Aku sangat bersyukur atas dukungan para netizen. Setelah setengah tahun, akhirnya rumah kecilku selesai direnovasi, aku pun menjadi kreator konten dengan puluhan ribu pengikut.Berkat pekerjaan ini, aku bisa mencukupi kebutuhan hidupku.Tapi tak kusangka, setelah sekian lama tidak mendengar kabar Karen, dia tiba-tiba muncul kembali di hadapanku.Aku mengubah rumah kecilku menjadi rumah penginapan. Hari itu datang seorang tamu yang tak kusangka.Hari itu hujan deras. Aku melihat ke luar jendela, langit tampak kelabu dan aku mendesah pelan. Sepertinya tidak akan ada banyak tamu hari ini.Namun, tiba-tiba seseorang menerobos masuk. Aku segera menyambutnya, "Selamat datang, mau menginap ... "Aku mengangkat kepala dan terkejut. Ternyata Karen!Tubuhnya jauh lebih kurus, rambutnya dipotong pendek dan ada bekas luka di wajahnya.Begitu melihatku, matanya langsung memerah dan berkata, "Peter, akhirnya aku menemukanmu.""Kenapa kamu datang ke sini? Ini bukan tempat penampungan, kamu salah alam
Karen adalah atasanku. Sebenarnya, kami berasal dari dunia yang berbeda. Hanya karena teman masa kecilnya mengalami kecelakaan dan butuh donor darah, sementara darahku kebetulan cocok, Karen pun mulai memperhatikanku.Saat itu aku menyelamatkan Joven, itulah pertama kalinya Karen tersenyum lembut padaku dan bertanya apa keinginanku. Dalam keadaan setengah sadar setelah mendonorkan darah, aku spontan berkata bahwa aku ingin berpacaran dengannya.Karen terdiam beberapa detik, lalu menyetujuinya. Hubungan kami pun berjalan selama tiga tahun.Tahun ini, keluarganya mendesaknya untuk segera menikah. Karena tak ingin mendengarkan omelan mereka, akhirnya Karen bertunangan denganku.Aku tahu ini hanya formalitas. Namun, tepat di saat penting ini, Joven malah pingsan.Aku memegang tangan Karen dan berkata, "Jangan pergi, ada dokter di rumah sakit. Kalau kamu nggak menghadiri acara pertunangan kita, bagaimana aku menjalaninya sendirian?""Peter, jangan egois. Bisa bertunangan denganku saja itu
Karen berjalan mendekat dari belakang. Dengan sepatu hak tingginya, dia berdiri di hadapanku dan berkata, "Peter, kamu ini kenapa? Ini bahkan bukan pertama kalinya, kenapa harus repot begini?!"Dia melambaikan tangannya dan para pengawal pun menyeretku ke ruang perawatan. Aku dipaksa berbaring dan tak bisa bergerak. Dengan mata terbuka lebar, aku hanya bisa menyaksikan darah merah itu mengalir keluar dari tubuhku.Di ranjang sebelah, Joven menatapku dengan wajah pucat dan berkata, "Maaf, merepotkanmu lagi."Aku menggigit bibir erat-erat, lalu menoleh ke arahnya, "Ini yang terakhir kalinya, aku nggak akan membiarkan kalian bertindak sesuka hati lagi.""Karen, kita putus."Karen tidak senang dan bertanya, "Apa-apaan sih kamu? Menyelamatkan nyawa orang itu kebaikan yang tak ternilai. Kamu sudah menyelamatkannya, aku pasti akan membalasnya untukmu."Aku tertawa sinis, menjawab, "Membalas? Karen, kamu pikir kamu itu siapa? Dewa yang baik hati?""Sudah kubilang, kita putus. Mulai sekarang, j
