Home / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Bab 68 Kenangan Yang Terus Hidup

Share

Bab 68 Kenangan Yang Terus Hidup

Author: sukanulisajaa
last update Last Updated: 2024-09-03 13:00:10

“Sejak saat itu, aku enggak pernah lagi pacaran Val. Aku bukan takut sebenernya, Cuma aku nyari yang bisa kayak Tia. Yang bisa kasih aku support, bisa kasih energi positive ke aku. Dan kalo bisa, aku dapetin dia bukan karena aku cari, Tia kan dateng sendiri, sama kayak kamu.” 

Valerie benar-benar tersentuh mendengar kisah Risko. Ia tidak tahu betapa sakitnya ditinggalkan dalam kondisi sedang sayang-sayangnya, tanpa pamit dan tidak bisa lagi bertemu walau hanya sesaat.

“Tia itu nyadarin aku Val, dia nyadarin aku kalo sekuat apapun aku dan dia mau bersama, pada akhirnya Tuhan yang punya kuasa.” 

Risko berbicara sambil matanya menerawang. Terlihat jelas rasa sakit masih begitu membekas.

“Tia tuh sama aku udah yakin Val kalo kita akan sama-sama terus. Enggak ada satupun dari kita yang berfikir kalo hubungan kita akan berakhir.”

“Dan Tia tuh bikin aku jadi lebih menghargai semua orang yang deket dan aku sayang.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 69 : Kisah Rania

    “Val.. Aku..”Rania kembali menangis. Ia sudah hampir tidak kuat untuk berbicara, padahal banyak sekali yang ingin ia sampaikan pada sahabat lamanya ini.“Minum dulu Rania,” ujar Valerie sambil menyerahkan segelas ice lemon tea.“Minum dingin dan manis semoga bisa bikin kamu lebih tenang.”Rania meminum lemon tea yang diberikan Valerie. Ia menarik nafas, mencoba mengumpulkan tenaga untuk mulai berbicara.“Val, pertama aku mau minta maaf,” ujar Rania.“Maaf?” tanya Valerie.“Iya aku mau minta maaf Val. Aku pernah nikah sama Faris,” ujar Rania dengan wajah tertunduk, ia seperti menyembunyikan kesakitan dan rasa bersalah dalam waktu yang sama.“Aku udah tau Rania,” ujar Valerie tenang.“Val, aku bener-bener enggak tahu kalo orang yang dijodohin sama aku itu Faris,” ujar Rania.“It’s oke Rania, udah lewat juga,” ujar Valerie.

    Last Updated : 2024-09-04
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 70 : Awal Kehancuran Rania

    Esok harinya, Adrian datang dengan kepercayaan diri yang sudah hampir terkikis habis. Adrian tahu, sebagai orang yang tidak memiliki uang banyak, melawan Pak Cakra adalah mustahil. Namun, ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk memperjuangkan apapun yang ada dalam hidupnya sampai sejauh ia mampu. Sisanya, ia serahkan pada semesta.Adrian datang dengan mengendarai jazz berwarna hitam hasil dari jerih payahnya sendiri. Uang membeli mobil ia dapat ketika pameran lukisannya 2 tahun silam mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari penikmat karyanya.“Permisi, selamat pagi,” ujar Adrian di depan rumah keluarga Pak Cakra.“Eh Den Adrian, masuk Den, udah ditungguin daritadi sama Tuan Cakra dan yang lain,” Surti, asisten rumah tangga keluarga Pak Adrian yang sudah mengabdi sejak masih muda mempersilahkan Adrian untuk masuk.“Makasih ya Bi,” ujar Cakra pada wanita berperawakan ramah tersebut.Adrian masuk ke ruang k

    Last Updated : 2024-09-05
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 71 Menemui Adrian

