Home / Historical / Cinta Berbalut Dendam / Bab 118: Kesih Saudara Marhan jadi Dukun Santet

Share

Bab 118: Kesih Saudara Marhan jadi Dukun Santet

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2022-10-17 00:12:45

Ki Durangga akhirnya terpaksa mengeluarkan ilmu pamungkasnya, dia mengambil sebuah pisau kecil dan pisau itu dia tancapkan di depannya.

Lalu secara ajaib pisau kecil ini melayang dan terbang secara cepat dan menghilang dari pandangan.

Ki Palo melolong kesakitan dan saat itulah nyawa dukun yang sangat meresahkan warga Kampung Badang melayang dari raganya, saat pisau kecil ini menembus dahinya dan dari dahi itu keluar darah merah bercampur putih, tanda pisau kecil menembus otaknya.

Setelah secara aneh dan ajaib pisau ini menancap ke dahi Ki Palo, pisau ini langsung terbang kembali melayang dan tak lama kemudian menancap di depan Ki Durangga, di mana sebelumnya pisau ditancapkan.

Ki Durangga menghela nafas dan mengambil pisau yang berlumuran darah itu, lalu merendamnya di sebuah bejana berisi air.

“Maafkan aku ya Allah…hari ini aku terpaksa membunuh seseorang, terpaksa kulakukan untuk menghentikan perbuatan jahatnya!” Ki Durangga me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 119: Menikah Dadakan

    “Sebaiknya…besok kalian menikah, untuk keselamatan kalian…karena ilmu Kesih sangat hebat dan aku pun kalau bertanding ilmu…berat mengalahkannya, bisa saja aku kalah!”Marhan kemudian meminta Radin dan Sherin istirahat, karena tak terasa malam makin larut dan denting jam menunjukan angka hampir jam 1 malam.Sherin diminta tidur sendiri di kamar dan Radin di kamar yang satunya, Marhan mengatakan mereka bukan muhrim dan jangan dulu sekamar.Untunglah Sherin bukan tipikal wanita penakut, dia tenang-tenang saja tidur sendiri di kamar yang sederhana dan bersih, rumah Marhan memilki 4 kamar tidur.Radin pun tidur dengan nyenyak, kelelahan di jalan membuat dia cepat terlelap, termasuk Sherin di kamar sebelah.Jam 5 pagi, di saat cuaca dingin menusuk tulang, sayup-sayup terdengar suara azan subuh. Radin terbangun dan bermaksud ingin kencing, saat itulah dia bertemu Marhan di depan kamar mandi.Marhan mengajak Ra

    Last Updated : 2022-10-18
  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 120: Bayangan Wanita Tua

    Setelah isi bbm full di sebuah POM mini yang ada di kampung itu, yang tentu saja harganya lebih mahal dari SPBU di kota kabupaten.Radin pun mulai menjalankan mobilnya melewati jalan kampung yang tak beraspal, untungnya jalanan tak berlumpur hanya lubang-lubang kecil dan besar tapi mampu dilewati dengan lancar.Sepanjang jalan Sherin dan Radin selalu bercanda ria, hingga perjalanan terasa menyenangkan, kini mereka benar-benar sudah masuk daerah hutan rimba yang lebat dan tak menemukan rumah warga lagi.Saat mereka melewati sebuah bukit dan matahari sudah bergeser, tanda lewat tengah hari, Sherin mengajak Radin berhenti dulu, karena dia ingin melihat pemandangan yang sangat indah dari sisi bukit yang mereka lewati.Begitu keluar mobil, Sherin langsung suka karena cuaca di sisi bukit itu adem cenderung dingin, ketika dia melihat di kejauhan halimun tipis yang menyelimuti pegunungan meratus, Sherin berseru woww, saking kagumnya.Radin yang ikut turun

    Last Updated : 2022-10-19
  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 121: Misteri Sosok Wanita Tua

