Share

Berbagi

Penulis: Naily L
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-19 06:39:05

Halaman area pondok putri menjadi ramai di siang hari, para santriwati berbaris rapi untuk mengantri mendapatkan seporsi baso sapi.

Sayyidah mengembangkan senyumnya saat satu persatu dari santri itu mengucap rasa syukur.

“Syukron Mba Sayyidah,” ucap santriwati berseragam putih biru kepadanya.

“Sama-sama,” balasnya dengan tersenyum simpul. 

Hingga habis semua barisan yang mengantri, gadis itu begitu bangga dan bahagia melihat para santriwati makan ramai-ramai di depan teras kamar mereka.

“Ya Allah ... ternyata melihat orang lain bahagia, sangat begitu memuaskan ketimbang merasakan kebahagiaan sendirian,” gumam Sayyidah seraya mengusap peluh keringat di dahinya.

“Assalamuallaikum Mba Sayyidah,” sapa seorang wanita berdaster hijau kepadanya, kain yang ia kenakan menjuntai panjang hingga menutupi jari kakinya.

“Wa’allaikumussalam.&rd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yde Pm
hiss..sisayyidah..penghancur..kebahagiaan abbas ama halimah...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Dalam Perjodohan   Keputusan Abbas

    Sahabatnya menghela nafas panjang dengan mata terpejam, nada pasrah berhembus dari ketenangan yang ia tunjukan.“Lo bener-bener nggak papa berbagi dengan Kaka gue?” ujar Zahra. Namun, wanita yang menjadi lawan bicaranya hanya bergeming.“Say, jawab gue!” Zahra mengguncangkan bahunya meminta penjelasan.“Gue nggak tau Za, gue udah lewatin perasaan sama yang lo tanyakan sekarang. Bahkan beberapa hari ini kebimbangan gue udah sampai level akut kayanya, tapi ... dengan sikap tenang Abbas dalam bercengkrama dengan gue, perilaku dia yang sama sekali tidak berubah dari dulu, tetap manis dan menyenangkan,” ungkap Sayyidah.“Jadi sekarang lo udah rela?” tanya Zahra lebih jeli.“Bukan gitu, gue rasa dan gue yakin banget sikap dingin yang terkadang muncul pada diri Abbas akhir-akhir ini mungkin karena dia berfikir keras untuk mengambil keputusan yang tentu berat.” Sayyid

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Cinta Dalam Perjodohan   Panggil Aku Abi

    Sayyidah menangkap kehadiran Abbas yang berdiri di depan ruangan. Sayyidah menatapnya dengan bola mata nanar. Namun, bukan kesedihan yang akan tumpah dari sudut matanya, akan tetapi sebuah kebahagian yang tercipta karena rasa cinta yang semakin kuat untuk Abbas. Perlahan Sayyidah mengampiri Abbas, saat lebih dekat ia segera berlari menyambar tubuh suaminya. “Terima kasih Bas, hiks ... hiks ... hiks ....” Sayyidah menumpahkan semua perasaan yang ia pendam di dada sang suami. “Ehem! Pokoknya habis ini harus bikin ponakan baru buat kita,” kelakar Zahra menyudahi pelukan Sayyidah dan Abbas.Keduanya tertunduk malu di hadapan Zahra, Halimah dan kedua orang tuanya. “Semoga kalian segera mendapatkan momongan, ya, Nak!” Umi Sofia menghampiri Sayyidah, ia mengusap bahu Sayyidah dengan lembut. “Aamiin, terima kasih Umi.” Sayyidah tak bisa menahan perasaannya untuk memeluk siapa saja orang di hadapannya. Ia mendekap wanita dewasa i

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • Cinta Dalam Perjodohan   Panggilan Sayang untuk Pasangan

