Home / CEO / Cinta Para Cassanova / 19 : Hobi Lama

Share

19 : Hobi Lama

Author: Ami Pradana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Minggu pagi ini Gavin dan Dava sudah tiga puluh menit bermain tenis di lapangan milik kompleks perumahan elite tempat tinggal Gavin. Sebuah lapangan outdoor di antara taman hijau tempat warga kompleks sering berjalan santai.

“Kenapa Arka belum juga datang?“ tanya Gavin setelah melakukan servis.

Dava dengan cepat mengembalikan bola itu ke arah Gavin namun dengan cepat ia sudah melakukan smash yang tidak bisa ditangkis oleh raket Dava.

“O, dia berkata kalau sedang tidak enak badan,“ jawab Dava dengan mengambil dan bersiap melakukan smash.

“Mungkinkah dia marah padaku karena kupaksa ikut dalam liburan Ara? Padahal kita tahu Arka tidak suka berlibur di negara bersalju.“

“Entahlah, bisa saja begitu kalau selama liburan Ara menyulitkan dia. Kenapa tidak tanya Ara tentang liburan mereka?“ tanya Dava balik.

Gavin berhenti sejenak setelah sebelumnya sudah siap melakukan servis ke kandang Dava.

“Aku bahkan seng

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Para Cassanova   20 : Selangkah Lebih Dekat Ke Arah Musuh

    Arka, Gavin, dan Dava sudah berada di salah satu ruang rapat milik Leaf Corp keluarga Gavin. Gedung perkantoran yang masuk ke dalam sepuluh besar best arsitektur di Asia Tenggara. Mereka menunggu penjelasan Damar mengenai keberadaan Ferdi, sosok pria yang sudah hampir seminggu ini menghilang tanpa kabar.“Ada perkembangan apa mengenai Ferdi?” tanya GavinDamar menaruh map merah di hadapan Ferdi, “Ternyata usaha startup yang selama ini diakui Ferdi bukanlah miliknya. Itu adalah anak perusahaan di mana KAGA Corp sebagai pemiliknya,““Apakah itu berarti KAGA Corp ada di balik semua ini dan Singa yang di maksud oleh Ferdi?““Itu yang masih menjadi misteri besar, nyatanya aku tidak bisa menemukan hubungan para petingginya dengan Ferdi. Tidak ada catatan pertemuan dan juga panggilan antara Ferdi dan para petingginya. Ferdi terpilih sebagai direktur di perusahaan startup juga ber

  • Cinta Para Cassanova   21 : Jebakan untuk Dava

    “Membosankan!“ keluh Dava.Ini adalah hari senggang dari semua jadwalnya yang padat tapi ia hanya duduk diam di apartemen. Gavin dan Arka sibuk dan tak ingin bermain dengannya. Bahkan puluhan gadis yang ia telepon sebagian besar memakinya sebelum ia mengatakan sepatah kata pun.“Kenapa para wanita ini yang dulu begitu memujaku sekarang berbalik jadi benci, meski kucampakkan tapi mereka sudah mendapatkan banyak materi. Seolah mereka yang paling dirugikan!“ guman Dava.Sepuluh menit kemudian Dava yang mulai tertidur di sofa panjang depan ruang TV mulai terbangun mendengar dering di handphonenya. Setengah mengantuk ia menjawab panggilan itu.“Iya Hallo! “ jawab Dava“Baiklah aku bisa menemanimu, tapi mari kita bertemu di tempat karaoke,“ kata Gea.Mata Dava langsung terbelalak penuh antusias, “Oke, aku akan share loc tempat karaoke langgananku. Sebentar lagi aku meluncur.&r

  • Cinta Para Cassanova   22 : Pengakuan

    Ara menghabiskan waktu seminggu lebih untuk memikirkan cara mengatasi perasaannya pada Arka, rasa cinta yang dulu mampu ia simpan rapat kini justru semakin tak tertahankan. Ia tahu dunia mimpi yang sudah Arka penuhi sebagai kekasih sementara sudah berakhir, tapi ternyata tidak dengan cintanya. Kenangan mereka selama di Swiss terus menghantui Ara, kebahagiaan yang sempat ia rasakan itu, rasa nyaman dan hangat yang diberikan Arka membuat gadis ini mulai bertekad untuk memperjuangkan cintanya pada Arka. Gavin sudah seminggu ini sengaja pulang larut dan berangkat sebelum sarapan pagi hanya untuk menghindari Ara. Gadis itu masih belum tahu alasan apa yang melatar belakangi tindakan Gavin. Namun malam ini ia sengaja menunggu Gavin untuk menanyakan itu dan juga memberanikan diri menyatakan perasaannya pada Arka terhadap Gavin. Pukul satu malam, ia mulai mendengar mobil sport Gavin memasuki parkiran rumah. “Kakak sudah datang?“ tanya Ara mengagetkan Gavin yang berjalan menge