    Pagi-pagi sekali Rania udah dibangunkan oleh Mamanya. Rania yang masih setengah sadar langsung diajak naik ke mobil. Ia bahkan belum mandi dan mengganti pakaiannya, ia hanya menyambar tas kecil di samping tempat tidurnya yang berisi hp dan dompetnya.Rania melihat jam di hpnya, baru pukul 3 pagi. Itu berarti ia baru tidur sekitar 3 jam. Semenjak bekerja dengan ayahnya, Rania seringkali harus tidur larut malam karena pekerjaan yang tidak selesai di kantor dan harus ia bawa pulang ke rumah.“Mah, kita mau kemana?” tanya Rania. ia masih belum mengerti kenapa ia dibawa pagi-pagi seperti ini, dan kemana mereka akan pergi?Tidak ada jawaban dari Mamanya. Rania melihat Papa yang ada sedang ada di depan.“Pah, kita mau kemana?” tanya Rania.“Kamu mau nikah. Papa udah jodohin kamu sama anaknya temen Papa. Dia jauh lebih pantas buat kamu daripada pacar kamu yang enggak ada masa depannya itu.”Rania kaget bukan kepalang. Ternyat

    Last Updated : 2024-09-06
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 72 Adrian Tahu Yang sebenarnya

    “Adrian..”Rania berdiri menjajari Adrian. Air mata sudah tidak bisa lagi ditahan oleh Rania. Ucapan dingin dari Adrian tidak seberapa menyakitkan dibanding dengan melihat kondisi Adrian di depan matanya.Tubuh yang biasaya segar dan selalu bisa melindungi Rania, kini kurus. Rania tahu pasti berat badan Adrian turun drastis. Mata Adrian yang biasanya selalu bisa membuat Rania kuat kini memancarkan kesedihan yang teramat dalam, bahkan kantung mata Adrian hitam dan sangat tebal.“Kamu ngapain kesini?” ulangnya.“Adrian, bisa kita bicara sebentar? Aku mohon,” ujar Rania.Tidak ada jawaban dari Adrian, ia keluar dari rumah, dan duduk di kursi depan rumahnya. Rania mengikuti Adrian dan duduk di sampingnya. Pemandangan sawah di depan rumah Adrian selalu menjadi mood booster bagi Rania.“Adrian, aku kangen,” itu adalah kata pertama yang ada di otak Rania yang ingin disampaikan pada Adrinan kali ini.

    Last Updated : 2024-09-07
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 73 Pergi Untuk Kembali

    Malam ini Rania tidak pulang. Ia menginap di rumah Adrian.“Kamu enggak mau bilang Faris kalo kamu di sini?” tanya Adrian.“Enggak usah, ngapain bilang. Dia juga pasti enggak ngeh kalo aku enggak ada di rumah kok.”Semenjak hari itu, setiap bulan Rania mengunjungi Adrian di rumah orangtuanya. Bukan hanya mengunjungi tapi juga menginap dan itu bisa 2 sampai 3 hari. Ia benar-benar tidak mengerti seperti apa hidupnya saat itu. Tidak jelas.Ia adalah seorang istri, namun sering ia tidur dengan pacarnya, Adrian. Tapi toh Faris juga tidak peduli apakah Rania ada atau tidak. Bahkan orangtuanya yang menjodohkan dirinya dengan Faris pun tidak pernah sekedar bertanya kabarnya.Rania kembali mendapatkan semangat hidupnya, begitu juga dengan Adrian. Lukisan-lukisan Adrian kembali ‘hidup’ setelah Rania kembali dalam hidupnya. Adrian mendapatkan kembali percaya dirinya dalam hal melukis.“Adiran, kamu lagi ngeluki

    Last Updated : 2024-09-08
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 74 Cerita dari Awal

    “Trus, 3 tahun Faris minta cerai dan jujur gue seneng banget Val,” ujar Rania.“Jadi sekarang lo gimana Ran?” tanya Valerie.“Gue balik ke Adrian. Gue rencananya mau kabur aja sih kalo enggak di restuin juga sama Papa, tapi pasti Adriannya enggak mau. Dia bener-bener enggak mau gue kena masalah, itu doang,” ujar Rania.“Gue udah diceritain juga sama Faris Ran. Dan sekarang gue seneng banget lo udah bisa balik ke Adrian,” ujar Valerie.“Iya Val. Kebahagiaan yang gue dapet ketika sama Adrian yang bikin gue kuat jalanin bertahun-tahun hidup tanpa dia. Sekarang gue happy, Adrian happy walaupun kejelasan ke depannya belum tau,” ujar Rania.“I always hope the best for you Rania.”“Lo gimana sama Faris Val?” tanya Rania.“Enggak gimana-gimana. Gue juga belum mau balik sama Faris. Gue udah ada pengganti yang jauh lebih baik daripada Faris Ran. Dan gue juga baru