    “Abi? Nama kamu ‘kan Abbas ... bukan Abi,” protes Sayyidah. Abbas bergegas mendekatkan langkah kaki ke tubuh sang istri yang masih berdiri tak jauh darinya. “Panggil suamimu dengan lebih hormat Sayang, jangan nyebut nama lagi! Nanti di kira kita kaka adik, ya ‘kan?” titah Abbas. “Jadi sekarang aku harus panggil kamu Abi?” “Iya Umi.” “Abi, Umi.” Ia menunjuk dirinya dengan sang suami bergantian. “Memanggil pasangan dengan panggilan romantis itu sunah Sayang. Seperti yang di anjurkan oleh Rosulullah, beliau memanggil Sayyidah Aisyah dengan sebutan Humairah,” jelas Abbas sembari merangkul pundak Sayyidah. “Ohgitu.” Sayyidah manggut-manggut. “Jadi, Umi manggil nama abi ada apa? Masih pagi, suaranya udah menggelegar, nggak baik Sayang! Takut mengganggu orang sekitar.” Abbas memperingati sang istri seraya memencet hidung mancung Sayyidah dengan jari telunjuknya. “Habisnya kamu, eh! A

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • Cinta Dalam Perjodohan   Darah Malam Pertama

    Walaupun hanya pertanyaan sederhana, akan tetapi terkesan lucu saat keluar dari mulut Abbas. Laki-laki pendiam dan paling jarang membicarakan persoalan tentang suami istri. Mungkin saat ini rasa penasaran Abbas lebih besar ketimbang logika dan ilmunya, pikir Hasan. “Ana serius, antum malah ketawa.” Abbas menepuk bahu Hasan yang naik turun karena tertawa. “Gini Bas, harusnya ‘kan antum yang berpengalaman tentang hal ini. Ternyata ana salah besar, antum jago dalam ilmu fikih tapi nggak jago naklukin istri, hahaha,” kelakar Hasan. “Duh Hasan ... setiap orang ‘kan punya sisi kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” elak Abbas. “Oke ... oke.”Hasan menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menetralisir tawa di mulutnya. “Jadi gini Bas ....” Laki-laki di hadapannya menyimak baik-baik kata yang terucap dari mulutnya. “Kalau pulang antum harus wangi kaya tadi, bebersih ... po

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • Cinta Dalam Perjodohan   Kejar Dunia untuk Akhirat

    “MasyaAllah, ya?! Sangat besar kekuasaan Allah menciptakan makhluk-Nya. Allah menjadikan dua makhluk saling berpasang-pasangan, lalu dari hubungan halal tersebut bisa menghasilkan keturunan seperti firman Allah dalam Al Quran."“Umi pengen punya anak yang bisa baca Al Quran,” pinta Sayyidah.“Bukan baca aja, menghafal juga kalau bisa," sahut Abbas.“Iya betul, jadi apa yaa ... huffadz!” terka Sayyidah.“Bukan!”“Terus apa dong?”“Hafiz-hafidzoh Sayang ... itu namanya penghafal Al Quran.”“Iyaa betul.”Kedua sejoli itu melewati malam dengan berbincang-bincang. Malam yang mereka rencanakan akan menjadi penyatuan, akan tetapi gagal terhalang fitrah kewanitaan Sayyidah yang datang rutin setiap bulannnya.******Pagi itu Sayyidah sibuk di dapur, sang suami muncul dari pintu kamar

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Cinta Dalam Perjodohan   Rencana Penjebakkan

    Zahra, Celline, Rani dan Tasya duduk di ruang tengah sambil bercengkerama. Sayyidah datang menghampiri mereka sembari membawa beberapa makanan. “Nggak usah repot-repot Say, kalau bisa keluarin semua yang ada di dalam, ya?!” seloroh Zahra. “Hahahaha ... nanti gue beli sekalian toko-tokonya buat lo Za,” balas Sayyidah, lalu memberikan toples makanan kepadanya. “Eh liat deh! Ini gemoy banget dede utunnya!” seru Rani tiba-tiba. Ia menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan foto USG janin. “Ini calon debaynya Tina, Ran?” tanya Tasya. “Iya.” “Coba gue liat,” ujar Celline bersamaan Zahra dan Sayyidah yang mengerubungi Rani. “Lucu banget, ya?! Tina udah berapa bulan sih kandungannya?” tutur Celline. “Udah hampir tujuh bulan kayanya,” respon Rani "Alhamdulillah nggak kerasa," sambung Sayyidah. “MasyaAllah Tina banyak berubah, dia sering banget sharing ke gue tentang hukum Isl

