Beranda / CEO / Cinta Para Cassanova / 76 : Kita Putus

Share

76 : Kita Putus

Penulis: Ami Pradana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dava pergi ke diskotek tempat ia biasa datang, ia tidak berminat menari di lantai dansa dan hanya menghabiskan tiap seloki alkohol yang tak henti membasahi tenggorokannya. Sejak pertemuan dengan Arka siang tadi ia merasa begitu sesak, persahabatan mereka berada di ujung tanduk hanya karena kesalahan Arka. 

“Apa yang terjadi?” tanya Rangga melihat betapa frustrasi pelanggan yang sedang berada di hadapannya. 

Dava menarik nafas dalam, “Persahabatan kami di ujung tanduk.” 

“Apa kamu membuat kekacauan lagi?” Rangga tahu betul seperti apa persahabatan ketiga pria playboy yang juga pelanggan tetapnya. Arka dan Gavin adalah pria yang selalu berhati-hati pada tindakan yang akan mereka ambil, itulah kenapa mereka bisa menjalankan bisnis dengan baik. Berbeda dengan Dava yang selalu menimbulkan masalah. 

Dava menatap tajam Rangga setela mendengar perkataan bartender muda itu, Rangga tidak terintimidasi. Ia justru terta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Para Cassanova   77 : Raih Tanganku!

    Nayara sudah di pindahkan ke ruang perawatan seperti tempat ia biasanya tinggal selama empat tahun di sini. Tentu saja ruangan itu sedikit lebih luas dan bersih daripada pasien lain karena Nayara adalah pasien VIP di sini.Ini hari kedua Gavin tak berani mendekat pada Nayara, ia selalu menjaga jarak aman agar tidak tertangkap pandangan Nayara. Meski begitu Nayara tahu betul bahwa Gavin berada di sekitarnya dan tak berani mendekat.‘Ibu harus bagaimana?’ Nayara berkata sangat lirih. Anak kecil di sampingnya adalah imajinasi nyata yang harus selalu ia rahasiakan. Beberapa dokter selalu ingin menghapus jejak kecil itu dari dalam dirinya, tanpa mereka mengetahui bahwa itu adalah satu-satunya kekuatan untuk Nayara bisa bertahan selama ini.‘Jika aku memutuskan untuk memegang kembali sambutan tangannya, apakah ia tidak akan menyakiti aku lagi seperti dulu?’‘Bisakah ia menjadi pegangan yang aku andalkan?’

  • Cinta Para Cassanova   78 : Balas Dendam Mivi

    Dava mendapati dirinya tengah terbangun di hotel, saat ia menoleh ke kanan di sebelahnya ada Claire yang masih tertidur dengan pulas. Ia sedikit terkejut hal terakhir yang ia ingat adalah saat dirinya di Bar bersama Rangga.Dava mulai duduk dan memijat kepalanya yang terasa pening. Ingatan mulai bermunculan di benaknya, dari dirinya yang tengah di bopong Claire hingga saat Mivi mengajak ia berpisah. Dava kini merasa seperti di tengah pusaran angin tornado, ia sudah membuat kesalahan besar. Meski ia begitu ingin berpisah dari Mivi tapi tidak dengan cara menyakiti Mivi secara terang-terangan. Gadis itu bukan tipe orang yang akan tinggal diam saat di usik, juga Ayah dari Mivi adalah orang berpengaruh yang jika dia tahu apa yang telah Dava lakukan pada putrinya maka kehidupan Dava sedang dalam bahaya.“Kamu sudah bangun?” tanya Claire dengan mata yang masih menyipit.“Aku dalam masalah besar!”“Kenapa?” Claire mul

  • Cinta Para Cassanova   79 : Kita Kehilangan Dia

    Arka sudah sibuk dengan tour pameran keliling Asia Tenggara, ia sama sekali tidak tahu bahwa di Indonesia Dava sudah membuat masalah yang membuat Manajemen Stone mengalami kerugian besar. Tiga minggu setelah kejadian itu Dava hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri di apartemen. Ia belum menemukan cara membalas perbuatan Mivi padanya. Gavin juga harus membagi waktunya yang padat antara kantor dan Nayara, ia hanya bisa mengunjungi gadis itu tiap Sabtu dan Minggu. Setelah itu ia harus kembali ke kantor untuk membereskan permasalahan yang dibuat Dava.Di Singapura Arka sudah menyelesaikan tour terakhir pameran. Ia ingin segera berangkat ke Australia, tapi masih ada jamuan makan siang yang harus ia hadiri terlebih dulu. Matanya tak berhenti menatap jarum jam, ia ingin acara basa basi ini segera berakhir.Ia juga sempat mengirim SMS setiap harinya pada Ara meski tidak pernah Ara balas. Hari ini Arka juga mengirim SMS bahwa ia akan segera menyu