    Last Updated : 2024-09-09
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 75 Faris dan Valerie Resmi Jadian

    Valerie dan Faris akhirnya mengobrol setelah sekian lama mereka hanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing selama di sana. Faris dan Valerie menemukan banyak kesamaan antara mereka berdua. Sama-sama suka alam, dan benci pantai. Sama-sama kuliah sambil bekerja, dan sama-sama tidak terlalu memikirkan jodoh.Semakin lama, hubungan Valerie dan Faris semakin dekat. Valerie merasa bahwa Faris adalah orang yang begitu humble, begitu baik dan penyayang. Valerie merasa, Faris adalah laki-laki yang bisa mengimbangi sifat mandirinya.“Val, besok kamu libur?” tanya Faris suatu hari.“Libur, kenapa?” tanya Valerie.“Aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Kamu pasti suka.”“Oh ya? Okey kalo gitu. Pick me up at?”“9.”“Oke.”Esoknya, pukul 8.45, Valerie sudah rapih dan siap untuk pergi dengan Faris. Pukul 9 tepat, Faris sudah sampai. Mereka pergi menaiki mobil Faris ke suatu tempat.

    Last Updated : 2024-09-10
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 76 Akhir Cerita Valerie dan Faris

    Sejak saat itu, hidup Valerie berubah. Ia bukan lagi menjadi orang yang judes, galak dan suka marah-marah di kantor. Kini setiap hari, hatinya berbunga-bunga karena hubungannya dengan Faris.Faris bahkan tidur di rumah Valerie, karena di rumahnya ia tidak terlalu nyaman dengan orangtuanya. Orangtua Faris adalah seorang pengusaha yang sibuk luar biasa, dan Faris juga bekerja di perusahaan orangtuanya. Itu berarti atasannya adalah ayahnya sendiri.Valerie yang tinggal sendiri di rumahnya pun berbahagia karena Faris bisa menemaninya di rumah.“Selamat pagi Farisku,” sapa Valerie yang sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Faris.“Pagi sayang,” jawab Faris, ia merangkul Valerie dari belakang, mencium lehernya dan duduk di meja makan.“Nih roti kamu, pake isi keju plus susu coklat hangat kan?” ujar Valerie sambil menyerahkan satu piring berisi setangkup roti dengan segelas susu coklat hangat kepada Faris.&ldquo

    Last Updated : 2024-09-11

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 115 Valerie Sakit

    “Jadi gini Bu Valerie..”Faris mendengarkan di depan pintu dengan Valerie yang ada di tempat tidur.“Ibu pernah punya histori radang tenggorokan ya?” tanya Dokter Ali.“Iya dok,” jawab Valerie.“Nah radang tenggorokannya itu kumat bu, jadi demam, enggak enak badan. Lidah juga pahit. Ini enggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat aja, makan juga jangan sembarangan dulu ya bu. Trus banyakin minum air putih.”Valerie mengangguk-angguk. Sudah bukan hal baru dirinya terkena radang tenggorokan. Biasanya jika ia banyak pikiran, atau tubuhnya sedang lelah, radangnya bisa memerah dan membuatnya tidak enak badan.Namun kali ini, sakitnya luar biasa. Mungkin karena ia benar-benar tidak memperhatikan makanan atau minuman apa yang ia konsumsi belakangan, ditambah lagi dengan aktifitasnya yang tidak ada behentinya.“Ini saya buat resep untuk radang tenggorokannya ya, nanti bisa ditebus di apotik. Kalo 3 hari be

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 114 Valerie Sakit

    Pukul 4 pagi, Valerie dan Faris baru sampai di rumah. Tubuh mereka sudah lelah dan mengantuk.“Kamu apa aku yang mandi duluan?” tanya Valerie.“Kamu aja dulu, abis itu baru aku,” jawab Faris.Setelah Valerie dan Faris mandi, keduanya langsung tertidur. Namun, kali ini Valerie merasa dingin yang dirasakan berbeda dari dingin yang biasanya.“Pasti gara-gara mandi abis begadang nih,” pikirnya.Valerie merapatkan selimutnya dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin. Tapi ternyata tidak membantu sama sekali, tubuhnya menggigil saking dinginnya. Faris yang merasakan ada getar disampingnya, membuka mata dan melihat Valerie dalam keadaan menggigil.“Val, kamu kenapa? Dingin ya?” tanya Faris. Valerie mengangguk.Faris buru-buru menuju lemari, ia mengambil 2 pasang kaus kaki dan memakaikannya di kaki Valerie bersamaan. Ia mematikan AC, dan menyalahkan Air cooler. Tidak sedingin AC, namun tetap m