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Cinta Dalam Perjodohan   Menjalankan Aksi

    Mereka berlima mulai menyusun rencana.Pertama-tama Sayyidah harus membangun komunikasi kembali dengan Sofyan di monitori oleh keempat temannya.Di sebuah apartemen milik orang tua Celline mereka mulai menjalankan aksi yang telah di rencanakan. Di tempat itu pula Celline beserta yang lainnya tinggal, selama berada di tanah Jawa bagian timur ini.Mereka berempat merasa segan untuk menginap di rumah Sayyidah, alasannya tidak lain karena kehadiran Abbas sebagai suaminya.Kelima gadis itu berdiri di sebuah lorong ruangan menghadap sebuah pintu.“Lo kenapa sih nggak mau di unit A3? Kita ‘kan jadinya harus pindah lagi,” ujar Celline sembari memutar tuas kunci di depan pintu unit A4.“Nggak tau nih Sayyidah banyak maunya, bikin repot aja,” keluh Rani seraya menenteng barang bawaan untuk di pindahkan ke tempat baru.Begitu pintu terbuka, Sayyidah dan Celline masuk lebih d

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Cinta Dalam Perjodohan   Kesucian untukmu

    Sofyan[Di rumah lo aja, nanti gue dateng ke situ][Ohya, bibi sama tukang kebun lo nggak tinggal serumah ‘kan sama lo?]“Ish! Ngapain sih dia nanya Bi Sari sama Pak Rahman segala,” cibir Sayyidah.“Biasa Say, ikutin aja alurnya. Nanti kita yang bakal mengendalikan permainannya,” balas Rani.[Jangan Sayang! Kita di Jawa Timur aja yuk! Sekalian mengenang kenangan kita yang dulu!] sendSayyidah geleng-geleng kepala melihat aksi Celline membalas pesan yang seolah-olah itu dirinya.“Hehehehehe.” Celline nyengir kuda meresponnya.Setelah Sofyan setuju dan mengadakan janji waktu, Celline menghela nafasnya lega sembari mengembalikan benda pipih itu pada empunya.“Udah beres, kita tinggal nunggu waktu aja dia dateng ke sini,” ujarnya.“Liburan semester kita bener-bener bermakna,” tutur Rani.&ld

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30

Bab terbaru

  • Cinta Dalam Perjodohan   Extra Chapter

    Sayyidah berhias diri seraya bertaut di depan cermin, ibu hamil itu tersenyum puas melihat keberhasilannya mempercantik wajah.“MasyaAllah istri abi tambah cantik,” puji Abbas menatapnya dari pantulan cermin.“Syukron Abi.” Sayyidah mengembangkan senyumnya.“Sudah siap? Ternyata abi nunggu Umi hampir satu jam,” ungkap Abbas sembari memeriksa jam di tangannya.“Hehehe ... dandannya harus yang cantik Bi, jadinya lama deh,” sanggah Sayyidah.“Iya deh.” Abbas membalasnya singkat.Semenjak hamil istrinya itu memang lebih sering berhias dari biasanya, ia juga lebih rajin dalam mengurus dan menata rumah. Abbas semakin bangga dengan sang istri.“Ayo kita berangkat!” Sayyidah beranjak seraya memegangi perutnya yang buncit.“Eh, tunggu dulu!” cegah Abbas, membuat langkah Sayyidah terhenti dan berbalik

  • Cinta Dalam Perjodohan   Akhir Bahagia ( tamat)

    *******Suasana pagi hari di warnai rasa kekhawatiran Abbas, saat sang istri mual muntah tanpa sebab pasti.“Wuuuek!”Sayyidah yang baru saja muncul dari pintu, kembali masuk ke dalam kamar mandi.“Umi! Umi kenapa?” Abbas menggedor-gedor pintu itu dengan cemas.Ceklek!Begitu nampak tubuh sang istri, Abbas langsung menyambarnya ke dalam pelukan.“Sayang, Umi kenapa? Umi sakitkah?” ujar Abbas seraya mengusap punggung istrinya.“Hmmm ... umi nggak papa Bi,” balas Sayyidah.Sejurus kemudian Abbas menuntunnya menuju sofa di samping ranjang.“Umi istirahat aja, ya?! Ayo!” ajak Abbas yang telah bersiap membopong tubuh istrinya ke atas kasur.“Nggak usah Bi, umi baik-baik aja,” tolak Sayyidah.“Umi kenapa sih? Apa yang di rasa? Umi habis makan apa? Semalem Umi minum j

