"Keluarga Tjandra sangat mementingkan garis keturunan, tentu saja nggak bisa menoleransi seseorang yang garis keturunannya rendahan untuk mengelola Grup Tjandra," kata Raiden.Elvina menyendok bubur dan menyuapkannya ke mulut Raiden, lalu berkata dengan dingin, "Ini bukan zaman kuno lagi, masih membicarakan garis keturunan. Mereka kira Hondria ini monarki? Mereka pikir di keluarga mereka ada takhta kerajaan?""Dengan pemikiran mereka itu, berarti anak petani bukan manusia dan anak gelandangan bukan manusia?"Raiden hampir tersedak. Namun, mendengar Elvina mengungkapkan perhatian pada dirinya, bibir tipis Raiden terangkat sedikit. "Aku punya istri yang membantu mengurus perusahaan dan menungguku siuman. Kenapa harus bersedih karena orang lain?"Elvina secara otomatis mengabaikan kalimat pertama, lalu menyuapkan lagi sesendok bubur. "Tentu saja aku berharap kamu bangun. Siapa yang mau merawatmu seumur hidup?"Raiden terdiam sejenak. Dia menelan bubur itu, tetapi tenggorokannya terasa pah
Elvina naik taksi menuju Grup Polaris. Baru saja turun dari mobil, para media tiba-tiba muncul dan mengepungnya.Mereka sibuk melontarkan pertanyaan, "Bu Elvina, Bu Daphney mengatakan kamu yang membunuh ibunya, Bu Nora. Apa itu benar?""Kapan Bu Nora meninggal?" Elvina sangat terkejut. Cahaya kamera berkedip berkali-kali, mengambil gambarnya. "Aku meninggalkan perusahaan kemarin sore dan terus menemani suamiku di rumah sakit. Kalian bisa periksa sendiri di rumah sakit.""Aku nggak terima diriku difitnah begitu saja. Apalagi aku nggak punya urusan dengan Bu Daphney. Kenapa aku harus membunuh ibunya? Apa dia gila atau aku yang gila?"Setiap penjelasan Elvina terdengar masuk akal. Namun, beberapa wartawan tetap bersikeras. "Bu Daphney dan Pak Raiden berhubungan selama 13 tahun. Apa kamu cemburu karena Pak Raiden masih menyimpan perasaan terhadap Bu Daphney, jadi membunuh ibunya?"Elvina tersenyum dingin. "Aku tahu hubungan mereka, tapi aku nggak perlu melakukan hal bodoh seperti itu.""Da
"Sisca!" Ekspresi Elvina berubah drastis. Dia segera berlari ke arah Sisca, lalu melihat bahwa ada anak panah pendek tertancap di dada Sisca. Anak panah itu menusuk dengan sangat dalam, bagian ujungnya hampir menembus kulit Sisca.Karena kehilangan banyak darah, wajah Sisca mulai memucat. Dia berujar dengan lemah, "Aku nggak apa-apa, cuma dadaku sakit banget ....""Kamu kena anak panah," kata Elvina. Dia mengambil saputangan dan membalut luka Sisca sambil berteriak menyuruh orang masuk.Grup Polaris punya ruang medis khusus, tetapi sekarang sudah jam pulang kerja. Tosya yang belum pulang buru-buru masuk. Saat melihat Sisca terbaring di atas genangan darah, dia pun terkejut dan segera membantu Elvina untuk membawa Sisca ke mobil. Mereka menuju rumah sakit.Sisca dibawa ke ruang gawat darurat, sementara Elvina dan Tosya menunggu di luar."Bu Elvina," Tosya mengeluarkan dua lembar tisu basah dan menyerahkannya kepada Elvina. Dia yang masih terlihat terkejut lantas bertanya, "Kenapa Sisca
