“Siapa lagi yang maju akan ku tembak tanpa ampun!” ancam Ryan sambil mengacungkan pistol.
Ipda Ryan melirik ke samping dan dilihat ada lagi seseorang yang agaknya tak takut dan berniat ingin membacoknya, Ryan yang aslinya mahir menembak ini langsung berpaling dan duarrrr…pistol kembali menyalak orang ini langsung tersungkur dan mengaduh-aduh lagi, pahanya tertembus peluru.
Tak berhenti sampai di situ, Ryan juga menembak lagi, kali ini dia arahkan pada ketua komplotan yang sengaja mencegatnya.
Tak pelak pria yang biasa di panggil Bang Sajo ini langsung berteriak kesakitan, karena kakinya kena tembakan pistol Ryan. Bidikan Ryan sangat tepat, terlebih jaraknya hanya 5 meteran.
Melihat Bang Sajo kepala komplotannya KO, ke 4 sisa para penjahat ini langsung hilang nyali, mereka awalnya kagum dengan kepala komplotannya yang kabarnya kebal senjata tajam dan peluru, tapi kini tersungkur dan berteriak-teriak ke sakitan setelah kakinya tertembus p
“Ya udah, tunggu aja dulu sampai teduh yaa!” Ryan pun masuk ke dalam dan seperti biasa dia akan melanjutkan dengan aktivitas rutinnya, yakni olahraga nge-gym di rumah dinasnya sampai keringatnya bercucuran.Ryan kini benar-benar menjaga badannya yang makin kekar saja dari hari ke hari. Ryan tak sadar dari tadi aktivitasnya selalu diperhatikan Lilis, Ryan yang hanya mengenakan celana pendek dan singlet benar-benar bikin janda cantik ini terpesona.Setelah 30 menitan lebih olahraga gym yang sejak awal Ryan beli, yakni alat gym treadmill dan alat gym yang komplet yakni home gym, diapun menatap Lilis yang dari tadi memperhatikannya, barulah Ryan menyadari, kalau wanita desa ini aslinya cantik dan memiliki bentuk tubuh menggiurkan.Apalagi Lilis ternyata baru berusia 20 tahun, sangat muda tapi sudah jadi janda tanpa anak, Lilis sendiri menikah saat lulus SMU atau ketika umurnya belum genap 17 tahunan.“Kenapa perhatikan saya, aneh yaaa&hellip
“Hayooo…masih dingin ga dengan Tiara!” olok gadis ini tertawa.Dia kemudian malah bangkit dan setengah berlari menuju kamar dan menutupnya dari dalam, Ryan langsung menepuk jidatnya.“Kurang ajar…sengaja menggodaku ternyata!” pikir Ryan.Tak lama kemudian Tiara keluar lagi, kali ini dia berpakaian sopan, baju tidur lengan pendek dengan celana lengan panjang, otomatis body cantiknya tidak lagi terlihat seperti tadi.Tapi Ryan masih pusing sendiri saat tadi di goda Tiara.“Hmm bengongg aja dari tadi, makan malam kita gimana ini?” tanya Tiara dan duduk di tempat tadi.“Kiss…ehh maksudnya terserah kamu aja Tiara!” Ryan ternyata masih nervous.“Apa…makan malamnya kiss doankkk…ehh kenapa nih orang, ga nyambung banget kalau bicara!” Tiara langsung tertawa.“Gini dehh, aku bikin nasi goreng aja yaa...selama pendidikan aku suka bikin nas
Besoknya mereka sempat mengulang hingga jelang siang dan setelah makan siang, Ryan pun mengantar Tiara ke desa tempatnya KKN, yang berjarak sekitar 5 kiloan dari kota kecamatan.Hubungan mereka pun bukan lagi sebagai sahabat, tapi sudah melangkah lebih jauh, yakni sepasang kekasih.Lilis mengetahui hal tersebut saat seminggu kemudian, Ryan bilang dia kini tak bisa lagi menyalurkan hasrat biologisnya pada Lilis seperti dulu karena sudah memiliki seorang kekasih.Inilah Ryan, dia jantan sekali mengakui hal itu pada Lilis yang dia tahu diam-diam memang menyukainya. Walaupun agak kecewa, Lilis memaklumi dan dia sudah paham, suatu saat hal seperti ini pasti terjadi.Satu bulan kemudian, Lilis pamit pada Ryan dan bilang dia akan menikah dengan seorang pria. Ryan kaget saat mengetahui guru bercintanya ini bilang begitu, namun Ryan mengucapkan selamat pada Lilis.“Walaupun dia ga se ganteng dan setampan bapak, tapi dia mau nerima Lilis apa adanya!” sahut Lilis sambil memperlihatkan foto calon
“Hadeuhh pusing pala birbie kalau gini, mending aku kuliah ke luar negeri ajah, daripada dipusingin soal perjodohan ini,” kata Reni dalam hati.Dan Reni pun tanpa menunggu wisuda, diam-diam pergi ke London, Inggris dan dia melanjutkan kuliahnya di sana.Bahkan dia juga tak pamit langsung dengan Tiara, kecuali hanya memberi tahu lewat WA ke sahabatnya itu, kalau dia ingin melanjutkan kuliahnya ke Eropa.Reni tentu saja tak mau menyinggung soal rencana pertunangan keluarganya antara dia dan Ryan.Di Surabaya, Iptu Ryan langsung menempati jabatan yang cukup menyita konsentrasinya, yakni sebagai Kanitreskrim di Polsekta Surabaya.Sudah bisa di duga, dengan tingkat kriminalitas yang sangat tinggi, hampir saban minggu Iptu Ryan menangkapi gembong-gembong penjahat.Dan seperti yang sudah-sudah, nama Iptu Ryan menjadi petugas yang sangat ditakuti, Ryan sangat enteng sekali mengeluarkan pelor dari pistolnya.Sehingga ia pun di juluki polisi berdarah dingin, karena selalu bikin laporan ke atasa
