Share

Hanya Mengorek Luka Lama

Author: Caca aca
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu kenapa sayang?" Mas Adi trlihat panik saat melihatku.

"Aku lapar," sahutku, sambil memegang perut.

"Kita makan ya," ucapnya.

Aku hanya mengangguk, sambil berucap syukur dalam hati, karena selamat dari terkaman mas Adi.

***

"Ra, besok kita jalan jalan ya," Ucap mas Adi, ssaat aku menyambutnya pulang dari kerja. Mas Adi tampak lelah dan langsung duduk diruang tamu.

"Serius Mas?" Tanyaku setengah tak percaya.

"Iya sayang," Balasnya seraya mengacak rambutku.

"Mas, sudah minta cuti beberapa hari, jadi kita bisa pergi kemanapun kamu mau," senyum manis terukir di bibirnya. Membuat dia makin terlihat tampan. Sungguh aku makin cinta, saat melihatnya.

"Apa kamu mau bulan madu sayang?" Mas Adi sepertinya sangat serius.

"Nggak usah lah Mas, jalan jalan saja ya?" Pintaku sembari bergelayut manja pada Mas Adi.

"Iya sudah sayang, terserah kamu saja. Yuk masuk!" Ucapnya, membuatku jadi terkejut, karena mas Adi mengajakku berdiri dengan menarik tanganku secara tiba tiba.

"Haah, masuk? Buka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Bertemu Kak Ayu.

    "Seseorang menyebut nama Dinda, dan aku seperti mengenal suaranya. Aku terkejut, ketika menoleh, kak Ayu, sudah berada di sampingku. "Kak ayu," Aku langsung memeluk kak Ayu, penuh haru."Dinda, ya ampun Din, kamu kemana saja, kakak mencarimu kemana mana Din. Maafkan kakak ya, gara gara kakak, kamu jadi seperti ini." Kak Ayu memelukku erat sembari menangis. Sungguh aku tak menyangka bisa bertemu lagi dengan kak Ayu, bahkan aku hampir melupakan kak Ayu."Kak, Dinda kangen sama kakak, bolehkan kita ngobrol sebentar?" Tanyaku pada kak Ayu."Pasti Din," Kak Ayu melepas pelukannya."Sayang, sudah selesai belum belanjanya?" Tanya mas Adi, yang tiba tiba saja datang."Din, ini siapa?" Tanya kak Ayu."Kenalin kak, ini Mas Adi, suamiku," Kak Ayu tampak bingung, seperti tak percaya."Suami Din?" Tanya kak Ayu lagi."Iya kak, nanti aku ceritain ya. Sekarang aku mau kekasir dulu ya kak, nanti setelah itu kita lanjut ngobrol." Bergegas aku membawa keranjang belanjaan ke kasir, diikuti mas Adi da

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Ingin Pulang.

    "Kenapa dengan ayeh dan ibuku Kak?" hatiku bergetar, mendengar ucapan kak Ayu, yang di jeda. "Ayah ibumu, sudah berpisah Din." ucap kak Ayu. "Maksudnya bagaimana Kak?" tanyaku penasaran. Ayahmu, Om Bagas, dia bilang, sudah menceraikan ibumu." jelas kak Ayu. "Aku tahu alasan ayah menceraikan ibu. Aku akan menjelaskan semuanya nanti. Aku harap, mereka bisa rujuk kembali." ucapku sedih. "Amiin. Doa terbaik untuk mereka Din," ucap kak Ayu. "Terimakasih Kak. Aku permisi dulu ya Kak," pamitku pada kak Ayu. "Iya Din, kamu hati-hati ya."Sepanjang perjalanan pulang, pikiranku selalu terbayang kedua orang tuaku, hatiku selalu bertanya tanya, apakah benar yang dikatakan oleh kak Ayu, kalau mereka sudah berpisah. Lalu siapa yang menempati rumah itu, papa atau mama?"Ra, kamu mikirin apa sih? "Dari tadi kok diam saja? Tanya mas Adi heran."Nggak ada kok Mas." Jawabku pelan."Ya sudah, ceritanya nanti saja, sekarang kita sudah sampai, yuk turun," Ajaknya.Ya ampun, gara gara aku terlalu ba

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Ketika Kembali Kerumah.