  • Cinta Para Cassanova   80 : Pernyataan Cinta

    Arka menemani Ara dengan baik di rumah sakit, ia tak meninggalkan gadis itu bahkan sebentar. Meski Ara masih tak banyak bicara terhadapnya, ia hanya terus memastikan bahwa Ara tidak kekurangan apa pun selama di rawat. Ini hari ke dua mereka di rumah sakit, Arka sedang membaca buku di sofa tak jauh dari tempat tidur Ara.Ruangan begitu sunyi meski ada dua orang di dalamnya. Ara terus melirik ke arah Arka, ia tetap sibuk dengan buku yang di pegangnya.“Apa kamu perlu sesuatu?” tanya Arka ketika sadar bahwa ada dua bola mata yang terus mengamatinya.“Aku merasa pengap terus berada di dalam ruangan, bisakah kamu membawaku keluar sebentar?”Arka tersenyum tipis mendengar Ara akhirnya meminta sesuatu pada dirinya, ia seperti mengakhiri gerakan tutup mulut yang sudah dua hari ini ia lakukan.“Baiklah, aku akan mengambil kursi roda sebentar.”Tak berapa lama mereka sudah berada di taman, Ar

  • Cinta Para Cassanova   81 : Peperangan Antar Sahabat

    Dava berkunjung ke ruang kerja Gavin setelah menghabiskan tiga minggunya hanya berdiam diri di Apartemen. Media belum sepenuhnya meredam berita tentang skandal dirinya, apalagi Claire ikut menyentil Mivi di setiap media sosial. Hal itu membuat pemberitaan tentang dirinya semakin melebar ke mana-mana dan yang mendapat panggung untuk semua ini tentu adalah Mivi dan Claire. Dava hanya semakin tersudut dengan semua jadwal kerja yang terpaksa di batalkan.“Untuk apa kamu datang kemari? Media masih berkerumun di depan kantor, kamu seharusnya tetap berdiam diri,” kalimat itu keluar dari bibir Gavin setelah Dava memasuki ruang kerjanya. Ia masih menyimpan banyak amarah dalam hatinya, karena Dava ia mengorbankan banyak hal, waktu dengan Nayara dan uang yang banyak untuk membayar kerugian. Ia memang sahabat Dava, tapi bisnis bukan hanya tentang persahabatan. Ada banyak karyawan yang menjadi tanggung jawab Gavin bukan hanya Dava.“Aku hanya merasa

  • Cinta Para Cassanova   82 : Tertangkap Basah

    “Baiklah, buktikan saja. Sebelum membunuhku kamu pasti sudah menikam Arka lebih dulu!” jawab Dava dingin.Ia meninggalkan Gavin dalam kekacauan. Gemetaran di tubuh Gavin membuat otaknya tidak dapat berfungsi dengan baik. Jika ini hanya manipulasi Dava makan dia bertekad akan membelah tubuh Dava menjadi dua. Tapi, untuk membuktikan itu ia sekarang harus terbang ke Australia, yang Gavin tahu Arka sekarang tengah berada dalam tour peragaan busana dan make up di beberapa negara Asia Tenggara. Ia tidak mungkin mendatangi Arka yang entah sekarang berada di negara mana untuk mendapatkan penjelasan darinya.Gavin meraih handphone di atas meja. Ia segera keluar dengan wajah yang kalut, “Hubungi pilot pribadiku, aku butuh jet pribadi untuk di terbangkan ke Australia sekarang!” perintah Gavin pada sekretarisnya.“B-baik pak,” jawab sekretaris itu yang sedikit ketakutan melihat wajah dingin Gavin, cara melangkah pria itu sudah

