Beranda / Urban / Cinta Di Ujung Senja / Penolakan Kirana

Share

Penolakan Kirana

Penulis: Icha Mawik
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-01 13:09:58

"Tidak!" seru Kirana.

Seketika semua mata memandang ke arah mereka. Alan berusaha untuk meredam amarah Kirana.

"Tenanglah! Semua orang sedang memperhatikan kita," bujuk Alan.

"Aku tidak mau lagi kembali ke sana," tegas Kirana.

"Aku tidak memaksamu, aku tau kau tidak akan setuju untuk kembali dan aku tidak akan memaksakan kehendakku," ungkap Alan.

"Lantas? Untuk apa, kau menemuiku?" tanya Kirana.

"Aku hanya menjalankan perintah dari Allaric. Kau tau sendiri, bagaimana sikapnya jika permintaannya tidak dipenuhi?" ucap Alan.

Kirana terdiam, ia tahu Alan tidan pernah membantah apapun permintaan dan perintah dari Allaric.

"Aku tidak mau dihina lagi," lanjut Kirana.

"Aku tau, aku paham keadaanmu." sahut Alan lirih. Ia tahu semua yang terjadi pada Kirana. Sejujurnya, ia merasa kasihan pada gadis itu, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti permintaan Allaric sebagai Boss nya.

"Aku permisi pulang, sebentar lagi aku masuk kerja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Di Ujung Senja   Menagih Hutang

    Kirana menarik nafas dalam, ia memikirkan kembali ucapan Allaric saat di restoran yang mengatakan.Karena, ia harus segera melunasi hutangnya pada perusahaan. Kirana benar-benar kesal dan marah pada Allaric, ia tidak menyangka jika laki-laki itu sempat menjebaknya."Bagaimana ini? Apa aku harus kembali bekerja?" gumam Kirana.Kirana membanting dirinya ke ranjang dan berguling ke sana ke mari."Apa yang harus aku lakukan sekarang?" lanjut Kiran bergumam sendiri."Kalau aku tidak bekerja kembali ke sana, itu artinya aku harus membayar semuanya. Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu. Bekerja sepuluh tahun pun tidak akan bisa melunasinya," batin Kirana.Kirana melirik ponselnya, ia mengambil dan membuka daftar kontak. Terlihat nama Alan di baris depan."Apa aku harus menelpon Alan dan bilang padanya, kalau aku setuju bekerja kembali?" Kirana memutar-mutar ponsel di tangannya.Saat Kirana larut dalam pikirannya. Tiba-tiba, po

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Cinta Di Ujung Senja   Bertemu Kembali

    Dengan muka jengkel, Kirana duduk di samping Mamanya. Tatapan tajam mengarah pada sosok di depannya, yang masih bisa tersenyum dengan manis."Nak, Allaric bilang dia ingin meminta kamu untuk bekerja di kantornya lagi dan dia juga sudah meminta maaf untuk masalah kemarin," ungkap Ayu panjang lebar menjelaskan pada putrinya.Kirana hanya diam dan memutar matanya malas, saat mendengar penjelasan sang Mama."Bagaimana, Nona Kirana? Apa kamu mau bergabung kembali bersama kami?" tanya Alan."Tidak!" tolak Kirana."Kalau begitu, kamu harus melihat ini," sela Allaric.Alan mengeluarkan sebuah map, yang sudah Kirana tahu isinya."Kamu masih ingat dengan ini?" tanya Allaric.Kirana menyipitkan matanya. Ia tahu, Allaric kembali mengingatkan akan hutangnya."Ma, Nana ingin bicara pada mereka," ucap Kirana.Mama Ayu mengangguk dan pergi masuk meninggalkan mereka. Allaric juga memerintahkan Alan untuk membiarkan mereka berdua. Sele

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Cinta Di Ujung Senja   Persyaratan Dari Allaric