    "Ra, kamu jadi pulang kan?" Tanya mas Adi selesai, kami sarapan."Jadi dong Mas, tapi..."Tapi apa sayang?" Mas Adi seperti penasaran, karena tak kuteruskan ucapanku."Aku bingung Mas, bagaimana caranya aku menjelaskan pada mereka," ucapku sedih.Sungguh aku bingung, apa yang harus aku katakan pada papa dan mama, tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya, aku takut mereka shok, mendengar penjelasanku."Arra, kalau menurutku, lebih baik, kamu katakan saja, yang sebenarnya. Aku yakin mereka akan mengerti. Percayalah, mereka akan baik baik saja, sekarang kan sudah ada Mas yang bersamamu." Jelas mas Adi tegas."Baiklah Mas, aku akan ikuti saranmu!" meskipun Ragu, namun aku bertekad ingin mengatakan yang sebenarnya."Gitu dong sayang. Kalau gitu kita siap siap dulu yuk!" Ajak mas Adi sambil meraih tanganku."Aku mandi dulu ya Mas?" Segera kuraih handuk dan membawanya ke kamar mandi."Ra, tunggu!" Teriak mas Adi. "Ada apa Mas?" "Bareng saja mandinya ya?" Mata mesumnya sudah kelihatan, a

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Menjadi Tahanan

    "Mbak, sebenarnya apa yang terjadi pada pak Bagas?" Tanya mas Adi. "Pak Bagas di tangkap polisi Mas," Jawab mbak Marni."Apa! "Papa di penjara? Papa salah apa Mbak?" Tanyaku dengan air mata bercucuran."Aku tidak tahu Non?" Jawab mbak Marni sambil menunduk."Ra, mungkin saja, ini ada hubungannya dengan orang yang dendam pada papamu," jelas mas Adi "Maksudnya, papa dijebak!" Mungkin benar yang dikatakan mas Adi, ini ada hubungannya dengan orang itu."Bisa jadi Ra, sekarang kamu tenangkan pikiranmu, nanti kita kekantor polisi, jenguk papa," Ucap mas Adi."Aku ikut ya Non, aku juga pingin lihat bapak," Ujar mbak Marni."Iya Mbak." jawabku lesu."Mbak, papa dan mama sudah tak ada dirumah ini, kenapa mbak masih bertahan disini, siapa yang gaji mbak, nggak ada kan?" Tanyaku heran."Bapak yang menyuruh, agar Mbak tetap disini, bapak takut kalau suatu saat Non pulang, tak ada siapa siapa dirumah ini, dan bapak sudah menggaji saya selama setahun, saya tak mungkin mengkhianati bapak, mengkh

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Pertemuan Yang Mengharukan.

    "Ra, bangun! Kita jadi kan, berangkat pagi pagi?" Mas Adi menepuk-nepuk pipiku."Sudah pagi ya Mas?" Tanyaku sambil mengucek mata yang masih sepet, karena semalam susah tidur, teringat mama terus."Iya sayang? Kamu mandi dulu ya? Udah gitu sarapan dulu, baru kita berangkat!" Mas Adi sudah kayak bapak, yang nyuruh anaknya saja, persis banget sama papa, kalau bangunin aku dulu."Siap komandan!" Aku segera beranjak untuk kekamar mandi. Mas Adi malah melempariku dengan bantal, sambil menggelengkan kepala. Entah apa yang dia pikirkan, aku tak peduli, saat ini, aku merasa sangat senang, karena ingin bertemu mamaku tercinta.Aku sudah bersiap untuk pergi ketempat mama sekarang. Jaraknya memang lumayan jauh, setengah hari perjalanan baru sampai. Itupun kalau tak kena macet, kalau macet parah ya, bisa sampai sehari.Setelah berpamitan dengan mbak Marni, aku dan mas Adi segera berangkat."Ra, kamu nggak beli oleh oleh buat mama dan keluarga disana?" Tanya mas Adi, saat kami dalam perjalanan."O

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Maafkan Aku Mas.

    Gegas aku menuju kamar tempat mas Adi istirahat, perlahan kubuka pintu, dan kulihat mas Adi sedang tertidur pulas. Mungkin mas Adi kelelahan setelah perjalanan jauh. Terlebih kemarin, hanya mondar mandir menemaniku. Aku merasa kasihan pada mas Adi, dia rela berkorban segalanya untukku, sungguh seorang suami idaman, aku jadi makin cinta padanya.Kudengar ponsel mas Adi, berdering, tapi aku tak tega untuk membangunkannya. Takut penting, aku mencoba menjawab panggilan itu. Namun belum sempat menjawab, orang itu sudah keburu bicara."Hallo bos, aku sudah menemukan petunjuk, tentang orang itu!"Mendengar kata katanya, aku jadi gemetaran, sepertinya itu orang suruhan mas Adi. Segera ku bangunkan mas Adi."Mas, bangun!" Bisikku pelan sambil mengoncang goncang tubuh mas Adi. Saat mas Adi terbangun, segera aku berikan ponsel padanya. "Bagaimana?" "Baiklah, terus pantau dia!" Kudengar mas Adi bercakap sebentar dengan orang itu lalu mengakhiri panggilannya."Tadi siapa Mas?" Tanyaku penasaran.

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Merasa Takut.

    "Non Arra, bagaimana keadaan Ibu?" Tanya mbak Marni, saat membukakan pintu untukku."Ibu baik baik saja Mbak." Sahutku sambil menyerahkan beberapa oleh oleh, pemberian nenek."Apa ini Non?" tanya Mbak mar i."Oleh oleh dari nenek, makan aja Mbak!"Sebelum aku pulang, nenek sempat memberikan oleh oleh berupa jenang dodol kesukaanku, nenek masih saja ingat makanan kesukaanku saat berkunjung kerumahnya."Capek ya Mas?" Tanyaku, saat kulihat mas Adi, langsung merebahkan tubuhnya di ranjang."Iya sayang!""Aku pijitin ya Mas?"Tanpa menunggu jawaban mas Adi, aku mulai memijit mijit kakinya."Enak Ra, coba naik keatas sedikit!"Perintahnya, akupun segera memijit bagian pahanya."Ra, sepertinya ada yang terusik!"Mas Adi menunjukan sesuatu, miliknya padaku. Membuat aku heran, masa di pijat kakinya, yang berasa yang itu."Iih Mas ini, orang lagi dipijit juga! coba berbalik Mas, aku pijit punggungnya ya?"Aku mencoba mengalihkan perhatiannya, yang sudah menatapku mesum."Ra, tolongin dulu! Ak

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Menjenguk Papa.

    Dengan nafas yang masih terengah, aku mengajak mas Adi masuk. Kali ini, mas Adi menurut. Aku langsung menuju kamar diikuti mas Adi. Ku tutup pintu kamar rapat rapat, lalu ku kunci dari dalam. Mas Adi yang melihat tingkahku mungkin merasa heran."Kamu kenapa sayang?"Kubenamkan wajahku dipelukan mas Adi."Aku takut Mas.""Kamu nggak usah takut Ra, aku ada bersamamu. Tenanglah, sekarang ceritakan padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mas Adi membelai rambutku sambil terus memelukku. Kutarik nafas panjang, kuhembuskan perlahan, aku merasa sedikit tenang sekarang."Mas, tadi aku ketemu mbak Jum, dan mbak Jum bilang aku harus hati hati,""Mbak Jum siapa Ra?" tanya mas Adi.Aku ceritakan semua ke mas Adi, tentang mbak Jum, yang mengatakan telah mendengar pembicaraan dua orang yang tengah mencari ku."Mas, apa yang harus aku lakukan? apa aku harus merasakan ketakutan seperti ini terus,"Aku menangis terisak dipelukan mas Adi."Ra, kamu yang tenang ya, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk m

Latest chapter

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Akhir yang Bahagia.

    "Mas, aku takut,""Arra bertahan ya?"Samar kudengar suara mas Adi, namun perlahan menghilang."Arra bangun sayang, kamu pasti kuat sayang."Kudengar pelan suara mas Adi. Perlahan kubuka mata ini, kurasakan tangan mas Adi menggenggam tanganku, kutatap wajahnya, ada raut sedih disana, ada air mata menetes dipipinya."Mas." panggilku lirih."Arra, kamu sudah sadar sayang."Mas Adi mencium tanganku lembut."Apa yang terjadi Mas? apa kandunganku baik baik saja?"Kali ini, aku sudah tak merasakan kram diperutku, apa jangan jangan, tidak aku tak mau itu terjadi."Sayang, kandungan kamu baik, anak kita baik baik saja Ra.""Tapi..."Tapi apa Mas?" Mas Adi menggantung kata katanya, membuatku jadi panik."Tapi, kamu kenapa curang, nggak kasih tau Mas, dari kemarin kemarin."Mas Adi tersenyum seraya membelaiku sayang."Maksud kamu apa Mas?"Mas Adi membuatku bingung."Dokter bilang, usia kandungan kamu sudah lima minggu, tapi kok baru kasih tau Mas kemarin."Ucap mas Adi, sambil mengacak acak r

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Musuh Dalam Selimut.

    Drrrrrtttt.Kudengar posnselku berbunyi saat berada dikamar mandi."Ra, ada telepon dari om Andri nih?" Ucap mas Adi dari balik pintu."Sebentar Mas!"Om Andri telepon? Pasti ada yang penting. Jangan-jangan, ini soal penyelidikan itu. Apa om Andri sudah berhasil, menyelidikinya, dan sudah tahu siapa orang itu?"Mana Mas?" Mas Adi memberikan ponsel yang dipegangnya padaku."Hallo Om." sapaku ramah."Arra, Om sudah mengetahui siapa orang itu." Ucap Om Andri dari seberang sana."Serius Om?"Mendengar yang om Andri katakan, aku sangat senang. Sebentar lagi, aku akan melihat wajah orang yang menghancurkan hidupku melalui Andrean."Sekarang dia sudah Om sekap dirumah." Ucap om Andri tegas."Apa Om! Disekap?"Aku masih bingung dengan maksud om Andri."Iya Ra, kamu segera kesini ya!""Iya Om, sebentar lagi Arra kesitu."Berarti om Andri telah menangkapnya, tapi kenapa tak langsung membawanya kekantor polisi. Apa om Andri ingin aku melihatnya dulu. Tapi siapa sebenarnya orang itu? aku jadi pe

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Kejutan.

    "Ada apa Mas?"Mas Adi hanya melirikku saja, aku jadi takut, jangan jangan terjadi sesuatu sama papa."Papa Ra.""Papa kenapa Mas?" Mas Adi malah tersenyum, aku jadi bingung dibuatnya."Kok malah senyum sih Mas." Aku jadi kesal dibuatnya."Kamu tuh, orang Mas belum selesai ngomong, udah main potong aja. Tadi yang telepon Papa, Papa bilang sekarang lagi kerumah Nenek, Papa lagi jemput Mama."Kali ini mas Adi sepertinya serius."Yang bener Mas?" "Iya sayang, kamu nggak usah panikan kenapa?"Ujar mas Adi sembari mengacak rambutku.Mendengar kata kata mas Adi, aku merasa bahagia sekali, aku senang karena papa baik baik saja. Lebih senang lagi, karena papa sedang jemput mama, sebentar lagi, keluarga kecilku dapat berkumpul kembali, aku sudah tak sabar, ingin melihat mereka bersatu kembali."Mas, kita sarapan yuk!"Karena panik, memikirkan papa, aku sampai lupa untuk sarapan, kasihan mas Adi, pasti sudah sangat lapar."Yuk!" mas Adi seperti sangat bersemangat."Maaf ya Mas, gara gara aku,

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Menyelidiki.