“Ngeri dehh ortu-ortu kamu Ryan, terutama dua mami kamu itu, apes banget dehh hari ini malah bisa ketemuan mereka!” sungut Tiara. Ryan hanya tertawa kecil dan bilang tak usah dipikirkan.“Lama-lama juga mereka akan baik kok, jangan takut, kedua mamiku aslinya ramah-ramah kok, hanya orang yang tak kenal saja akan berpikirin lain seperti kamu ini, karena belum bergaul akrab dengan mereka!” Ryan mencoba menenangkan Tiara yang masih kurang puas dengan pertemuan barusan tadi dengan orang tuanya.Tak lama kemudian, terlihat Julian melakukan vidcall dengan Ryan, Julian bilang tak bisa datang ke Surabaya, karena sedang sibuk syuting dan tentu saja sibuk kuliah.“Tapi kamu sehat aja kan bang…eh itu siapa di samping, kayak kenal!” kata Julian tertawa.“Dia Tiara…sahabatnya Reni, masih ingat kan?” sahut Ryan, Tiara langsung melambai pada Julian sambil kissbye.“Ohhh yang itu…ingat donk
“Oma…lihat deh wajah Ryan, mirip siapa dia!” Oma Sherin baru sadar, dan dia langsung berdiri dan mencubit wajah Ryan.“Mirip siapa lagi kalau bukan mirip Opa waktu muda, gileee kamu Ryan, kok bisa banget sihh mirip sama Opa kamu. Eh tau ga kelakuan Opa kamu waktu muda, ga kalah dengan kelakuan Om kamu si Rey itu, lebih parah malah, selalu ninggalkan keturunan,” sindir Oma Sherin tertawa terbahak, bagi Sherin sudah tak ada kamus cemburu dalam hatinya, masa muda mereka selalu dijadikan bahan candaan bahkan semenjak dua madunya itu masih hidup.Setelah sholat Magrib, Radin kemudian memberikan sebuah ilmu khusus buat Ryan, entah mengapa semua anak-anaknya tak ada yang di beri ilmu ini, hanya kepada Ryan saja Radin memberikannya, tentu saja ilmu peninggalan orang tuanya, Durangga Jan Terling.“Kakek tahu, kamu punya banyak musuh saat kini, bukan sembarangan musuh, tapi berniat menghabisi kamu, gunakan ilmu itu. Soal hidup ma
“Oh iyaaa….baru ingat, bukankah ini yang bulan lalu jadi berita besar, gara-gara nembak dua penjahat, aihhh kita kedatangan tamu istemewa ini. Dyehhhh maafinnn si Bobby yahhh, sini sayanggg mau apa!” sikap Bobby langsung berubah 180 derajat, dia langsung menggandeng tangan Ryan.Begitu tau siapa jati diri Ryan, kini Ryan bak Sultan saja, Bobby langsung sibuk memarahi puluhan anak buahnya yang dianggapnya tak bertanya siapa Ryan ini. Setelah duduk dan di hadapan Om Silo dan Bobby, Ryan pun menjelaskan maksudnya datang ke salon ini.“Hehehe…soal kecil itu sayanggg…pokoknya eyke jamin dahhh ye bakal berubah jadi pangeran tampan, badan ye udah bagus banget, hanya rambut dan pakaian yang belum berkelas, masih keliatan standar,” sahut Bobby sambil tertawa tergelak.Sesuai janji pria ngondek ini, Ryan pun di permak habis-habisan, wajah dan rambutnya di rubah sedemikian rupa, setelah itu Ryan di ajak ke sebuah gerai pakaian-pakaian bermerek milik pria gemulai ini.Tak tanggung-tanggung Ryan l
Setelah bercanda ria kurang lebih 30 menitan, Ryan dan Lestya kemudian keluar, saat jalan keduanya lagi-lagi sukses bikin semua polisi bahkan beberapa tamu harus ‘rela’ pegal leher menatap keduanya.“Serasi banget yaaa…yang laki-laki ganteng pake bingit, yang wanita juga kayak model, kok ada yang polisi kayak gitu!” kata seorang ibu, pegawai wanita yang terkenal suka nge-gibah di kantor ini.Ternyata ruangan kerja Lestya dan Ryan bersebelahan, saat masuk duluan ke ruangannya, Lestya terdiam sebentar, lalu dia pun tanpa sungkan minta nomor hape Ryan. Ryan dengan senang hati memberitahu dan langsung di catat Lestya.Setelah masuk ruangan kerjanya, tak lama kemudian masuk tiga anak buahnya melaporkan perkembangan penyelidikan mereka.Awalnya mereka juga kaget melihat penampilan Ryan yang berubah makin dandy, tapi Ryan hanya tersenyum dan bilang dia ingin ciptakan polisi lebih stylish dan humanis.“Nanti kalau misi kita sukses, aku akan beri kalian bonus, mau kayak saya penampilan boleh!”
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami