Elvina beristirahat di rumah selama dua hari. Setelah kakinya sembuh, dia kembali ke Grup Polaris untuk bekerja.Saat ini, para staf sudah tiba. Beberapa sedang merapikan dokumen, beberapa sedang mengobrol. Saat salah satu staf melihat Elvina yang memakai setelan hitam, dia terkejut. "Eh, Elvina sudah datang?"Begitu mendengar nama itu, para staf langsung menoleh ke arah Elvina dengan mata terbelalak. Mereka mengira Elvina tidak akan datang lagi setelah kejadian itu."Ya, selamat pagi." Elvina menyapa para staf sambil tersenyum. Kemudian, dia berjalan ke mejanya dan duduk.Suasana di departemen penerjemahan tadinya agak berisik. Kini, malah menjadi sunyi senyap karena semua orang menatapnya.Ketika Elvina meletakkan tasnya, dia merasa ada yang aneh. Dia mendongak dan melihat semua orang, lalu tersenyum sambil berkata, "Aku nggak enak badan, ditambah lagi kakiku terkilir. Makanya, aku cuti agak lama. Terima kasih sudah membantu pekerjaanku. Aku sudah pesan kopi dan kue untuk kalian."Us
"Dengar-dengar kematian Nyonya Tua Keluarga Tjandra ada hubungannya denganmu ...." Seorang staf tiba-tiba melontarkan pertanyaan sensitif ini, "Elvina, kenapa kamu ke rumah Keluarga Tjandra?"Elvina terdiam sejenak sebelum menyahut, "Kalau aku bilang aku istri Pak Raiden, apa kalian percaya?"Sebelumnya, beberapa staf melihat cincin yang dipakai Elvina mirip dengan cincin milik Raiden. Mereka sempat menebak demikian, tetapi akhirnya menyingkirkan spekulasi mereka karena perbedaan status yang terlalu besar di antara kedua belah pihak.Kini, Elvina berinisiatif mengatakannya, tetapi tidak ada yang percaya. Salah satu staf tertawa. "Hahaha. Elvina, kamu lucu sekali. Kalau benar kamu istri Pak Raiden, berarti aku istri keduanya dong!" Para staf pun tertawa mendengar lelucon itu."Ya, aku cuma bercanda kok." Elvina tersenyum. "Sebelumnya Nyonya Ketiga Keluarga Tjandra, Daphney, pernah mengajariku biola. Dia termasuk guruku. Dia mengundangku ke rumah untuk minum teh. Aku pun pergi. Siapa san
Dexton tidak mengatakan apa-apa dan hanya memberi perintah kepada asistennya untuk membelikan makan siangnya. Kemudian, dia tersenyum kepada para staf sambil berkata, "Maaf, aku ingin bicara sebentar dengan Elvina."Dexton punya paras yang tampan. Karena memakai kacamata, dia terlihat seperti gentleman yang cerdik dan licik. Seketika, senyumannya membuat para wanita terpana. Mereka pun mengangguk, lalu membereskan piring dan beranjak ke meja belakang.Sambil melirik Dexton dan Elvina, mereka berbisik-bisik, "Kenapa aku merasa Dexton bukan datang untuk urusan bisnis, tapi untuk melihat Elvina?""Tatapannya saat menatap Elvina terlihat lembut sekali. Apa benar mereka bakal rujuk?""Omong-omong, sebenarnya siapa suami Elvina? Apa mungkin mereka sudah lama rujuk, tapi nggak ada yang tahu?""Aku rasa itu mungkin ...."Dexton menarik kursi dan duduk di hadapan Elvina. Sambil merendahkan suara, dia berujar, "Raiden punya paman kedua yang namanya Seto. Anak buahnya menangkap Yessi dan berhasil
