Seminggu kemudian.. Luna sudah kembali bekerja seperti biasa setelah cuti pernikahannya dengan Noah. Begitupun dengan Sean yang tidak lagi menyamar sebagai karyawan, melainkan fokus menjalani tugasnya sebagai CEO KCM Group, agar membuat Stella yakin bahwa Sean telah menyerah pada Luna. Lalu, ketika Sean berada di ruangannya dengan setumpuk berkas yang harus ia pelajari, Stella tiba-tiba mendatangi kantor Sean tanpa kabar apapun. “Apa yang kau lakukan di sini?” Sean sontak bertanya begitu Stella duduk di sofa ruang kerja Sean. “Hari ini aku ada rapat dengan Departemen Pemasaran untuk membahas kontrak kerjasama sponsorsip dengan LoveFood yang akan ditayangkan di sinetron-sinetron kami. Apa kau akan datang juga?” jelas Stella, membuat Sean mengerutkan keningnya. Stella sebagai CEO Kingscom Pictures yang juga menggarap sinetron untuk disiarkan di K-TV, tidak biasanya menghadiri secara langsung rapat seperti itu karena sebelumnya ia hanya perlu mengirim karyawannya di Departemen Produk
“Sean!” Luna seketika menjerit, begitu tangannya ditarik Sean ke balik pintu menuju tangga yang menghubungkan setiap lantai di kantor mereka.“Oh! Di mana Luna?” Evan yang sebelumnya berjalan di samping Luna, menyadari kepergian Luna setelah mendengar suara samar jeritan Luna pada Sean tadi.Noah yang mendengar itu menoleh ke belakang dengan wajah curiga.Tidak mungkin..Sedangkan Sean yang berhasil menarik Luna agar ia bisa berbicara berdua dengannya, berusaha menutup mulut Luna yang baru saja menjerit karena terkejut dengan tindakan Sean. “Sstt!”Luna mencoba tenang, meskipun jantungnya berdegup kencang karena tarikan tangan Sean, ditambah kedekatan wajah mereka yang hanya berjarak sehelai kertas. Tangan Sean masih menutup mulut Luna agar ia tidak menjerit lagi dan mereka terus berada dalam posisi itu selama beberapa saat, sampai Luna melepaskan diri dari Sean lalu melangkah mundur menjauhinya.“A—Apa yang kau lakukan?” Luna masih sedikit gugup, ketika ia mulai bisa bertanya
Kegusaran suara Noah memenuhi lantai 6 yang kosong tersebut.Baru saja Sean dan Luna menoleh ke arah Noah dengan wajah terkejut, Noah sudah melesat untuk menarik Luna dari Sean dengan matanya yang nyalang.“Apa yang kalian lakukan di sini?!” Noah masih berusaha mengendalikan wajahnya, karena beberapa karyawan dari perusahaannya juga datang ke sana, setelah mengikuti Noah yang terus mencari keberadaan Luna sejak beberapa saat lalu.“Ah..” Luna kebingungan di tengah genggaman erat Noah pada pergelangan tangannya. Sambil menelan ludah, Luna terpaksa berbohong untuk ke sekian kalinya. “Tuan Sean hanya ingin menanyakan beberapa hal tentang rapat tadi..”Noah menatap Luna tidak percaya, “Tentang rapat tadi?”, lalu beralih menatap Sean dengan tatapan nyalang yang masih sama dan berusaha keras ia sembunyikan di balik topeng ‘wajah baik’nya. “Padahal kau bisa bertanya padaku, karena kita teman baik bukan?” Sungut Noah dengan penekanan pada suara beratnya.Sean tidak bisa menahan tawa si
