Raynelle kembali menginjakkan kaki di rumahnya kemudian mnaiki tangga menuju kamar tempatnya istirahat. Tepat ketika tangan Raynelle memegang Handle pintu, seseorang bersuara padanya.“Rayn, kita harus bicara.”Menoleh, Thony menutup buku yang sebelumnya terbuka lalu meletakkan benda yang cukup tebal itu di atas meja. Sesaat menghela nafas rendah baru Raynelle mengikuti Thony menuju ruang latihan.“Apa liburanmu menyenangkan?” tanya Thony sekedar hanya membuka obrolan.“Ya, lebih baik dari liburan yang sebelumnya aku lalui.”Pintu ruangan terbuka, tempat itu lumayan luas tapi sangat sepi karena beberapa orang yang sering menggunakan ruangan tersebut untuk latihan kini sedang pergi entah kemana.“Jadi lelaki itu berhasil membuatmu bersenang-senang, lalu apa yang kau bawa dari sana. Pengkhianatan kepada ayahmu sendiri?” Thony berbalik menatap Raynelle yang hanya berdiri mematung.“Sekian lama aku membesarkanmu sampai berada di titik ini, Rayn. Untuk pertama kali aku mendengar ka
Aaron melihat Raynelle sudah tidur setelah gadis itu banyak bercerita mengenai apa yang ingin di lakukan dan keluh kesah yang bahkan orang lain tidak tau. Dengan hati-hati Aaron menyelimuti Raynelle dengan lembut karena gadis itu bagaikan adik menurut Aaron jadi ia harus memperlakukannya dengan baik.Sejauh ini Aaron sudah memperhatikan gerak gerik Raynelle mulai berbeda, pasti karena jiwa kemanuasaannya telah bangkit kembali. Jika memang Raynelle bisa terbebas dari kurungan ayahnya maka Aaron juga akan ikut senang.Sembari menghadap komputer, Aaron tengah berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk membantu? Dia hanyalah lelaki lemah yang bersembunyi di bawah tanah selama waktu yang tidak sebentar, kekuatannya dengan Raynelle saja tidak bisa di bandingkan.Lalu bagaimana cara menghadapi Thony jackinson secara langsung jika mengahdapi putrinya saja tidak mampu? Berpikir keras sampai kepalanya pusing, Thony tidak memiliki celah, kekuatannya berada di berbagai arah yang tak membuatnya m
“Tempat apa ini?” tanya Chris heran melihat begitu banyak alat elektronik yang sebelumnya tidak ia lihat secara langsung seperti sekarang. Ketakjubannya melihat ruang bawah tanah tempat tinggal Aaron membuat Chris seolah berada di dunia lain.Ruangan yang aksesnya memiliki banyak sekali peraturan ternyata di dalamnya ada benda-benda seperti ini. Tangan Chris terulur untuk menyentuh salah satu barang di sana, tapi Aaron segera berkata.“Jangan sembarangan menyentuh barang di sini, atau kau keluar dari tempat ini tinggal nama.” ancamnya.Chris menoleh lalu mencibir pelan, langkahnya terus mengikuti lorong kecil sampai melihat tempat tidur putih yang cukup luas dan di sana Raynelle tidur dengan begitu tenang. Chris berdiri di ambang pintu memperhatikan Raynelle yang tidur dalam posisi membelakanginya.“Apa dia sakit?” tanya Chris.“Sepertinya tidak, semalam dia datang kemari dan bercerita banyak hal padaku sebelum tertidur hingga sekarang.” jawab Aaron, lelaki
“Jadi kau masih berniat untuk menghentikan hubungan kita sampai di sini?” tanya Chris setelah pergulatan mereka selesai beberapa menit yang lalu.Raynelle juga masih bingung harus menyelesaikan atau melanjutkan, jika melanjutkan pasti Chris akan dalam bahaya sementara jika di hentikan maka artinya Raynelle harus mengorbankan perasaannya yang tadinya sudah mencair kini kembali membeku bahkan lebih keras dari sebelumnya.Raynelle menggeleng, “Kau tau ka ini misi paling berbahaya?”“Aku tau, jika tidak maka tak mungkin aku terus menawarkan diri untuk membantumu.”Menghembuskan nafas, Raynelle mengusap bagian dada Chris yang belum kembali memakai pakaian setelah apa yang sudah mereka lakukan tadi.“Aku tak ingin ada jatuh korban di antara kita saat gagal nanti.” ucap Raynelle.“Kita memang tidak sekuat ayahmu, tapi kita bisa berusaha bersama, Aaron juga akan membantu. Yang terpenting sekarang adalah kita terus berusaha, ayahmu memang tak mudah untuk di kalah
