya.“Makan kayak gini emang enak banget ya,” ujar Risko sambil menjilati tangannya yang masih bersisa bumbu cumi asin.“Iyalah, sebenernya makanan kayak gini banyak di kota juga, Cuma yang bikin beda dan bikin rasa makin enak ya karena suasanya, karena udaranya, karena kebersamaannya juga,” ujar Rania.“Iya iya bener,” ujar Risko menyutuji.Selesai makan, mereka berenak duduk-duduk santai di ruang tamu di depan televisi. Tidak ada yang menyalahan televisi, mereka hanya sedang mengobrol untuk lebih mengakr

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 115 Valerie Sakit

    “Jadi gini Bu Valerie..”Faris mendengarkan di depan pintu dengan Valerie yang ada di tempat tidur.“Ibu pernah punya histori radang tenggorokan ya?” tanya Dokter Ali.“Iya dok,” jawab Valerie.“Nah radang tenggorokannya itu kumat bu, jadi demam, enggak enak badan. Lidah juga pahit. Ini enggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat aja, makan juga jangan sembarangan dulu ya bu. Trus banyakin minum air putih.”Valerie mengangguk-angguk. Sudah bukan hal baru dirinya terkena radang tenggorokan. Biasanya jika ia banyak pikiran, atau tubuhnya sedang lelah, radangnya bisa memerah dan membuatnya tidak enak badan.Namun kali ini, sakitnya luar biasa. Mungkin karena ia benar-benar tidak memperhatikan makanan atau minuman apa yang ia konsumsi belakangan, ditambah lagi dengan aktifitasnya yang tidak ada behentinya.“Ini saya buat resep untuk radang tenggorokannya ya, nanti bisa ditebus di apotik. Kalo 3 hari be

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 114 Valerie Sakit

    Pukul 4 pagi, Valerie dan Faris baru sampai di rumah. Tubuh mereka sudah lelah dan mengantuk.“Kamu apa aku yang mandi duluan?” tanya Valerie.“Kamu aja dulu, abis itu baru aku,” jawab Faris.Setelah Valerie dan Faris mandi, keduanya langsung tertidur. Namun, kali ini Valerie merasa dingin yang dirasakan berbeda dari dingin yang biasanya.“Pasti gara-gara mandi abis begadang nih,” pikirnya.Valerie merapatkan selimutnya dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin. Tapi ternyata tidak membantu sama sekali, tubuhnya menggigil saking dinginnya. Faris yang merasakan ada getar disampingnya, membuka mata dan melihat Valerie dalam keadaan menggigil.“Val, kamu kenapa? Dingin ya?” tanya Faris. Valerie mengangguk.Faris buru-buru menuju lemari, ia mengambil 2 pasang kaus kaki dan memakaikannya di kaki Valerie bersamaan. Ia mematikan AC, dan menyalahkan Air cooler. Tidak sedingin AC, namun tetap m

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 113 Late Night Ramen

    “Enggak apa-apa. Aku selalu kabarin ibuku kok kalo belom pulang,” jawab Anita.“Oh ya?”“Iya, aku lagi sama siapa, aku lagi dimana, ngapain, aku pasti kabarin ibuku. Sebenernya dia enggak minta, tapi emang aku yang selalu ngabarin biar enggak kuatir,” jelas Anita.“Oke kalo gitu.”Risko menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Ia memejamkan mata, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur. Tidak berbeda dengan Anita, setelah memastikan semua pintu terkunci dan AC tetap menyala, Anita jatuh tertidur.Tapi tidak lama kemudian, Anita bangun, ia tidak bisa tertidr jika kondisi mobil tidak berjalan. Lagi pula, tidak baik untuk pernafasan. Buru-buru Anita membuka semua jendela dalam mobil Risko.Angin malam langsung berebut masuk. Malam ini tidak terlalu dingin sebenarnya, tidak seperti malam-malam kemarin. Tapi sudah cukup membuat Anita mengencangkan jaketnya.Anita melihat ke layar, sudah nomor

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 112 Cerita Kepada Faris dan Valerie

    Valerie yang tadinya sedang serius mengerjakan laporan langsung bangkit dari duduknya.“Serius??” tanya Valerie sambil menghampiri Anita.“Iya Val. Dia bilang mau jadi suamiku tadi,” jawab Anita.“And you said yes?” tanya Valerie, dia benar-benar exited mendengar kabar ini.“Iya Val,” jawab Anita malu-malu.“Wahhhhhh keren banget kalian berduaaa, jadi kapan nih?” tanya Valerie. Ia menarik tangan Anita untuk duduk di sofa bersama dirinya dan Faris.“Masih lama kok. Aku mau kenal Risko dan keluarganya lebih dalam lagi, juga mau kenal sama temen-temannya Risko dulu. Soalnya kan kita kenalnya baru, jadi enggak langsung cepet juga. Minimal 3 bulan aku minta waktu, ya Ris?” tanya Anita kepada Risko.“Iyaa, aku juga mau kenal dulu sama keluarga dan temen-temennya dia. Abis itu kita diskusi lagi, baru deh tentuin tanggal,” jawab Risko. Ia duduk di kursi yang tadi Vale