    Saat menoleh keluar hatinya langsung lega, karena melihat Radin sedang khusuk sholat subuh di samping mobil, beralaskan terpal. Cuaca mulai terang, karena sudah melewati subuh, Sherin melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul 5.15.Setelah Radin salam, Sherin keluar mobil dan mendekati Radin.“Kok shalat sayangggg…kapan mandi zunubnya, lupa ya kemarin sore kita lagi apa dan sampai kini belum mandi-mandi?”“Astagfirullahhh…abang lupa..!” Radin langsung menepuk jidatnya. Sherin langsung tergelak menertawakan ulah suaminya ini.Saat dirumah Marhan, Radin memang dinasehati orang tua itu agar sesibuk apapun, jangan lagi meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslim, yakni sholat 5 waktu.“Ya udah dehh…terlanjur sholat, lagian kalo mau mandi, mandi di mana…ini kan hutan!” Sherin memandang hutan di sekitar mereka.“Coba dehh dengarin…kayaknya tak jauh dari sini ada bun

    Last Updated : 2022-10-20
  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 122: Dicurigai Warga Lokal

    “Rumahnya agak jauh dari perumahan warga, tapi mobil bisa saja masuk ke tempat dia, tapi nanti mobil ga bisa langsung mampir ke rumahnya, Om harus jalan kaki kira-kira 30 menitan, baru sampai ke rumah si dukun itu!” Yopi lalu mencoret-coret di tanah dan menerangkan letak rumah itu.“Hati-hati Om…dari cerita kawan saya, dia jahat!” kali ini Oman menimpali lagi sambil bercerita kalau seorang temannya pernah sesat saat berburu dan mampir ke rumah dukun wanita itu.“Saat minum air di sungai dekat rumahnya, teman saya tiba-tiba sakit perut, lalu keluarlah wanita itu dari rumahnya dan bilang teman saya sakit perut karena telah lancang masuk ke sana tanpa izin. Setelah minta maaf bahkan harus memberi duit, anehnya perutnya langsung sembuh!”Oman bercerita panjang lebar, tentu saja sedikit ditambah-tambahi sehingga makin menciptakan kesan kalau si wanita tua itu menakutkan dan ada horor-horornya.Setelah meminggirkan mob

    Last Updated : 2022-10-21
  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 123: Terlibat Ketegangan Warga

    Radin kaget juga dengan fakta ini, pantes saja warga tak tenang dan curiga dengan setiap orang asing yang datang ke kampung mereka. Karena di antara mereka sudah terbelah dua, bahkan menimbulkan dua korban jiwa.“Warga kami juga terus diliputi kegelisahan, karena sering menerima teror-teror, bahkan ada yang di santet hingga perutnya bengkak dan kakinya lumpuh!” sambung pria lainnya yang duduk di sebelah Sugada.Radin mengangguk-anggukan kepala, benar-benar gawat juga kondisi warga kampung ini, hatinya mulai tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah ini.“Pa Sugada…saya sebetulnya anak angkat pa Marhan, di kampung Badang, Marhan sendiri merupakan murid dari almarhum ayah saya, bernama Ki Durangga!” tiba-tiba saja Sugada dan dua orang itu kaget bukan kepalang, setelah Radin menyebut nama Marhan dan Ki Durangga.“Jadi kamu anak Ki Durangga!” Radin langsung menganggukan kepala, untuk menyakinkan Sugada, Radin mencabu

    Last Updated : 2022-10-22
  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 124: Bentrokan Berdarah

