“Bayu….” Sial! Suara yang keluar justru terdengar seperti desahan. Bayu menghabiskan ruang di belakang Marcella dan mengunci tubuh mereka tanpa jarak. Udara menguar menjadi suhu panas tanpa ampun ketika kedua mata mereka bertemu. Sebuah kerinduan yang sama. Perasaan yang meminta untuk dibebaskan.
“Mam!” Bianca berteriak tidak percaya ketika dia baru saja membuka pintu. Marcella merentagkan tangan lebar dan membiarkan Bianca menyerbu ke arahnya. Kedua ibu dan anak itu berpelukan hangat beberapa menit untuk saling melepas kerinduan. “Wow! So surprise! Momy datang tiba-tiba?” pekik Bianca. M
“Mungkin dia cemburu karena kau dekat dengan seorang gadis di usianya. Sementara dia sendiri tidak setiap saat bisa dekat denganmu.” Nindia menjawab asal sambil merapikan peralatan makan mereka. Marcella mengerutkan kening. Walau mereka terpisah lama dan jauh, sebagai ibu dia mengenal Bianca dengan
Sayangnya hanya Marcella yang terkejut dalam situasi itu. Sosok pria yang duduk di sebelah Aryani bahkan dengan tenang meneruskan menikmati makanan yang tersaji di depannya. Dia seolah mengabaikan kedatangan Marcella. Tidak ingin terlihat bodoh, Marcella menenangkan diri dan melangkah masuk. Pelaya
“Pertanyaan bodoh macam apa itu, Aryani? Kau sama sekali tidak mengenal wanita di depanmu ini. Wanita ini adalah wanita yang arogan bahkan untuk mengakui perasaannya sendiri.” Kata-kata Bayu menusuk tepat di hati Marcella. Meski begitu, Aryani masih berharap sebuah jawaban. Sementara dia menoleh be
“Apa kabar, Bu? Maaf aku datang terlambat. Karena beberapa bisnis penting, aku terpaksa mengambil penerbangan beberapa hari setelah Marcella. Dan aku di sini sekarang.” Bayu berdiri di belakang Marcella dan memegang bahu Marcella dengan penuh kasih sayang. Senyum Nindia merekah saat dia melihat Bay
“Kenapa kau terlihat kesal? Bukankah seharusnya kau mengucapkan terima kasih?” tanya Bayu dengan wajah menggoda Marcella. “Berterima kasih? Kau terus menerus membuatku terkejut. Setiap kali bertemu denganmu, aku nyaris terkena serangan jantung. Beruntung aku memiliki jantung yang kuat dan sehat.” M
“Aku akan memberitahumu, hanya jika kau mau mengakui bahwa kau mencintaiku.” Sepasang mata coklat Bayu ‘menembus’ hati Marcella. Ketika pandangan Bayu beralih ke bibir ranum Marcella, mereka berdua sudah ‘terbang’ dari muka bumi. Marcella berusaha keras membuat pikirannya tetap terjaga dengan segen