Selesai dengan permainan yang nyaris tidak akan berhenti kalau tidak Raynelle hentikan. Selepas memakai baju dengan rapih kembali Raynelle keluar dari kamar tapi Aaron terlihat tidak ada di ruangan bawah tanah itu. Komputer induk masih menyala begitu pula perangkat lain yang ada di tempat itu.
“Tempat apa ini sebenarnya, tadi aku bertanya pada Aaron tapi dia tidak mau menjawab pertanyaanku.” “Ini adalah pusat pengendali, aku tidak bisa menjelaskan secara detail padamu karena aku juga tidak begitu tau. Aaron yang mengendalikan ini semua, biasa ada sekitar tiga orang di ruangan ini namun karena musim dingin jadi sebagian pergi untuk menikmati waktu liburan, alhasil hanya Aaron yang tinggal di ruangan ini.” “Aaron tinggal di sini?” Raynelle mengangguk, “Dia mengatakan menyukai tempat ini karena dekat dengan tempatnya bekerja jadi itu lebih bagus karena Aaron bisa menjaga tempat pengendali dua puluh empat jam.” “Lalu di mana Aaron?” tanya Chris, ruangan yang lu“Nona, Tuan memanggil Anda di ruangan biasa.” ucap seseorang di belakang Raynelle.Gadis itu menoleh, tanpa mengatakan apapun langsung menuju ke tempat tujuan dan di sana sudah ada beberapa orang berbadan kekar bersama Thony yang sedang menunggu kedatangan Raynelle. Dalam hati Raynelle berpikir apa lagi yang akan ayahnya lakukan kali ini.“Kau sudah lama tidak berlatih, jangan membuang-buang waktu dengan hal tidak berguna di luar sana. Kau harus terus melatih kemampuanmu agar bisa lebih kuat, Rayn.”Tadinya Raynelle senang bertarung, semua orang kecuali Thony bisa dengan senang hati menjadi lawan bertarung Raynelle. Namun setelah sadar jika yang di lakukannya selama ini adalah tindakan tidak terpuji membuatnya menjadi enggan untuk bertarung jika memang bukan dalam kondisi terdesak.Tapi karena Raynelle tidak mau berdebat dan memperpanjang masalah dengan Thony, biarkan ia menuruti kemauan lelaki itu lebih dulu.Raynelle mengikat rambutnya kemudian berjalan d
Beberapa hari kemudian setelah di kurung di dalam kamar tanpa di ijinkan keluar sama sekali, mendadak Thony mengajaknya ke suatu tempat tanpa Raynelle tau Thony membawanya entah kemana. Raynelle hanya mengikut karena menolak pun sepertinya ia tak bisa.Sebuah jet pribadi telah siap, beserta pelayanan yang ada di dalamnya. Raynelle bahkan tak sempat memegang ponsel, terlebih ponselnya sekarang juga entah kemana Raynelle tidak tau. Mungkin Thony yang mengambilnya agar Raynelle bisa fokus di misi kali ini tanpa gangguan.Belasan menit menunggu, jet pribadi itu pun akhirnya lepas landas tanpa Raynelle tau kemana tujuannya, ia juga tidak bertanya pada Thony yang duduk di sampingnya. Beberapa bagian tubuh Raynelle juga masih terasa nyeri akibat perkelahian dalam latihan kemarin yang terlalu brutal bagi Raynelle, itu bukan pelatihan melainkan hukuman.Terdiam, Thony sendiri sedang sibuk berbicara dengan salah satu orang yang juga berada di pesawat. Tidak menoleh sedikit pun
Tiga jam tidak sadarkan diri, jarum infus tertancap di salah satu lengan Raynelle ketika terbangun. Tubuhnya benar-benar sakit semua, pandangannya juga belum begitu jelas, tapi satu hal yang Raynelle tau adalah ia kini berada di rumah sakit. Sementara itu di tempat lain, Thony memukul apapun yang ada di sampingnya dengan marah. Seseorang yang berdiri di belakangnya sampai takut melihat kemarahan Thony. “Apa kita haru memberitahu, Nona Rayn?” “Jangan beritahu dia.” sahut Thony kemudian berbalik, “siapapun yang berani memberitahu Raynelle berita buruk ini aku tak akan mengampuni nyawanya.” ancamnya kemudian berlalu pergi. Orang yang menjadi lawan bicara merasa tubuhnya panas dingin mendengar ancaman Thony barusan. Sedangkan Raynelle tak tau apa yang terjadi padanya selain sekujur tubuhnya sakit semua, kepalanya sangat pusing bahkan sampai sekarang. Di ruangan itu juga tidak ada siapapun, Thony pasti meninggalkannya sendiri sedang dia pergi entah kemana.