Melihat semua pesan itu, aku hanya bisa tertawa pahit sambil menyimpan semua tangkapan layarnya. Siapa tahu suatu hari nanti akan berguna. Setelah itu, aku langsung memblokir kontak Karen.Tak disangka, ternyata Karen masih belum menyerah.Keesokan harinya, aku melihatnya berdiri di depan pintu rumahku dengan Joven di sampingnya."Apain kalian datang?""Joven mau mengucapkan terima kasih padamu. Jadi, aku membawanya datang. Sudahlah Peter, jangan diperpanjang lagi masalahnya."Hingga saat ini, Karen masih bisa mengatakannya dengan begitu enteng. Aku pun tertawa sinis dan menjawab, "Lalu kenapa? Aku harus sujud kepadanya?""Karen, kamu sama sekali nggak takut pada hukum? Cepat pergi dari sini atau aku akan lapor polisi!"Karen mulai marah, "Peter!"Tiba-tiba, akhirnya Joven buka suara, "Peter, jangan marah. Aku tahu kamu kesal karena masalah tunangan itu.""Salahku juga, ini semua salahku. Kesehatanku memang ... yah, bagaimana pun kalau kamu marah, pukul aku saja."Saat dia bicara, aku
Karen sendiri bahkan tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya menatap kosong ke atas, sementara Joven di sampingnya tampak gelisah."Karen? Ayo kita pulang, aku nggak enak badan."Karen mengangguk, mengalihkan pandangannya, lalu berbalik pergi bersama Joven.Setelah berpisah dengan teman-teman, aku pulang dan begadang membuat PPT. Di dalamnya ada semua rekaman donor darahku selama beberpaa tahun terakhir, serta alasanku bersama Karen.Dalam tiga hari ini, aku juga menghubungi beberapa klien Karen. Aku tahu aku bukan siapa-siapa, tapi tak masalah. Kebetulan, proyek-proyek yang ditangani Karen belakangan ini punya banyak masalah.Dia mungkin sengaja menyembunyikannya, berharap masalah ini bisa diperbaiki seiring berjalannya proyek.Aku mengumpulkan tenaga untuk menemukan semua kelemahan proyek-proyeknya. Awalnya, para klien tidak percaya, tapi setelah aku memberikan analisis lengkap, mereka hanya bisa terdiam. Mereka bilang akan mempertimbangkannya.Sekali keraguan ditanamkan, sisanya ak
Aku mengangkat bahu sambil berkata, "Oh ya? Sayang sekali! Aku pikir dia benar-benar mencintaimu, ternyata kamu tetap dibuang, ya!"Mendengar itu, wajahnya langsung memerah karena marah, "Peter, kamu tunggu saja!"Aku mengangkat bahu dan menjawab, "Terserah, kamu bolak-balik masuk rumah sakit seperti ini, kira-kira keluarga Karen akan senang melihat kondisimu begini?""Kalau masalah ini sampai tersebar, kira-kira mereka akan membunuhmu atau nggak?""Oh ya, aku masih punya bukti laporan polisi terakhir kali. Kalau kamu mau jadi selebgram, aku bisa membantumu untuk viral!"Wajah Joven langsung memucat. Dia dan Karen memang teman masa kecil, tapi keluarga Joven sudah jatuh miskin dan dia akhirnya pergi ke luar negeri.Aku tidak tahu soal bagaimana kehidupannya di luar negeri, tapi entah bagaimana, Karen malah memulai kembali hubungan dengannya saat dia kembali.Karen bahkan sampai rela melakukan segalanya demi Joven.Karen itu bukan gadis bodoh, jika dia rela melakukan sejauh ini, pasti k
Aku juga heran, seorang pria dewasa bertubuh tinggi kekar, kenapa badannya begitu lemah. Belakangan aku baru tahu, ternyata dia hanya berpura-pura.Saat tidak ada diriku, dia selalu menantangku, bahkan dengan sombongnya mengakui bahwa sebenarnya dirinya sehat dan berpura-pura sakit.Memang benar, dia memiliki darah langka, tapi tubuhnya tidak selemah yang terlihat. Meski begitu, dia selalu berhasil membuat Karen percaya bahwa dirinya sangat lemah hingga tidak bisa mengurus dirinya sendiri.Dulu, aku pernah bercanda dengan Karen, mengatakan bahwa Joven begitu lemah dan tidak akan sembuh seumur hidup ini. Mendengar itu, Karen langsung marah besar, menuduhku mengutuknya dan menyebutku berhati busuk.Aku hanya merasa tak habis pikir. Di mata Karen, Joven adalah tuan muda yang jatuh miskin, begitu rapuh dan mudah ditindas oleh siapa saja.Mengenai siapa Joven yang sebenarnya, Karen memilih untuk menutup mata.Aku sudah mencoba bicara berulang kali, tapi Karen tidak pernah percaya. Dia malah