  • Cinta Para Cassanova   23 : Terlahir Playboy

    Sore ini ketiga sahabat sepakat bertemu di sebuah Cafe dekat kantor Gavin. Sepanjang pertemuan sepertinya cuma Dava yang sangat berapi-api menceritakan banyak hal sementara kedua sahabatnya hanya duduk menyimak, tak ada umpan balik antara percakapan mereka. Gavin dan Arka seperti tenggelam dengan dunianya sendiri, tubuh mereka ada dan mendengarkan tapi entah jiwa mereka. Gavin lebih sering menatap ke arah Arka, ia masih teringat pada pengakuan Ara tentang cintanya pada Arka semalam. Sementara Arka ia memilih lebih banyak diam karena baginya ia seperti tak mempunyai hak untuk bisa tertawa lepas lagi bersama sahabatnya setelah kejadian dengannya dan Ara. Sudah beberapa kali Dava menegurnya tapi tetap sama mereka tenggelam di dunia masing-masing. “Hallo, Jor kamu tahu dimana aku bisa memanggil team exorcist sepertinya kedua sahabatku butuh bantuan!” Dava mulai lelah melihat tingkah aneh kedua sahabatnya yang lebih banyak diam dan melamun. I

  • Cinta Para Cassanova   24 : Cinta untuk Sang Artis

    Di depan pintu masuk lantai bawah sebuah Mal sudah mengular antrean fans yang banyak di dominasi oleh gadis muda. Dava penyanyi solo terkenal duduk di ujung bangku menyambut satu persatu fans yang meminta tanda tangan di album terbarunya. Dava selalu menunjukkan senyum ramahnya ketika para fans mengajak ber-selfie, gunungan gado dari fans menjulang tinggi dari belakang tempat duduknya.“Gadis gendut minggirlah, kau sebaiknya antre di bagian belakang sendiri. Lemakmu menutupi pandangan kami dari Dava” maki salah satu gadis yang menyerobot antrean Mika, sedari tadi gadis itu terus saja di serobot antreannya. Seharusnya ia sudah mendapatkan tanda tangan Dava pada acara jumpa fans dan lounching album baru Dava seandainya ia tidak terus di suruh mundur. Wajah Mika sudah mulai letih, ia berdiri sejak dua jam lalu hanya untuk bertemu dengan Dava yang sudah dua kali ia bantu.“Acara tanda tangan akan

  • Cinta Para Cassanova   25 : Arka Mulai Goyah

    Arka bergegas mandi setelah seharian berada di lounching make up terbaru, Dava dan Gavin tak henti menelepon agar cepat menyusul mereka di acara ulang tahun Zivana seorang model terkenal. Pesta itu sudah pasti dihadiri oleh para model teman Zivana, mereka bertiga tak ingin memanfaatkan kesempatan langka untuk mendapatkan gadis ideal mereka. Arka berada di kamar mandi ketika tanpa sadar seseorang sudah menekan tombol pintu memasuki apartemennya. Bagi Arka yang tinggal sendiri ia terbiasa mengelap tubuhnya yang basah, meninggalkan handuknya dikamar mandi dan berjalan tanpa sehelai benang menuju kamarnya. Ia tak sadar seorang wanita tengah menatapnya di kursi ketika ia berjoget tanpa mengenakan baju. “Aku penasaran hal apa yang membuatmu begitu bahagia?” “Astaga!” Arka terjingkat ketika mendengar suara Ara yang tanpa ia sadari tengah duduk menatapnya tanpa busana. Pintu apartemen Arka memiliki sandi sama dengan Dava dan Gavin yang jelas diketahui