Di tempat lain, Stella sudah hampir memasuki mobilnya untuk pergi ke restoran Glameat yang diklaim Stefan ada Sean di sana, padahal tidak. Namun, suara dua karyawan wanita dari departemen yang sama dengan Luna membuat Stella terhenti.“Kenapa Tuan Sean menarik Alena? Apa mereka memang memiliki hubungan spesial? Padahal ada Tuan Noah suami Alena juga di sana,” ujar seorang karyawan dengan wajah bingung pada rekannya yang lain. Rupanya saat Sean menarik Luna untuk berbicara berdua beberapa waktu lalu, ada seorang karyawan yang tidak sengaja melihat itu.Stella pun membanting pintu yang dibuka Stefan dan menghampiri karyawan yang tidak menyadari kehadirannya dengan mata berapi-api. “Apa maksudmu?!”Dua karyawan tadi tersentak dengan kehadiran Stella yang mereka tahu adalah istri dari bos yang mereka bicarakan. “Ah.. itu..”“Nona!” Stefan segera menghentikan Stella dan menyuruh dua karyawan tersebut untuk pergi dari sana.“Apa yang kau lakukan?!” pekik Stella karena Stefan membuat
Dua bulan lalu.. “Roy, ikuti Sean!” perintah Stella pada asistennya yang bernama Roy, setelah ia berdebat dengan Sean mengenai peristiwa 13 tahun lalu dan Sean pergi meninggalkannya. Roy kemudian mengikuti Sean sesuai perintah Stella. Selama beberapa jam, Sean melajukan mobilnya hingga sampai ke Laut Mohegan Kota Bradley. Begitu Sean keluar dari mobil, Roy mengawasi Sean dari dalam mobilnya. Namun, saat Sean tiba-tiba menjatuhkan diri ke laut, Roy yang terkejut segera menghubungi sang bos, Stella. “Nona!” Roy baru akan mengatakan apa yang ia lihat, tepat ketika seorang wanita asing masuk ke dalam laut tempat Sean menjatuhkan diri. “Apa yang terjadi?” Stella kebingungan di ujung telepon, sama seperti Roy. “Tuan Sean.. menjatuhkan dirinya ke laut, Nona..” Roy akhirnya berbicara sambil keluar dari mobil untuk melihat apa yang terjadi setelahnya. “Apa maksudmu?!” Stella terkejut sekaligus tidak mengerti. “T-tapi.. ada seorang wanita yang menolongnya!” sahut Roy, berusaha menenangka
Saat Ini..“Ibu.. kenapa Ibu keluar? Bukankah Ibu sedang sakit?” Luna langsung menghampiri Elana yang baru membuka pintu dengan wajah terkejut, saat menyadari kehadiran Stella di depan rumahnya.“Ah..” Elana tertegun sesaat, sebelum berpaling pada Luna yang sudah berada di depannya. “Ibu tidak apa-apa..”Elana kembali melirik ke arah Stella, membuat Luna menoleh. Luna pun berkata, “Oh.. tidak perlu dihiraukan. Ayo kembali ke dalam..”Tanpa berniat meneruskan perdebatan mereka, Luna segera membawa sang ibu ke dalam rumah, meninggalkan Stella yang mematung selama beberapa saat dengan wajah mengeras.“Nona..” Roy sudah keluar dari mobil di pinggir jalan untuk membawa Stella pergi dari sana.Stella mengikuti Roy sambil terus memikirkan banyak hal tentang semua yang terjadi selama ini. Melihat ibu kandung Stella yang telah meninggalkannya 16 tahun lalu kini sedang bersama Luna yang ia benci, membuat Stella dilanda dilema terbesar dalam hidupnya. Stella memang sempat membenci sang i
Saat Ini.. Stella sudah kembali ke rumahnya setelah perkelahiannya dengan Luna beberapa jam lalu. Tanpa Stella duga, Sean juga sudah pulang ke rumah. Melihat kehadiran Sean, Stella tidak bisa menahan keinginannya untuk berbicara dengan Sean mengenai apa yang terjadi di kantornya hari ini. “Aku mendengar, kau bertengkar dengan Noah tadi? Ada masalah apa?” Stella bertanya dengan dingin, sambil memberikan tas dan jas yang membalut tubuh rampingnya untuk disimpan pembantunya. Sean terkesiap saat ia sedang duduk di sofa ruang tengah, dengan sebuah tablet di tangannya dan televisi yang menyala di depannya. “Ah. Hanya pertengkaran antara teman.” Sean berbohong karena ia merasa tidak perlu mengungkap kebenaran di balik apa yang terjadi antara dirinya dan Noah itu. Tanpa Sean tahu, Stella menarik satu sudut bibirnya dengan kesal sebelum berpura-pura tidak terganggu sambil kembali berbicara, “Benarkah? Tapi aku dengar, pertengkaran itu karena seorang karyawan bernama.. Alena.” Deg. Tangan
