Share

Bahagiakan Dia

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-13 20:43:08

Kiara menghela pendek ketika melihat Dewa baru datang ke kafe milik Esa. Pria itu telat satu jam dari waktu yang sudah dijanjikannya kepada Kiara. Tadinya, Dewa berjanji akan datang menemui Kiara jam lima sore, tapi pria itu baru datang ketika jarum jam yang ada di dinding restoran hampir menunjukkan pukul enam.

Esa saja, sudah mengajak Kiara pulang dari setengah jam yang lalu, karena Dewa juga tidak bisa dihubungi sama sekali. Namun, Kiara meminta waktu sampai pukul enam tepat, barulah mereka dan kedua anaknya akan pergi pulang ke rumah untuk beristirahat.

“Untung teman, lo, Wà!” ujar Esa bernada kesal, karena jam pulang mereka ke rumah sampai terlambat, gara-gara menunggu Dewa. Hubungan keduanya memang sempat merenggang beberapa tahun lalu, karena masalah Kiara. Namun, sedikit demi sedikit semua perselisihan tersebut sudah terkikis, kendati

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Luspita Gusti
kurang cuman sikit kentang ai
goodnovel comment avatar
Kartika Sari Part II
hanya author yg tau keinginan dalam hati dewa ...
goodnovel comment avatar
Shifa chibii
denger tuh kata Tiara,,bahagiain rindu biar hatimu auto merasa tenang dan bahagia juga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinderella Hot Story   Angkat Tinggi Dagumu

    Seperti biasa, kalau seluruh makanan sudah tersaji di meja, Sri pasti akan menemui Rindu untuk memberi tahu kalau majikannya itu sudah bisa menyantap makanannya. Sri mengetuk pintu kamar terlebih dahulu, lalu membukanya ketika terdengar suara Rindu dari dalam. “Makan malam sudah siap, Bu,” ujar Sri memberi tahu dari bibir pintu. Wajah Rindu mengernyit ketika melihat Sri berpakaian rapi dan tidak seperti biasanya. Bahkan, wajah wanita paruh baya itu kini dipoles dengan sedikit hiasan mata, juga lipstrik berwarna merah, khas ibu-ibu yang ada perkampungan tempat tinggal Rindu dulu. “Bu Sri mau pergi?” tanya Rindu sudah berjalan menuju pintu untuk keluar kamar dan pergi ke meja makan. Sri mengangguk. “Pak Dewa malam ini pulang, jadi saya diminta pergi, karena Bu Rindu sudah ada temannya,” terang Sri lalu menggeser tubuhnya dan beranjak dari bibir pintu. “Di kulkas, ada ayam ungkep, Bu. Harusnya saya goreng besok pagi buat sarapan, tapi karena ada Bapak, s

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Cinderella Hot Story   Move On

    “Sertifikat?”Sambil terus menggamit jemari Rindu dengan erat, keduanya berjalan keluar lobi apartemen dan terlihat mesra. Dewa sudah tidak segan menunjukkan kepada semua orang, kalau Rindu adalah wanita yang saat ini tengah menjalin kasih dengannya. Untuk apa lagi disembunyikan kalau sang mama sudah tahu semuanya. Jadi, lebih baik ia jalani saja semua ini dengan santai dan tidak perlu lagi menunggu waktu yang tepat.“Senin, siang,” lanjut Dewa masih berbicara dengan Reno melalui ponsel pintarnya. “Nanti aku suruh Riko ambil ke rumah, karena aku ada di apartemen dua hari ini dan nggak akan pulang ke rumah.”Seraya terus berjalan keluar dari kompleks gedung apartemen dan menyusuri trotoar, Rindu hanya bisa menyimak obrolan Dewa dengan lawan bicaranya di telepon. Mengingat rumah Dew

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Cinderella Hot Story   Seorang Anak

    Ketika langit mulai bergemuruh dan titik hujan mulai luruh, Dewa bergegas mempercepat suapannya. Ia tidak ingin sampai Rindu kehujanan, hingga membuat gadis itu sakit nantinya. Mereka pernah kehujanan satu kali, di hari Rindu menyerahkan tubuhnya pada Dewa, dan hari itu, benar-benar hari yang tidak akan terlupakan oleh Dewa sama sekali.Sebuah penyatuan, yang akhirnya membuat Dewa selalu memikirkan Rindu dan tidak menginginkan tubuh polos itu dijamah oleh siapa pun, kecuali dirinya sendiri.“Ayo, Rin,” ajak Dewa setelah menghabiskan satu porsi sate kambing. Dengan tergesa pula, Dewa berdiri sambil mengeluarkan dompet dari saku celana, lalu mengeluarkan lima lembar uang kertas berwarna merah. “Nanti kamu kehujanan lagi.”Sebenarnya, Rindu masih ingin berada bersama Arman untuk mendengar semua