  • Cinta Para Cassanova   26 : Kamuflase

    Pesta meriah ulang tahun Zivana sengaja di gelar dengan menyewa diskotek RedFloor yang berada di tengah kota. Pesta kali ini benar-benar bertabur wanita cantik dengan tinggi semampai, apalagi mereka di balut dengan pakaian sexy yang membuat banyak pria menelan ludah.“Kamu datang terlambat!” Gavin mulai menggeser tubuhnya begitu Arka datang, memberikan ruang untuk Arka duduk di sebelahnya.“Ada pekerjaan yang harus kubereskan.” Arka tak akan mampu berkata jujur pada Gavin bahwa alasan ia terlambat adalah kedatangan adik perempuannya di apartemen Arka. Saat Arka datang ia sudah menemukan kedua temannya telah memiliki pasangannya masing-masing, dua wanita cantik yang kini dalam rangkulan Gavin dan Dava. Dari tubuh mereka yang tinggi semampai dengan bentuk tubuh ideal jelas terlihat mereka adalah seorang model.Arka menghabiskan tiga puluh menit setelah kedatangannya menjadi obat nyamuk, hanya ia di bangku itu yang tidak memil

  • Cinta Para Cassanova   27 : Ranjang Surgawi

    Pintu hotel tertutup, Rena berjalan lebih cepat menuju ke dalam, ia segera menghempaskan tubuhnya yang setengah mabuk ke atas ranjang. Tasnya dibuang begitu saja ke lantai. Ia tidur menyamping dengan tangan kanan menopang kepalanya, lekuk tubuhnya indah seperti jam pasir.Tidurlah di sini!” kata Rena sambil menepukkan bagian ranjang di sebelahnya. Ia tersenyum indah menatap Arka yang mulai mendekat ke arah ranjang. Rena terus mengagumi ketampanan yang tercipta dari setiap sudut wajah Arka, tak ada yang kurang sedikit pun, semua dibuat proporsional tanpa cacat, ia juga memiliki tubuh yang tinggi dan bidang. Rena bahkan dapat merasakan betapa hangat berada di pelukan Arka meski lelaki di hadapannya itu bahkan belum memeluknya.“Sebentar, aku masih ingin istirahat!” Arka menolak panggilan Rena di atas ranjang, ia lebih memilih menuju sofa panjang yang berada di kamar. Rena memang memiliki tubuh yang indah, pinggangnya ramping, ia mengenakan tube dres

Latest chapter

  • Cinta Para Cassanova   157 : Lima Tahun Kemudian (Tamat)

    Lima tahun Kemudian“Halo Kak Nay, apakah Arka ada di rumahmu sekarang? Beritahu padanya untuk cepat pulang,” kata Ara di dalam teleponnya.“Bukankah dia ada di rumahmu? Dia berkata bahwa Arka sedikit tidak enak badan dan akan membawakan vitamin.”Hening sejenak di dalam sambungan telepon, mereka mencium aroma licik dari kedua suami mereka. Ara segera menambahkan Arumi ke dalam panggilan grup WA.“Apakah Gavin dan Arka di sana sekarang?” tanya Ara.“Tidak, bukankah dia ada di rumah Gavin untuk bermain bilyard?”Tiga wanita di dalam sambungan telepon itu terdiam. Amarah menjalar dari ujung kaki hingga kepala mereka. Nayara yang sedang memegang pisau dapur segera mencacah timun di talenan dengan keras, Ara yang sedang mengulaskan pensil alis di wajahnya mematahkan pensil itu hingga menjadi dua, sementara Arumi yang sedang mengolesi roti dengan selai stroberi melahap langsung dua lapis roti sekaligus.Ara mendengus saat ponsel Ar

  • Cinta Para Cassanova   156 : Kekacauan

    Tiga hari kemudianAra sibuk membuat coretan di kertas putih dengan tatapan penuh antusias dari Nayara dan Gavin.“Bagaimana gaunnya tampak indah kan?”Ara menunjukkan hasil coretannya yang dibuat tak kurang dari lima menit.Gavin menggeleng, “Tidak, dadanya terlalu terbuka, buatlah seperti gaun Cate Maddleton waktu menikah. Tapi belahan dadanya jangan terlalu rendah.”Ara menghela nafas, ia kemudian membuat gambar lagi dengan inspirasi gaun pengantin Cate Maddleton namun sedikit ia rubah pada bagian bawah dan juga bagian lengan.“Seperti ini?” tanya Ara lagi.“Tidak-tidak, bagian roknya terlalu mengembang.”Ara kembali menyobek kertas itu, meremasnya dengan erat lalu membuangnya ke sampah. Ia kembali menggambar contoh baju pengantin dan menyodorkan kembali pada kakaknya.“Tidak, ini terlalu sederhana.”Ara yang jengkel akhirnya membanting pensilnya di me