Begitu lift terbuka, aku langsung melepaskan tangan Karen dan pergi ke departemen HR untuk menyerahkan surat pengunduran diri.Sebenarnya, aku sudah tidak berniat kerja lagi setelah cuti beberapa hari ini. Ditambah kondisi perusahaan yang sedang genting, aku bukan satu-satunya yang mengundurkan diri.Departemen HR segera menyetujui pengunduran diriku. Namun, prosesnya terhenti di tangan Karen. Aku tahu dia sengaja melakukannya. Tapi, aku sudah memberitahunya, suka atau tidak, dia tetap harus melepas kepergianku.Tak banyak pekerjaan yang harus kuserahkan. Setelah membereskan barang pribadiku, aku langsung pergi.Semua barang milikku di kantor sudah kubawa bersih. Tapi, Karen tiba-tiba menarikku masuk ke kantornya."Peter, kenapa kamu harus mengundurkan diri di saat seperti ini?"Aku menarik napas panjang, menatapnya sambil tersenyum tipis, "Jangan paksa aku, aku tahu apa maksudmu. Kamu menahanku hanya karena mau menjadikanku tameng, 'kan?""Karen, lebih baik kita putus dengan baik-baik
Aku sangat bersyukur atas dukungan para netizen. Setelah setengah tahun, akhirnya rumah kecilku selesai direnovasi, aku pun menjadi kreator konten dengan puluhan ribu pengikut.Berkat pekerjaan ini, aku bisa mencukupi kebutuhan hidupku.Tapi tak kusangka, setelah sekian lama tidak mendengar kabar Karen, dia tiba-tiba muncul kembali di hadapanku.Aku mengubah rumah kecilku menjadi rumah penginapan. Hari itu datang seorang tamu yang tak kusangka.Hari itu hujan deras. Aku melihat ke luar jendela, langit tampak kelabu dan aku mendesah pelan. Sepertinya tidak akan ada banyak tamu hari ini.Namun, tiba-tiba seseorang menerobos masuk. Aku segera menyambutnya, "Selamat datang, mau menginap ... "Aku mengangkat kepala dan terkejut. Ternyata Karen!Tubuhnya jauh lebih kurus, rambutnya dipotong pendek dan ada bekas luka di wajahnya.Begitu melihatku, matanya langsung memerah dan berkata, "Peter, akhirnya aku menemukanmu.""Kenapa kamu datang ke sini? Ini bukan tempat penampungan, kamu salah alam
Aku tertawa kecil dan membalas, "Kalau begitu, semoga kalian langgeng sampai tua. Jaga dia baik-baik, jangan sampai mengulang kesalahan yang sama sepertiku!"Di hari pernikahan mereka, aku tidak hadir. Tapi beberapa mantan rekan kerjaku datang. Kabarnya, keluarga Karen mewajibkan semua karyawan untuk hadir sebagai saksi cinta agung mereka.Ini jelas bagian dari strategi untuk menangani krisis.Hari itu, banyak wartawan datang, pernikahan mereka juga disiarkan secara langsung. Kamera berhasil merekam wajah Karen yang tersenyum paksa.Ada seorang netizen berkomentar di siaran langsung, "Karen, kalau kamu benar-benar dipaksa, kedipkan matamu atau ganti foto profilmu pakai foto Peter."Yang mengejutkannya, Karen benar-benar mengganti foto profilnya!Aku kehabisan kata-kata. Drama wanita ini tak ada habisnya. Aku benar-benar tulus mendoakan mereka bahagia selamanya dan jangan pernah datang mencari masalah denganku lagi.Sayangnya, mereka tidak berpikir demikian.Aksi Karen mengganti foto pr
