Share

40. Pikirkan

Ibu pulang, malam itu juga. Dia tidak lagi membalas perkataanku ataupun ikut melepas isi hati. Ia hanya melihat dengan mata yang bergetar. Aku rasa, dia juga berusaha menahan agar tidak ikut menangis. Entahlah, aku tak mau peduli.

Saat ini, aku terlalu sibuk menganalisa sebuah brand yang ingin menggunakan jasa kami. Sebaiknya, biarkan pikiran-pikiran tidak jelas itu menghilang ditelan lelah karena pekerjaan.

"Hanna," bak Gia menyadarkanku dari lamunan.

Aku segera melihatnya, bertanya "Ada apa, bak?

"Kamu di panggil pak Alex," jelasnya.

"Untuk apa ya, bak?" Pasalnya, aku rasa kami belum memiliki pekerjaan yang mengharuskanku untuk menemuinya.

"Kamu kan sekertarisnya." Ah, aku lupa tentang itu. Hanya saja, aku masih menggunakan meja kerja lama dan melakukan tugasku sebagai copy writer. "Pasti ada perlu, makannya dia manggil kamu." Tentu saja.

"Iya bak, terimakasih." Aku tersenyum simpul lalu bangun menuju ruang Alex.

Begitu berdiri di depan pintu masuk tempatnya mengurus segala ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status