Selesai dengan permainan yang nyaris tidak akan berhenti kalau tidak Raynelle hentikan. Selepas memakai baju dengan rapih kembali Raynelle keluar dari kamar tapi Aaron terlihat tidak ada di ruangan bawah tanah itu. Komputer induk masih menyala begitu pula perangkat lain yang ada di tempat itu.“Tempat apa ini sebenarnya, tadi aku bertanya pada Aaron tapi dia tidak mau menjawab pertanyaanku.”“Ini adalah pusat pengendali, aku tidak bisa menjelaskan secara detail padamu karena aku juga tidak begitu tau. Aaron yang mengendalikan ini semua, biasa ada sekitar tiga orang di ruangan ini namun karena musim dingin jadi sebagian pergi untuk menikmati waktu liburan, alhasil hanya Aaron yang tinggal di ruangan ini.”“Aaron tinggal di sini?”Raynelle mengangguk, “Dia mengatakan menyukai tempat ini karena dekat dengan tempatnya bekerja jadi itu lebih bagus karena Aaron bisa menjaga tempat pengendali dua puluh empat jam.”“Lalu di mana Aaron?” tanya Chris, ruangan yang lu
“Nona, Tuan memanggil Anda di ruangan biasa.” ucap seseorang di belakang Raynelle.Gadis itu menoleh, tanpa mengatakan apapun langsung menuju ke tempat tujuan dan di sana sudah ada beberapa orang berbadan kekar bersama Thony yang sedang menunggu kedatangan Raynelle. Dalam hati Raynelle berpikir apa lagi yang akan ayahnya lakukan kali ini.“Kau sudah lama tidak berlatih, jangan membuang-buang waktu dengan hal tidak berguna di luar sana. Kau harus terus melatih kemampuanmu agar bisa lebih kuat, Rayn.”Tadinya Raynelle senang bertarung, semua orang kecuali Thony bisa dengan senang hati menjadi lawan bertarung Raynelle. Namun setelah sadar jika yang di lakukannya selama ini adalah tindakan tidak terpuji membuatnya menjadi enggan untuk bertarung jika memang bukan dalam kondisi terdesak.Tapi karena Raynelle tidak mau berdebat dan memperpanjang masalah dengan Thony, biarkan ia menuruti kemauan lelaki itu lebih dulu.Raynelle mengikat rambutnya kemudian berjalan d
Beberapa hari kemudian setelah di kurung di dalam kamar tanpa di ijinkan keluar sama sekali, mendadak Thony mengajaknya ke suatu tempat tanpa Raynelle tau Thony membawanya entah kemana. Raynelle hanya mengikut karena menolak pun sepertinya ia tak bisa.Sebuah jet pribadi telah siap, beserta pelayanan yang ada di dalamnya. Raynelle bahkan tak sempat memegang ponsel, terlebih ponselnya sekarang juga entah kemana Raynelle tidak tau. Mungkin Thony yang mengambilnya agar Raynelle bisa fokus di misi kali ini tanpa gangguan.Belasan menit menunggu, jet pribadi itu pun akhirnya lepas landas tanpa Raynelle tau kemana tujuannya, ia juga tidak bertanya pada Thony yang duduk di sampingnya. Beberapa bagian tubuh Raynelle juga masih terasa nyeri akibat perkelahian dalam latihan kemarin yang terlalu brutal bagi Raynelle, itu bukan pelatihan melainkan hukuman.Terdiam, Thony sendiri sedang sibuk berbicara dengan salah satu orang yang juga berada di pesawat. Tidak menoleh sedikit pun
Tiga jam tidak sadarkan diri, jarum infus tertancap di salah satu lengan Raynelle ketika terbangun. Tubuhnya benar-benar sakit semua, pandangannya juga belum begitu jelas, tapi satu hal yang Raynelle tau adalah ia kini berada di rumah sakit. Sementara itu di tempat lain, Thony memukul apapun yang ada di sampingnya dengan marah. Seseorang yang berdiri di belakangnya sampai takut melihat kemarahan Thony. “Apa kita haru memberitahu, Nona Rayn?” “Jangan beritahu dia.” sahut Thony kemudian berbalik, “siapapun yang berani memberitahu Raynelle berita buruk ini aku tak akan mengampuni nyawanya.” ancamnya kemudian berlalu pergi. Orang yang menjadi lawan bicara merasa tubuhnya panas dingin mendengar ancaman Thony barusan. Sedangkan Raynelle tak tau apa yang terjadi padanya selain sekujur tubuhnya sakit semua, kepalanya sangat pusing bahkan sampai sekarang. Di ruangan itu juga tidak ada siapapun, Thony pasti meninggalkannya sendiri sedang dia pergi entah kemana.