Home / Urban / Cinta Di Ujung Senja / Penjelasan Alan

Share

Penjelasan Alan

Author: Icha Mawik
last update Last Updated: 2022-01-20 13:34:27

"Cukup, sudah. Aku tidak akan menjelaskan lagi padanya," putus Allaric.

"Tapi, Tuan. Apa yang Anda lakukan itu memang sedikit keterlaluan," jelas Alan, berusaha menenangkan.

"Tapi, aku juga sudah mengatakan alasan, mengapa aku sampai melakukan itu?" kata Allaric menimpali.

"Mungkin, cara Anda yang menjelaskan. Masih kurang di mengerti oleh nyonya," ucap Alan lagi.

"Apa maksudmu, aku salah?" tanya Allaric dengan nada tidak senang.

"Bukan seperti itu, Tuan. Maksud saya, Anda hanya kurang bisa menyakinkan nyonya," kata Alan meralat kata-katanya. Ia tahu, akan sangat bahaya untuknya, jika sampai pria arogan yang ada di hadapannya ini marah.

Allaric masih menatap Alan dengan penasaran. Alan menarik napas dalam dan bergumam pelan.

"Izinkan saya, yang bicara pada nyonya," putus Alan. Ia terpaksa memberanikan diri, untuk bicara pada Kirana. Alan tidak mau masalah ini jadi panjang dengan pertanyaan Allaric yang akan membelit dirinya.

"Bag

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Di Ujung Senja   Makan Malam

    Allaric baru saja tiba di rumah. Saat menginjakkan kakinya di depan pintu, ia kembali menoleh ke arah Alan."Kau yakin, kalau saat ini dia sudah tidak marah lagi?" tanya Allaric."Ya, Tuan. Saya sudah bicara padanya," jawab Alan.Allaric mengangguk dan melanjutkan langkahnya. Langkahnya kembali terhenti tepat di depan pintu kamar. Ia terlihat ragu untuk masuk dan menemui Kirana. Dengan hati-hati, Allaric membuka pintu kamarnya. Suasana kamar telah gelap, hanya lampu tidur yang masih menyala.Allaric masuk dan kembali menutup pintu dengan hati-hati. Setelah memastikan tidak ada pergerakan di atas ranjang. Allaric memilih masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia keluar dengan rasa segar dan berbaring di sisi Kirana.Kirana membuka perlahan matanya, ia merasakan beban berat di atas perutnya. Sebuah tangan besar melingkar erat di sana, Kirana menggeser sedikit. Namu

    Last Updated : 2022-01-29
  • Cinta Di Ujung Senja   Kembali Berdamai

    Brak!Kirana terperanjat saat mendengar suara pintu yang dibanting Allaric. Kirana mengernyitkan kedua alisnya heran dengan perubahan sikap Allaric. Pria itu langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan kran airKirana melepas satu-persatu benda yang ia gunakan. Terakhir, ia melepas gaunnya dan meraih piyamanya. Tidak lama kemudian, Allaric keluar dari kamar mandi. Masih dengan wajah yang kesalnya. Namun, Kirana sama sekali tidak memperdulikannya. Ia menarik selimut dan mulai untuk memejamkan matanya.Sebaliknya, Allaric keluar kamar dan menuju ruang kerjanya. Allaric menelpon Akan dan memintanya datang. Tidak memerlukan waktu lama, Alan pun telah berada di hadapan Allaric."Aku mulai muak melihat kedekatan Kirana dan pria tua itu," ucap Allaric dengan nada kesal."Lalu, apa yang harus kita lakukan, Tuan?" tanya Alan."Aku mau, setelah malam ini mereka tidak

    Last Updated : 2022-02-01
  • Cinta Di Ujung Senja   Liburan

    Hubungan Kirana dan Allaric kembali membaik. Keduanya sering terlihat bercanda bersama, ketika di rumah. Allaric juga sering menghubungi Kirana. Ketika ia sedang berada di kantor, begitu juga sebaliknya.Seperti saat ini, keduanya sedang menghabiskan waktu bersama di kamar."Apa yang kau pikirkan?" tanya Allaric saat melihat wanita yang ada di sampinya ini diam, sembari menatap langit-langit kamarnya."Tidak ada," jawab Kirana singkat.Allaric bangkit dan kembali meletakkan kepalanya di atas pangkuan Kirana. Ia memeluk dan mengecup perut datar Kirana."Mengapa, kau suka sekali melakukan ini?" tanya Kirana ingin tahu."Entahlah, hanya saja. Ketika, aku meletakkan kepalaku di sini. Aku merasa tenang dan aku bisa sejenak melepas kepenatan yang aku pikul," terang Allaric.Kirana membelai lembut rambut Allaric. Allaric kembali memejamkan matanya, menikmati sentuhan di kepalanya."Aku ingin kite seperti seterusnya. Tidak ada pertengkaran,