Beberapa jam lalu, begitu Sean meminta Stella untuk menunggunya, Stella melihat makanan kesukaannya tersaji di meja kamar mereka. Sepotong kue tiramisu dan segelas latte dengan sebuah catatan singkat ‘Untukmu – Sean’ yang membuat Stella tersenyum riang. Stella pun menyantap hadiah kecil dari suaminya itu. Namun, setelah seperempat jam berlalu dan Sean masih belum kembali, Stella mulai mengantuk. Mungkin karena sejak ia sampai di pantai yang membutuhkan 3 jam perjalanan, ia masih belum beristirahat hingga malam menjelang. Jadi, Stella memutuskan untuk berbaring di kasur sambil menunggu Sean, sampai ia akhirnya terlelap dan pagi sudah datang tanpa ia sadari.“Nona..” Suara yang Stella kenal, terdengar dari luar kamarnya begitu Stella melihat cahaya matahari memasuki ruangan itu dari jendela.Stella beranjak untuk membuka pintu dan menemukan Stefan di sana.“Mengapa kau di sini?” tanya Stella dengan wajah bingung. “Di mana Sean?”“Ah..” Stefan tampak bingung juga sebelum ia menja
Di tempat lain, Luna yang masih tidak menyadari apapun, sudah sampai di rumah Evan yang tak jauh dari rumah sakit tempat ia kabur beberapa saat lalu.‘Apa benar-benar tidak apa-apa untukku berada di rumahnya ini?’ Baru sesaat, Luna meragukan keputusannya yang mungkin hanya akan memperburuk masalahnya. Meskipun begitu, sekeras apapun Luna berpikir, ia tidak punya pilihan lain karena ia tidak bisa pergi kemanapun lagi selain rumah Evan yang ditawarkan padanya.Beruntung, Evan mengatakan bahwa ia sedang memiliki banyak kesibukan di kantor, sehingga ia akan jarang pulang ke rumah dan Luna juga bisa tinggal sementara di kamar kosong lain di rumah itu, selagi ia mencari rumah untuk ia tinggali nanti.“Apa kau tidak akan bertanya apapun.. tentang apa yang sebenarnya terjadi.. padaku?” Namun, Luna masih merasa tidak nyaman dengan kebaikan Evan yang ia tidak tahu apa ia pantas menerima itu, apalagi jika Evan tidak tahu apapun sampai memberikan kebaikan itu padanya.Evan tersenyum tipis seb
Sementara itu, Luna tidak menyadari bahwa seorang pria sedang mengepalkan tangannya dengan amarah 5 meter di belakangnya. Sean.Sean yang mengikuti Luna sejak ia meninggalkan rumah sakit, berusaha menahan diri untuk tidak membuat Luna semakin marah jika ia kembali menahannya, sampai Luna bertemu Evan dan Sean mendengar bahwa Evan menawarkan Luna untuk tinggal di rumahnya.Sean hendak mencegah itu, sebab bagaimana bisa ia membiarkan wanitanya tinggal bersama pria lain? Namun, Sean sempat terhenti karena teringat ucapan Luna padanya.“Tolong.. jangan menemuiku lagi..”“Ha..” desah Sean, dengan tangan yang hampir berdarah menahan kemarahan pada dirinya sendiri dan situasi yang menjebak mereka saat ini. Namun, Luna dan Evan tetap pergi dari sana bersamaan dengan kedatangan para reporter yang menyerbu Sean entah dari mana, semakin membuat Sean tidak bisa mencegah kepergian wanita yang dicintainya itu.“Tuan Sean! Bagaimana tanggapan Anda mengenai berita perselingkuhan Anda dengan kary