  • Cinta Para Cassanova   155 : Persyaratan Nikah

    Gavin bergegas menuju gedung pusat Leaf Corp masih dengan pakaian kemarin yang lusuh. Ia hanya sempat membasuh wajahnya dengan air mineral, sebenarnya ia bisa saja menggunakan toilet di SPBU tapi ia belum terbiasa menggunakan toilet bersama selain hanya untuk buang air dalam keadaan mendesak.Begitu memasuki ruang kerja kakeknya Gavin terkesiap begitu mendapati bahwa Nayara sudah berada di dalam.“Apa yang sudah kakek katakan padanya?” tanya Gavin dengan wajah yang dingin.Nayara segera bangkit dari tempat duduknya dan meraih lengan Gavin.“Tenanglah, Kakek hanya menyuruhku untuk berkunjung.”Kakek Gavin mendengus dengan wajah yang acuh, “Apa kamu selalu punya pikiran buruk tentang kakekmu?”Gavin terdiam dan Nayara hanya mampu mengucapkan kata “Maaf” untuk mewakili Gavin.“Lihatlah penampilanmu sangat mengerikan hanya dalam tiga hari setelah memutuskan hubungan dengan keluargamu s

  • Cinta Para Cassanova   154 : Pernikahan Dava

    Di pagi hari Dava terus menyeret tubuh Gavin untuk bangun, Gavin bersikeras melawan tindakan Dava. Ia tetap menarik selimut dan memilih tidur kembali. Dava tak menyerah dan terus menyeret tubuh Gavin turun dari ranjang.“Aku masih mengantuk, ini masih jam enam. Apa yang kamu inginkan sebenarnya!” pekik Gavin jengkel.“Bantu aku membeli Jas baru, ini adalah harus pernikahanku. Aku tidak mungkin memakai jas yang lama. Antar aku juga membeli cincin pernikahan. Ayolah waktuku tidak banyak!”“Pergilah tidur, sepertinya kamu masih bermimpi!”“Cepatlah mandi dan jadilah saksi di pernikahanku!”Dava mendorong tubuh Gavin ke kamar mandi. Gavin tak punya pilihan lain kecuali mandi dan mengikuti perkataan tuan rumah.Sepanjang pagi ia merasa lelah karena mengantar Dava membeli jas baru di salah satu desainer dan juga ke toko perhiasan. Ia bahkan melupakan jadwal sarapan karena terus mengikuti Dava.

  • Cinta Para Cassanova   153 : Taruhan

    Arumi sampai di rumah ketika tengah malam, ayahnya sudah menunggu dengan penuh amarah di ruang tamu. Lampu ruang tamu yang sengaja di matikan membuat Arumi tidak menyadari bahwa ayahnya tengah duduk menatap dirinya yang berjalan dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri.“Apakah kamu baru saja bersenang-senang dengan Dava?”Arumi terkejut pada suara berat yang baru saja menghentikan langkahnya .“A-ayah,” keringat dingin mulai mengucur di dahi Arumi. Saat lampu di nyalakan ia bisa melihat seringai dingin dari tatapan ayahnya .“Maaf ayah, aku terlambat datang. Ada acara pesta pernikahan teman.”“Oh, ada Dava juga kan di sana? Kenapa kamu masih saja mengekor pada pria itu. Bukankah kamu bilang akan pergi melanjutkan study ke Australia?”“Ayah, itu adalah keputusan yang aku buat dalam keadaan tidak jernih. Aku tidak bisa pergi ke sana lagi sekarang.”“Apakah itu kare