Elvina berpikir, 'Sudah nggak bisa urus diri sendiri, masih mau menjaga harga diri?'Namun, Elvina segera teringat betapa berkuasanya Raiden dulu. Kini, dia malah harus berhati-hati dalam bertindak. Ini memang kesenjangan yang sangat besar.Sementara itu, Sisca yang terbaring di ranjang mendengarkan percakapan mereka. Matanya membelalak terkejut saat bertanya, "Elvina, suamimu yang koma ... sudah siuman?""Dia siuman pagi tadi," sahut Keanu sambil tertawa. "Kamu harus merasa senang untuk bosmu.""Bukannya katanya dia nggak akan siuman lagi?" Sisca tampak cemberut. "Kalau dia siuman, dia pasti akan merebut Elvina dariku, sial banget!"Keanu hampir tertawa terbahak-bahak. Dia sengaja berkata, "Dia bukan cuma siuman, tapi kamu juga tinggal di sebelah kamarnya. Terkejut, 'kan?"Sisca langsung membalas, "Nggak bisa, aku mau pindah kamar!""Sekarang rumah sakit lagi penuh. Aku susah payah membujuk direktur rumah sakit untuk dapat kamar ini. Kamu seharusnya berterima kasih sama aku," tutur Ke
Elvina menginap semalam di kamar Sisca. Pagi harinya ketika dia bangun, Sisca juga sudah bangun, bahkan terlihat penuh energi. Dia ingin pergi ke kantor bersama Elvina, tetapi Elvina menolaknya.Elvina memesan dua porsi sarapan, lalu menunggu Keanu datang ke rumah sakit. Dia berpesan pada Keanu untuk memberi Raiden sarapan nanti dan jangan biarkan Sisca keluar dari rumah sakit, supaya dia bisa istirahat dengan baik.Ketika mendengar tugasnya begitu banyak, Keanu langsung merasa putus asa.Setelah sampai di kantor, Elvina memeriksa paket yang dibuka oleh Sisca semalam. Ternyata di bagian bawah kotak ada boneka pegas yang terpasang. Boneka itu memegang anak panah pendek. Begitu kotak dibuka, boneka pegas itu akan melompat keluar dan anak panah di tangannya akan terlepas.Anak panah itu sangat tajam dan meluncur dengan kecepatan tinggi, bisa saja membuat seseorang mati seketika. Orang ini merencanakan semuanya dengan cermat. Tujuannya jelas, yaitu ingin Elvina mati.Elvina kemudian memeri
Elvina sudah menduga bahwa ini akan menjadi hasilnya. Sekarang setelah dugaannya terbukti, dia sama sekali tidak terkejut.Dulu, Elvina ingin Clarissa dan Dexton saling menghancurkan. Namun, selama Raiden terluka dan koma, Dexton banyak membantunya, yang membuatnya berkembang dengan pesat.Baik itu tindakan Dexton terhadap Keluarga Kusuma ataupun situasi mereka yang sekarang, semua ini terjadi karena Clarissa.Selama lebih dari 20 tahun ini, Dexton hanya menjadi pion di tangan Clarissa. Jadi, Clarissa yang harus menebus kematian orang tuanya.Elvina memasukkan laporan itu kembali ke dalam amplop dan menyimpannya di laci. Dia sudah memutuskan, akan memberikan laporan itu kepada Dexton setelah Dexton pulang. Namun, jika Dexton berdiri di pihak Clarissa, Elvina juga tidak akan segan-segan.Saat Elvina baru saja menutup laci, pintu diketuk dan Tosya masuk. "Bu."Tosya meletakkan sebuah dokumen di meja. "Pak Choky baru saja telepon. Dia sudah tiba di Kota Baria dan akan bertemu dengan orang
"Semalam waktu Dokter Keanu pergi ke bangsal sebelah untuk antar makan malam, aku ikut ke sana." SIsca bersandar di meja sambil memainkan wadah pensil, lalu meneruskan, "Wow! Suamimu lebih tampan dari yang ada di foto. Cuma, dia pemarah. Dokter Keanu bilang dia kehilangan penglihatannya ....""Semalam?" Elvina mengernyit. "Dia belum keluar dari rumah sakit?""Ya, dia masih di rumah sakit." Sisca mengedikkan bahunya sambil bertanya dengan bingung, "Lagian, dia bisa ke mana lagi kalau bukan dirawat di rumah sakit?"Elvina mengusap dahinya, lalu mengambil ponselnya untuk menelepon. "Kamu keluar dulu ya.""Oh, oke." Sisca keluar dengan patuh.Setelah panggilan terhubung, Elvina bertanya dengan dingin kepada Keanu, "Sebelum aku pergi dinas, bukannya aku menyuruhmu urus prosedur keluar rumah sakit untuk Raiden dan mengantarnya ke Vila Swallow?""Aku juga ingin mengurusnya, tapi aku bukan istrinya. Aku nggak bisa bawa dia keluar dari rumah sakit." Keanu terdengar sangat lugu.Sebagai salah sa
"Kak Raiden!" Elvina buru-buru berjongkok dan meraih lengan Raiden."Sudah kubilang, aku bisa sendiri." Nada bicara Raiden terdengar dingin, bahkan dia mendorong tangan Elvina dengan agak kasar.Elvina melihat Raiden meraba-raba kursi roda dan berusaha keras untuk bangkit. Namun, tubuhnya terlalu berat. Setiap kali dia mencoba untuk bangkit, dia akan terjatuh lagi, bahkan kursi roda pun terbalik.Hanya dalam beberapa menit, lengan dan lututnya memar. Elvina sangat sulit membayangkan bagaimana perasaan Raiden saat terbangun di rumah sakit dan mencoba untuk berdiri, tetapi malah terjatuh.Ketika melihat wajah Raiden yang tegang dan terus berusaha untuk bangkit, hati Elvina terasa sakit.Setelah jatuh hampir 20 kali, Raiden akhirnya berhasil duduk di kursi roda dengan kemampuannya sendiri. Sementara itu, Elvina mengambil kotak P3K."Kamu bukan lumpuh, jadi nggak perlu duduk di kursi roda untuk seumur hidup. Nggak apa-apa kalau cuma jatuh." Elvina meraih lengan Raiden dan menyemprotkan oba
Raiden melihat bekas ciuman di bahu Elvina, lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku gendong kamu ke kamar mandi ya?""Aku bisa pergi sendiri nanti," kata Elvina sambil mendengus setelah melihat dia tidak bertingkah macam-macam lagi. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dari nakas dan menyerahkannya kepada Raiden.Raiden melihat amplop itu dan merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia memandang Elvina. Elvina lantas menggaruk dagu Raiden sambil tersenyum tipis. "Nggak mau lihat?""Nggak mau," jawab Raiden dengan suara parau, sementara jakunnya bergerak naik turun."Buka saja. Bagaimanapun, kita ini suami istri. Kamu harus lihat isi dokumen itu." Elvina menatap Raiden. "Atau biar aku yang membukanya?"Sambil berbicara, Elvina mulai membuka benang yang mengikat amplop itu. Raiden mengambil amplop itu dan berkata dengan suara berat, "Biar aku saja yang buka."Bagi Raiden, dokumen ini seperti bom waktu, tetapi dia hanya bisa menghadapinya. Dia lantas membuka benang itu dengan perlahan.Raiden mema
"Kak Raiden, kamu ngapain?" Elvina mendekat. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa meja dapur di sebelah Raiden berantakan dan penuh dengan tepung. Di sisi lain, ada kotak berisi pangsit dengan bentuk yang cukup aneh."Buat pangsit," jawab Raiden. Menyadari tatapan Elvina tertuju pada meja dapur yang berantakan, dia terlihat agak canggung. "Awalnya aku beli kulit pangsit, tapi rasanya agak tebal dan kurang enak. Jadi, aku cari tutorial untuk buat kulit pangsit sendiri."Ketika Raiden memiringkan tubuhnya, Elvina baru menyadari lengan dan pakaiannya penuh noda tepung, membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga.Elvina melirik ke panci kecil. Pangsit yang terlihat gemuk tampak mendidih dan menyebarkan aroma harum yang samar. Dia tertegun sesaat sebelum berujar, "Aku pikir kamu bakal pesan pangsit udang dari restoran. Ternyata kamu mau buat sendiri."Raiden mengangguk. "Buat isiannya mudah, tutorialnya ada takaran yang jelas. Tapi, buat kulitnya yang agak repot. Aku juga masak daging."