Setelah tiba di ruang kantor presdir lantai atas, Keanu membuka pintu dan masuk. Dia melihat Raiden sedang berdiri di depan jendela besar sambil menelepon.Keanu duduk di sofa dengan santai, lalu membuka makan siangnya dan mulai makan. Sambil menikmati iga bakar, dia sesekali melirik Raiden.Saat Raiden selesai bertelepon dan berjalan ke sofa, Keanu menggoda, "Kak Raiden, tebak siapa yag kulihat di kantin tadi.""Dexton." Raiden membuka makan siangnya. "Aku yang suruh dia datang kemari.""Hah?" Keanu tidak memahami apa yang dilakukan Raiden. "Kamu menyuruhnya kemari untuk makan siang bareng istrimu?"Begitu mendengarnya, Raiden langsung mengernyit. "Dia lagi sama Elvina?""Ya. Mereka makan sambil ngobrol!" Keanu menunjukkan video yang direkamnya tadi kepada Raiden. "Semua orang di kantin memperhatikan mereka."Raiden menatap pria dan wanita yang duduk di satu meja makan. Dari sudut pengambilan video, dia hanya bisa melihat punggung Elvina. Sementara itu, Dexton berbicara sambil sesekal
Selama bertahun-tahun berpacaran dengan Daphney, Raiden menemaninya berkeliling dunia, menonton konser musiknya, memberinya berbagai hadiah yang dia inginkan ....Namun, entah sejak kapan dimulai, kelembutan yang ada di dalam hatinya itu benar-benar sirna.Raiden merasa dirinya tidak cukup mencintai Daphney. Namun, dia mengira pernikahan akan memperbaiki segalanya sehingga menyuruh Owen menyiapkan cincin untuknya. Dia berniat melamar Daphney.Namun, sebelum sempat melamar Daphney, Raiden malah mendengar kabar bahwa Darren sudah melamar Daphney. Jelas-jelas dia menyukai Daphney selama ini, bahkan mereka berpacaran selama 13 tahun. Namun, Raiden malah tidak merasakan kemarahan akibat dikhianati. Sebaliknya, dia justru merasa lega."Kamu nggak tahu kamu menyukai Elvina atau nggak?" Keanu terkekeh-kekeh, lalu bersandar di sofa dengan santai. "Kalau nggak suka, kenapa kamu menyuruh orang menukar kamar waktu di hotel? Kalau nggak suka, kenapa kamu mengambil akta nikah dengannya dan mempertah
Beberapa saat kemudian, Raiden baru melepas dasinya untuk membalut tangannya yang berdarah. Dia berjalan menuju meja kerjanya dan menelepon. "Panggilkan petugas kebersihan kemari."Selesai makan siang, Elvina mengantar Dexton dan asistennya turun. Setelah menekan tombol lantai, Elvina bertanya kepada Dexton, "Kamu punya teman yang bisa dipercaya di Hondria nggak?""Ya, ada beberapa." Dexton mendongak dan menatap Elvina melalui cermin lift. "Apa yang ingin kamu lakukan?""Bukannya rumah Keluarga Sutanto kekurangan pembantu?" Elvina meletakkan tangannya ke dalam saku celana, lalu berkata, "Suruh temanmu cari beberapa orang lokal untuk bekerja di rumah mereka. Cari yang usianya sekitar 40-an tahun dan punya banyak anak serta yang kondisi ekonominya kurang bagus."Alis Elvina terangkat sedikit. Senyumannya memesona, tetapi juga terlihat tegas. Seketika, jantung Dexton langsung berdebar-debar."Oke, aku akan menyuruh mereka mengaturnya nanti," sahut Dexton. Hanya dengan kalimat singkat ini,
Elvina duduk di samping Raiden. Setelah Raiden menjulurkan tangan kanannya, Elvina melepaskan dasi itu dan melihat darah yang sudah kering.Sisi telapak tangannya terluka cukup parah. Jelas, itu adalah bekas goresan kaca.Elvina hanya melirik sekilas, lalu mengambil antiseptik dari kotak P3K untuk membersihkan lukanya.Raiden menunduk, melihat Elvina menangani lukanya. Lehernya yang putih terlihat dari balik kerah kemeja. Raiden bertanya dengan nada datar, "Kenapa kamu makan siang bareng Dexton tadi?""Bukannya sekretarismu yang menyuruhnya makan dulu sebelum pergi?" Elvina mendongak menatap Raiden. "Dia melihatku di kantin, jadi menghampiriku. Masa aku harus menolaknya?"Raiden terkekeh-kekeh dingin. "Kenapa nggak boleh?""Dia datang karena punya urusan bisnis denganmu. Kalau aku menolak begitu saja, orang-orang akan mengira karyawanmu sombong," jelas Elvina."Orang-orang juga tahu dia mantan suamimu." Suara Raiden terdengar dingin dan rendah. "Beberapa hari lalu kamu mengunggah posti
