Share

10

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa kau yakin kau tidak akan menyesal dengan keputusanmu seperti ini Nadira?"

"Loh, yang mengemasi barangnya siapa? Bukannya kau yang berinisiatif untuk segera meninggalkan rumah ini demi kekasihmu?"

"Nadira, jujur saja aku tidak mau rumah tangga kita berakhir, bisakah kita mempertahannya?"

"Bisa, asal kau meninggalkan wanita itu, mudah kan?" tanyaku dengan senyuman, koper itu sudah dalam posisi berdiri dan siap di tarik keluar.

"Dengar Nadira, kalau aku sudah keluar dari rumah ini maka sulit untuk membuatku kembali lagi," ujarnya mencoba menakutiku. Sepertinya dia sendiri yang ketakutan untuk meninggalkan rumah ini merasa belum begitu yakin dengan keyakinannya sendiri.

Kupikir aku tidak akan terpengaruh lagi karena rasa yang ada di dalam hatiku sudah terlanjur penuh dengan kekecewaan. Aku masih ingat pertengkaran kami semalam dan sampai pagi ini dia belum minta maaf juga, bahkan ia sudah berkemas sebelum aku bangun.

Apakah niatnya sekarang, apakah dia benar-benar ingin pergi atau ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
susah klu laki sdh jatuh cinta lagi demi muasin selangkanganya ,nhhak akan dama cenderunh ke lobang baru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cincin siapa di Jari suamiku    11

    Aku yakin wanita itu baru saja memperolok diri ini dengan kalimatnya. Aku yakin dia puas mengatakan apa yang ada di hatinya dan sengaja menghina untuk merendahkan mental dan menjatuhkan kepercayaan diriku. Dia ingin aku putus asa sebagai seorang istri lalu memilih untuk bercerai dan mengalah demi kemenangannya.Begitu banyak cacian dan hujatan yang ingin aku lontarkan tapi aku malu kepada penampilanku yang berhijab, kepada akhlakku selama ini dan kepada Tuhan itu sendiri. Aku tidak akan menodai martabatku hanya demi berhadapan dengan pelakor lalu menjadi pusat perhatian semua orang hanya lantaran merebut satu orang pria. Kesimpulannya, tetap saja, sebaiknya merangkum aset-aset yang ada untuk anak ana lalu memilih bercerai.Percuma aku bertahan dalam luka yang mendera bertubi-tubi ini, hatiku sakit tiada terkira ditambah sikap suamiku yang sudah acuh tak acuh saja dia tidak berusaha untuk meminta maaf tapi selalu nampak ingin mencari pembenaran dan mendorong-dorong agar aku yang lebih

  • Cincin siapa di Jari suamiku    12

    "jangan memaksaku untuk melakukan hal yang tidak kuinginkan, aku tidak mau menceraikanmu!""Kalau begitu jangan paksa aku untuk menggenggam bara api dan bertahan dalam luka yang kau timbulkan setiap harinya, aku selalu makan hati dan lama-lama bisa gila karena perselingkuhanmu, jadi tolong jangan paksa aku untuk bertahan dalam rumah tangga ini!"Mas Indra terbelalak, ponsel di pangkuannya terjatuh ke lantai dan anehnya dia tak memperdulikannya. Dia hanya menatap padaku sambil menahan air mata yang kini menganak sungai di pelupuk netranya."Jangan coba-coba untuk menjual air mata dan memasang wajah sedih, aku tidak termakan oleh kesedihan yang kau jual-jual itu. Dengar Mas, ceraikan saja Aku dan semuanya selesai.""Kenapa kau begitu bersih keras tidakkah kau memikirkan masa depan anak-anak kita ketika kita berpisah?""Akan lebih baik bagi mereka hidup denganku dan lepas dari situasi tegang seperti ini. Biarpun kita tidak bersama, tapi jika situasinya kondusif maka aku lebih menyukai ha

  • Cincin siapa di Jari suamiku    13

    "Oh, aku paham, jadi inilah rupanya yang terjadi?" Tanyaku kepada mereka sambil menatapnya secara bergantian, ayah mertua terdiam sementara ibu mertua nampak gelagapan dan sedikit gelisah sambil memegangi tengkuknya dan tersenyum gugup."Uhm, Intan ini adalah keponakan kami, dia adik sepupunya Indra, dia hanya ....""Mustahil Ibu tidak tahu kalau mereka berselingkuh dan punya hubungan khusus?"Mengejutkan sekali saat mengetahui bahwa mertuaku tahu yang sebenarnya dan justru itu adalah keponakannya. Nanti dia pasti tahu detail hubungan mereka dan rencana pernikahan mereka. Lagi pula mereka tidak akan sejauh ini tanpa dukungan keluarga. Tapi bisa-bisanya aku yang selama ini hanya diam di rumah dan setia pada suami diperdaya sedemikian rupa, hingga terlihat sangat tolol di mataku sendiri. Aku benar benar benci situasi ini."Kami akan menikah, iya kan Mas?" desak intan pasa mas Indra."Uhm ... Sebaiknya kita bicara di luar saja Nadira ada beberapa hal yang harus aku jelaskan padamu di man