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Cinderella Hot Story   Menuntaskan Rasa Penasaran

    Sejak sore hari, langit sudah berubah gelap dan mulai meneteskan tangisnya ketika malam akan menjelang. Jika begini, Rindu yakin kalau Arman tidak akan berjualan di ujung jalan seperti tadi malam, Untuk itu, Rindu harus kembali bersabar untuk bisa menemui pria itu dan bertanya tentang semua hal.Seharian penuh berada di apartemen bersama Dewa, sungguh membuat tubuh Rindu terasa sangat lelah. Rindu rasa, esok ia benar-benar membutuhkan seorang tukang pijat agar tubuhnya merasa segar kembali.“Mau makan di bawah, atau delivery?” tawar Dewa yang baru keluar dari kamar mandi sambil mengusap surai basahnya dengan handuk kecil. Sementara Rindu, masih tergeletak dengan tubuh polosnya di atas tempat tidur dan masih meringkuk di dalam selimut.Rindu berguling, untuk bertelungkup untuk meregangkan punggungnya. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Cinderella Hot Story   Nikah Beneran

    Baru sekitar lima belas menit yang lalu mereka sampai di rumah Dewa, dan pria itu, kini sedang memasukkan mobilnya langsung ke garasi. Sementara Rindu, ia beralasan hendak segera ke kamar mandi, hingga Dewa membiarkannya masuk terlebih dahulu.Rindu hanya ingin memasuki kamar Dewa seorang diri, dan melihat lagi ruangan tersebut dari dekat.Rindu memegang handle pintu tersebut lalu menekannya dan … terkunci. Rindu lantas menunduk, untuk memperhatikan rumah kuncinya dengan seksama. Ia hanya butuh kunci L dan seutas kawat atau untuk membuka pintunya. Meskipun Rindu hanya pernah mempraktekkan hal tersebut satu kali dahulu kala, dan ia berhasil. Tidak ada salahnya jika Rindu mencoba peruntungan tersebut, ketika Dewa sedang tidak ada di rumah.Masalahnya sekarang, darimana Rindu mendapatkan kunci L dan seutas kawat

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Cinderella Hot Story   Melepas Semua Beban

    “Aku belum siap kalau kita harus …” Rindu betul-betul bingung ketika harus mengungkapkan penolakannya pada Dewa. Ia khawatir, kalau pria itu akan kembali marah dan akan berubah mengerikan seperti yang sudah-sudah. Namun, jika tidak dikatakan sekarang, Rindu khawatir tidak akan ada lagi kesempatan lain, dan pada akhirnya ia sendirilah yang dirugikan. “Waktu … habis, ketemu sama tante Maria waktu itu, aku ngerasa … kalau sebenarnya aku nggak pantas jadi istri kamu,” ungkap Rindu dengan sangat hati-hati agar tidak menyinggung Dewa dan membuat pria itu marah. “To-tolong jangan marah dulu, dan dengarkan aku sebentar.” Rindu memilih bangkit menjauh dari Dewa untuk menormalkan detak jantungnya. Duduk tegak pada sofa dan menyimpan semua rasa gugupnya sendiri. “Aku bukannya nggak mau nikah beneran di KUA, tapi … begini, aku ngerasa, kalau mentalku nggak sekuat yang ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • Cinderella Hot Story   Siapa Gerangan

    “Jangan bodoh.” Dewa masih berada di tempat yang sama, begitu pun dengan posisi duduknya. “Apa kamu pernah berpikir, kalau kamu tiba-tiba hamil? Yakin, keluargamu mau nerima kamu, yang tahu-tahu datang terus hamil tanpa ada ayahnya?” “Itu …” Rindu tidak bisa menebak-nebak masa depan yang ada. Namun, bukankah saat pertama kali berhubungan dengan Dewa, Rindu ternyata tidak hamil. “Belum tentu hamil juga, kan?” “Dan, bagaimana kalau hamil?” “Aku …” Rindu tidak bisa berpikir jernih, di antara semua tekanan yang menghimpitnya sekaligus seperti ini. “Apa kamu sadar, Rin. Sejauh apapun kamu melangkah, kamu nggak akan bisa lepas dariku.” “Itu …” telunjuk Rindu mengarah pada Dewa sembari berdiri untuk mengalihkan rasa gelisahnya. “Itu salah satu yang bikin aku tertekan. Kamu selalu ngawasi aku.” “Tapi kamu bisa bebas melakukan apapun yang kamu mau.” Rindu bergerak mondar mandir di depan sofa. Sekali lagi, semua yang dikatakan Dewa adalah benar, dan Rin