Elvina yang dulu sering tersenyum bahagia. Bahkan saat tidak bisa bicara, ekspresi dan tatapannya dipenuhi kelembutan. Sekalipun merajuk, dia tetap bersikap manja. Kini, dia terus mengenakan topeng di wajahnya, berpura-pura baik kepada semua orang, termasuk Raiden.....Setelah turun dari ruang kantor presdir, suasana hati Elvina sama sekali tidak terpengaruh. Sepanjang sore, dia sibuk mengerjakan pekerjaannya, sampai tidak punya waktu untuk minum.Saat hampir jam pulang kerja, para staf bertanya siapa saja yang tidak punya mobil untuk mengatur transportasi semua orang. Elvina teringat bahwa mobil Pagani-nya terlalu mencolok.Sebelumnya, Elvina dan Peter selalu memarkirkan mobil di basemen sehingga tidak banyak orang yang tahu bahwa mobil itu miliknya. Jadi, Elvina segera mengirim pesan kepada Owen untuk meminta mobil yang lebih biasa.Setelah pulang kerja, Elvina menyuruh para staf untuk menunggu di basemen. Dia memberi alasan akan pergi ke toilet, tetapi sebenarnya akan mengambil ku
Raiden melihat bekas ciuman di bahu Elvina, lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku gendong kamu ke kamar mandi ya?""Aku bisa pergi sendiri nanti," kata Elvina sambil mendengus setelah melihat dia tidak bertingkah macam-macam lagi. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dari nakas dan menyerahkannya kepada Raiden.Raiden melihat amplop itu dan merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia memandang Elvina. Elvina lantas menggaruk dagu Raiden sambil tersenyum tipis. "Nggak mau lihat?""Nggak mau," jawab Raiden dengan suara parau, sementara jakunnya bergerak naik turun."Buka saja. Bagaimanapun, kita ini suami istri. Kamu harus lihat isi dokumen itu." Elvina menatap Raiden. "Atau biar aku yang membukanya?"Sambil berbicara, Elvina mulai membuka benang yang mengikat amplop itu. Raiden mengambil amplop itu dan berkata dengan suara berat, "Biar aku saja yang buka."Bagi Raiden, dokumen ini seperti bom waktu, tetapi dia hanya bisa menghadapinya. Dia lantas membuka benang itu dengan perlahan.Raiden mema
"Kak Raiden, kamu ngapain?" Elvina mendekat. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa meja dapur di sebelah Raiden berantakan dan penuh dengan tepung. Di sisi lain, ada kotak berisi pangsit dengan bentuk yang cukup aneh."Buat pangsit," jawab Raiden. Menyadari tatapan Elvina tertuju pada meja dapur yang berantakan, dia terlihat agak canggung. "Awalnya aku beli kulit pangsit, tapi rasanya agak tebal dan kurang enak. Jadi, aku cari tutorial untuk buat kulit pangsit sendiri."Ketika Raiden memiringkan tubuhnya, Elvina baru menyadari lengan dan pakaiannya penuh noda tepung, membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga.Elvina melirik ke panci kecil. Pangsit yang terlihat gemuk tampak mendidih dan menyebarkan aroma harum yang samar. Dia tertegun sesaat sebelum berujar, "Aku pikir kamu bakal pesan pangsit udang dari restoran. Ternyata kamu mau buat sendiri."Raiden mengangguk. "Buat isiannya mudah, tutorialnya ada takaran yang jelas. Tapi, buat kulitnya yang agak repot. Aku juga masak daging."
