Share

Chapter 19

“Kamu punya kembaran?!” Ucapan Adra yang sedikit bernada tinggi, membuat Ilya semakin tertunduk. Dan seketika itu dada Adra seperti terhantam sesuatu. Sesak, perih yang mendalam. Dia sadar bahwa perasaan Ilya terbagi padanya. Baru kali ini dia merasakan hal itu, ternyata sangat menyiksa. Adra mengerti sekarang, kenapa selama ini Ilya selalu bersimpati padanya. Baik Ilya yang saat ini atau Ilya ketika waktu belum mundur.

Dalam diam air mata Ilya mengalir, menetes ke meja. Kenangan tentang hari itu muncul kembali dengan perasaan yang sama.

“Ilya?” panggil Adra lirih. Tangannya yang gemetar terulur, ingin meraih tubuh wanita itu, tapi tak bisa. Terasa berat. Kesadaran Adra merasa sosok Ilya terasa semakin jauh dan mulai pudar lalu menghilang.

Putih. Kesadaran Adra tertarik ke sebuah ruang serba putih, kemudian beralih lagi ke tepi jalan. Adra melihat dua orang gadis kecil tengah bersiap menyeberang d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status