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 113 Late Night Ramen

    “Enggak apa-apa. Aku selalu kabarin ibuku kok kalo belom pulang,” jawab Anita.“Oh ya?”“Iya, aku lagi sama siapa, aku lagi dimana, ngapain, aku pasti kabarin ibuku. Sebenernya dia enggak minta, tapi emang aku yang selalu ngabarin biar enggak kuatir,” jelas Anita.“Oke kalo gitu.”Risko menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Ia memejamkan mata, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur. Tidak berbeda dengan Anita, setelah memastikan semua pintu terkunci dan AC tetap menyala, Anita jatuh tertidur.Tapi tidak lama kemudian, Anita bangun, ia tidak bisa tertidr jika kondisi mobil tidak berjalan. Lagi pula, tidak baik untuk pernafasan. Buru-buru Anita membuka semua jendela dalam mobil Risko.Angin malam langsung berebut masuk. Malam ini tidak terlalu dingin sebenarnya, tidak seperti malam-malam kemarin. Tapi sudah cukup membuat Anita mengencangkan jaketnya.Anita melihat ke layar, sudah nomor

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 112 Cerita Kepada Faris dan Valerie

    Valerie yang tadinya sedang serius mengerjakan laporan langsung bangkit dari duduknya.“Serius??” tanya Valerie sambil menghampiri Anita.“Iya Val. Dia bilang mau jadi suamiku tadi,” jawab Anita.“And you said yes?” tanya Valerie, dia benar-benar exited mendengar kabar ini.“Iya Val,” jawab Anita malu-malu.“Wahhhhhh keren banget kalian berduaaa, jadi kapan nih?” tanya Valerie. Ia menarik tangan Anita untuk duduk di sofa bersama dirinya dan Faris.“Masih lama kok. Aku mau kenal Risko dan keluarganya lebih dalam lagi, juga mau kenal sama temen-temannya Risko dulu. Soalnya kan kita kenalnya baru, jadi enggak langsung cepet juga. Minimal 3 bulan aku minta waktu, ya Ris?” tanya Anita kepada Risko.“Iyaa, aku juga mau kenal dulu sama keluarga dan temen-temennya dia. Abis itu kita diskusi lagi, baru deh tentuin tanggal,” jawab Risko. Ia duduk di kursi yang tadi Vale

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 111 She Said Yes

    Anita terdiam. Ia tidak menyangka Risko secepat itu melamar dirinya.“Anita?” tanya Risko.“Eh eh maaf Risko. Aku kaget, enggak nyangka kamu secepat itu ngelamar aku,” ujar Anita.“Iya makanya. Aku juga mikir kamu pasti ngerasa ini cepet banget. Tapi aku udah ngerasa cocok sama kamu. Aku mau hidup aku sama kamu.”Anita menatap Risko, mencari kebohongan dalam mata Risko, tapi ia tidak melihatnya sama sekali. Risko terlihat tulus, ia tidak terlihat bohong sama sekali.“Risko, kamu yakin? Kita belum lama kenal loh..” ujar Anita.“Aku yakin. Aku bisa kenal kamu nanti setelah nikah. Enggak apa-apa kok. Aku beneran yakin mau nikah sama kamu, kamu adalah calon istri yang aku rasa terbaik buatku, buat Papaku, buat keluargaku.”Anita tersentak.“Aku bahkan belom sempet kenal sama keluarga kamu, kalo mereka enggak suka sama aku gimana?” tanya Anita.“Eng

