Hari terus berganti, keadaan Adi kian memburuk dan diperkirakan organ hati untuk Adi akan datang besok. Sementara itu, detak jantung Adi melemah. Garis di elektrokardiogram nyaris lurus.Ella dan Lia setia menemani Adi walaupun Adi belum pernah membuka mata sejak terbaring lemah di rumah sakit. Sama seperti hari-hari sebelumnya, semua orang terus berdoa dan berharap bahwa Adi akan sembuh. Tidak pernah terlintas pikiran akan terjadi sesuatu yang buruk.Namun takdir tetaplah takdir. Pada pukul 10.17 Adi menghembuskan nafas terakhirnya dengan Ella dan Lia yang setia disampingnya. Garis di elektrokardiogram benar-benar lurus diiringi suara khasnya yang menandakan bahwa jantung tak lagi berdetak.Bukan tangis, Ella dan Lia justru terdiam seribu bahasa. Dunia seolah sunyi dan hanya terdengar bunyi khas elektrokardiogram. Keadaan itu terjadi selama beberapa detik sebelum mereka tersadar dan bergegas memencet tombol darurat.Tiga menit kemudian, seorang dokter dan dua suster datang ke ruangan
Mendung datang saat pemakaman selesai dilaksanakan. Para pelayat mulai pulang meninggalkan keluarga jenazah yang masih ingin melihat tempat peristirahatan terakhir anggota keluarga yang berpulang.Ella, Ares, Rayhan dan Livia juga masih berada di tempat pemakaman."Kalian siapa?" Samantha yang sedari tadi memperhatikan orang-orang yang tidak dikenalnya itu bertanya.Ares nampaknya paham akan apa yang selama ini terjadi. Ella tidak diakui keluarganya. Terlihat dari gelagat Ella dan yang lainnya yang tampak gelisah.Setelah terjeda beberapa detik, Ares menjawab, "saya bosnya Adi.""Oh begitu, maaf saya tidak tahu," sahut Samantha."Tidak apa-apa, kalau begitu kami pamit dulu," ucap Ares yang lalu merangkul pinggang Ella dan pergi dari sana.Semua percakapan tadi menimbulkan perasaan tidak enak pada Saras, Angel dan juga Lia. Entah kenapa mereka merasa tidak suka dan menyesal atas perkataan Ares. Mungkinkah hati Saras dan Angel mulai terbuka?•••Keluarganya Adi baru pulang saat hujan da
Ella mengunjungi rumah keluarganya keesokannya untuk menjenguk sekalian menawarkan Lia untuk homeschooling. Ella kesana diantar sopir menggunakan mobil pribadi miliknya yang diberi Ares.Saat Ella tiba di sana, ia melihat mobil milik kakek-neneknya masih ada disana yang menandakan mereka masih belum pulang. Ella sebenarnya ragu untuk melanjutkan niatnya, namun ia akhirnya memilih tetap melanjutkan."Selamat pagi," sapa Ella ketika memasuki rumah.Ruang tamu terlihat sepi, mungkin mereka semua sedang melakukan aktivitas masing-masing. Ella kemudian memencet bel di samping pintu rumah yang suaranya menggema ke penjuru rumah."Iya siapa?" Suara Saras terdengar."Ella?" ucap Saras terkejut."Iya Bu, aku kesini mau menemui Kak Lia.""Masuk dulu," ucap Saras ketus.Ella pun masuk dan duduk di ruang tamu."Main duduk aja, bawa apa kamu ke sini?" ucap Saras."Eh iya aku lupa, sebentar aku bilang ke sopir dulu." Ella beranjak dari duduknya dan berjalan keluar rumah."Pak Raya, tolong kantong-k
Dua Minggu setelahnya, Ella menjenguk Jasmine di rumah sakit. Karena hari ini adalah jadwal Jasmine untuk kemoterapi.Untuk kali ini, biaya kemoterapi Jasmine dibayar oleh Ella atas kemauan Ella sendiri. Bahkan Ella juga sudah deposit ke rumah sakit untuk biaya beberapa kemoterapi selanjutnya.Namun, Ella mampir ke toko bunga tempat Ella pernah bekerja dulu untuk membeli setangkai bunga mawar. Ella sengaja menyuruh Pak Raya untuk parkir mobil di tempat yang agak jauh dari toko bunga.Lalu Ella turun dari mobil dan berjalan dengan anggun menuju toko bunga. Ella memakai pakaian yang tidak terlalu mencolok, yaitu sebuah kemeja polos berwarna putih dan celana casual berwarna hitam. Rambutnya digerai dan ia hanya menggenggam sebuah dompet di tangannya."Halo Winda, aku ingin membeli setangkai bunga mawar," ucap Ella kepada pemilik toko bunga.Wanita yang berumur sekitar empat puluh tahun itu membelalakkan matanya kaget melihat Ella dengan penampilan yang jauh berbeda dari yang dulu."Ella?
