Ekspresi Daphney seketika berubah. Namun, dia menahan emosinya dan berkata dengan nada terkontrol, "Suamiku adalah Darren, putra ketiga dari Keluarga Tjandra. Hubungannya dengan Raiden sangat baik, dan dia sangat peduli dengan anak ini. Itulah sebabnya Raiden membuat wasiat seperti itu.""Ah, kalau bukan, ya sudah." Michelle tersenyum. "Tapi aku tinggal di Hondria dan tahu kamu pernah menjalin hubungan dengan anakku selama 13 tahun. Mungkin anakku masih ada rasa untukmu, makanya dia memperlakukanmu sebaik itu.""Itu masa lalu," jawab Daphney dingin. "Aku sudah lama berpisah dengan Raiden. Tolong jangan menyebarkan fitnah tentang kami."Sebagai seorang wanita dari keluarga terpandang, Daphney merasa jijik membayangkan dirinya terhubung dengan anak seorang wanita penghibur. Memikirkannya saja sudah membuatnya muak."Baik, baik, kalau begitu nggak usah dibicarakan lagi." Michelle mengeluarkan sebungkus rokok dari tasnya. Gerak-geriknya penuh pesona, membuat beberapa pemegang saham yang ha
"Menikah bukan berarti semua perusahaan Raiden adalah milikmu!" Clarissa mengejek dengan tawa dingin. "Kamu tahu kenapa Raiden menikahimu, 'kan? Waktu menikah, dia pasti memintamu menandatangani perjanjian pranikah, bukan?"Elvina tersenyum tipis. "Nggak."Wajah Clarissa seketika berubah, suaranya meninggi. "Nggak mungkin!""Dibandingkan denganmu, jelas aku lebih tahu apa yang dikatakan Raiden padaku waktu menikah," Elvina menjawab dengan tenang, senyum tipisnya masih menghiasi wajahnya. "Kamu punya banyak mata-mata, 'kan? Masa hal seperti ini bisa lolos dari mereka?"Clarissa terdiam dan wajahnya kaku.Melihat Clarissa tidak lagi berbicara, Elvina mengalihkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dia meletakkan tangannya di atas meja dan berbicara dengan nada datar."Suamiku, Raiden, mengalami cedera otak serius dan membutuhkan waktu lama untuk pemulihan di rumah sakit. Selama dia nggak bisa mengelola perusahaannya, aku akan mengambil alih tanggung jawab atas semua perusahaan dan hartanya.
"Grup Libertix didirikan bersama oleh ayahku dan Paman Adrian. Waktu aku cerai sama Dexton, kami sepakat untuk menyerahkan pengelolaan Grup Libertix kepadanya," jawab Elvina dengan tenang."Selain itu, setelah menikah dengan Raiden, aku mulai bekerja di Grup Polaris. Mengambil alih urusan Grup Libertix lagi tentu nggak pantas.""Aku memang lulusan jurusan penerjemahan, tapi selama ini Raiden mengajariku tentang keuangan. Aku sudah banyak belajar dari dia."Elvina mengetuk meja dengan jari-jarinya, ekspresinya penuh keyakinan. "Kalau aku terpilih sebagai presdir tetapi gagal memberikan hasil yang memuaskan atau merugikan para pemegang saham, aku berjanji akan mundur dari jabatan ini secara sukarela."Seto tertawa sinis, seolah-olah mengejek keberanian Elvina yang menurutnya naif. Para pemegang saham menatap Elvina dengan berbagai ekspresi. Mereka berbisik satu sama lain, membahas permintaan Elvina.Tidak lama kemudian, salah satu pemegang saham berdiri dan berkata, "Kami setuju untuk me