Ini adalah satu-satunya solusi yang diberikan Elvina. Dicky tahu jika dia tidak menyetujuinya, perusahaannya tidak akan bertahan lama. Dicky mencoba bernegosiasi dengan Elvina, "Gimana kalau 10%?"Elvina hanya tersenyum, lalu berjalan melewati Dicky dan membuka pintu kaca. Kemudian, dia memanggil Sisca dan menginstruksi, "Antar Pak Dicky dan Bu Karen keluar.""Baik." Sisca memberi isyarat tangan mempersilakan. "Silakan, Pak Dicky, Bu Karen. Aku akan mengantar kalian keluar."Saat melihat sikap tegas Elvina, Dicky hanya bisa diam-diam menggertakkan giginya. Dia merasa Elvina ini sama keras dan tegas seperti Raiden."Dua puluh persen." Demi menyelamatkan perusahaannya, Dicky terpaksa mengalah. Kemudian, dia menelepon sekretarisnya, memintanya memberi tahu pemegang saham lain dan segera menyiapkan kontrak untuk diantar kemari.Sementara itu, Elvina melambaikan tangannya kepada Sisca. Kemudian, dia menelepon Raiden."Ada apa?""Telepon para direktur dan minta mereka untuk jangan memutuskan
Mendengar ucapannya, tangan Karen yang bertumpu di lantai mulai bergetar hebat.Pagi ini, video Elvina dan Raiden keluar dari rumah sakit dan dikelilingi oleh para wartawan sudah beredar. Karen juga melihatnya. Dari video itu, dia bisa merasakan betapa Raiden sangat memanjakan Elvina.Belum lagi, ketegasan Raiden yang terkenal di industri. Dia adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jika harus memohon kepada Raiden, tidak akan ada ruang untuk negosiasi sama sekali!Di saat suasana tegang, pintu kaca ruang pertemuan terbuka. Sisca membawa masuk seorang pria paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas."Bu Elvina, Pak Dicky sudah tiba," kata Sisca.Dicky masuk ke ruang pertemuan. Melihat bahwa hanya ada Elvina dan Karen yang berlutut di lantai, dia tampak agak lega.Dia melangkah cepat dan langsung menampar wajah Karen dengan keras. "Lihat apa yang kamu lakukan! Sekretaris Bu Elvina cuma memintamu merekam video permintaan maaf saja masalah ini sudah selesai. Tapi kamu malah ngomon
Elvina mengusap alisnya dan berkata dengan tak berdaya, "Cuma masalah kecil, nggak usah sampai mutusin jalan rezeki seseorang." Dia tidak menyangka Raiden akan bertindak sekeras itu."Karen membuat video permintaan maaf, tapi malah balik menjelekkanmu dan memprovokasi netizen untuk mencacimu. Itu bukan masalah kecil lagi," Sisca mendengus dingin. "Dia pantas menerimanya!""Oh ya, Karen datang ke Grup Polaris. Apa kamu mau menemuinya?""Mau," jawab Elvina sambil meletakkan dokumen yang sudah ditandatangani ke samping. Matanya berkilat sejenak. "Bawa dia ke ruang rapat, aku akan ke sana nanti."Sisca mengangguk, lalu pergi.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elvina akhirnya menuju ruang pertemuan.Di sana, Karen sedang mondar-mandir dengan gelisah. Ketika melihat Elvina masuk, dia segera berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. "Bu Elvina, aku bersalah.""Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal itu waktu Pak Owen memintaku merekam video permintaan maaf. Mohon maafkan aku."Saat ini,