    Kirana membulatkan matanya, saat melihat Allaric ada di hadapannya. Ia pun teringat akan nama rekan bisnis dari atasannya. Kirana pun menyesali langkahnya untuk ikut menemani Boss nya hari ini."Perkenalkan, Tuan. Ini sekretaris saya," ucapnya, memperkenalkan Kirana pada Allaric.Kirana hanya mengangguk pelan dan kembali menunduk. Ia tidak berani menatap mata Allaric yang sedari tadi menatapnya."Berikan berkas yang telah kita siapkan tadi, pada Tuan Allaric," ucap atasan Kirana.Kirana memberikan berkas itu pada Alan. Namun, malah Allaric yang menerimanya."Kami akan mempelajari berkas perjanjian ini, sebelum menandatanganinya," Alan berkata dengan tegas. Alan tahu, saat ini Allaric menginginkan Kirana untuk berada di sampingnya.Setelahnya, mereka pun memutuskan untuk makan siang bersama. Setelah semuanya selesai, mereka pun membubarkan diri. Kirana pamit ke toilet, sedangkan Boss nya telah pulang lebih dahulu.Allaric meminta Alan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Cinta Di Ujung Senja   Keputusan Kirana

    Dengan lesuh, Kirana kembali ke kantornya. Ia tidak berhasil membuat Allaric melanjutkan proyek kerja sama mereka. Kirana pun meminta maaf pada atasannya."Maafkan saya, Tuan," sesal Kirana."Tidak apa-apa, mungkin kita tidak bisa melanjutkan proyek ini," ucapnya.Kirana benar-benar merasa bersalah. Ia merasa ini semua gara-gara dirinya, yang menolak permintaan Allaric untuk kembali bekerja di perusahaannya."Karena proyek itu gagal, maka ada beberapa karyawan yang akan di berhentikan," lanjut atasan Kirana."Apa?" Kirana terkejut."Yah! Mau bagaimana lagi," lanjutnya.Kirana semakin merasa bersalah. Kirana keluar dari ruangan Bossnya."Kirana, apa aku boleh bertanya sesuatu yang pribadi padamu?" tanya Boss nya.Kirana mengenggukkan kepalanya."Ada hubungan apa, antar kau dan tuan Allaric?"Kirana terkejut mendapat pertanyaan itu."Apa maksud Anda?""Kemarin, tuan Allaric menghubungiku dan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Cinta Di Ujung Senja   Membuat Kesepakatan

    "Aku setuju, untuk bergabung kembali di sini. Tapi, Anda harus mengabulkan beberapa syarat dari saya," ucap Kirana."Baik, katakanlah," sahut Allaric."Pertama, Anda harus menandatangani kerja sama kemarin," ungkap Kirana."Baiklah, aku akan mengutus Alan untuk mengirim berkasnya," sahut Allaric."Kedua, Anda harus tetap memotong sebagian dari gaji saya untuk hutang biaya pengobatan mama. Saya tidak mau, terus-terusan terikat dengan Anda. Jadi, jika hutang saya lunas. Saya akan segera mengundurkan diri," lanjut Kirana.Allaric sempat terkejut mendengar persyartan kedua dari Kirana. Namun, Allaric tetap saja mengiyakannya."Aku setuju. Tapi, aku juga punya beberapa peraturan yang juga harus kau ikuti," timpal Allaric.Kirana menatap bingung ke arah Allaric."Mulai saat ini, kau adalah asisten sekaligus sekretaris pribadiku. Itu, artinya kau akan selalu ada untukku dan mendampingiku ke manapun aku pergi," lanjut Allaric.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Cinta Di Ujung Senja   Bekerja Sama

    Allaric mengantar Kirana pulang, setelah pesta selesai. Kirana tampak berdiam diri, ia larut dalam pikirannya. Sesekali Allaric melirik ke arah Kirana, yang memalingkan wajahnya ke arah kaca. Hingga tiba di komplek perumahannya, Kirana masih enggan membuka mulutnya untuk bicara."Terima kasih," ucap Kirana, saat ia mobil Allaric berhenti di depan rumahnya."Kembali," balas Allaric.Kirana tersenyum dan turun. Mobil perlahan bergerak meninggalkan perkarangan rumah Kirana. Gadis itu pun melangkah masuk.Keesokan harinya, setelah sarapan. Kirana berpamitan pada Mamanya. Saat Kirana akan berangkat. Kirana di kejutkan dengan sebuah mobil yang berhenti di depan rumah. Kirana tahu betul, siapa pemiliknya?"Davi!" desis Kirana.Davindra turun dan segera menghampiri Kirana sembari tersenyum."Hai, Na. Apa kabar?" sapa Davindra."Baik," jawab Kirana singkat. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kirana."Aku kebetulan lewat dan a