  • Cinta Dalam Perjodohan   Membujuk

    Abbas memindai pandangannya kepada Sayyidah dan Kirani bergantian dengan ekspresi menuntut penjelesan. Sayyidah menghela nafas panjangnya, spontan ia menghamipiri sang suami dan meminta Ibrahim dari gendongannya. “Ibrahim akan punya Abi lagi, nanti main mobilnya juga nggak sendiri, ya?!” tutur Sayyidah mengajak Ibrahim bercengkrama. “Maksud Umi?!” Abbas semakin tak mengerti. Sayyidah bergeming, ia menatap wajah suaminya lekat. Namun, tak ada satupun kata yang bisa ia ucap. Sejurus kemudian ia mengibaskan pandangannya dari wajah sang suami. “Bi, jadilah abi baru untuk Ibrahim! Umi akan rela di madu dengan Kirani!” ungkap Sayyidah lantang, akan tetapi setelahnya ia harus menarik nafas panjang guna mengatur pola pernafasannya yang tidak beraturan. “Ada apa ini Sayang? Kenapa Umi berkata seperti ini?” tanya Abbas terlontar. Sayyidah menelan ludah sebelum ia membuka mulutnya untuk menyahuti pe

  • Cinta Dalam Perjodohan   Calon Abi Baru

    Sayyidah bergeming beberapa saat, akan tetapi bulir bening tak kunjung berhenti mengalir dari sudut matanya. Ia berjalan perlahan dengan langkah limbung, sesampainya di kursi tubuh Sayyidah runtuh di atasnya. “Wanita yang tak sempurna, aku wanita mandul yang nggak bisa punya anak, hiks ... hiks ... hiks ....” Sayyidah tergugu. “Memang lebih pantas kalau suamiku menikah lagi dengan wanita lain yang sempurna, tapi ... aku nggak rela!” Sayyidah meremas kepalanya yang mendongak seraya menyenderkan bahunya di sofa. “Apa aku begitu egois, ya, Allah?” gumam Sayyidah dengan menghiba. Sesaat kemudian ia mengatur pola nafas dengan menghela nafas panjangnya lalu menghembuskannya perlahan. ***** Beberapa waktu telah berlalu ... Sayyidah berhasil meredam gejolak emosinya, akan tetapi belenggu kecemasan masih melekat di hatinya. Di atas meja makan malam Abbas merasa terheran, biasanya walau

  • Cinta Dalam Perjodohan   Hadirnya Kirani Kembali

    Usai menemani acara majelis rutinan di sebuah masjid, Abbas mendampingi perjalanan gurunya menuju tempat pondok.Abuya duduk di samping kemudi, sedangkan Abbas bertugas mengendarai laju mobil yang ia tumpangi.Beberapa santri lain mengawal Abuya dengan kendaraan yang berbeda, sehingga di dalam mobil itu hanya Abuya dan Abbas saja.“Belum ada pejuang yang bisa Abuya kirim ke Batam, Bas,” tutur Abuya memulai percakapan.“Kenapa Abuya?” respon Abbas seraya menengok ke arah sang guru di sampingnya.“Mereka masih memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing di sini,” tandas Abuya.Abbas menganggukkan kepalanya pelan.“Mau pilih ente, tapi ente lagi lanjut kuliah, ya, Bas?!” sambung Abuya.“Na’am Abuya.”“Santri yang Abuya tawarin buat menikahi Kirani belum pada mau Bas, makanya Abuya belum punya kep