    Radin kemudian mendatangi Sherin yang sedang berada di dapur membantu istri Sugada dan bilang akan ke sebuah bukit untuk menelpon.“Sherin ikutt…!”“Emank kamu tahan 1,5 jam jalan kaki, terus pulangnya jalan kaki selama 1,5 jam kembali?” Sherin langsung ragu dan akhirnya mengalah dan bilang ke Radin jangan lama-lama, karena dia masih agak kagok bergaul dengan warga kampung.Radin sengaja membawa 3 pasang sepatu, mulai dari septi, sport dan sneaker. Kini menggunakan sepatu septi yang ringkas dan ringan, diapun mengikuti jalan Ramon yang sudah terbiasa jalan di hutan.Ramon hanya nyeker alias tak pakai sendal, tapi kakinya sangat cekatan berjalan. Radin sering tertinggal di belakang, apalagi jalan menuju bukit itu selalu menanjak, nafas Radin agak ngos-ngosan juga mengikuti langkah cepat Ramon.Begitu sampai di bukit, Radin ambil nafas lega dan mulai menghidupkan smartphonenya, benar saja sinyal pun ada, walaupun hanya setengah kadang hanya segaris.Radin tak bisa menggunakan WA, kecual

    Last Updated : 2022-10-23
  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 125: Bertemu Turunan Turangga

    “Pahlan Turangga…apa hubungan kamu dengan mendiang Dahlan dan kakek Turangga?” jawab Radin dengan tenang. Pahlan langsung kaget dan kini makin menatap tajam wajah Radin.“Siapa kamu sebenarnya?” Pahlan malah balik bertanya.“Dia dalah Radin Durangga, anaknya Ki Durangga!” Radin tak sempat lagi mencegah Sugada membuka identitasnya. Tiba-tiba saja Pahlan langsung menodongkan pistolnya ke kepala Radin.“Hahahaha…di cari-cari sampai saya harus gunakan jasa si dukun Kesih, kamu ternyata muncul di sini anak Ki Durangga cucunya Peter Jan Terling, kamu ternyata mengantar nyawa ke sini!”Saat itulah Pahlan menarik pelatuk pistolnya dan Radin yang sudah bersiaga sejak tadi, langsung merunduk dan berguling secara kilat dan dia berlindung di sebuah batu.Tembakan itu telak mengenai seorang warga yang berada di belakang Radin dan tak sempat menghindar.Warga tadi langsung berteriak ke sakitan

    Last Updated : 2022-10-24
  • Cinta Berbalut Dendam   126: Akhirnya Bertemu Dukun Kesih

    “Kamu tak usah heran siapa dia Tukur, dia adalah Radin, anak mendiang Ki Durangga, orang yang dulu pernah berjasa menolong warga kita, khususnya orang-orang tua kita. Jadi kamu jawab saja apa yang kamu tau, karena dia juga akan membantu persoalan di kampung kita ini!” Tukur langsung menganggukan kepala saat Sugada menerangkan siapa pria yang baru bertanya tadi.“Pahlan Turangga adalah orang kepercayaan pemilik perusahaan PT Energy Kalimantan Coal, yang katanya kantor induknya ada di Jakarta!”“Bapak tau siapa sebenarnya Pahlan Turangga?”“Saya tak tahu persis siapa dia sesungguhnya, dia hanya bilang tinggal di Jakarta tapi lama di Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun saat pertama kali datang ke sini dan berkenalan dengan saya, dia pernah minta diantarkan ke rumah seorang dukun wanita, saya bersama Burga mengantarnya ke sana!” Radin mulai tertarik dan kini dia makin antusias bertanya. Tukur melanjutkan kisahnya, sesampai di rumah dukun itu dia tak ikut masuk ke dalam, dia menunggu di

    Last Updated : 2022-10-26

Latest chapter

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 315: Di Balik Bahagia Ada yang Terluka

    Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 314: Akhirnya Bisa Melamar Sang Pujaan Hati

    Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 313: Tertawa, Tapi Hati Menangis Karena Cemburu

    “Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 312: Gara-gara Sakit Jadi Makin Dekat

    Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 311: Si Fuckboy Kecewa Reni Punya Kekasih

    Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 310: London…di Sini Semua Berawal

    Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 309: Mau Berhenti Jadi Aparat

    Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 308: Bertemu Flora di Manado

    Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin

  • Cinta Berbalut Dendam   Bab 307: Reni Pasang Syarat Buat Ryan

    “Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami

DMCA.com Protection Status