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 110 Risko Propose Anita

    Anita dan Risko sudah duduk di dalam rumah makan. Mereka duduk berhadapan dengan pemandangan langit yang cerah. Dengan lampu-lampu kecil cantik menghiasi interior rumah makan tersebut yang makin terlihat ketika sudah gelap.Angin malam menerbangkan rambut Anita yang dikuncir hanya setengah.“Dingin ya?” tanya Risko.“Lebih tepatnya adem, bukan dingin. Yang waktu di Villa nya Faris aja aku kuat kan,” ujar Anita.“Oh iya bener.”“Kamu tau tempat ini darimana sih? Bagus banget tau,” ujar Anita.“Dulu pernah makan di sini sama temen kantor rame-rame. Kita dari luar kota trus mampir kesini eh ternyata bagus banget.”Obrolan mereka terselak oleh pelayan yang mengantarkan makanan untuk Risko dan Anita. 2 piring nasi dengan ayam goreng dan sambal juga lalapan tersaji di depan mereka. 2 gelas jus buah naga pun tidak luput dari pesanan.“Makasih Mas,” ujar Anita.“Sama-sa

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 109 Risko Kasmaran

    Hari-hari selanjutnya dijalani Valerie dan Faris dengan masih bekerja di KS burger. Selama satu minggu Faris bekerja di sana sebagai pelayan banyak sekali pelajaran yang bisa ia ambil. Faris mengerti kenapa Risko bisa sebijaksana itu.Faris juga belajar untuk selalu menempatkan kepentingan orang lain diatas kepanetingannya sendiri, bagaimana ia harus menghargai orang lain, dan sama sekali tidak merasa diatas yang lainnya.Faris menilai, ilmu-ilmu seperti ini benar-benar mahal untuk dipelajari. Ia bisa menerapkannya di dunia kerja setelah ia masuk kerja nanti.“Val, hari ini aku izin lagi yaa. Mumpung masih ada Faris, jadi kamu enggak sendirian. Sabtu Minggu aku di sini kok,” ujar Risko.“Kamu belakangan izin mulu deh perasaan,” selidik Valerie.“Pacaran dia tuhhh,” Faris langsung menyerbu Risko begitu masuk ke dalam ruangan.“Seriusss Risko? Wahhh kenalin kaliiiiii pacarnyaaa,” ujar Valer

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 108 Pelajaran Berharga

    “Weiiii yang abis cari pacar, udah dapet?” tanya Faris begitu melihat Risko sampai di toko.“Hahhaa, enggak ada yang buang,” ujar Risko.“Seneng banget roman-romannya,” goda Faris.“Hahahha iya, lumayan lah. Gimana toko hari ini?” tanya Risko.“Aman, tenang aja. Setidaknya enggak ada ibu-ibu yang godain gue hari ini,” Faris sedang mengelap-ngelap meja. Ia benar-benar menikmati perannya dari hari ke hari bekerja di sini. Sepertinya Faris mulai berfikir ingin pindah Haluan menjadi pengusaha kuliner daripada kantoran.“Hahahah, bisa aja lo. Gue liat-liat makin jago aja ngelap mejanya. Udah deh Ris, gue ngeri lo kegirangan kerja ginian, inget lo CEO.”“Ternyata enak ya Ko kerja kayak gini,” Faris duduk di atas sebuah meja yang baru saja ia bersihkan. Apron seragam dari KS burger terlihat begitu pas di tubuh Faris.“Enaknya?” tanya Risko. Ia ikut duduk di seb

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 107 Berserah Pada Takdir

    Anita masih tersenyum lebar selesai dari menonton film yang berjudul Notebook.“Bagus filmnyaaaa,” ujar Anita.“Bagus filmnya apa suka endingnya?” tebak Risko.“Hahaha bener. Aku selalu jatuh cinta sama film yang happy ending.”“Typical perempuan sih. Rata-rata perempuan tuh suka banget film yang happy ending. Kayak enggak suka gitu tokoh utamanya tersakiti.”“Hahhaha iya bener tau.”“Makan dulu yuk,” ajak Risko.“Boleh.”Anita dan Risko memilih makan ayam goreng cepat saji yang ada di mall itu. Anita dan Risko memesan paket nasi dengan ayam super besar.“Kamu enggak mau pesen burger atau kentang?” tanya Anita.“Nope. Di toko banyak dan enak, ngapain aku pesen di sini,” ujar Risko.“Yeee bisa aja. Iya juga ya. Trus kenapa kita enggak makan di toko kamu aja sih,” ujar Anita.“Lah iya juga hahaha

DMCA.com Protection Status