  • Cinta Dalam Perjodohan   Pengobatan

    Satu minggu telah berlalu ...Sayyidah tengah menjalani pengobatan herbal seperti yang ia dan suaminya rencanakan.Baginya yang terpenting adalah do’a dan berusaha, tidak ada lagi kalimat putus asa yang menghantuinya.Itu semua karena sugesti dari sang suami untuk terus yakin dengan kekuasaan Allah ta’ala.Sayyidah memandangi gelas berisi ramuan jamu yang terisi penuh, setiap hari kerongkongannya akan terus di lewati rasa pahit yang sangat sebanyak tiga kali.Sayyidah memasang wajah murung seraya menyangga dagunya dengan kedua tangan di atas meja.“Ayo Sayang di minum! Ini buat penawar rasa pahitnya.” Abbas menyodorkan beberapa butir kurma di atas piring kecil di hadapannya.“Sehat-sehat, ya?!” sambungnya, Abbas mengusap kepala Sayyidah dengan lembut.“Hari ini libur dulu dong Bi?!” keluh Sayyidah dengan wajah lesu.“Eh!

  • Cinta Dalam Perjodohan   Bayi Tabung

    Setelah menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan, Abbas kembali mengajak Sayyidah berkonsultasi kepada dokter di rumah sakit seraya membawa hasil pemeriksaan.Dokter berhijab itu menghembuskan nafasnya kasar sembari memperhatikan hasil laboratorium atas nama Sayyidah Fatimah Zahra tersebut.“Selain kista sepertinya ada masalah lain di kandungan Ibu,” kata yang terucap dari mulutnya.“Ada apa Dok?” sergah Sayyidah segera.Laki-laki yang duduk di sampingnya meraih tangannya, lalu menggenggam erat ... membuat rasa takut serta kekhawatiran Sayyidah kembali mundur.“Saluran tuba falopi rahim Ibu Sayyidah mengalami penyumbatan, sehingga menyebabkan sperma Pak Abbas tidak bisa membuahi sel telur Ibu. Mohon maaf sekali ....” Dokter wanita itu menjeda ucapan, terdengar helaan nafas dari mulutnya.“Dalam penilaian medis Ibu Sayyidah tidak bisa hamil, adapun jika ingin menjalani pr

  • Cinta Dalam Perjodohan   Apa Kita Bisa Punya Anak?

    Sayyidah berjalan mendekati sang suami yang telah berdiri menyambutnya. Abbas menuntun langkah kakinya untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan dokter. “Kistanya berukuran 6,7 senti. Maaf sudah berapa lama Bapak dan Ibu menikah?” tanyanya. “Hampir tiga tahun, Dok,” jawab Abbas. “Kista tersebut bisa saja menjadi penyebab Ibu sulit hamil, akan tetapi masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang menjadi penyebabnya.” “Maka dari itu saya akan memberikan surat rujukan agar Ibu Sayyidah menjalani HSG, yang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi rahim dan saluran indung telur.” Ia menggoreskan tinta di atas lembaran kertas, lalu menyodorkannya kepada Abbas dan Sayyidah. ***** Suasana hening di dalam mobil, Abbas menatap lurus ke jalan tanpa sepatah katapun ucapan yang ia lontarkan sejak berada di rumah sakit, hingga sekarang. Sayyidah terus menatap wajah suaminya d

  • Cinta Dalam Perjodohan   Penyakit Sayyidah

    Menyadari sesuatu yang mungkin terjadi pada suaminya, Sayyidah beranjak ke dapur dan kembali dengan membawa segelas air putih.“Minum dulu Abi!” titah Sayyidah menyodorkan gelas sembari duduk di samping sang suami.Abbas meneguk air yang di berinya hingga tandas, lalu terdengar helaan nafas yang panjang keluar dari mulutnya."Alhamdulillah," ucap pelan Abbas seraya meletakkan gelas di atas meja.“Ada apa? Abi dari mana?” tanya Sayyidah seraya meraih kedua tangan sang suami dan menggenggamnya.Laki-laki yang ia tatap menghempaskan nafasnya kasar.“Karim sudah tiada, tadi abi menanti kedatangannya di pondok,” ucap Abbas pelan.“Innalillahi wa Inna ilaihi roji’un ... sejak kapan Bi? Berarti jenazahnya di bawa pulang dari Batam?” Sayyidah terbelakak.“Semalem salah satu pengurus mengabari abi. Iya, atas permintaan dari keluarga unt

DMCA.com Protection Status