Kota Nashville, Tahun 2022 – KiniMendengar semua tragedi yang luput dari ingatan Sean dan Luna selama ini, mereka akhirnya tidak bisa menenangkan diri lagi.“Kenapa.. kenapa—baru sekarang.. kalian mengatakan semua ini pada kami..?!” pekik Luna, tidak tahan dengan semua kenyataan yang mengguncang pikiran dan hatinya sekaligus. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?!”“Luna..” Elana masih berusaha menenangkan Luna yang sudah dibanjiri air mata, tapi Luna untuk pertama kalinya menghempas tangan keriput itu dan berlari keluar tanpa lagi melihat ke belakang, di mana Sean juga mengikutinya.“Luna!” Sean sudah sampai di atap rumah sakit tempat Luna berhenti. Sedangkan Luna yang ia tuju, sedang berdiri menghadap langit yang membentang di atasnya, dengan sekujur tubuh bergetar menahan air mata yang masih mengalir deras di pipinya.“Jangan mendekatiku!” teriak Luna, menyadari kehadiran Sean di belakangnya. “Seharusnya.. seharusnya aku tidak menyelamatkanmu..”Deg.Sean terdiam. Tangannya
“Keluar dari sini! Anak pembawa sial! Mengotori tempat ini saja!” teriak beberapa orang di depan rumah Luna yang hanya ditinggalinya sendirian.Sudah berminggu-minggu berlalu sejak kematian sang ibu yang menyusul ayahnya, Luna mendapat perlakuan yang lebih tidak masuk akal untuk seorang anak yang baru menginjak 13 tahun. Orang-orang di sekitar kompleks rumahnya, berusaha mengusir Luna yang sudah sebatang kara di dunia ini. Bahkan keluarganya yang lain, tidak ingin berurusan dengan Luna yang dalam waktu singkat seolah menjadi musuh masyarakat.Meskipun begitu, Sean adalah satu-satunya orang yang bersedia berada di samping Luna apapun yang terjadi. Namun, Stella yang selama ini menyembunyikan dirinya dengan baik, mulai memperlihatkan wajah aslinya ketika Sean semakin bersikeras untuk bersama Luna.“Sean! Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Stella yang mengikuti Sean sejak beberapa jam lalu.Sean rupanya sedang mencari keberadaan Luna yang tidak bisa ia temukan di manapun termasuk d
“Tidak, Stella..” jawab Luna setelah beberapa saat, berpikir bahwa mungkin itu jawaban yang diinginkan Stella darinya dan Luna kira ia harus memberikan jawaban tersebut, agar hubungan mereka tidak memburuk lagi. “Tapi, kenapa kau bertanya?”“Tidak.” Stella hanya melebarkan senyumnya tanpa menjawab dengan jelas, alasan ia bertanya atau alasan dari senyumnya yang tidak pernah Luna lihat itu. Sebab, meskipun Stella tersenyum, Luna tidak bisa merasakan perasaan senang seolah Stella sedang tersenyum palsu.Lalu, beberapa bulan kemudian, hubungan persahabatan Luna dan Stella terus berjalan menjadi lebih baik. Namun, di antara hubungan mereka, selalu ada Sean yang entah mengapa ikut bergabung dengan mereka.Secara alami, persahabatan mereka pun berubah menjadi persahabatan antara tiga orang. Mereka selalu pergi kemana-mana bertiga karena rumah mereka juga berdekatan, hingga orang tua mereka bertiga ikut menjadi dekat. Dengan hubungan yang terjalin secara baik itu, seharusnya Luna tidak mengk
Sean dan Luna sontak tersentak, terutama Luna yang tidak bisa menahan keterkejutannya atas pernyataan ibu Sean mengenai perbuatan Stella pada kedua orang tuanya.“Apa maksudnya?!” Luna tidak bisa bergeming lagi mendengar semua rahasia yang selama ini disembunyikan darinya. Jadi, Luna membuka pintu dan memasuki kamar pasien tempat orang-orang yang menyembunyikan semua rahasia itu, Evelyn dan Elana.“Lu—na..?!” Evelyn dan Elana sama-sama terkejut dengan kehadiran Luna di tempat mereka, diikuti Sean di belakangnya.“Apa maksudnya orang tuaku meninggal karena Stella?! Apa kalian bilang bahwa Stella telah membunuh orang tuaku?!” Suara Luna meninggi karena tidak bisa menahan semua perasaan marah, kecewa dan bingung yang bercampur aduk dalam dirinya.Elana berdiri dari kursi untuk menghampiri Luna yang matanya mulai memerah, hampir meledak histeris.“Luna..” Pelukan Elana sang ibu angkat yang biasanya selalu hangat, kini kehangatan itu tidak bisa lagi dirasakan Luna, setelah ia mengetahui ba