Ini adalah satu-satunya solusi yang diberikan Elvina. Dicky tahu jika dia tidak menyetujuinya, perusahaannya tidak akan bertahan lama. Dicky mencoba bernegosiasi dengan Elvina, "Gimana kalau 10%?"Elvina hanya tersenyum, lalu berjalan melewati Dicky dan membuka pintu kaca. Kemudian, dia memanggil Sisca dan menginstruksi, "Antar Pak Dicky dan Bu Karen keluar.""Baik." Sisca memberi isyarat tangan mempersilakan. "Silakan, Pak Dicky, Bu Karen. Aku akan mengantar kalian keluar."Saat melihat sikap tegas Elvina, Dicky hanya bisa diam-diam menggertakkan giginya. Dia merasa Elvina ini sama keras dan tegas seperti Raiden."Dua puluh persen." Demi menyelamatkan perusahaannya, Dicky terpaksa mengalah. Kemudian, dia menelepon sekretarisnya, memintanya memberi tahu pemegang saham lain dan segera menyiapkan kontrak untuk diantar kemari.Sementara itu, Elvina melambaikan tangannya kepada Sisca. Kemudian, dia menelepon Raiden."Ada apa?""Telepon para direktur dan minta mereka untuk jangan memutuskan
Mendengar ucapannya, tangan Karen yang bertumpu di lantai mulai bergetar hebat.Pagi ini, video Elvina dan Raiden keluar dari rumah sakit dan dikelilingi oleh para wartawan sudah beredar. Karen juga melihatnya. Dari video itu, dia bisa merasakan betapa Raiden sangat memanjakan Elvina.Belum lagi, ketegasan Raiden yang terkenal di industri. Dia adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jika harus memohon kepada Raiden, tidak akan ada ruang untuk negosiasi sama sekali!Di saat suasana tegang, pintu kaca ruang pertemuan terbuka. Sisca membawa masuk seorang pria paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas."Bu Elvina, Pak Dicky sudah tiba," kata Sisca.Dicky masuk ke ruang pertemuan. Melihat bahwa hanya ada Elvina dan Karen yang berlutut di lantai, dia tampak agak lega.Dia melangkah cepat dan langsung menampar wajah Karen dengan keras. "Lihat apa yang kamu lakukan! Sekretaris Bu Elvina cuma memintamu merekam video permintaan maaf saja masalah ini sudah selesai. Tapi kamu malah ngomon
Elvina mengusap alisnya dan berkata dengan tak berdaya, "Cuma masalah kecil, nggak usah sampai mutusin jalan rezeki seseorang." Dia tidak menyangka Raiden akan bertindak sekeras itu."Karen membuat video permintaan maaf, tapi malah balik menjelekkanmu dan memprovokasi netizen untuk mencacimu. Itu bukan masalah kecil lagi," Sisca mendengus dingin. "Dia pantas menerimanya!""Oh ya, Karen datang ke Grup Polaris. Apa kamu mau menemuinya?""Mau," jawab Elvina sambil meletakkan dokumen yang sudah ditandatangani ke samping. Matanya berkilat sejenak. "Bawa dia ke ruang rapat, aku akan ke sana nanti."Sisca mengangguk, lalu pergi.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elvina akhirnya menuju ruang pertemuan.Di sana, Karen sedang mondar-mandir dengan gelisah. Ketika melihat Elvina masuk, dia segera berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. "Bu Elvina, aku bersalah.""Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal itu waktu Pak Owen memintaku merekam video permintaan maaf. Mohon maafkan aku."Saat ini,