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Cinta Di Ujung Senja   Makan Malam Tak Terduga

    "Ada hubungan apa, antara kau dan laki-laki itu?" tanya Davindra, saat melihat Kirana diantar pulang oleh Allaric."Bukan urusanmu," jawab Kirana cuek, sembari berlalu.Davindra menahan lengan Kirana. "Jawab pertanyaanku, Na," sambung Davindra."Pertanyaan apa? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan," sahut Kirana."Kau tau apa yang aku maksudkan," timpal Davindra."Aku sudah katakan, ini bukan urusanmu," balas Kirana dengan nada kesal."Tentu saja, ini urusanku. Kau masih menjadi kekasihku," ungkap Davindra."Apa?" Kirana menahan tawanya. "Apa kau tidak malu mengatakan itu?" lanjut Kirana.Davindra terdiam."Asal kau tau, hubungan kite telah berakhir. Sejak kau di jodohkan oleh orang tuamu, sejak saat itu pula aku bebas menentukan dengan siapa aku menjalin hubungan," cecar Kirana."Tapi, mengapa harus dia? Mengapa harus Allaric? Apa tidak ada pilihan yang lebih baik?" kata Davindra kesal."Apa yang sala

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Cinta Di Ujung Senja   Tidak Pernah Serius

    Kirana merasa kesal pada Allaric. Pasalnya, Mamanya terlihat lebih memberikan perhatiannya pada laki-laki itu dari pada dirinya. Sepanjang acara makan malam, Mama Ayu selalu mendahulukan Allaric dari pada putrinya. Allaric hanya tersenyum tipis dengan tatapan mengejek ke arah Kirana.Hingga makan malam berakhir, Mama Ayu tidak hentinya memberikan perhatian pada tamunya. Allaric merasa senang, ia merasa seperti menemukan sosok mendiang ibunya. Kelembutan dan perhatian Ayu, membuat Allaric merasa nyaman dan menerima semua perlakuan dari wanita paruh baya itu."Terima kasih," ucap Allaric."Terima kasih untuk apa?" tanya Kirana bingung."Untuk semua, pada malam hari ini," jawab Allaric."Hemm... Sama-sama," jawab Kirana tersenyum."Anda akan langsung pulang?" tanya Kirana lagi."Mungkin!" seru Allaric."Mungkin?" Kirana menatap Allaric."Ada banyak urusan yang harus aku selesaikan. Ingin membawamu ikut serta, kau pasti akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08

Bab terbaru

  • Cinta Di Ujung Senja   Bertemu Sahabat Lama

    Kirana menahan emosinya, saat mendapat laporan dari pengasuh kedua buah hatinya. Wanita bernama Darla, itu mengatakan. Jika, seseorang sering menemui Carmen dan Carlo. Saat ia menanyakan, siapa orangnya pada kedua anak kembarnya. Ia terkejut, ketika tahu nama yang disebut Carlo."Darla, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Jika, saat aku tidak di rumah. Aku mau kau mengawasi si kembar. Aku tidak mau, sampai pria itu menemui mereka lagi," kata Kirana pada pengasuhnya.Darla mengangguk mengerti. Kirana berencana, akan menemui Davi untuk membicarakan hal ini. Ia tidak mau, berhubungan dengan keluarga itu lagi. Setelah apa yang terjadi, Kirana masih mengingat setiap luka, yang keluarga Davi berikan padanya.Setelah semuanya siap, Kirana segera berpamitan pada kedua anaknya. Ia tetap memperingatkan Darla lagi, tentang hal tadi. Ia juga berpesan pada anak-anaknya, untuk tidak berbicara pada orang asing.****Sementara di kediamannya, Davi terlihat bahagia saya mendapat satu pesan dari Kiran