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20
  • Cinderella Hot Story   Lihat Saja

    “Berhenti di situ, kalau kalian masih ingin pulang menemui keluarga di rumah hidup-hidup.” Dewa berjalan santai menuruni tangga, sembari mengarahkan telunjuknya pada dua orang bodyguard, yang hendak menaikkan kakinya ke arah tangga. “Berani naik ke lantai atas, siap-siap kehilangan salah satu anggota tubuh kalian,” tambah Dewa sambil melewati dua pria berbadan tambun, yang hanya bisa terdiam dengan ancaman Dewa. “Kalian tinggal pilih, mau tangan, atau kaki yang duluan hilang.” Dewa terus melangkahkan kakinya ke depan, karena ia tahu, seseorang telah menunggunya di luar sana. Dewa sudah memperingatkan Reno agar tidak menemuinya, karena masalah Rindu. Namun, kali ini Dewa ceroboh, karena tidak menduga kalau hal seperti ini akan terjadi. “Apa ada arisan sosialita sepagi ini?” Dewa menghempaskan tubuhnya pada sudut sofa panjang yang berseberangan dengan sang mama. Melirik sebentar, pada seorang bodyguard, yang berdiri di samping Maria. Sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-21

Bab terbaru

  • Cinderella Hot Story   Pengumuman

    Haluu Mba beb tersaiank … Moon maaf pengumumannya dipublish agak siang, karena saia dari pagi sudah riweuh beredar ke sana kemari. Kita akhiri kisah Dewa dan Rindu sampai di sini, yakk. Nggak usah ditungguin lahirannya, karena mereka udah bahagia, kok, ehehee ... Saia nggak bisa janjiin sequel, atau season duanya, karena entar ditagih mulu seperti Sang Pengacara, ehehhee … Jadi, yang udah lihat pengumuman di I*, pasti sudah tahu kapan urutan Sang Pengacara akan terbit. Jadi, langsung aja ya. Berikut ini daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak untuk Cinderella Hot Story. RF Rifani : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Shifa Chibii : 750 koin GN + pulsa 150 rb Miss Ziza Ziza S : 500 koin GN + pulsa 100 rb Mulya Purnama : 350 koin GN + pulsa 50 rb Himatul Aliyah H : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeh @kanie

  • Cinderella Hot Story   Dewi August Lee

    “Gimana?” Dewa menggeleng tidak tega. Namun, tidak mungkin juga Dewa membohongi Rindu dalam keadaan seperti sekarang. Meskipun ia tahu, semua ini akan menyakitkan bagi sang istri, tapi, mau tidak mau Dewa harus mengatakan semuanya. “Tirta demam, jadi Ibu nggak bisa datang,” terang Dewa setelah mengakhiri pembicaraan singkatnya dengan Tiara di telepon. Itu pun, perbincangan mereka terganggu dengan tangis Tirta tanpa henti sebagai backsound-nya. Manik Rindu mengembun detik itu juga. Mencoba menarik napas panjang, serta mengedipkan kedua maniknya berulang kali agar tidak ada cairan yang menitik dari sudut mata. Namun, di antara kontraksi yang baru saja dialaminya, akhirnya buliran itu tidak sanggup Rindu bendung. Menitik begitu saja, karena ingatan tentang Tiara yang kala itu selalu berada di samping Lita saat di rumah sakit. “Heeei …” Dewa mendesah panik, frustasi, sekaligus merasa empati pada sang istri. “Ada aku di sini, bentar lagi mama sama papa juga sampai. Jadi, kamu masih puny