Mendengar hal itu, para pemegang saham refleks menatap ke arah Elvina.Sebenarnya, apa yang dikatakan Seto ada benarnya. Elvina bukan lulusan jurusan keuangan, pengalamannya juga minim, dan mengelola perusahaan jelas bukan permainan anak-anak.Dalam pemungutan suara kedua, separuh pemegang saham memberikan suara mereka kepada Elvina. Sebagian besar dari mereka adalah pemegang saham lama Grup Polaris yang mengetahui hubungan dekatnya dengan Raiden dan memandangnya sebagai wakil sementara dari Raiden.Namun, mereka pada dasarnya adalah pengusaha yang hanya peduli pada keuntungan. Siapa pun yang bisa menghasilkan uang untuk mereka, akan mereka percayakan untuk memimpin perusahaan.Melihat Elvina yang tampak seperti pemula, mereka mulai mempertimbangkan ulang keputusan mereka sebelumnya dan bahkan mulai berpikir untuk meminta pemungutan suara ketiga.Seto yang melihat celah ini, mulai mencoba membujuk para pemegang saham untuk mendukungnya. Sementara itu, Dexton mengkhawatirkan Elvina dan
Setelah terdiam sejenak, Levi melanjutkan, "Aku juga percaya bahwa Raiden nggak akan menikahi seseorang yang nggak berguna sebagai istrinya."Pemegang saham lainnya segera mengangguk setuju. "Aku sependapat dengan Levi.""Kalau begitu, berdasarkan hasil pemungutan suara ini, Elvina akan mengambil alih posisi presdir dan mengelola Grup Polaris sementara waktu." Levi memandang ke arah para pemegang saham lain. "Apakah ada yang keberatan?""Nggak keberatan."Meskipun Clarissa sebelumnya berhasil meyakinkan beberapa pemegang saham untuk berpihak pada Seto, masuknya Keanu dan Dexton ke dalam rapat benar-benar mengacaukan rencananya. Ditambah lagi, dukungan penuh dari pemegang saham terbesar, Levi, kepada Elvina membuat semua upaya Clarissa sia-sia.Ketika Seto melirik ke arah Clarissa untuk mencari dukungan, Clarissa hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan wajah yang tampak tidak senang.Ekspresi Seto semakin suram. Setelah menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha untuk memperebutkan po
Dexton merasa ini hanyalah alasan yang dibuat oleh Raiden, tetapi dia tidak bertanya lebih lanjut dan langsung menandatangani dokumen itu."Kenapa?" tanya Elvina bingung."Kenapa lagi?" Keanu bermain dengan rubik di tangannya, lalu berkata dengan santai, "Kak Raiden sebelumnya membuat wasiat. Dia ingin memberikan semua saham Grup Polaris miliknya kepada anak Daphney.""Tapi, kemudian dia merasa kalau memberi semua saham itu kepada anak Daphney, pasti akan ada masalah yang terjadi. Jadi, dia minta aku dan Dexton membeli beberapa saham darinya."Elvina bisa mengerti bahwa Raiden menjual saham Grup Polaris kepada Keanu. Namun, kenapa dia menjualnya kepada Dexton?Elvina sedang merenung sambil meminum kopinya. Pintu ruang rapat terbuka. Owen melemparkan Michelle ke dalam ruangan, lalu menutup pintu dengan rapat.Michelle terhuyung-huyung beberapa langkah ke depan, lalu berhenti dan segera menoleh ke arah Owen. Wajah cantiknya menunjukkan sedikit kekesalan. "Aku ini ibu kandung Raiden! Kala
Dexton melirik Keanu sekilas sambil menyeringai, "Elvina nggak akan tertarik pada pria sepertimu."Keanu hanya terdiam.Ketika Keluarga Kusuma masih ada, Dexton pernah melihat orang-orang dari kalangan sosialita yang mulutnya kotor. Mereka menjelek-jelekkan Elvina dan hal itu cukup memengaruhi Elvina.Saat Dexton menemani Elvina menghadiri sebuah acara, mereka bertemu dengan wanita kaya yang memfitnahnya itu. Elvina langsung menjatuhkan wanita itu ke lantai dan menghajarnya hingga menangis dan terus meminta maaf.Dexton pernah melihat Elvina yang menghajar orang tanpa ampun, tetapi sikapnya yang sesadis ini .... Ini pertama kalinya Dexton melihatnya.Michelle menatap pecahan cangkir di punggung tangannya. Beberapa detik kemudian, rasa sakit menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia kesakitan hingga seluruh wajahnya merengut."Ah!" Michelle akhirnya menjerit.Elvina tidak terpengaruh oleh jeritannya yang hampir memecahkan gendang telinga. Wajahnya tetap dingin.Elvina mengambil lagi pecahan can