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 111 She Said Yes

    Anita terdiam. Ia tidak menyangka Risko secepat itu melamar dirinya.“Anita?” tanya Risko.“Eh eh maaf Risko. Aku kaget, enggak nyangka kamu secepat itu ngelamar aku,” ujar Anita.“Iya makanya. Aku juga mikir kamu pasti ngerasa ini cepet banget. Tapi aku udah ngerasa cocok sama kamu. Aku mau hidup aku sama kamu.”Anita menatap Risko, mencari kebohongan dalam mata Risko, tapi ia tidak melihatnya sama sekali. Risko terlihat tulus, ia tidak terlihat bohong sama sekali.“Risko, kamu yakin? Kita belum lama kenal loh..” ujar Anita.“Aku yakin. Aku bisa kenal kamu nanti setelah nikah. Enggak apa-apa kok. Aku beneran yakin mau nikah sama kamu, kamu adalah calon istri yang aku rasa terbaik buatku, buat Papaku, buat keluargaku.”Anita tersentak.“Aku bahkan belom sempet kenal sama keluarga kamu, kalo mereka enggak suka sama aku gimana?” tanya Anita.“Eng

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 110 Risko Propose Anita

    Anita dan Risko sudah duduk di dalam rumah makan. Mereka duduk berhadapan dengan pemandangan langit yang cerah. Dengan lampu-lampu kecil cantik menghiasi interior rumah makan tersebut yang makin terlihat ketika sudah gelap.Angin malam menerbangkan rambut Anita yang dikuncir hanya setengah.“Dingin ya?” tanya Risko.“Lebih tepatnya adem, bukan dingin. Yang waktu di Villa nya Faris aja aku kuat kan,” ujar Anita.“Oh iya bener.”“Kamu tau tempat ini darimana sih? Bagus banget tau,” ujar Anita.“Dulu pernah makan di sini sama temen kantor rame-rame. Kita dari luar kota trus mampir kesini eh ternyata bagus banget.”Obrolan mereka terselak oleh pelayan yang mengantarkan makanan untuk Risko dan Anita. 2 piring nasi dengan ayam goreng dan sambal juga lalapan tersaji di depan mereka. 2 gelas jus buah naga pun tidak luput dari pesanan.“Makasih Mas,” ujar Anita.“Sama-sa

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 109 Risko Kasmaran

    Hari-hari selanjutnya dijalani Valerie dan Faris dengan masih bekerja di KS burger. Selama satu minggu Faris bekerja di sana sebagai pelayan banyak sekali pelajaran yang bisa ia ambil. Faris mengerti kenapa Risko bisa sebijaksana itu.Faris juga belajar untuk selalu menempatkan kepentingan orang lain diatas kepanetingannya sendiri, bagaimana ia harus menghargai orang lain, dan sama sekali tidak merasa diatas yang lainnya.Faris menilai, ilmu-ilmu seperti ini benar-benar mahal untuk dipelajari. Ia bisa menerapkannya di dunia kerja setelah ia masuk kerja nanti.“Val, hari ini aku izin lagi yaa. Mumpung masih ada Faris, jadi kamu enggak sendirian. Sabtu Minggu aku di sini kok,” ujar Risko.“Kamu belakangan izin mulu deh perasaan,” selidik Valerie.“Pacaran dia tuhhh,” Faris langsung menyerbu Risko begitu masuk ke dalam ruangan.“Seriusss Risko? Wahhh kenalin kaliiiiii pacarnyaaa,” ujar Valer

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 108 Pelajaran Berharga

    “Weiiii yang abis cari pacar, udah dapet?” tanya Faris begitu melihat Risko sampai di toko.“Hahhaa, enggak ada yang buang,” ujar Risko.“Seneng banget roman-romannya,” goda Faris.“Hahahha iya, lumayan lah. Gimana toko hari ini?” tanya Risko.“Aman, tenang aja. Setidaknya enggak ada ibu-ibu yang godain gue hari ini,” Faris sedang mengelap-ngelap meja. Ia benar-benar menikmati perannya dari hari ke hari bekerja di sini. Sepertinya Faris mulai berfikir ingin pindah Haluan menjadi pengusaha kuliner daripada kantoran.“Hahahah, bisa aja lo. Gue liat-liat makin jago aja ngelap mejanya. Udah deh Ris, gue ngeri lo kegirangan kerja ginian, inget lo CEO.”“Ternyata enak ya Ko kerja kayak gini,” Faris duduk di atas sebuah meja yang baru saja ia bersihkan. Apron seragam dari KS burger terlihat begitu pas di tubuh Faris.“Enaknya?” tanya Risko. Ia ikut duduk di seb

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 107 Berserah Pada Takdir

    Anita masih tersenyum lebar selesai dari menonton film yang berjudul Notebook.“Bagus filmnyaaaa,” ujar Anita.“Bagus filmnya apa suka endingnya?” tebak Risko.“Hahaha bener. Aku selalu jatuh cinta sama film yang happy ending.”“Typical perempuan sih. Rata-rata perempuan tuh suka banget film yang happy ending. Kayak enggak suka gitu tokoh utamanya tersakiti.”“Hahhaha iya bener tau.”“Makan dulu yuk,” ajak Risko.“Boleh.”Anita dan Risko memilih makan ayam goreng cepat saji yang ada di mall itu. Anita dan Risko memesan paket nasi dengan ayam super besar.“Kamu enggak mau pesen burger atau kentang?” tanya Anita.“Nope. Di toko banyak dan enak, ngapain aku pesen di sini,” ujar Risko.“Yeee bisa aja. Iya juga ya. Trus kenapa kita enggak makan di toko kamu aja sih,” ujar Anita.“Lah iya juga hahaha

DMCA.com Protection Status