  • Cinderella Hot Story   Buruaaan

    “Yaaang, perutku sakit lagi.”Padahal, Dewa sudah rapi dengan setelan kerjanya, dan telah siap untuk berangkat ke kantor. Namun, sebelum itu Dewa harus mengantarkan Rindu ke tempat Maria terlebih dahulu. Titah yang satu itu, sudah tidak bisa dibantah dan diganggu gugat oleh siapa pun.Dewa segera menghampiri Rindu yang masih duduk di sofa. Istrinya itu pun, sudah siap untuk pergi ke rumah Maria, dan hanya tinggal menunggu Dewa yang sedari tadi sibuk dengan beberapa berkasnya.“Sakit seperti kemarin.” Dewa berjongkok di depan Rindu lalu menempelkan satu sisi wajahnya di perut sang istri. Kedua tangan Dewa yang sudah lebih dulu berada pada perut Rindu, merasakan bagaimana kaku dan kerasnya bagian tubuh yang disentuhnya. “Kram lagi.”Rindu mengangguk menahan nyeri sembari mengatur napas. “Udah waktunya kali, Yang.”“Catat dulu aja seperti yang mama bilang waktu itu,” ujar Dewa menarik diri dan ikut mengatur napas. Jantungnya kembali berdetak kencang, karena prediksi hari perkiraan lahir

  • Cinderella Hot Story   Mandi Dua Kali

    “Untung, kan, Mama bawa Rindu ke sini.” Baru saja masuk ke ruang keluarga, Dewa sudah kena cibir oleh sang mama. Inilah yang membuat Dewa pada akhirnya memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarga. Apalagi, dahulu kala Dewa juga menikah muda dengan Dea. Jadi, selain ingin menghindari kecerewetan sang mama, Dewa juga ingin menikmati hidup bersama sang istri dengan bebas di luar sana. Walaupun, pada akhirnya mereka bercerai karena beberapa alasan. “Kamu kalau pulang sampai malam gini, terus Rindu ditinggal sendirian pas hamil besar begini, kan, kasihan,” lanjut Maria masih belum puas membeo. Ia menekan tombol remote teve, untuk menghentikan tayangang yang ditontonnya sejenak, “Dah! Malam ini nggak usah balik apartemen. Kalian berdua tidur di sini aja, daripada Rindu kecapekan terus cucu Mama kenapa-napa.” Dewa berhenti sebentar untuk berbicara dengan sang mama. “Aku sudah kabari Rindu kalau pulang telat.” “Bukan itu intinya,” sahut Maria tidak pernah ingin mengalah jika sudah be

  • Cinderella Hot Story   Kedatangan Maria

    Dewa terbangun seketika saat mendengar pintu kamarnya diketuk dengan tergesa. Menggeram kesal sejenak, karena tidak biasanya Sri akan membangunkannya secara tidak sopan seperti sekarang. Bahkan, Sri tidak pernah mengetuk pintu kamarnya sama sekali, ketika Dewa berada di apartemen.Dewa melihat Rindu yang masih tertidur nyenyak, dan begitu tenang. Setelah mengalami banyak drama ini dan itu, akhirnya mereka kelelahan sendiri dan tertidur jelang dini hari.Dewa kemudian bangkit dengan cepat, dan segera membuka pintu kamar. Namun, belum sempat Dewa membuka mulut untuk berbicara, wanita yang baru saja mengetuk pintu itu langsung masuk kamar begitu saja.“Mama!” desis Dewa hampir berbisik dan mencekal tangan Maria. Entah sudah pukul berapa saat ini, hingga Maria sudah berada di apartemen Dewa sepagi ini. Atau, jangan-jangan Dewa sudah kesiangan dan terlambat pergi ke kantor. “Rindu masih tidur.”“Perutnya masih sakit?”“Sudah nggak.” Melepas tangan Maria, Dewa lalu melangkah mundur untuk me

  • Cinderella Hot Story   Panik

    “Yang …” Rindu menepuk-nepuk pipi Dewa, yang sudah terlelap menuju alam mimpinya. “Bangun bentar, aku nggak bisa tidur.” Mendengar Dewa hanya menggumam, Rindu kembali menepuk pipi sang suami lebih keras lagi. Bahkan, tepukan Rindu meninggalkan bekas merah di pipi Dewa. “YANG!” Rindu mulai merengek, karena Dewa tidak juga membuka mata. Dan terjadi lagi. Meskipun masih diselimuti kantuk, tapi Dewa tidak bisa berbuat banyak. Daripada istrinya itu ngambek tidak berkesudahan, akhirnya Dewa membuka mata dengan perlahan, di tengah cahaya lampu yang sudah terang benderang. “Hm?” “Nggak bisa tidur, punggungku pegel.” Semakin mendekati hari perkiraan lahir, istrinya itu semakin banyak memuntahkan keluhan pada Dewa. Dari susah tidur, perut kram, bolak balik ke kamar mandi karena panggilan alam yang harus dituntaskan, dan masih ada beberapa hal lagi. Dewa mengusap wajah sebentar, seraya mengumpulkan nyawa yang masih tercecer entah ke mana. Menarik napas panjang sejenak, lalu mengulurkan satu