    Drrrtttt....Kudengar ponselku berdering, tapi aku biarkan, karena mata ini masih terasa ngantuk, enggan meraih ponsel yang berada disamping Mas Adi. Aku kembali hampir terlelap, saat kudengar bunyi ponselku untuk kedua kalinya. Siapa sih, masih pagi begini sudah telepon, mengganggu saja. aku menggerutu kesal.Segera kuberanjak dan kuraih ponselku.Ahh mati, biarin lah, nanti juga kalau penting telepon lagi.Ting.Sms masuk. Segera kubuka isi pesan itu, takutnya penting.[ Ra, ini Om, Orang orang Om, melihat orang yang mencurigakan, didepan rumahmu ]Ting.Kali ini pesan berbentuk Video.Kulihat dengan jelas, ada orang yang sedang berusaha memanjat pagar rumahku, tapi sayangnya, wajahnya tak terlihat jelas, karena memakai masker.Ting.Satu lagi pesan video masuk, kulihat diluar pagar, ada sebuah mobil dan seorang wanita, sepertinya sedang mengawasi tempat sekitar, tapi sayangnya wanita itupun memakai masker, tapi sepertinya aku hapal gerak geriknya.Ting.[ Sekarang Seno dan Joko, se

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Membebaskan Papa.

    Saat om Andri membuka pintu, tiba tiba seseorang dibalik pintu menghajar om Andri, hingga terpental kebelakang.Om Andri babak belur, dihajar dua orang berpenampilan seperti preman."Arra kamu baik baik saja sayang?"Kudengar suara orang memanggil."Mas Adi!"Mas Adi memelukku dan membawaku keluar."Handi cepat lapor polisi, sebelum bajingan ini kabur!"Perintah mas Adi, pada orang yang bernama Handi.Sebelum orang itu menghubungi polisi aku harus mencegahnya."Tunggu!" teriakku pada orang yang bernama Handi."Tolong jangan lapor polisi!" Aku tak mau om Andri masuk penjara, gara gara kesalahan pahaman ini."Kenapa Ra? Orang seperti itu pantas membusuk dipenjara." Ujar mas Adi terlihat kesal.Wajar saja, karena mas Adi mengira, kalau om Andri adalah penyebab keluargaku hancur. "Mas, ini cuma salah paham saja. Om Andri bukan orang yang telah menyuruh Andre untuk menyakitiku.""Apa?""Iya mas, Ayo masuk dulu, biar Arra jelaskan.""Mas, om Andri ini adiknya Papa. Memang dia yang telah m

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Fitnah Tante Maya.

    Sayup sayup kudengar orang yang sedang berbicara."Bagaimana ini Bos? dia nggak sadar sadar, apa tidak sebaiknya kita bawa kedokter saja?" Sepertinya itu suara orang yang bernama Seno."Jangan! Aku tak mau ditangkap polisi lagi. biarkan saja dia, kita tunggu sebentar lagi, semoga dia cepat sadar," Sahut om Andri.Perlahan kucoba membuka mata, kulihat ada om Andri dan Bang Seno.Sepertinya aku tertidur disebuah kasur empuk, aku mencoba untuk bangun, dengan kepala yang masih sedikit pusing. Kulihat lagi disekelilingku, aku bukan lagi berada disebuah gudang, yang berisi barang barang bekas. Sepertinya aku berada disebuah kamar, yang layak untuk ditempati."Kamu sudah sadar?"Kulihat om Andri duduk disampingku."Om, kenapa menolongku? kenapa tidak biarkan aku mati saja."om Andri hanya diam, kemudian beranjak dari duduknya."Ayo keluar!"Perintahnya pada bang Seno, om Andri berlalu diikuti bang Seno.Aku baru ingat, saat aku digudang, aku merasa pusing dan tubuhku ambruk, mungkin aku pin

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Dendam Sang Adik.