Ares hanya mampu terdiam selama Ella menjelaskan semuanya. Bahkan Ella selesai bercerita pun Ares hanya terdiam. Ella tahu bahwa Ares sangat terkejut mengetahui kebenaran ini dan akhirnya Ella menunduk dan mereka sama-sama terdiam."Pantas saja warna matamu beda dari yang lain," celetuk Ares.Ella mendongak dan tatapan mereka bertemu. "Kamu masih marah?" tanya Ella pelan.Ares menggeleng kemudian tersenyum. "Maafkan aku tadi," ucapnya seraya memeluk Ella."Iya tidak apa-apa," sahut Ella.•••Angel kelimpungan karena ulah ibunya. Saras mengunci dirinya di kamar setelah berdebat dengan Angel. Sudah puluhan kali Angel mengetuk pintu kamar dan memanggil ibunya namun Saras tetap diam tidak menanggapi."Ah bagaimana ini?" Angel frustasi."Lebih baik aku datang ke tempatnya Ella saja." Angel mengangguk yakin.Maka, Angel pun pergi ke mansion Ares menggunakan taksi online. Di perjalanan, Angel sibuk tertawa bahagia membayangkan dirinya akan masuk universitas terbaik di negara ini.Sopir taksi
Ella tak mengadu tentang kedatangan Angel kemarin yang membuat keributan. Ella tidak suka mengadukan kelakuan buruk keluarganya karena menurutnya itu tidak ada manfaatnya.Lebih baik Ella kembali fokus dengan kesehariannya dan menganggap hal yang terjadi kemarin itu tidak pernah terjadi.Kabar baiknya hari ini Ella resmi menjadi siswa homeschooling. Ella akan mulai sekolah tepat pada hari sekolah umum dibuka kembali. Dan Ella saat ini kelas sebelas SMA.Hari ini Ella terpikirkan untuk memasuki ruangan yang pernah diberikan Ares untuknya. Ruangan yang bisa didatangi Ella disaat ia sedih, marah, kecewa dan tertekan.Ella pun berjalan sendirian menuju ruangan itu dengan sebuah kartu yang ada di genggamannya. Sebuah kartu berwarna emas dengan sebuah tulisan 'For Ella' yang tertera di kedua sisi kartu tersebut. Ella tersenyum melihatnya. Saat sampai di depan pintu ruangan tersebut, Ella lalu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.Ruangan tersebut masih sama seperti saat Ella pertama kal
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Ella memulai sekolah jam delapan sampai jam sembilan. Iya, dia hanya sekolah selama satu jam. Ia mempelajari tiga mata pelajaran yang masing-masing mata pelajaran membutuhkan waktu dua puluh menit.Sedangkan Lia berangkat sekolah diantar jemput oleh sopir Ella. Dikarenakan Angel sudah lulus sekolah, Lia tidak bisa sekolah bersama kakaknya lagi. Lagi pula motor satu-satunya milik mereka dijual. Biasanya sopir Ella akan menunggu di jalan dekat rumah Lia dan Lia berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat sopir Ella menunggu. Mereka melakukan itu supaya tidak ketahuan oleh Saras dan Angel.Lagi pula Saras juga sudah tidak peduli lagi kepada Lia. Ia menganggap anak-anaknya sudah dewasa dan bisa mengurus diri mereka sendiri. Angel maupun Lia sudah tidak diberikan uang saku lagi oleh Saras namun untuk sarapan dan makan malam masih disiapkan oleh Saras sedangkan makan siang tidak disiapkan oleh Saras karena ia bekerja. Seluruh bi
Setelah melakukan berbagai perawatan di salon, Ella mengajak Maya dan Lia ke suatu tempat. Mereka mengira Ella akan membawa mereka belanja namun ternyata mereka salah. Ella justru membawa mereka ke sebuah rumah sederhana yang terletak di kota Kaleya bagian selatan."Rumah siapa ini Ella?" Lia bertanya seraya memandangi rumah sederhana di hadapannya."Rumah Jasmine," sahut Ella."Jasmine?" Lia bertanya terkejut.Ella berjalan menuju rumah Jasmine diikuti oleh Lia dan Maya."Selamat sore Bu Anna," ucap Ella mengetuk pintu."Selamat sore juga Ella," sambut Anna seraya membuka pintu rumahnya."Kami kesini ingin menjenguk Jasmine," ujar Ella."Oh mari silahkan masuk," ucap Anna.Mereka bertiga pun melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah Jasmine yang begitu sederhana. "Besok ayah Jasmine pulang dan bisa ikut menemani Jasmine kemoterapi," celetuk Anna."Wah kabar bagus, pasti Jasmine tambah semangat untuk sembuh," sahut Ella namun hanya di balas senyuman tipis oleh Anna yang sebenarnya