Dua Minggu setelahnya, Ella menjenguk Jasmine di rumah sakit. Karena hari ini adalah jadwal Jasmine untuk kemoterapi.Untuk kali ini, biaya kemoterapi Jasmine dibayar oleh Ella atas kemauan Ella sendiri. Bahkan Ella juga sudah deposit ke rumah sakit untuk biaya beberapa kemoterapi selanjutnya.Namun, Ella mampir ke toko bunga tempat Ella pernah bekerja dulu untuk membeli setangkai bunga mawar. Ella sengaja menyuruh Pak Raya untuk parkir mobil di tempat yang agak jauh dari toko bunga.Lalu Ella turun dari mobil dan berjalan dengan anggun menuju toko bunga. Ella memakai pakaian yang tidak terlalu mencolok, yaitu sebuah kemeja polos berwarna putih dan celana casual berwarna hitam. Rambutnya digerai dan ia hanya menggenggam sebuah dompet di tangannya."Halo Winda, aku ingin membeli setangkai bunga mawar," ucap Ella kepada pemilik toko bunga.Wanita yang berumur sekitar empat puluh tahun itu membelalakkan matanya kaget melihat Ella dengan penampilan yang jauh berbeda dari yang dulu."Ella?
Ares hanya mampu terdiam selama Ella menjelaskan semuanya. Bahkan Ella selesai bercerita pun Ares hanya terdiam. Ella tahu bahwa Ares sangat terkejut mengetahui kebenaran ini dan akhirnya Ella menunduk dan mereka sama-sama terdiam."Pantas saja warna matamu beda dari yang lain," celetuk Ares.Ella mendongak dan tatapan mereka bertemu. "Kamu masih marah?" tanya Ella pelan.Ares menggeleng kemudian tersenyum. "Maafkan aku tadi," ucapnya seraya memeluk Ella."Iya tidak apa-apa," sahut Ella.•••Angel kelimpungan karena ulah ibunya. Saras mengunci dirinya di kamar setelah berdebat dengan Angel. Sudah puluhan kali Angel mengetuk pintu kamar dan memanggil ibunya namun Saras tetap diam tidak menanggapi."Ah bagaimana ini?" Angel frustasi."Lebih baik aku datang ke tempatnya Ella saja." Angel mengangguk yakin.Maka, Angel pun pergi ke mansion Ares menggunakan taksi online. Di perjalanan, Angel sibuk tertawa bahagia membayangkan dirinya akan masuk universitas terbaik di negara ini.Sopir taksi
Ella tak mengadu tentang kedatangan Angel kemarin yang membuat keributan. Ella tidak suka mengadukan kelakuan buruk keluarganya karena menurutnya itu tidak ada manfaatnya.Lebih baik Ella kembali fokus dengan kesehariannya dan menganggap hal yang terjadi kemarin itu tidak pernah terjadi.Kabar baiknya hari ini Ella resmi menjadi siswa homeschooling. Ella akan mulai sekolah tepat pada hari sekolah umum dibuka kembali. Dan Ella saat ini kelas sebelas SMA.Hari ini Ella terpikirkan untuk memasuki ruangan yang pernah diberikan Ares untuknya. Ruangan yang bisa didatangi Ella disaat ia sedih, marah, kecewa dan tertekan.Ella pun berjalan sendirian menuju ruangan itu dengan sebuah kartu yang ada di genggamannya. Sebuah kartu berwarna emas dengan sebuah tulisan 'For Ella' yang tertera di kedua sisi kartu tersebut. Ella tersenyum melihatnya. Saat sampai di depan pintu ruangan tersebut, Ella lalu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.Ruangan tersebut masih sama seperti saat Ella pertama kal
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Ella memulai sekolah jam delapan sampai jam sembilan. Iya, dia hanya sekolah selama satu jam. Ia mempelajari tiga mata pelajaran yang masing-masing mata pelajaran membutuhkan waktu dua puluh menit.Sedangkan Lia berangkat sekolah diantar jemput oleh sopir Ella. Dikarenakan Angel sudah lulus sekolah, Lia tidak bisa sekolah bersama kakaknya lagi. Lagi pula motor satu-satunya milik mereka dijual. Biasanya sopir Ella akan menunggu di jalan dekat rumah Lia dan Lia berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat sopir Ella menunggu. Mereka melakukan itu supaya tidak ketahuan oleh Saras dan Angel.Lagi pula Saras juga sudah tidak peduli lagi kepada Lia. Ia menganggap anak-anaknya sudah dewasa dan bisa mengurus diri mereka sendiri. Angel maupun Lia sudah tidak diberikan uang saku lagi oleh Saras namun untuk sarapan dan makan malam masih disiapkan oleh Saras sedangkan makan siang tidak disiapkan oleh Saras karena ia bekerja. Seluruh bi