  • Cinta Para Cassanova   83 : Penolakan Hingga Akhir

    Hawa panas memenuhi penjuru ruangan, untuk beberapa saat ketiga orang itu hanya berdiri dalam diam. Kaki Ara gemetar melihat kakaknya penuh amarah di depan matanya. Keringat dingin membasahi punggungnya, tapi Arka terlihat begitu tenang.Hanya Tuhan yang tahu bahwa sebenarnya Arka sepenuhnya merasa kerdil dan ketakutan. Ia tak pernah melihat tatapan dingin Gavin seperti hari ini. Arka tetap berusaha menyeimbangkan diri, ia harus menjadi kuat di hadapan Ara. Cepat atau lambat ia juga harus menghadapi Gavin, meski hari ini terlalu cepat baginya.Ara berusaha melepaskan genggaman tangan Arka setelah tatapan tajam kakaknya menatap pegangan itu, tapi Arka justru semakin kuat menahan genggaman itu. Jantung Ara semakin berdegup dengan kaki yang kian melemas, ia seperti tengah berada di medan perang.“Lepaskan!” pekik Gavin“Gavin maafkan aku, tapi kali ini aku tidak akan melepaskan tangan adikmu.”Gavin menarik tangan Ara s

  • Cinta Para Cassanova   84 : Gavin Vs Tante Geby

    Sepanjang perjalanan Ara hanya duduk diam dalam ketakutan, bahkan bernafas saja ia sangat berhati-hati. Ia ingin menyamarkan kehadiran dirinya di dalam pesawat yang hanya berjarak satu bangku dengan kakaknya. Gavin sedari tadi terlihat memijat keningnya atau menatap kosong dari balik jendela, udara dingin masih menguap dari tiap pori-pori Gavin hingga membuat seisi ruangan terasa begitu dingin.Gavin sebenarnya menahan rasa sakit yang terus menjalar di kepalan tangan yang tadi sudah menghancurkan wajah sahabatnya sendiri. Hatinya masih diliputi amarah, tapi di ujung terdalam masih tersisa rasa bersalah sudah membuat Arka terluka.Saat tengah malam mereka sudah sampai di rumah, Tante Geby belum tidur ketika mendengar suara mobil memasuki rumah. Di atas tangga berbentuk setengah lingkaran ia menatap siapa yang datang di tengah malam. Saat pintu besar itu di buka, ia terkejut melihat yang datang adalah Gavin dan Ara. Mulutnya menganga lebar hingga rahangnya

Bab terbaru

  • Cinta Para Cassanova   157 : Lima Tahun Kemudian (Tamat)

    Lima tahun Kemudian“Halo Kak Nay, apakah Arka ada di rumahmu sekarang? Beritahu padanya untuk cepat pulang,” kata Ara di dalam teleponnya.“Bukankah dia ada di rumahmu? Dia berkata bahwa Arka sedikit tidak enak badan dan akan membawakan vitamin.”Hening sejenak di dalam sambungan telepon, mereka mencium aroma licik dari kedua suami mereka. Ara segera menambahkan Arumi ke dalam panggilan grup WA.“Apakah Gavin dan Arka di sana sekarang?” tanya Ara.“Tidak, bukankah dia ada di rumah Gavin untuk bermain bilyard?”Tiga wanita di dalam sambungan telepon itu terdiam. Amarah menjalar dari ujung kaki hingga kepala mereka. Nayara yang sedang memegang pisau dapur segera mencacah timun di talenan dengan keras, Ara yang sedang mengulaskan pensil alis di wajahnya mematahkan pensil itu hingga menjadi dua, sementara Arumi yang sedang mengolesi roti dengan selai stroberi melahap langsung dua lapis roti sekaligus.Ara mendengus saat ponsel Ar

  • Cinta Para Cassanova   156 : Kekacauan

    Tiga hari kemudianAra sibuk membuat coretan di kertas putih dengan tatapan penuh antusias dari Nayara dan Gavin.“Bagaimana gaunnya tampak indah kan?”Ara menunjukkan hasil coretannya yang dibuat tak kurang dari lima menit.Gavin menggeleng, “Tidak, dadanya terlalu terbuka, buatlah seperti gaun Cate Maddleton waktu menikah. Tapi belahan dadanya jangan terlalu rendah.”Ara menghela nafas, ia kemudian membuat gambar lagi dengan inspirasi gaun pengantin Cate Maddleton namun sedikit ia rubah pada bagian bawah dan juga bagian lengan.“Seperti ini?” tanya Ara lagi.“Tidak-tidak, bagian roknya terlalu mengembang.”Ara kembali menyobek kertas itu, meremasnya dengan erat lalu membuangnya ke sampah. Ia kembali menggambar contoh baju pengantin dan menyodorkan kembali pada kakaknya.“Tidak, ini terlalu sederhana.”Ara yang jengkel akhirnya membanting pensilnya di me