  • Cinta Di Ujung Senja   Tidak Ingin Mengulang Kesalahan

    Kirana berang, saat ia tahu kalau Davindra menipunya. Pria yang pernah mengisi hatinya dulu, yang sengaja mengajaknya keluar dengan alasan untuk membicarakan bisnis mereka. Ternyata, pria itu menggunakan kesempatan itu untuk merayu Kirana kembali."Jadi, kau mengajakku ke mari hanya untuk membicarakan itu?" Seru Kirana lantang."Na, dengarkan aku. Aku hanya ingin berbicara padamu secara pribadi," kata Davi, berusaha untuk menjelaskan pada Kirana."Apa lagi yang ingin kamu bicarakan? Sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan," tegas Kirana."Na, aku hanya ingin kita bisa seperti dulu," ucap Davi lirih."Tidak!" tegas Kirana.Davindra tercegat medengar suara tegas Kirana."Aku tidak mau, memulai sesuatu yang telah aku lupakan," lanjut Kirana."Apa salahnya, jika mencobanya, Na," pinta Davi lirih.Sampai saat ini, Davindra masih mencintai Kirana. Sampai kapanpun, hanya Kirana yang ada di dalam hati Davindra.Setelah perceraiannya bersama Laura selesai. Davindra berusaha mencari keberad

  • Cinta Di Ujung Senja   Meminta Maaf

    Kirana sedang berjanji untuk bertemu salah satu kliennya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya klien yang di maksud tiba. Kirana hampir tidak percaya, siapa kliennya kali ini.Davindra datang bersama Papanya. Ayah dan anak itu sempat tidak menduga, jika yang menjadi utusan adalah Kirana."Selamat siang, Tuan Oscar dan Tuan Davindra." Kirana mengulurkan tangan dan menjabat keduanya, secara bergantian."Anda Nona Kirana, utusan perwakilan dari perusahaan X?" tanya Oscar."Benar, Tuan. Silahkan duduk," ucap Kirana mempersilahkan tamunya."Saya kira Anda, ini seseorang yang...." ucapan Oscar di potong Kirana."Tua dan jelek," potong Kirana.Oscar tersenyum tidak enak."Kita langsung saja." Kirana membuka map yang ia bawa dan mengunjukkan kepada Oscar dan putranya. Kirana mulai menjelaskan semuanya pad

  • Cinta Di Ujung Senja   Aku Menemukanmu

    "Siapa namamu?" tanya Allaric pada seorang anak berumur lima tahun."Namaku, Carlo," jawabnya.Allaric sempat menatap dalam wajah lugu dan polos itu. Mata coklat dan senyumnya, mampu menembus tepung hati Allaric. Ada rasa nyaman dan damai saat ia menatapnya. Mata itu juga mengingatkan Allaric pada seseorang di masa lalu."Carlo, kau di sini bersama orang tuamu?" tanya Alan."Tidak! Aku ke sini bersama teman-teman dan guruku," jawab Carlo."Kau salah satu dari mereka?" Mata Allaric tertuju pada sekelompok anak kecil yang sedang bermain bersama gurunya.Carlo mengangguk cepat."Apa yang kau lakukan di sini?" terdengar suara cempreng, namun penuh dengan ketegasan.Kursi roda Allaric berputar ke arah sumber suara. Kembali mata Allaric di suguhi pemandangan yang menyejukkan matanya."Maafkan saudaraku, Tuan," ucap Carmen.

  • Cinta Di Ujung Senja   Taman

    Sudah tiga hari, Kirana sampai. Hari ini, ia bersiap untuk ke kantor. Perempuan itu segera menyelesaikan urusan kantornya, kemudian bergegas untuk pulang. Ia harus segera menjemput anak-anaknya, yang ia titipkan ke penitipan anak.Kirana yang baru saja tiba, memang mengalami sedikit masalah dalam mencari pengasuh untuk kedua buah hatinya. Ia sangat teliti dalam memilih, seorang yang akan dia percayakan untuk menjaga kedua anaknya."Momm, ada baiknya jika kami masuk sekolah," cetus Carmen.Mata Kirana melirik ke arah putrinya, kemudian melemparkan pandangan pada kembarannya."Kamu mau, sekolah di sini?" sela Carlo.Carmen mengangguk. "Dari pada setiap hari, di penitipan. Lebih baik sekolah, kan?"Kirana tertegun sejenak. Apa yang dikatakan, Carmen ada benarnya. Jika, keduanya dimasukkan ke sekolah, mungkin Kirana akan tenang bekerja. Setidaknya, ia tidak perlu berusaha paya