Begitu lift terbuka, aku langsung melepaskan tangan Karen dan pergi ke departemen HR untuk menyerahkan surat pengunduran diri.Sebenarnya, aku sudah tidak berniat kerja lagi setelah cuti beberapa hari ini. Ditambah kondisi perusahaan yang sedang genting, aku bukan satu-satunya yang mengundurkan diri.Departemen HR segera menyetujui pengunduran diriku. Namun, prosesnya terhenti di tangan Karen. Aku tahu dia sengaja melakukannya. Tapi, aku sudah memberitahunya, suka atau tidak, dia tetap harus melepas kepergianku.Tak banyak pekerjaan yang harus kuserahkan. Setelah membereskan barang pribadiku, aku langsung pergi.Semua barang milikku di kantor sudah kubawa bersih. Tapi, Karen tiba-tiba menarikku masuk ke kantornya."Peter, kenapa kamu harus mengundurkan diri di saat seperti ini?"Aku menarik napas panjang, menatapnya sambil tersenyum tipis, "Jangan paksa aku, aku tahu apa maksudmu. Kamu menahanku hanya karena mau menjadikanku tameng, 'kan?""Karen, lebih baik kita putus dengan baik-baik
Aku juga heran, seorang pria dewasa bertubuh tinggi kekar, kenapa badannya begitu lemah. Belakangan aku baru tahu, ternyata dia hanya berpura-pura.Saat tidak ada diriku, dia selalu menantangku, bahkan dengan sombongnya mengakui bahwa sebenarnya dirinya sehat dan berpura-pura sakit.Memang benar, dia memiliki darah langka, tapi tubuhnya tidak selemah yang terlihat. Meski begitu, dia selalu berhasil membuat Karen percaya bahwa dirinya sangat lemah hingga tidak bisa mengurus dirinya sendiri.Dulu, aku pernah bercanda dengan Karen, mengatakan bahwa Joven begitu lemah dan tidak akan sembuh seumur hidup ini. Mendengar itu, Karen langsung marah besar, menuduhku mengutuknya dan menyebutku berhati busuk.Aku hanya merasa tak habis pikir. Di mata Karen, Joven adalah tuan muda yang jatuh miskin, begitu rapuh dan mudah ditindas oleh siapa saja.Mengenai siapa Joven yang sebenarnya, Karen memilih untuk menutup mata.Aku sudah mencoba bicara berulang kali, tapi Karen tidak pernah percaya. Dia malah
Aku mengangkat bahu sambil berkata, "Oh ya? Sayang sekali! Aku pikir dia benar-benar mencintaimu, ternyata kamu tetap dibuang, ya!"Mendengar itu, wajahnya langsung memerah karena marah, "Peter, kamu tunggu saja!"Aku mengangkat bahu dan menjawab, "Terserah, kamu bolak-balik masuk rumah sakit seperti ini, kira-kira keluarga Karen akan senang melihat kondisimu begini?""Kalau masalah ini sampai tersebar, kira-kira mereka akan membunuhmu atau nggak?""Oh ya, aku masih punya bukti laporan polisi terakhir kali. Kalau kamu mau jadi selebgram, aku bisa membantumu untuk viral!"Wajah Joven langsung memucat. Dia dan Karen memang teman masa kecil, tapi keluarga Joven sudah jatuh miskin dan dia akhirnya pergi ke luar negeri.Aku tidak tahu soal bagaimana kehidupannya di luar negeri, tapi entah bagaimana, Karen malah memulai kembali hubungan dengannya saat dia kembali.Karen bahkan sampai rela melakukan segalanya demi Joven.Karen itu bukan gadis bodoh, jika dia rela melakukan sejauh ini, pasti k
Karen sendiri bahkan tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya menatap kosong ke atas, sementara Joven di sampingnya tampak gelisah."Karen? Ayo kita pulang, aku nggak enak badan."Karen mengangguk, mengalihkan pandangannya, lalu berbalik pergi bersama Joven.Setelah berpisah dengan teman-teman, aku pulang dan begadang membuat PPT. Di dalamnya ada semua rekaman donor darahku selama beberpaa tahun terakhir, serta alasanku bersama Karen.Dalam tiga hari ini, aku juga menghubungi beberapa klien Karen. Aku tahu aku bukan siapa-siapa, tapi tak masalah. Kebetulan, proyek-proyek yang ditangani Karen belakangan ini punya banyak masalah.Dia mungkin sengaja menyembunyikannya, berharap masalah ini bisa diperbaiki seiring berjalannya proyek.Aku mengumpulkan tenaga untuk menemukan semua kelemahan proyek-proyeknya. Awalnya, para klien tidak percaya, tapi setelah aku memberikan analisis lengkap, mereka hanya bisa terdiam. Mereka bilang akan mempertimbangkannya.Sekali keraguan ditanamkan, sisanya ak