    Last Updated : 2022-02-02
  • Cinta Di Ujung Senja   Pengakuan Laura

    Alfaro terkejut melihat kedatangan Davindra ke kantornya. Namun, ia tetap saja bersikap tenang."Davi? Masuklah," sambut Alfaro.Davindra melangkah masuk dan duduk setelah Alfaro memberinya kode untuk menyuruhnya duduk."Ada apa, Davi? Tidak biasanya kau datang menemui Paman," tanya Alfaro."Aku ingin minta maaf, Paman," ucap Alfaro."Minta maaf? Untuk apa?" tanya Alfaro."Tentang rapat kemarin," jawab Davindra."Ada apa dengan rapat kemarin?" Alfaro kembali bertanya.Davindra pun menjelaskan semua pada Alfaro. Davindra berdalih, jika Allaric lah yang telah mempengaruhi peserta rapat untuk memojokkan dirinya. Alfaro diam mendengarkan cerita Davindra. Ia hanya menanggapi cerita Davindra dengan senyuman."Begitulah, ceritanya Paman," ucap Davindra."Baiklah, aku mengerti. Ini memang bukan kesalahanmu. Aku harap kejadian ini, bisa jadi pelajaran untukmu kedepannya," terang Alfaro."Baik, Paman. Setelah ini, aku

    Last Updated : 2022-02-07
  • Cinta Di Ujung Senja   Rahasia Besar Davindra

    Davindra panik, ketika tahu kalau ibunya terkena serangan jantung dan masuk rumah sakit. Ia juga marah besar terhadap Laura. Saat tahu kalau, Laura adalah penyebab nya. Davindra segera kembali ke kediamannya, untuk bertemu Laura dan membuat perhitungan."Laura...." Davindra berteriak dengan lantang, memanggil istrinya.Laura yang baru saja selesai mandi, segera keluar saat mendengar namanya di panggil."Aku belum cukup tuli, kau tidak perlu berteriak," sanggah Laura."Apa yang kau lakukan pada mamaku?" tanya Davindra dengan penuh amarah."Memangnya apa yang aku lakukan padanya?" cetus Laura."Jangan pura-pura tidak tau, Laura," bentak Davindra tegas."Aku memang tidak tau, apa yang terjadi pada ibumu," sanggah Laura.Davindra memejamkan matanya, sembari menahan amarahnya. Selama ini ia tidak pernah ambil pusing dengan

    Last Updated : 2022-02-09
  • Cinta Di Ujung Senja   Kembali Bermain Api

    Allaric kembali ke rumah sakit, saat mendapat telepon dari pamannya, Oscar yang mengatakan kalau kesehatan Victoria menurun. Allaric memang tidak menyukai sosok Victoria, tapi melihatnya terbaring tidak berdaya, timbul rasa iba di hati kecil Allaric.Apalagi, melihat raut frustasi di wajah pamannya, membuat Allaric semakin terenyuh. Ia menyingkirkan sedikit egonya dan lebih memilih untuk berdamai dengan keadaan.Kirana menunggu Allaric di rumah, sebelum ke kantor. Keduanya berjanji untuk makan siang bersama. Kirana mondar-mandir di kamarnya, menunggu Allaric pulang. Ia juga membolak-balik ponselnya, hanya untuk melihat pesan dari Allaric."Sebaiknya, Anda makan saja dahulu, Nona," ucap salah satu pelayan rumah Allaric."Tidak! Aku akan menunggunya," sahut Kirana.Kirana akhirnya memutuskan, untuk naik ke kamarnya dan menunggu Allaric di sana. Ia yakin, jika saat ini pria itu sedang sibuk dengan pekerjaan kantornya.Allaric masih berada