  • Cinta Di Ujung Senja   Kembali Pulang

    "Apa, Tuan? Anda ingin mengirim saya ke sana?" tanya Kirana terkejut."Tidak ada orang lain, yang bisa saya andalankan selain kamu Kirana. Dengan kemampuan yang kamu punya, saya yakin kamu bisa menangani masalah di kantor cabang," jelas atasannya."Tapi, saya tidak mau ke sana," tolak Kirana. "Anda bisa mengirim saya kemanapun, asal jangan ke sana.""Mengapa? Apa kamu ada masalah, dengan tempat itu?" tanya bos-nya.Kirana terdiam, die enggan menjelaskannya pada sang atasan."Bersiaplah. Lusa, aku akan mengatur keberangkatanmu," putus Bos-nya.Kirana melangkah gontai, meninggalkan ruangan Bos-nya. Ia duduk dan kembali mengingat kejadian di tempat itu. Kirana memutuskan untuk pulang lebih cepat dan saat tiba di rumah. Ia lebih memilih masuk ke kamarnya, hingga saat makan malam.Dua hari kemudian, mau tidak mau. Kirana harus berangkat juga, ia meminta waktu untuk mempersiapkan segalanya. Mengingat ia memiliki dua anak kembar, yang pasti

  • Cinta Di Ujung Senja   Kecelakaan

    Allaric kembali mengunjungi club' malam, untuk minum hingga mabuk. Ia ingin menghibur kesepiannya. Semenjak kepergian Kirana, Allaric merasa enggan untuk menetap di mansionnya. Bayang-bayang Kirana terusa saja menghantuinya, setiap kali ia berada di mansionnya. Masih teringat jelas senyum yang terukir di wajah wanita itu, saat bersama Allaric.Kepergian Kirana pun, seperti membawa separuh jiwa Allaric. Ia merasa kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Di dalam club' pun, ia tidak mau ditemani oleh siapapun. Ia hanya ingin sendiri, meratapi kesedihannya. Allaric benar-benar hancur tanpa Kirana.Di tengah kegalauan hatinya, seseorang mendekatinya."Apa ini? Masalah besar apa, yang menimpa seorang Allaric hingga bisa hancur seperti ini?" ucap orang itu.Allaric menatap nanar, ke arah sumber suara."Mau apa kau?" tanya Allaric ketus."Aku hanya datang untuk menghibur diri. Ta

  • Cinta Di Ujung Senja   Keluarga Baru

    Allaric membuka lemari milik Kirana. Namun, anehnya tak satupun barang milik Kirana bergerak dari tempatnya. Semua masih tersusun rapi, pada tempatnya bahkan tidak ada yang berkurang.Allaric mengepalkan tangannya, ia kembali memeriksa lemari yang lainnya. Bahkan, perhiasan saja, masih berada di tempatnya. Allaric teringat akan id card, yang diminta Kirana tempo hari. Rahang Allaric mengeras, ia mengertakan giginya kesal."Jadi, selama ini. Kau hanya berpura-pura, untuk menarik simpati serta untuk mendapat kepercayaan dariku," gumam Allaric kesal.Alan yang baru tiba, terkejut melihat kondisi kamar yang sudah seperti diterjang badai."Ada apa?" tanya Alan."Dia kabur, tanpa membawa apapun selain apa yang ia kenakan dan tanda pengenalnya," jawab Allaric geram."Kau memberikannya?" tanya Allaric lagi."Kau pikir aku gila, jika memberikannya

  • Cinta Di Ujung Senja   Menyusun Rencana

    Kirana kembali ke mansion, tanpa menghiraukan sapaan dari para pelayan, ia berjalan langsung masuk ke kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Kirana kembali mengingat, dua tubuh yang penuh keringat. Sedang bergumul di atas ranjang, yang juga sering ia gunakan.Kirana meremas kasar rambutnya, berusaha untuk mengusir dan menghapus pemandangan yang baru saja ia saksikan. Kirana kembali mengingat, apa yang dikatakan Cindy? Wanita itu berkata benar, Allaric memang masih seperti dulu. Sampai kapanpun, pria itu tidak akan pernah bisa berubah.Kirana merenungi kebodohannya. Mengapa ia, cepat percaya dengan semua yang Allaric katakan? Kirana pun memutuskan untuk pergi dari tempat ini. Ia segera beranjak kembali dari duduknya dan berjalan menuju pintu.Ceklek....Kirana menghentikan langkahnya, saat melihat beberapa pelayan yang menyapanya. Kirana hanya tersenyum tipis, sembari menutup pintu d

DMCA.com Protection Status