"Bukan," sahut Raiden tanpa berkedip. Suaranya terdengar rendah. "Beberapa hari lalu saat aku ke Kota Baria untuk mencarimu, mungkin ada yang melihatku. Kemudian, kemarin aku juga pergi ke acara lelang amal. Aku pakai kacamata hitam, tapi para bos itu masih mengenaliku dan datang menyapaku."Elvina merasa ucapan Raiden masuk akal. Banyak eksekutif perusahaan yang hadir di acara lelang amal semalam dan mereka memang mengenal Raiden. Ketika mereka pergi, masih ada reporter di luar hotel.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Raiden mungkin tidak akan siuman lagi. Orang-orang yang sekarang melihatnya hidup pasti tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu orang lain.Elvina mengantar Raiden kembali ke Riverview, mengendarai mobil hingga ke basemen apartemen.Ketika Raiden keluar dari mobil, dia berbalik untuk bertanya, "Gimana kalau makan pangsit udang malam nanti?”Elvina mengangguk, lalu berkemudi ke perusahaan. Setibanya di perusahaan, begitu Elvina duduk, Sisca masuk dengan membawakan sec
Raiden yang sedang duduk di ruang tamu, sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba, Owen menelepon. "Pak, ada berita. Apa kamu sudah melihatnya?""Kamu kira aku punya banyak waktu luang?" Raiden mengernyit dengan kesal. "Kamu tangani saja sendiri.""Masalah ini sulit untuk kutangani sendiri. Ini berkaitan dengan Bu Elvina ...."Setelah Owen mengatakan itu, Raiden segera membuka internet dan melihat foto Elvina yang diambil saat menghadiri acara lelang amal semalam.Foto-foto yang diambil oleh kamera sangat jelas tanpa filter dan diambil dari jarak sangat dekat. Meskipun demikian, wajah Elvina terlihat sangat sempurna tidak peduli dari sudut mana pun.Setelah menggulir beberapa foto, Raiden baru menyadari bahwa gaun yang dikenakan Elvina semalam memiliki desain belakang yang terbuka, memperlihatkan punggung putihnya.Raiden merasakan urat nadi di pelipisnya berdenyut. Dia diam-diam menyimpan foto-foto itu, lalu mengirim pesan kepada Owen untuk mengurus semua foto Elvina saat berjalan di karpe
Supaya kaki Elvina terasa nyaman, Raiden membeli sandal berbahan kain. Sol sandalnya cukup tebal, tetapi saat berjalan di lantai, rasanya sangat lembut.Elvina tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, ketika Raiden mengambil kotak untuk menyimpan sepatu hak tingginya dan menjulurkan tangan, dia mendekat dan membiarkan Raiden menggandengnya. Keduanya keluar bersama.Sisca mengambil kunci mobil dan juga menggandeng lengan Keanu. "Kak, kita juga pergi! Dasar mereka ini!"Keanu terkekeh-kekeh, merasa sangat senang. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan gadis yang imut seperti Sisca. Sejak masuk ke restoran seafood, senyuman di wajahnya tidak pernah hilang.Sisca mengantarkan Elvina dan Raiden terlebih dahulu ke Riverview, lalu mengantar Keanu.Elvina yang sibuk sepanjang hari, ditambah lagi menghabiskan waktu di acara lelang malam itu, merasa sangat lelah setelah makan malam dan pulang.Dia teringat kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu sehingga menolak Raiden dan masuk ke kam
Sisca kesal mendengarnya. Dia hampir saja mengambil cangkir teh di dekatnya dan melemparkannya ke wajah Raiden."Apa salahnya kalau aku nggak punya pacar? Itu karena aku berhati-hati!" Sisca mendengus. "Aku nggak mau seperti Elvina yang punya suami posesif seperti Pak Raiden dan suka berpura-pura jadi korban. Sungguh menakutkan!""Betul." Keanu yang duduk di sampingnya sangat setuju. Dia tersenyum lebar. "Yang kamu katakan sama seperti yang ada di pikiranku."Keanu meletakkan daging kepiting yang sudah dikupas di piring Sisca, lalu mengelap tangan dengan handuk hangat. "Elvina Sayang, kalau suatu hari kamu cerai sama Kak Raiden, kasih tahu aku ya. Aku akan nikahi kamu. Aku jauh lebih perhatian dibanding Kak Raiden."Raiden menatapnya dengan dingin, lalu menyipitkan matanya yang terlihat berbahaya, "Kamu ingin mati ya?""Itu mulut dia, terserah dia mau bicara apa," bela Sisca. "Pak Raiden, kamu ini bukan cuma posesif, tapi juga sering ngancam orang."Keanu meletakkan tangannya di bahu S