Setelah melakukan berbagai perawatan di salon, Ella mengajak Maya dan Lia ke suatu tempat. Mereka mengira Ella akan membawa mereka belanja namun ternyata mereka salah. Ella justru membawa mereka ke sebuah rumah sederhana yang terletak di kota Kaleya bagian selatan."Rumah siapa ini Ella?" Lia bertanya seraya memandangi rumah sederhana di hadapannya."Rumah Jasmine," sahut Ella."Jasmine?" Lia bertanya terkejut.Ella berjalan menuju rumah Jasmine diikuti oleh Lia dan Maya."Selamat sore Bu Anna," ucap Ella mengetuk pintu."Selamat sore juga Ella," sambut Anna seraya membuka pintu rumahnya."Kami kesini ingin menjenguk Jasmine," ujar Ella."Oh mari silahkan masuk," ucap Anna.Mereka bertiga pun melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah Jasmine yang begitu sederhana. "Besok ayah Jasmine pulang dan bisa ikut menemani Jasmine kemoterapi," celetuk Anna."Wah kabar bagus, pasti Jasmine tambah semangat untuk sembuh," sahut Ella namun hanya di balas senyuman tipis oleh Anna yang sebenarnya
Di ruangan tempat Jasmine dirawat setelah kemoterapi terdapat Anna dan ayahnya yang bernama Ranza. Ranza terlihat masih sangat muda di usianya yang ke tiga puluh lima. Usia Ranza hanya terpaut beberapa tahun dengan Ares. Wajah Jasmine begitu mirip dengan Ranza terutama di bagian hidung mereka yang sangat mancung.Jasmine sangat senang Ella menjenguknya. Saat ini Jasmine sedang memakan sup ayam buatan Ella yang sangat enak. Rasa sakit dan tidak enak di tubuhnya seakan-akan menghilang meski sebenarnya rasa sakit itu tidak hilang tapi hanya tertutupi oleh rasa bahagia Jasmine."Nama kamu siapa nak?" Ranza bertanya kepada Ella."Nama saya Ella Pak." Ella menjawab dengan penuh kesopanan."Oh Nak Ella, kalau yang disampingnya ini siapa?" Ranza menatap Maya."Nama saya Maya Pak," jawab Maya."Kalian gadis-gadis yang cantik," tutur Ranza."Terima kasih Pak," sahut Ella."Terima kasih sudah membayar biaya kemoterapi dan perawatan Jasmine. Kamu sangat baik padahal baru kenal dengan Jasmine bebe
Hari ini Ella mendengar dua kabar buruk dari orang terdekatnya. Yang pertama datang dari Jasmine, anak itu keadaannya kritis sampai harus dimasukkan ke ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Sementara kabar kedua datang dari Angel. Kabar tentang kecelakaan Angel sudah sampai ke telinga pihak keluarga. Ares dan Ella serta keluarganya memutuskan untuk datang ke Snowla bersama-sama hari ini.Ares, Ella, Saras dan Lia berangkat dalam satu mobil. Ares yang menyetir dan Ella duduk di samping Ella sedangkan Saras dan Lia duduk di jok belakang. Mobil yang mereka naiki pun mulai melaju."Enak sekali naik mobil, Ibu minta satu mobil boleh?" Saras bertanya yang memecah keheningan.Ella dan Ares saling pandang. Ella sangat merasa tidak enak pada Ares. Namun tanpa Ella sangka, Ares mengangguk sambil tersenyum."Nanti aku berikan satu mobil," sahut Ares.Sontak Saras berteriak kegirangan yang membuat orang satu mobil menutup telinga. Ella diam-diam tersenyum karena dapat membuat ibunya bahagia
Ella sudah sampai di rumah sakit. Saat ini ia sedang berlari menuju ruang PICU. Dirinya begitu panik saat di beritahu oleh Anna bahwa kondisi Jasmine semakin memburuk. "Maaf Bu Anna, Jasmine sudah meninggal dunia." Begitulah kata dokter ketika Ella baru sampai di depan ruangan."Apa?" lirih Ella. "Tidak mungkin."Semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut melihat kedatangan Ella yang tiba-tiba. Di dalam ruangan Anna sudah menangis tersedu-sedu dengan kepalanya yang menyandar di pundak Ranza. Tangan Ranza pun mengusap-usap punggung Anna. Walaupun Ranza hanya terdiam, mustahil Ranza baik-baik saja. Pria itu juga menangis dalam diam. Air mata bukan tolak ukur kesedihan seseorang. Namun sekuat apapun Ranza menahan, akhirnya air matanya luruh walau hanya beberapa tetes."Anda bercanda 'kan?" Ella bertanya kepada sang dokter seraya memasuki ruangan."Saya tidak mungkin bercanda, itu sangat konyol. Lihatlah garis lurus di elektrokardiogram!" sahut sang dokter.Berbagai harapan Ella dip