Dexton berdiri, lalu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan memberikannya kepada Elvina. Elvina menerima sapu tangan itu dengan ekspresi tenang, lalu membersihkan wajah serta tangan yang ternodai darah.Setelah itu, Elvina berjalan menuju lift. Dexton bertanya kepada Owen, "Sudah kumpulkan para reporter?""Di ruang rapat nomor tiga," jawab Owen. Dia menuju lift, lalu menekan tombol untuk membuka pintu dan mempersilakan Elvina serta yang lainnya masuk."Hei, hei, tunggu aku!" Keanu buru-buru masuk."Setelah urusan ini selesai, aku akan menyuruh Owen mentransfer 80 miliar itu kepadamu," kata Elvina sambil menyelipkan sapu tangan yang sudah dipakai untuk membersihkan darah ke dalam saku.Dexton tahu Elvina tidak sedang meminta pendapatnya. Meskipun dia menolak, orang-orang ini tetap akan mengirimkan uang itu kepadanya.Dexton mengangguk. "Kamu baru saja mengambil alih posisi presdir Grup Polaris. Kamu harus memberi penjelasan kepada reporter, lalu mengadakan rapat dengan para petinggi
Raiden melihat bekas ciuman di bahu Elvina, lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku gendong kamu ke kamar mandi ya?""Aku bisa pergi sendiri nanti," kata Elvina sambil mendengus setelah melihat dia tidak bertingkah macam-macam lagi. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dari nakas dan menyerahkannya kepada Raiden.Raiden melihat amplop itu dan merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia memandang Elvina. Elvina lantas menggaruk dagu Raiden sambil tersenyum tipis. "Nggak mau lihat?""Nggak mau," jawab Raiden dengan suara parau, sementara jakunnya bergerak naik turun."Buka saja. Bagaimanapun, kita ini suami istri. Kamu harus lihat isi dokumen itu." Elvina menatap Raiden. "Atau biar aku yang membukanya?"Sambil berbicara, Elvina mulai membuka benang yang mengikat amplop itu. Raiden mengambil amplop itu dan berkata dengan suara berat, "Biar aku saja yang buka."Bagi Raiden, dokumen ini seperti bom waktu, tetapi dia hanya bisa menghadapinya. Dia lantas membuka benang itu dengan perlahan.Raiden mema
"Kak Raiden, kamu ngapain?" Elvina mendekat. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa meja dapur di sebelah Raiden berantakan dan penuh dengan tepung. Di sisi lain, ada kotak berisi pangsit dengan bentuk yang cukup aneh."Buat pangsit," jawab Raiden. Menyadari tatapan Elvina tertuju pada meja dapur yang berantakan, dia terlihat agak canggung. "Awalnya aku beli kulit pangsit, tapi rasanya agak tebal dan kurang enak. Jadi, aku cari tutorial untuk buat kulit pangsit sendiri."Ketika Raiden memiringkan tubuhnya, Elvina baru menyadari lengan dan pakaiannya penuh noda tepung, membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga.Elvina melirik ke panci kecil. Pangsit yang terlihat gemuk tampak mendidih dan menyebarkan aroma harum yang samar. Dia tertegun sesaat sebelum berujar, "Aku pikir kamu bakal pesan pangsit udang dari restoran. Ternyata kamu mau buat sendiri."Raiden mengangguk. "Buat isiannya mudah, tutorialnya ada takaran yang jelas. Tapi, buat kulitnya yang agak repot. Aku juga masak daging."