    Karena lapar, akhirnya, aku menyantap makanan, yang di berikan, oleh pria tadi. Aku habiskan hinga tak tersisa. Ya, aku butuh tenaga, untuk melawan orang yang tega, telah menghancurkan keluargaku.Sebenarnya kalau aku mau, aku bisa saja, kabur dari sini, tentu saja dengan melukai pria tadi, seperti yang kulakukan pada Andrean. Bukan perkara sulit, karena disini kulihat banyak kayu kayu, juga ada beberapa potongan potongan tiang besi, yang bisa aku gunakan. Namun itu tak kulakukan, karena aku masih penasaran dengan rupa orang yang telah menghancurkan keluargaku, sekalipun aku harus mati ditangannya, aku tak perduli."Hai, bangun!"Aku tersentak saat kudengar suara orang membangunkanku. Rupanya aku tertidur, karena kekenyangan. Aku tak mendengar suara pintu dibuka, tiba tiba saja, kulihat sudah ada orang berdiri dihadapanku."Ayyara, apa kabarmu?"Seseorang berperawakan tinggi kurus, kira kira berusia tak jauh dari papa, menyapaku. Aku yakin inilah orang yang, telah menyuruh menculikku.

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Berada di Tempat Asing.

    "Jangan sekarang Arra. Mama kamu, masih dalam bahaya," ujar papa. "Maksudnya bagaimana Pa?" Aku tak mengerti, dengan yang papa katakan. "Orang yang tidak ingin, kita selalu bersama, pasti akan melakukan, segala cara, untuk menghancurkan kita, termasuk juga, dengan menyakiti mamamu," tegas papa. "Baiklah Pa, Arra mengerti," Mungkin, yang di katakan papa, ada benarnya. Lebih baik, aku biarkan mama di rumah nenek, untuk sementara.Setelah waktu berkunjung habis, aku langsung berpamitan pada papa. Sebenarnya, banyak yang ingin kuceritakan sama papa, tapi karena waktunya yang terbatas, aku hanya bicara secukupnya saja."Pa, Arra pulang dulu ya, besok kalau Arra sempat, kesini lagi! Papa mau dibawakan apa Pa? Biar nanti, Arra beliin."Papa menatapku dan tersenyum."Papa tak ingin apa apa Nak, yang Papa ingin, kita bisa berkumpul lagi seperti dulu."Ucapnya sembari mengelus rambutku."Itu pasti Pa, Papa yang sabar ya, Mas Adi sedang mencari bukti bukti kalau Papa tidak bersalah!" Ujark

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Menjenguk Papa.

    Dengan nafas yang masih terengah, aku mengajak mas Adi masuk. Kali ini, mas Adi menurut. Aku langsung menuju kamar diikuti mas Adi. Ku tutup pintu kamar rapat rapat, lalu ku kunci dari dalam. Mas Adi yang melihat tingkahku mungkin merasa heran."Kamu kenapa sayang?"Kubenamkan wajahku dipelukan mas Adi."Aku takut Mas.""Kamu nggak usah takut Ra, aku ada bersamamu. Tenanglah, sekarang ceritakan padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mas Adi membelai rambutku sambil terus memelukku. Kutarik nafas panjang, kuhembuskan perlahan, aku merasa sedikit tenang sekarang."Mas, tadi aku ketemu mbak Jum, dan mbak Jum bilang aku harus hati hati,""Mbak Jum siapa Ra?" tanya mas Adi.Aku ceritakan semua ke mas Adi, tentang mbak Jum, yang mengatakan telah mendengar pembicaraan dua orang yang tengah mencari ku."Mas, apa yang harus aku lakukan? apa aku harus merasakan ketakutan seperti ini terus,"Aku menangis terisak dipelukan mas Adi."Ra, kamu yang tenang ya, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk m

DMCA.com Protection Status