    Last Updated : 2022-02-13
  • Cinta Di Ujung Senja   Wanita Misterius

    Hubungan Kirana dan Allaric kembali renggang. Pasalnya, akhir-akhir ini Allaric lebih banyak menghabiskan waktu di luar. Ia akan pergi pada pagi hari sekali dan pulang larut malam. Semula Kirana tidak mempersoalkannya dan menganggap jika Allaric saat ini sedang sibuk di kantornya.Hingga pada akhirnya, Kirana merasa jenuh karena seringnya di tinggal sendiri di rumah. Sebaliknya, Allaric sedang sibuk bersama Laura dan beberapa wanita teman kencannya. Ya, Allaric kembali pada kebiasaan lamanya. Bermain cinta dengan wanita yang tertarik dengan pesonanya.Seperti saat ini, Allaric sedang berada di sebuah hotel mewah dengan wanita yang ia temui di club'. Keduanyas sedang berpacu memburu kenikmatan. Hingga akhirnya, erangan panjang keluar dari bibir keduanya. Allaric segera menarik miliknya, dari dalam milik wanita itu. Ia segera memungut pakaiannya dan masuk ke kamar mandi.Setengah jam kemudian, Allaric keluar dari kamar man

    Last Updated : 2022-02-20
  • Cinta Di Ujung Senja   Belajar Menerima

    "Sayang, kamu baru pulang?" sapa Allaric ramah, menyambut Kirana.Kirana diam tidak menggubris sapaan Allaric. Kirana lebih memilih meraih handuk dan masuk ke kamar mandi. Allaric hanya mengernyitkan dahinya bingung, dengan sikap acuh Kirana.Setengah jam kemudian, Kirana keluar dari kamar mandi dan melihat Allaric telah rapi dengan setelah jas formalnya."Aku ada rapat di luar, mungkin satu Minggu. Kamu tidak apa-apa, kan?" kata Allaric berusaha untuk ramah.Kirana hanya mengangguk tidak peduli. Melihat sikap aneh yang ditunjukkan Kirana, Allaric memutuskan untuk membiarkan tenang."Aku berangkat dulu, kamu jangan kemana-mana, ya," ucap Allaric."Hemm..." sahut Kirana enggan."Kamu tidak apa-apa, kan kalau aku tinggal?" tanya Allaric menyakinkan."Tidak! Aku tau, kamu pasti sibuk dengan semua kegiatan kamu selama di sana. Kamu tid

    Last Updated : 2022-02-24

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Senja   Bertemu Sahabat Lama

    Kirana menahan emosinya, saat mendapat laporan dari pengasuh kedua buah hatinya. Wanita bernama Darla, itu mengatakan. Jika, seseorang sering menemui Carmen dan Carlo. Saat ia menanyakan, siapa orangnya pada kedua anak kembarnya. Ia terkejut, ketika tahu nama yang disebut Carlo."Darla, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Jika, saat aku tidak di rumah. Aku mau kau mengawasi si kembar. Aku tidak mau, sampai pria itu menemui mereka lagi," kata Kirana pada pengasuhnya.Darla mengangguk mengerti. Kirana berencana, akan menemui Davi untuk membicarakan hal ini. Ia tidak mau, berhubungan dengan keluarga itu lagi. Setelah apa yang terjadi, Kirana masih mengingat setiap luka, yang keluarga Davi berikan padanya.Setelah semuanya siap, Kirana segera berpamitan pada kedua anaknya. Ia tetap memperingatkan Darla lagi, tentang hal tadi. Ia juga berpesan pada anak-anaknya, untuk tidak berbicara pada orang asing.****Sementara di kediamannya, Davi terlihat bahagia saya mendapat satu pesan dari Kiran