Ini adalah satu-satunya solusi yang diberikan Elvina. Dicky tahu jika dia tidak menyetujuinya, perusahaannya tidak akan bertahan lama. Dicky mencoba bernegosiasi dengan Elvina, "Gimana kalau 10%?"Elvina hanya tersenyum, lalu berjalan melewati Dicky dan membuka pintu kaca. Kemudian, dia memanggil Sisca dan menginstruksi, "Antar Pak Dicky dan Bu Karen keluar.""Baik." Sisca memberi isyarat tangan mempersilakan. "Silakan, Pak Dicky, Bu Karen. Aku akan mengantar kalian keluar."Saat melihat sikap tegas Elvina, Dicky hanya bisa diam-diam menggertakkan giginya. Dia merasa Elvina ini sama keras dan tegas seperti Raiden."Dua puluh persen." Demi menyelamatkan perusahaannya, Dicky terpaksa mengalah. Kemudian, dia menelepon sekretarisnya, memintanya memberi tahu pemegang saham lain dan segera menyiapkan kontrak untuk diantar kemari.Sementara itu, Elvina melambaikan tangannya kepada Sisca. Kemudian, dia menelepon Raiden."Ada apa?""Telepon para direktur dan minta mereka untuk jangan memutuskan
Mendengar ucapannya, tangan Karen yang bertumpu di lantai mulai bergetar hebat.Pagi ini, video Elvina dan Raiden keluar dari rumah sakit dan dikelilingi oleh para wartawan sudah beredar. Karen juga melihatnya. Dari video itu, dia bisa merasakan betapa Raiden sangat memanjakan Elvina.Belum lagi, ketegasan Raiden yang terkenal di industri. Dia adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jika harus memohon kepada Raiden, tidak akan ada ruang untuk negosiasi sama sekali!Di saat suasana tegang, pintu kaca ruang pertemuan terbuka. Sisca membawa masuk seorang pria paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas."Bu Elvina, Pak Dicky sudah tiba," kata Sisca.Dicky masuk ke ruang pertemuan. Melihat bahwa hanya ada Elvina dan Karen yang berlutut di lantai, dia tampak agak lega.Dia melangkah cepat dan langsung menampar wajah Karen dengan keras. "Lihat apa yang kamu lakukan! Sekretaris Bu Elvina cuma memintamu merekam video permintaan maaf saja masalah ini sudah selesai. Tapi kamu malah ngomon
Elvina mengusap alisnya dan berkata dengan tak berdaya, "Cuma masalah kecil, nggak usah sampai mutusin jalan rezeki seseorang." Dia tidak menyangka Raiden akan bertindak sekeras itu."Karen membuat video permintaan maaf, tapi malah balik menjelekkanmu dan memprovokasi netizen untuk mencacimu. Itu bukan masalah kecil lagi," Sisca mendengus dingin. "Dia pantas menerimanya!""Oh ya, Karen datang ke Grup Polaris. Apa kamu mau menemuinya?""Mau," jawab Elvina sambil meletakkan dokumen yang sudah ditandatangani ke samping. Matanya berkilat sejenak. "Bawa dia ke ruang rapat, aku akan ke sana nanti."Sisca mengangguk, lalu pergi.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elvina akhirnya menuju ruang pertemuan.Di sana, Karen sedang mondar-mandir dengan gelisah. Ketika melihat Elvina masuk, dia segera berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. "Bu Elvina, aku bersalah.""Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal itu waktu Pak Owen memintaku merekam video permintaan maaf. Mohon maafkan aku."Saat ini,