“Ada apa?” Sean seolah menyadari ada yang aneh dengan Luna.Luna menoleh pada Sean dengan kening yang masih mengernyit. “Ibumu.. dia yang membuatku bisa kabur dari tempat Stella mengurungku.”Pernyataan Luna tersebut seketika membuat Sean terdiam dengan pertanyaan besar di benaknya, ‘Bagaimana bisa?’“Kau yakin?” Setelah beberapa saat, Sean kembali bersuara, masih tidak percaya. “Tapi, kenapa ibu tidak mengatakan apapun padaku tentang semua itu?”“Aku juga tidak tahu, tapi aku yakin ibumu yang menolongku 8 tahun lalu karena aku tidak mungkin melupakan wajahnya.” Luna berkata dengan yakin, lalu ia teringat sesuatu dan kembali bicara. “Bisa aku bertemu ibumu? Aku belum sempat berterima kasih padanya karena telah menolongku dan mungkin ibumu tahu sesuatu tentang masa laluku hingga dulu ia bisa menolongku..”Sean pun mengangguk, karena ia juga ingin memastikan semuanya pada sang ibu yang sekarang masih berada di rumah sakit pasca operasi jantungnya. Jadi, keesokan harinya Sean dan Luna be
Di tempat lain, Sean dan Luna masih bertatapan dengan perasaan aneh yang berkecamuk dalam hati masing-masing, setelah pertanyaan yang Sean lontarkan pada Luna sebelumnya.“Apa kau pernah melakukannya dengan Noah?” Pertanyaan Sean yang mungkin ditujukan, karena ia melihat Noah mencumbu Luna di kamar mereka sebelumnya. Meskipun Luna adalah istri Noah dan itu adalah hal yang wajar –jika tanpa kekerasan– tapi Sean tetap tidak bisa menahan perasaannya yang terganggu, karena itu tidak ada dalam rencananya membiarkan Luna menikah dengan Noah.Luna yang menyadari bahwa Sean tidak nyaman dengan kemungkinan Noah pernah mencumbu atau bahkan bercinta dengan Luna sebelum itu, memutuskan untuk menenangkan Sean dengan mengambil tangannya yang tidak memegang kemudi.“Aku hanya menjalankan rencana kita. Jadi, tidak ada yang perlu kau khawatirkan.” Luna menatap Sean, berharap hal itu tidak menjadi masalah besar untuk mereka, terutama karena mereka hampir mencapai tujuan mereka sekarang. Namun, tidak se
Dengan cepat, Sean mendorong Noah dari Luna dan menarik Luna untuk menjauh dari tempat itu.“Bajingan!” Noah mengutuk dan berusaha mendapatkan Luna lagi dari tangan Sean.Sean langsung menodongkan ponsel yang merekam tindakan kekerasan Noah pada Luna sebelumnya dengan ancaman, “Kalau kau mendekat lagi, video ini akan tersebar ke semua orang dan menghancurkan reputasimu!”Noah mendengus angkuh sambil mengangkat satu sudut bibirnya dan membalas, “Reputasimu yang akan hancur karena kau adalah alasan semua ini terjadi!”Sean mengernyit tidak mengerti, terutama tentang alasan mengapa Noah begitu membencinya hingga bisa melakukan apapun untuk menghancurkan hidupnya, entah dengan merusak mimpinya lalu mengganggu kehidupan cintanya juga.“Kalau kau ingin kembali menggunakan tuduhan tentang hubunganku dan Luna, kau tidak bisa lagi melakukan itu karena kau tidak memiliki bukti apapun selain kecurigaanmu!” Sean tak gentar.“APA?!” Wajah Noah kembali mengeras.“Perjalanan bisnis itu sudah dijadwa