  • Cinta Para Cassanova   155 : Persyaratan Nikah

    Gavin bergegas menuju gedung pusat Leaf Corp masih dengan pakaian kemarin yang lusuh. Ia hanya sempat membasuh wajahnya dengan air mineral, sebenarnya ia bisa saja menggunakan toilet di SPBU tapi ia belum terbiasa menggunakan toilet bersama selain hanya untuk buang air dalam keadaan mendesak.Begitu memasuki ruang kerja kakeknya Gavin terkesiap begitu mendapati bahwa Nayara sudah berada di dalam.“Apa yang sudah kakek katakan padanya?” tanya Gavin dengan wajah yang dingin.Nayara segera bangkit dari tempat duduknya dan meraih lengan Gavin.“Tenanglah, Kakek hanya menyuruhku untuk berkunjung.”Kakek Gavin mendengus dengan wajah yang acuh, “Apa kamu selalu punya pikiran buruk tentang kakekmu?”Gavin terdiam dan Nayara hanya mampu mengucapkan kata “Maaf” untuk mewakili Gavin.“Lihatlah penampilanmu sangat mengerikan hanya dalam tiga hari setelah memutuskan hubungan dengan keluargamu s

  • Cinta Para Cassanova   154 : Pernikahan Dava

    Di pagi hari Dava terus menyeret tubuh Gavin untuk bangun, Gavin bersikeras melawan tindakan Dava. Ia tetap menarik selimut dan memilih tidur kembali. Dava tak menyerah dan terus menyeret tubuh Gavin turun dari ranjang.“Aku masih mengantuk, ini masih jam enam. Apa yang kamu inginkan sebenarnya!” pekik Gavin jengkel.“Bantu aku membeli Jas baru, ini adalah harus pernikahanku. Aku tidak mungkin memakai jas yang lama. Antar aku juga membeli cincin pernikahan. Ayolah waktuku tidak banyak!”“Pergilah tidur, sepertinya kamu masih bermimpi!”“Cepatlah mandi dan jadilah saksi di pernikahanku!”Dava mendorong tubuh Gavin ke kamar mandi. Gavin tak punya pilihan lain kecuali mandi dan mengikuti perkataan tuan rumah.Sepanjang pagi ia merasa lelah karena mengantar Dava membeli jas baru di salah satu desainer dan juga ke toko perhiasan. Ia bahkan melupakan jadwal sarapan karena terus mengikuti Dava.

  • Cinta Para Cassanova   153 : Taruhan

    Arumi sampai di rumah ketika tengah malam, ayahnya sudah menunggu dengan penuh amarah di ruang tamu. Lampu ruang tamu yang sengaja di matikan membuat Arumi tidak menyadari bahwa ayahnya tengah duduk menatap dirinya yang berjalan dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri.“Apakah kamu baru saja bersenang-senang dengan Dava?”Arumi terkejut pada suara berat yang baru saja menghentikan langkahnya .“A-ayah,” keringat dingin mulai mengucur di dahi Arumi. Saat lampu di nyalakan ia bisa melihat seringai dingin dari tatapan ayahnya .“Maaf ayah, aku terlambat datang. Ada acara pesta pernikahan teman.”“Oh, ada Dava juga kan di sana? Kenapa kamu masih saja mengekor pada pria itu. Bukankah kamu bilang akan pergi melanjutkan study ke Australia?”“Ayah, itu adalah keputusan yang aku buat dalam keadaan tidak jernih. Aku tidak bisa pergi ke sana lagi sekarang.”“Apakah itu kare