"Bukan," sahut Raiden tanpa berkedip. Suaranya terdengar rendah. "Beberapa hari lalu saat aku ke Kota Baria untuk mencarimu, mungkin ada yang melihatku. Kemudian, kemarin aku juga pergi ke acara lelang amal. Aku pakai kacamata hitam, tapi para bos itu masih mengenaliku dan datang menyapaku."Elvina merasa ucapan Raiden masuk akal. Banyak eksekutif perusahaan yang hadir di acara lelang amal semalam dan mereka memang mengenal Raiden. Ketika mereka pergi, masih ada reporter di luar hotel.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Raiden mungkin tidak akan siuman lagi. Orang-orang yang sekarang melihatnya hidup pasti tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu orang lain.Elvina mengantar Raiden kembali ke Riverview, mengendarai mobil hingga ke basemen apartemen.Ketika Raiden keluar dari mobil, dia berbalik untuk bertanya, "Gimana kalau makan pangsit udang malam nanti?”Elvina mengangguk, lalu berkemudi ke perusahaan. Setibanya di perusahaan, begitu Elvina duduk, Sisca masuk dengan membawakan sec
Raiden yang sedang duduk di ruang tamu, sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba, Owen menelepon. "Pak, ada berita. Apa kamu sudah melihatnya?""Kamu kira aku punya banyak waktu luang?" Raiden mengernyit dengan kesal. "Kamu tangani saja sendiri.""Masalah ini sulit untuk kutangani sendiri. Ini berkaitan dengan Bu Elvina ...."Setelah Owen mengatakan itu, Raiden segera membuka internet dan melihat foto Elvina yang diambil saat menghadiri acara lelang amal semalam.Foto-foto yang diambil oleh kamera sangat jelas tanpa filter dan diambil dari jarak sangat dekat. Meskipun demikian, wajah Elvina terlihat sangat sempurna tidak peduli dari sudut mana pun.Setelah menggulir beberapa foto, Raiden baru menyadari bahwa gaun yang dikenakan Elvina semalam memiliki desain belakang yang terbuka, memperlihatkan punggung putihnya.Raiden merasakan urat nadi di pelipisnya berdenyut. Dia diam-diam menyimpan foto-foto itu, lalu mengirim pesan kepada Owen untuk mengurus semua foto Elvina saat berjalan di karpe
Supaya kaki Elvina terasa nyaman, Raiden membeli sandal berbahan kain. Sol sandalnya cukup tebal, tetapi saat berjalan di lantai, rasanya sangat lembut.Elvina tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, ketika Raiden mengambil kotak untuk menyimpan sepatu hak tingginya dan menjulurkan tangan, dia mendekat dan membiarkan Raiden menggandengnya. Keduanya keluar bersama.Sisca mengambil kunci mobil dan juga menggandeng lengan Keanu. "Kak, kita juga pergi! Dasar mereka ini!"Keanu terkekeh-kekeh, merasa sangat senang. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan gadis yang imut seperti Sisca. Sejak masuk ke restoran seafood, senyuman di wajahnya tidak pernah hilang.Sisca mengantarkan Elvina dan Raiden terlebih dahulu ke Riverview, lalu mengantar Keanu.Elvina yang sibuk sepanjang hari, ditambah lagi menghabiskan waktu di acara lelang malam itu, merasa sangat lelah setelah makan malam dan pulang.Dia teringat kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu sehingga menolak Raiden dan masuk ke kam
Sisca kesal mendengarnya. Dia hampir saja mengambil cangkir teh di dekatnya dan melemparkannya ke wajah Raiden."Apa salahnya kalau aku nggak punya pacar? Itu karena aku berhati-hati!" Sisca mendengus. "Aku nggak mau seperti Elvina yang punya suami posesif seperti Pak Raiden dan suka berpura-pura jadi korban. Sungguh menakutkan!""Betul." Keanu yang duduk di sampingnya sangat setuju. Dia tersenyum lebar. "Yang kamu katakan sama seperti yang ada di pikiranku."Keanu meletakkan daging kepiting yang sudah dikupas di piring Sisca, lalu mengelap tangan dengan handuk hangat. "Elvina Sayang, kalau suatu hari kamu cerai sama Kak Raiden, kasih tahu aku ya. Aku akan nikahi kamu. Aku jauh lebih perhatian dibanding Kak Raiden."Raiden menatapnya dengan dingin, lalu menyipitkan matanya yang terlihat berbahaya, "Kamu ingin mati ya?""Itu mulut dia, terserah dia mau bicara apa," bela Sisca. "Pak Raiden, kamu ini bukan cuma posesif, tapi juga sering ngancam orang."Keanu meletakkan tangannya di bahu S