Sepanjang jalannya acara Raynelle tidak melihat adanya orang yang ia kenal selain lelaki bernama Hansel yang berbicara padanya untuk sesaat tadi sebelum pergi entah kemana, Raynelle tidak peduli.Saat Thony sibuk dengan pembicaraan dengan seseorang, Raynelle memilih keluar dari ruang acara, mendadak saja perutnya tak nyaman apa ini karena meneguk wine. Sebelumnya ia tidak masalah jika itu hanya wine, namun kali ini terasa jauh lebih tidak nyaman dari biasanya.Setelah di luar ruangan selama lima belas menit, Raynelle kembali lagi ruangan tadi untuk mengikuti acara yang hanya sebentar lagi, Thony menghampiri, memperhatikan wajah Raynelle sejenak kemudian menghela nafasnya. Thony tidak akan memberitahu Raynelle apa yang waktu itu sempat Dokter katakan.Itu benar-benar mengejutkan bagi Thony, namun jika memang sesuatu yang ia khawatirkan benar-benar ada, ia harus memusnahkannya tanpa harus membuat Raynelle tau ataupun curiga.“Bagaimana hasilnya?” tanya Raynelle.“Tidak buruk, berj
Lokasi di area ruang bawah tanah itu cukup lembab dan gelap, seorang bodyguard menawarkan senter lampu untuk memberikan pencahayaan. Sekitar tiga orang bodyguard mengikuti Raynelle ke dalam ruangan tersebut sampai sebelum salah satu bodyguard menemukan saklar lampu, tempat itu pun akhirnya terlihat lebih terang.“Sepertinya tempat ini sudah cukup lama tidak di datangi, kalian periksa sebelah sana apa ada sesuatu yang bisa kita temukan di tempat ini atau tidak.” ucap Raynelle.Tiga bodyguard pun berpencar mencari apa yang mungkin bisa mereka temukan di tempat itu. Raynelle berjalan dengan hati-hati karena kakinya bisa saja tergelincir di tempat itu.“Tidak ada yang mecurigakan, di sini hanya terdapat ruang bawah tanah yang lembab dan tidak terisi oleh apapun. Lalu kenapa di sebut sebagai ruang rahasia jika tidak ada sesuatu yang rahasia di simpan di tempat ini?” batinnya.Dua dari tiga bodyguard menghampiri Raynelle, “Kami tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan di tempat ini.”
Malam harinya Raynelle memerintahkan beberapa orang bergantian untuk datang ke perpustakaan untuk menyelidiki siapa saja yang keluar masuk ruangan tadi, sepertinya ada sesuatu di sana kenapa perpustakaan tidak membiarkan pengunjung untuk masuk ke dalam ruangan tadi.Jika memang tempat itu di khususkan untuk karyawan perpustakaan, pasti ada sesuatu di dalam ruangan itu sampai harus ada jalan keluar melewati jalan tikus ke bagian lokasi ruangan bawah tanah.Tempat itu harus segera di selidiki apakah memang benar ada rahasia di dalamnya atau tidak, tempat yang saat ini di gunakan Raynelle di datangi oleh Thony.“Bagaimana, sudah kau dapatkan sesuatu dari tempat itu?”“Masih belum, tapi tidak ada bom atau bahan peledak di tempat itu. Aku masih menyelidiki dan belum menemukan rahasia yang ada di sana, tapi ada jalan tikus berujung tempat lembab dan keluar melalui gedung lainnya.” jawab Raynelle.Thony mengangguk pelan, “Kau selesaikan misi ini, jika berhasil kau akan mendapatkan wakt
“Di sini ada banyak buku juga, kau bisa membaca sesuai dengan seleramu, aku keluar sebentar.” pamit Viskov.Raynelle mengangguk, setelah ia di biarkan seorang diri di dalam kamar tersebut tanpa pikir panjang lagi tatapan matanya menjelajah dengan teliti, sebuah penyadap suara di pasang di tempat tersebut mungkin dengan begitu akan menemukan sesuatu yang ia cari.Selain itu Raynelle juga tidak yakin Viskov sebaik ini dengan orang baru, Raynelle harus waspada sesuatu yang tidak terduga bisa saja terjadi.Tatapannya diedarkan di tempat tersebut, terdapat cukup banyak buku juga di tempat itu meski tidak sebanyak di luar ruangan, satu persatu Raynelle ambil dan baca sampulnya, Viskov pasti tidak akan mudah membawa orang masuk ke dalam tempat itu jika tempat tersebut tidak ada pengamanan khusus.Sekitar sepuluh menit kemudian Viskov datang membawakan segelas minuman untuk Raynelle.“Apa ada sesuatu yang menarik perhatianmu di tempat ini?” tanya lelaki itu.“Tidak juga, tapi tempat in
Malam semakin larut, Raynelle tak bosan berada di luar saat musim dingin dan pergi tanpa tujuan. Lelah? Tentu saja tapi sulit di jelaskan bahkan untuk berhenti pun rasanya sulit.Perlahan orang-orang pun jarang terlihat, salju kembali turun dari langit. Sekarang benar-benar sepi, di kondisi seperti ini Raynelle ingin berteriak meluapkan segala kegundahan yang menumpuk di hatinya. Tapi jelas itu tak bisa Raynelle lakukan karena orang lain bisa saja melporkannya ke polisi.“Aku tidak ingin pulang tapi aku tidak punya tujuan.” gumamnya.Hening, Raynelle merapatkan bajunya untuk menghangatkan diri tapi mendadak seseorang memeluknya dari belakang dengan saat erat, gerakan refleks Raynelle nyaris saja membanting orang yang berani menyentuhnya tanpa permisi.Tapi untung saja itu tidak terjadi setelah suara yang sangat ia kenal terdengar di telinganya, “Aku sangat merindukanmu.”Raynelle langsung berbalik, kepalanya sedikit mendongak menatap wajah lelaki di hadapannya saat ini, “Chris!”
“Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send
Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi
Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng
Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray
Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k
“BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,
Apa yang di harapkan dari orang yang tidak berperasaan, bahkan saat Raynelle memohon pun Thony tidak mendengarkan keinginan putriya sendiri untuk mempertahankan bayi itu. Thony justu memerintahkan agar para anggotanya memastikan Chris sudah tewas tanpa sempat datang ke rumah sakit.Thony yakin tembakannya tadi tidak melesat, kemungkinan besar menembus jantung Chris, dan itu tidak akan membuat Chris bertahan jika organ vitalnya terluka parah, dengan begitu Thony berhasil meyingkirkan Chris selamanya dari Raynella.Namun laporan yang anggota Thony katakan justru membuat Thony semakin geram, benda apapun yang ada di sampingnya di lempar begitu saja.“Bagaimana mungkin dia bisa kabur dengan kondisi seperti itu, cari rumah sakit di tempat ini jangan sampai ada yang terlewat, Chris pasti menghuni salah satu rumah sakit untuk pengotan.” ujar Thony.“Cari Aaron, dia yang membawa Chris ke rumah sakit.”“Tuan, Aaron dalam keadaan memar berada di rumah sakit. Seseorang menyerangnya saat per
“Apa yang kau lakukan, Rayn! Kau membela lelaki itu dan melawan ayahmu sendiri!”“Aku sudah berkata padamu jika aku tidak ingin membuat orang lain kehilangan nyawanya, apa itu masih kurang jelas!”Thony melihat ke belakang di mana beberapa orang telah berjatuhan. “Hentikan orang-orangmu.” perintah Thony.“Lepaskan Chris, maka aku akan membuat mereka berhenti.”Thony mengepalkan tangannya, “Kalau begitu aku sendiri yang akan menghabisi Chris dengan tanganku sendiri.” ancam Thony sembari melihat kemana keberadaan Chris sekarang tapi tidak terlihat lelaki itu ada di mana.Sampai akhirnya terlihat Aaron datang membawa Chris. “Saya berhasil menangkaapnya kembali, Sir.” ucap Aaron.Thony meraih senjata apinya lagi lalu segera di arahkan pada Chris, Raynelle bergegas merentangkan tangan di depan benda tersebut menghalangi agar peluru tidak melukai Chris.“Aku tidak akan membiarkanmu melukainya.”“Minggir, Rayn! Hei kalian segera bawa Raynelle menjauh, dia hanya mengganggu aku untuk
“Aaron apa kau masih di luar?” seru Raynelle tapi tidak ada sahutan dari orang yang ia panggil.Raynelle benar-benar khawatir jika ia tak segera menghentikan Thony, lelaki itu akan menghabisi nyawa Chris.Sekarang Raynelle tak bisa kemana-mana, pintu terkunci dari luar dan ia juga tak mungkin melompat dari gedung tersebut jika masih ingin hidup. Kecemasan Raynelle benar-benar besar sekarang, Thony telah mengetahui keberadaan Chris dan lelaki itu pasti akan membuat perhitungan dengan Chris. Raynelle berdiri kemudian memukul pintu memanggil Aaron lagi.“Aaron, kau masih di sana?!”Tak ada sahutan, sudah dua jam sejak Thony berhasil mendapatkan Chris, saat ini dia pasti sedang memberi perhitungan kasar terhadap Chris yang memungkinkan nyawa Chris sebagai taruhannya.“Aaron!”Pintu terbuka, Raynelle berniat menerobos tapi lengannya di cengkeram oleh Aaron dengan kuat, pintu segera di tutup sebelum Raynelle berhasil melarikan diri.“Raynelle, berhenti.”“Aku harus menemukan Chri