"Bukan," sahut Raiden tanpa berkedip. Suaranya terdengar rendah. "Beberapa hari lalu saat aku ke Kota Baria untuk mencarimu, mungkin ada yang melihatku. Kemudian, kemarin aku juga pergi ke acara lelang amal. Aku pakai kacamata hitam, tapi para bos itu masih mengenaliku dan datang menyapaku."Elvina merasa ucapan Raiden masuk akal. Banyak eksekutif perusahaan yang hadir di acara lelang amal semalam dan mereka memang mengenal Raiden. Ketika mereka pergi, masih ada reporter di luar hotel.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Raiden mungkin tidak akan siuman lagi. Orang-orang yang sekarang melihatnya hidup pasti tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu orang lain.Elvina mengantar Raiden kembali ke Riverview, mengendarai mobil hingga ke basemen apartemen.Ketika Raiden keluar dari mobil, dia berbalik untuk bertanya, "Gimana kalau makan pangsit udang malam nanti?”Elvina mengangguk, lalu berkemudi ke perusahaan. Setibanya di perusahaan, begitu Elvina duduk, Sisca masuk dengan membawakan sec
Raiden yang sedang duduk di ruang tamu, sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba, Owen menelepon. "Pak, ada berita. Apa kamu sudah melihatnya?""Kamu kira aku punya banyak waktu luang?" Raiden mengernyit dengan kesal. "Kamu tangani saja sendiri.""Masalah ini sulit untuk kutangani sendiri. Ini berkaitan dengan Bu Elvina ...."Setelah Owen mengatakan itu, Raiden segera membuka internet dan melihat foto Elvina yang diambil saat menghadiri acara lelang amal semalam.Foto-foto yang diambil oleh kamera sangat jelas tanpa filter dan diambil dari jarak sangat dekat. Meskipun demikian, wajah Elvina terlihat sangat sempurna tidak peduli dari sudut mana pun.Setelah menggulir beberapa foto, Raiden baru menyadari bahwa gaun yang dikenakan Elvina semalam memiliki desain belakang yang terbuka, memperlihatkan punggung putihnya.Raiden merasakan urat nadi di pelipisnya berdenyut. Dia diam-diam menyimpan foto-foto itu, lalu mengirim pesan kepada Owen untuk mengurus semua foto Elvina saat berjalan di karpe
Supaya kaki Elvina terasa nyaman, Raiden membeli sandal berbahan kain. Sol sandalnya cukup tebal, tetapi saat berjalan di lantai, rasanya sangat lembut.Elvina tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, ketika Raiden mengambil kotak untuk menyimpan sepatu hak tingginya dan menjulurkan tangan, dia mendekat dan membiarkan Raiden menggandengnya. Keduanya keluar bersama.Sisca mengambil kunci mobil dan juga menggandeng lengan Keanu. "Kak, kita juga pergi! Dasar mereka ini!"Keanu terkekeh-kekeh, merasa sangat senang. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan gadis yang imut seperti Sisca. Sejak masuk ke restoran seafood, senyuman di wajahnya tidak pernah hilang.Sisca mengantarkan Elvina dan Raiden terlebih dahulu ke Riverview, lalu mengantar Keanu.Elvina yang sibuk sepanjang hari, ditambah lagi menghabiskan waktu di acara lelang malam itu, merasa sangat lelah setelah makan malam dan pulang.Dia teringat kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu sehingga menolak Raiden dan masuk ke kam
Sisca kesal mendengarnya. Dia hampir saja mengambil cangkir teh di dekatnya dan melemparkannya ke wajah Raiden."Apa salahnya kalau aku nggak punya pacar? Itu karena aku berhati-hati!" Sisca mendengus. "Aku nggak mau seperti Elvina yang punya suami posesif seperti Pak Raiden dan suka berpura-pura jadi korban. Sungguh menakutkan!""Betul." Keanu yang duduk di sampingnya sangat setuju. Dia tersenyum lebar. "Yang kamu katakan sama seperti yang ada di pikiranku."Keanu meletakkan daging kepiting yang sudah dikupas di piring Sisca, lalu mengelap tangan dengan handuk hangat. "Elvina Sayang, kalau suatu hari kamu cerai sama Kak Raiden, kasih tahu aku ya. Aku akan nikahi kamu. Aku jauh lebih perhatian dibanding Kak Raiden."Raiden menatapnya dengan dingin, lalu menyipitkan matanya yang terlihat berbahaya, "Kamu ingin mati ya?""Itu mulut dia, terserah dia mau bicara apa," bela Sisca. "Pak Raiden, kamu ini bukan cuma posesif, tapi juga sering ngancam orang."Keanu meletakkan tangannya di bahu S