Melihat semua pesan itu, aku hanya bisa tertawa pahit sambil menyimpan semua tangkapan layarnya. Siapa tahu suatu hari nanti akan berguna. Setelah itu, aku langsung memblokir kontak Karen.Tak disangka, ternyata Karen masih belum menyerah.Keesokan harinya, aku melihatnya berdiri di depan pintu rumahku dengan Joven di sampingnya."Apain kalian datang?""Joven mau mengucapkan terima kasih padamu. Jadi, aku membawanya datang. Sudahlah Peter, jangan diperpanjang lagi masalahnya."Hingga saat ini, Karen masih bisa mengatakannya dengan begitu enteng. Aku pun tertawa sinis dan menjawab, "Lalu kenapa? Aku harus sujud kepadanya?""Karen, kamu sama sekali nggak takut pada hukum? Cepat pergi dari sini atau aku akan lapor polisi!"Karen mulai marah, "Peter!"Tiba-tiba, akhirnya Joven buka suara, "Peter, jangan marah. Aku tahu kamu kesal karena masalah tunangan itu.""Salahku juga, ini semua salahku. Kesehatanku memang ... yah, bagaimana pun kalau kamu marah, pukul aku saja."Saat dia bicara, aku
Karen berjalan mendekat dari belakang. Dengan sepatu hak tingginya, dia berdiri di hadapanku dan berkata, "Peter, kamu ini kenapa? Ini bahkan bukan pertama kalinya, kenapa harus repot begini?!"Dia melambaikan tangannya dan para pengawal pun menyeretku ke ruang perawatan. Aku dipaksa berbaring dan tak bisa bergerak. Dengan mata terbuka lebar, aku hanya bisa menyaksikan darah merah itu mengalir keluar dari tubuhku.Di ranjang sebelah, Joven menatapku dengan wajah pucat dan berkata, "Maaf, merepotkanmu lagi."Aku menggigit bibir erat-erat, lalu menoleh ke arahnya, "Ini yang terakhir kalinya, aku nggak akan membiarkan kalian bertindak sesuka hati lagi.""Karen, kita putus."Karen tidak senang dan bertanya, "Apa-apaan sih kamu? Menyelamatkan nyawa orang itu kebaikan yang tak ternilai. Kamu sudah menyelamatkannya, aku pasti akan membalasnya untukmu."Aku tertawa sinis, menjawab, "Membalas? Karen, kamu pikir kamu itu siapa? Dewa yang baik hati?""Sudah kubilang, kita putus. Mulai sekarang, j
Karen adalah atasanku. Sebenarnya, kami berasal dari dunia yang berbeda. Hanya karena teman masa kecilnya mengalami kecelakaan dan butuh donor darah, sementara darahku kebetulan cocok, Karen pun mulai memperhatikanku.Saat itu aku menyelamatkan Joven, itulah pertama kalinya Karen tersenyum lembut padaku dan bertanya apa keinginanku. Dalam keadaan setengah sadar setelah mendonorkan darah, aku spontan berkata bahwa aku ingin berpacaran dengannya.Karen terdiam beberapa detik, lalu menyetujuinya. Hubungan kami pun berjalan selama tiga tahun.Tahun ini, keluarganya mendesaknya untuk segera menikah. Karena tak ingin mendengarkan omelan mereka, akhirnya Karen bertunangan denganku.Aku tahu ini hanya formalitas. Namun, tepat di saat penting ini, Joven malah pingsan.Aku memegang tangan Karen dan berkata, "Jangan pergi, ada dokter di rumah sakit. Kalau kamu nggak menghadiri acara pertunangan kita, bagaimana aku menjalaninya sendirian?""Peter, jangan egois. Bisa bertunangan denganku saja itu