  • Cinderella Hot Story   Lima Watt

    “Namanya Tirta.” Seketika wajah Rindu tertekuk, setelah mendengar nama putra Lita yang baru saja disebut oleh Tiara. Entah mengapa, pikiran Rindu segera bercocoklogi. Namat Tirta tersebut, diambil dari gabungan antara Tiara dan Lita. “Siapa yang ngasih nama?” tanya Rindu sudah tidak lagi berminat mengambil Tirta yang ada di gendongan Tiara. Rindu sadar jika sikapnya kali ini sedikit kekanakan. Namun, mau bagaimana lagi jika hormonnya memaksa untuk tidak lagi tertarik dengan bayi lucu nan tampan di depannya. Rindu yakin sekali, jika ayah dari bayi itu suatu saat akan menyesal karena tidak menginginkannya. “Lita,” jawab Tiara sibuk melihat bayi lucu itu dan menimangnya penuh kasih sayang. Rindu semakin yakin, jika anaknya nanti pasti akan diperlakukan berbeda dengan anak Lita. Sama seperti Tiara, yang memperlakukan Lita dan Rindu dengan begitu berbeda. “Ohh, Tirta siapa?” Rindu berusaha bersikap biasa, dan tidak menunjukkan sedikit pun serpihan luka yang menggores hati saat ini. “

  • Cinderella Hot Story   Melewati Semuanya

    Rindu masih mengatur napas, sambil mengambil ponsel yang tergeletak di samping bantal. Membukanya, tapi masih belum menerima kabar apapun dari Tiara mengenai Lita. Kembali, meletakkan ponselnya dengan asal di atas ranjang, Rindu lalu merapatkan tubuhnya dengan Dewa. “Kok lama, ya?” Rindu bertanya-tanya tentang proses kelahiran Lita. Membayangkan, rasa sakit yang dialami Lita dari kemarin, hingga pagi ini. Tidak lama lagi, Rindulah yang akan berada di posisi tersebut, dan pastinya ia harus bersiap-siap untuk itu. “Dari kemarin, sampai sekarang belum lahir-lahir.” “Coba kamu telpon ibu,” ujar Dewa kemudian memeluk tubuh polos Rindu setelah menyelesaikan kegiatan pagi mereka. “Nunggu dikabarin aja.” Rindu kemudian menguap, lalu memejamkan mata. Masih ingin menikmati sisa-sisa endorfin yang mengalir di dalam tubuh. “Aku capek, pengen rebahan dulu.” “Sarapan di kamar berarti?” Rindu mengangguk. “Nasi goreng kayak biasa, ya. Terus, aku lagi pengen minum cokelat hangat.” “Cuma itu?” ta

  • Cinderella Hot Story   Menyemangati

    Rindu mengernyit ngilu, melihat wajah Lita yang tengah menahan nyeri saat kontraksi. Dari luar ruangan, Rindu bisa melihat bagaimana Tiara menyemangati Lita agar tetap bersabar dan bertahan ketika kontraksi itu kembali datang. Sebagai anak kandung, Rindu jelas merasakan adanya goresan di lubuk hati. Akankah Tiara ada di sisi Rindu jika waktunya melahirkan tiba, nanti? Rindu menggeleng, karena ia tahu jawabannya adalah tidak. Setelah bayi Lita lahir nanti, waktu Tiara pasti akan sepenuhnya untuk Lita dan bayi wanita itu. Melihat wajah sendu sang istri, Dewa segera merangkul Rindu dari belakang dengan satu tangan. Menjatuhkan satu kecupan singkat pada puncak kepala Rindu, lalu mengusapnya. “Nggak usah cemburu.” Dewa berujar pelan dan hanya bisa didengar oleh Rindu. “Lita cuma punya ibu, dan kamu punya aku, punya mama, papa … dan percaya sama aku kalau ibu juga tetap sayang sama kamu.” Rindu tidak merespons. Namun, Rindu tengah mencerna semua ucapan Dewa barusan. Setelah dipikirkan l

DMCA.com Protection Status