  • Cinta Di Ujung Senja   Tidak Ingin Mengulang Kesalahan

    Kirana berang, saat ia tahu kalau Davindra menipunya. Pria yang pernah mengisi hatinya dulu, yang sengaja mengajaknya keluar dengan alasan untuk membicarakan bisnis mereka. Ternyata, pria itu menggunakan kesempatan itu untuk merayu Kirana kembali."Jadi, kau mengajakku ke mari hanya untuk membicarakan itu?" Seru Kirana lantang."Na, dengarkan aku. Aku hanya ingin berbicara padamu secara pribadi," kata Davi, berusaha untuk menjelaskan pada Kirana."Apa lagi yang ingin kamu bicarakan? Sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan," tegas Kirana."Na, aku hanya ingin kita bisa seperti dulu," ucap Davi lirih."Tidak!" tegas Kirana.Davindra tercegat medengar suara tegas Kirana."Aku tidak mau, memulai sesuatu yang telah aku lupakan," lanjut Kirana."Apa salahnya, jika mencobanya, Na," pinta Davi lirih.Sampai saat ini, Davindra masih mencintai Kirana. Sampai kapanpun, hanya Kirana yang ada di dalam hati Davindra.Setelah perceraiannya bersama Laura selesai. Davindra berusaha mencari keberad

  • Cinta Di Ujung Senja   Meminta Maaf

    Kirana sedang berjanji untuk bertemu salah satu kliennya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya klien yang di maksud tiba. Kirana hampir tidak percaya, siapa kliennya kali ini.Davindra datang bersama Papanya. Ayah dan anak itu sempat tidak menduga, jika yang menjadi utusan adalah Kirana."Selamat siang, Tuan Oscar dan Tuan Davindra." Kirana mengulurkan tangan dan menjabat keduanya, secara bergantian."Anda Nona Kirana, utusan perwakilan dari perusahaan X?" tanya Oscar."Benar, Tuan. Silahkan duduk," ucap Kirana mempersilahkan tamunya."Saya kira Anda, ini seseorang yang...." ucapan Oscar di potong Kirana."Tua dan jelek," potong Kirana.Oscar tersenyum tidak enak."Kita langsung saja." Kirana membuka map yang ia bawa dan mengunjukkan kepada Oscar dan putranya. Kirana mulai menjelaskan semuanya pad

  • Cinta Di Ujung Senja   Aku Menemukanmu

    "Siapa namamu?" tanya Allaric pada seorang anak berumur lima tahun."Namaku, Carlo," jawabnya.Allaric sempat menatap dalam wajah lugu dan polos itu. Mata coklat dan senyumnya, mampu menembus tepung hati Allaric. Ada rasa nyaman dan damai saat ia menatapnya. Mata itu juga mengingatkan Allaric pada seseorang di masa lalu."Carlo, kau di sini bersama orang tuamu?" tanya Alan."Tidak! Aku ke sini bersama teman-teman dan guruku," jawab Carlo."Kau salah satu dari mereka?" Mata Allaric tertuju pada sekelompok anak kecil yang sedang bermain bersama gurunya.Carlo mengangguk cepat."Apa yang kau lakukan di sini?" terdengar suara cempreng, namun penuh dengan ketegasan.Kursi roda Allaric berputar ke arah sumber suara. Kembali mata Allaric di suguhi pemandangan yang menyejukkan matanya."Maafkan saudaraku, Tuan," ucap Carmen.

  • Cinta Di Ujung Senja   Taman

    Sudah tiga hari, Kirana sampai. Hari ini, ia bersiap untuk ke kantor. Perempuan itu segera menyelesaikan urusan kantornya, kemudian bergegas untuk pulang. Ia harus segera menjemput anak-anaknya, yang ia titipkan ke penitipan anak.Kirana yang baru saja tiba, memang mengalami sedikit masalah dalam mencari pengasuh untuk kedua buah hatinya. Ia sangat teliti dalam memilih, seorang yang akan dia percayakan untuk menjaga kedua anaknya."Momm, ada baiknya jika kami masuk sekolah," cetus Carmen.Mata Kirana melirik ke arah putrinya, kemudian melemparkan pandangan pada kembarannya."Kamu mau, sekolah di sini?" sela Carlo.Carmen mengangguk. "Dari pada setiap hari, di penitipan. Lebih baik sekolah, kan?"Kirana tertegun sejenak. Apa yang dikatakan, Carmen ada benarnya. Jika, keduanya dimasukkan ke sekolah, mungkin Kirana akan tenang bekerja. Setidaknya, ia tidak perlu berusaha paya