  • Cinta Para Cassanova   152 : Malam Pengantin

    Pernikahan berlangsung lancar, banyak pasang mata yang merasa iri pada visual kedua pengantin yang seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng. Mereka bahkan berasal dari status tinggi yang sama. Saat Leaf Corp dan Sparkling Cosmetic bersatu, keduanya akan menjadi kekuatan bisnis yang besar. Kakek Gavin banyak mendapat sanjungan dari semua tamu bisnis tentang berapa beruntungnya ia mendapatkan cucu menantu dengan kualifikasi seperti Arka.“Aku merasa bahagia saat melihat pasangan Ara, tapi menjadi begitu jengkel saat menoleh pada pasangan Gavin,” keluh Kakek Gavin pada istrinya.“Kita sudah tua, kenapa kamu tak membiarkan mereka hidup dengan pilihannya masing-masing. Aku tidak ingin Gavin menjadi seperti Geby yang pada akhirnya memilih untuk tidak menikah. Aku sudah tua dan ingin mati dengan tenang tanpa memikirkan Geby dan juga Gavin akan menua sendiri.”Mendengar perkataan istrinya, urat tegang di wajah Kakek Gavin mengendur. Pandang

  • Cinta Para Cassanova   151 : Hari Pernikahan

    Ara bersiap di ruang tunggu pengantin perempuan, ia sangat cantik dengan balutan gaun pengantin putih off-shoulder dengan A-line dengan model ini bagian bahu dan leher Ara terlihat sangat indah dengan kulitnya yang seputih susu.Di dalam ruang itu Ara sedang di temani oleh Nayara dan juga Arumi yang tampak cantik dengan gaun bridesmaid model A-line berwarna biru laut.“Oh, ternyata kamu yang akhirnya di nikahi Arka?” kata Bela begitu memasuki ruang tunggu pengantin. Ia mengenakan gaun berwarna merah dengan belahan kaki hampir setinggi pangkal paha.Bela adalah teman kuliah Ara, ia pernah berpacaran dengan Arka satu tahun lalu selama satu bulan. Gadis itu masih tergila-gila dengan Arka, ia merasa sangat cemburu ketika Arka akhirnya memilih Ara sebagai pasangan hidup Arka.“Bagaimana kamu bisa masuk. Aku tidak merasa sudah mengundangmu!”“Kamu tidak mengundangku, tapi kakekmu mengundang ayahku!”Ara menghela

  • Cinta Para Cassanova   150 : Jatuh Miskin

    Telepon Gavin berdering setelah rapat, ia menarik nafas dalam saat melihat panggilan telepon yang tertera adalah dari kedua orang tuanya. ‘Kabar tentang Nayara pasti sudah terdengar sampai telinga mereka,’ batin Gavin. “Aku di rumah besar, Pulanglah!” “Baik,” jawab Gavin sebelum menutup telepon dari Kakeknya. Ia menarik nafas dalam bersiap untuk badai yang akan segera datang, mengingat kakeknya bahkan jauh-jauh datang dari Bogor di usia tuanya. “Apa kamu tidak bisa mencari gadis lain?” Lelaki tua itu memekikkan suaranya begitu Gavin memasuki ruang tamu. “Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi!” “Tidak, Cari yang lain! Aku tidak ingin wanita gila menjadi cucu menantuku!” “Kakek! Itu sangat keterlaluan!” untuk pertama kali Gavin meninggikan suaranya pada lelaki tua itu. Kakek Gavin tidak bisa menyembunyikan betapa marah dan kecewanya dia pada cucu laki-laki yang ia miliki. “Dia menderita Skiz

  • Cinta Para Cassanova   149 : Penjelasan

    Setelah sebuah kaki jenjang menariknya dari kerumunan wartawan dan membawanya ke dalam lift, pandangan yang tadi buram kini mulai mendapatkan cahayanya kembali. Pria yang tengah merengkuh bahunya adalah Dava, pria tampan yang selalu ada saat dirinya butuh pertolongan.Arumi menundukkan wajahnya yang memerah, ia tidak harus menatap Dava jika tidak ingin benteng yang baru saja ia bangun runtuh.“Kamu tidak harus melakukannya begitu jauh. Kamu hanya perlu jujur padaku tanpa harus mengatakannya ke seluruh dunia,” kata Dava. Begitu ia mendapatkan telepon dari Gavin soal jumpa pers yang akan di adakan Arumi, ia langsung loncat dari tempat tidurnya.“Aku harus sedia payung sebelum hujan, identitasku yang sebenarnya pasti akan terendus media suatu saat nanti.”Dava kehilangan kata-kata, bagaimanapun yang di katakan Arumi adalah kebenaran. Tidak mudah menyimpan rahasia tentang siapa dirinya, ia adalah seorang artis dengan banyak pesaing bah

DMCA.com Protection Status