  • Cinta Para Cassanova   152 : Malam Pengantin

    Pernikahan berlangsung lancar, banyak pasang mata yang merasa iri pada visual kedua pengantin yang seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng. Mereka bahkan berasal dari status tinggi yang sama. Saat Leaf Corp dan Sparkling Cosmetic bersatu, keduanya akan menjadi kekuatan bisnis yang besar. Kakek Gavin banyak mendapat sanjungan dari semua tamu bisnis tentang berapa beruntungnya ia mendapatkan cucu menantu dengan kualifikasi seperti Arka.“Aku merasa bahagia saat melihat pasangan Ara, tapi menjadi begitu jengkel saat menoleh pada pasangan Gavin,” keluh Kakek Gavin pada istrinya.“Kita sudah tua, kenapa kamu tak membiarkan mereka hidup dengan pilihannya masing-masing. Aku tidak ingin Gavin menjadi seperti Geby yang pada akhirnya memilih untuk tidak menikah. Aku sudah tua dan ingin mati dengan tenang tanpa memikirkan Geby dan juga Gavin akan menua sendiri.”Mendengar perkataan istrinya, urat tegang di wajah Kakek Gavin mengendur. Pandang

  • Cinta Para Cassanova   151 : Hari Pernikahan

    Ara bersiap di ruang tunggu pengantin perempuan, ia sangat cantik dengan balutan gaun pengantin putih off-shoulder dengan A-line dengan model ini bagian bahu dan leher Ara terlihat sangat indah dengan kulitnya yang seputih susu.Di dalam ruang itu Ara sedang di temani oleh Nayara dan juga Arumi yang tampak cantik dengan gaun bridesmaid model A-line berwarna biru laut.“Oh, ternyata kamu yang akhirnya di nikahi Arka?” kata Bela begitu memasuki ruang tunggu pengantin. Ia mengenakan gaun berwarna merah dengan belahan kaki hampir setinggi pangkal paha.Bela adalah teman kuliah Ara, ia pernah berpacaran dengan Arka satu tahun lalu selama satu bulan. Gadis itu masih tergila-gila dengan Arka, ia merasa sangat cemburu ketika Arka akhirnya memilih Ara sebagai pasangan hidup Arka.“Bagaimana kamu bisa masuk. Aku tidak merasa sudah mengundangmu!”“Kamu tidak mengundangku, tapi kakekmu mengundang ayahku!”Ara menghela

  • Cinta Para Cassanova   150 : Jatuh Miskin

    Telepon Gavin berdering setelah rapat, ia menarik nafas dalam saat melihat panggilan telepon yang tertera adalah dari kedua orang tuanya. ‘Kabar tentang Nayara pasti sudah terdengar sampai telinga mereka,’ batin Gavin. “Aku di rumah besar, Pulanglah!” “Baik,” jawab Gavin sebelum menutup telepon dari Kakeknya. Ia menarik nafas dalam bersiap untuk badai yang akan segera datang, mengingat kakeknya bahkan jauh-jauh datang dari Bogor di usia tuanya. “Apa kamu tidak bisa mencari gadis lain?” Lelaki tua itu memekikkan suaranya begitu Gavin memasuki ruang tamu. “Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi!” “Tidak, Cari yang lain! Aku tidak ingin wanita gila menjadi cucu menantuku!” “Kakek! Itu sangat keterlaluan!” untuk pertama kali Gavin meninggikan suaranya pada lelaki tua itu. Kakek Gavin tidak bisa menyembunyikan betapa marah dan kecewanya dia pada cucu laki-laki yang ia miliki. “Dia menderita Skiz

  • Cinta Para Cassanova   149 : Penjelasan

    Setelah sebuah kaki jenjang menariknya dari kerumunan wartawan dan membawanya ke dalam lift, pandangan yang tadi buram kini mulai mendapatkan cahayanya kembali. Pria yang tengah merengkuh bahunya adalah Dava, pria tampan yang selalu ada saat dirinya butuh pertolongan.Arumi menundukkan wajahnya yang memerah, ia tidak harus menatap Dava jika tidak ingin benteng yang baru saja ia bangun runtuh.“Kamu tidak harus melakukannya begitu jauh. Kamu hanya perlu jujur padaku tanpa harus mengatakannya ke seluruh dunia,” kata Dava. Begitu ia mendapatkan telepon dari Gavin soal jumpa pers yang akan di adakan Arumi, ia langsung loncat dari tempat tidurnya.“Aku harus sedia payung sebelum hujan, identitasku yang sebenarnya pasti akan terendus media suatu saat nanti.”Dava kehilangan kata-kata, bagaimanapun yang di katakan Arumi adalah kebenaran. Tidak mudah menyimpan rahasia tentang siapa dirinya, ia adalah seorang artis dengan banyak pesaing bah

DMCA.com Protection Status