  • Cinta Di Ujung Senja   Kembali Pulang

    "Apa, Tuan? Anda ingin mengirim saya ke sana?" tanya Kirana terkejut."Tidak ada orang lain, yang bisa saya andalankan selain kamu Kirana. Dengan kemampuan yang kamu punya, saya yakin kamu bisa menangani masalah di kantor cabang," jelas atasannya."Tapi, saya tidak mau ke sana," tolak Kirana. "Anda bisa mengirim saya kemanapun, asal jangan ke sana.""Mengapa? Apa kamu ada masalah, dengan tempat itu?" tanya bos-nya.Kirana terdiam, die enggan menjelaskannya pada sang atasan."Bersiaplah. Lusa, aku akan mengatur keberangkatanmu," putus Bos-nya.Kirana melangkah gontai, meninggalkan ruangan Bos-nya. Ia duduk dan kembali mengingat kejadian di tempat itu. Kirana memutuskan untuk pulang lebih cepat dan saat tiba di rumah. Ia lebih memilih masuk ke kamarnya, hingga saat makan malam.Dua hari kemudian, mau tidak mau. Kirana harus berangkat juga, ia meminta waktu untuk mempersiapkan segalanya. Mengingat ia memiliki dua anak kembar, yang pasti

  • Cinta Di Ujung Senja   Kecelakaan

    Allaric kembali mengunjungi club' malam, untuk minum hingga mabuk. Ia ingin menghibur kesepiannya. Semenjak kepergian Kirana, Allaric merasa enggan untuk menetap di mansionnya. Bayang-bayang Kirana terusa saja menghantuinya, setiap kali ia berada di mansionnya. Masih teringat jelas senyum yang terukir di wajah wanita itu, saat bersama Allaric.Kepergian Kirana pun, seperti membawa separuh jiwa Allaric. Ia merasa kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Di dalam club' pun, ia tidak mau ditemani oleh siapapun. Ia hanya ingin sendiri, meratapi kesedihannya. Allaric benar-benar hancur tanpa Kirana.Di tengah kegalauan hatinya, seseorang mendekatinya."Apa ini? Masalah besar apa, yang menimpa seorang Allaric hingga bisa hancur seperti ini?" ucap orang itu.Allaric menatap nanar, ke arah sumber suara."Mau apa kau?" tanya Allaric ketus."Aku hanya datang untuk menghibur diri. Ta

  • Cinta Di Ujung Senja   Keluarga Baru

    Allaric membuka lemari milik Kirana. Namun, anehnya tak satupun barang milik Kirana bergerak dari tempatnya. Semua masih tersusun rapi, pada tempatnya bahkan tidak ada yang berkurang.Allaric mengepalkan tangannya, ia kembali memeriksa lemari yang lainnya. Bahkan, perhiasan saja, masih berada di tempatnya. Allaric teringat akan id card, yang diminta Kirana tempo hari. Rahang Allaric mengeras, ia mengertakan giginya kesal."Jadi, selama ini. Kau hanya berpura-pura, untuk menarik simpati serta untuk mendapat kepercayaan dariku," gumam Allaric kesal.Alan yang baru tiba, terkejut melihat kondisi kamar yang sudah seperti diterjang badai."Ada apa?" tanya Alan."Dia kabur, tanpa membawa apapun selain apa yang ia kenakan dan tanda pengenalnya," jawab Allaric geram."Kau memberikannya?" tanya Allaric lagi."Kau pikir aku gila, jika memberikannya

  • Cinta Di Ujung Senja   Menyusun Rencana

    Kirana kembali ke mansion, tanpa menghiraukan sapaan dari para pelayan, ia berjalan langsung masuk ke kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Kirana kembali mengingat, dua tubuh yang penuh keringat. Sedang bergumul di atas ranjang, yang juga sering ia gunakan.Kirana meremas kasar rambutnya, berusaha untuk mengusir dan menghapus pemandangan yang baru saja ia saksikan. Kirana kembali mengingat, apa yang dikatakan Cindy? Wanita itu berkata benar, Allaric memang masih seperti dulu. Sampai kapanpun, pria itu tidak akan pernah bisa berubah.Kirana merenungi kebodohannya. Mengapa ia, cepat percaya dengan semua yang Allaric katakan? Kirana pun memutuskan untuk pergi dari tempat ini. Ia segera beranjak kembali dari duduknya dan berjalan menuju pintu.Ceklek....Kirana menghentikan langkahnya, saat melihat beberapa pelayan yang menyapanya. Kirana hanya tersenyum tipis, sembari menutup pintu d

DMCA.com Protection Status