  • Cincin siapa di Jari suamiku    14

    Aku bangun dari tindihanku di atas wanita itu, aku puas memberinya pelajaran dengan satu cekikan dan dorongan lalu setelah itu, aku bangkit dan membereskan jilbab. Kukenakan kain kain pashmina menutupi rambut dan leherku kemudian mengambil tasku dengan kasar dan melangkah pergi.Herannya mereka tidak mengatakan apa-apa lagi selain hanya bisa tercengang dan diam. Mas Indra yang tadinya ingin marah padaku juga tidak sanggup berkata apa-apa selain Hanya bisa membantu kekasihnya untuk bangkit dan wanita yang sudah tersengal-sengal itu menangis tersedu sambil terbatuk-batuk."Mas, kasih dia pelajaran, dong Dia sudah mukulin aku.""Ya Aku pastikan akan bicara padanya nanti Tapi tolong tenangkan dirimu dan biarkan saja dia pergi," Jawab Mas Indra."Kenapa membiarkan dia pergi, aku harus membalas pukulan ya Mas!""Apa! Membalasku?!" Tanyaku di ambang pintu. Sebuah papan bening berisi mawar segar langsung kuambil dan kulempar ke arahnya. Benda benda berukuran sedang itu langsung berkeping-kep

  • Cincin siapa di Jari suamiku    15

    "Kenapa?""Beraninya, kau melakukan itu pada anakku tanpa alasan dan tidak memberi tahu kami sebagai orang tuanya, lancangnya ingin poligami padahal membahagiakan Nadira dan Ambar aja belum maksimal," ujar Ayah dengan emosi."Saya mohon maaf sebelumnya ...."Plak!Ayah kembali menampar Mas Indra, lelaki yang sudah kucintai selama hampir 5 tahun yaitu menggera marah sambil memegangi pipinya tapi dia tidak kuasa untuk melawan orang tuaku karena, ya ... dia mungkin masih punya rasa malu dan hormat kepadanya."Minta maaf sebelumnya atau minta maaf sesudahnya? Kau sudah melukai hati Nadira dan kau baru minta maaf? Seandainya kami tidak kunjung datang ke sini akankah kau akan minta maaf?""Tentu saja?""Coba pikirkan, andai posisimu berada di posisi Nadira, akankah kau menerima jika orang yang kau cintai menduakanmu tanpa memberitahu dari awal dan baru memberi kabar setelah kalian akan menikah?! parahnya itu pun baru kau katakan setelah ketahuan oleh Nadira! berarti, niatnya kau memang in

  • Cincin siapa di Jari suamiku    16

    "Dan aku juga mau tahu kenapa kau begitu mencintai intan dan mengapa orang tuamu menyetujui hubungan kalian, padahal sudah jelas-jelas bahwa kalian berselingkuh dan kau berstatus suamiku," tanyaku lebih lanjut."Intan itu sepupuku, keluargaku, kami dekat dari kecil dan nyaris berjodoh," jawab Mas Indra sambil menahan napas."Oh, mungkin, karena kalian tidak berjodoh di awal jadi kalian ingin mengulang untuk bisa berjodoh lagi?""Tidak juga begitu?""Sudah berapa malam kau habiskan dengannya, aku ga percaya hubungan kalian hanya bergulir sebatas hubungan sepupu dan saudaranya aku yakin semuanya sudah lebih dari itu." Sementara aku bertanya pria itu terdesak di sisi lain kedua orang tuaku menyimak dan menunggu jawaban menantu mereka."Uhm, aku tidak bisa menghitung dosa namun aku ingin bertanggung jawab dan menebus semua itu dengan menikahi Intan.""Benar-benar solusi yang bagus untuk kalian tapi sama sekali tidak bagus untukku," jawabku."Aku benar-benar minta maaf atas kejadian ini Na

  • Cincin siapa di Jari suamiku    17

    Hancur ke titik terendah, mungkin kalimat itulah yang paling cocok untukku saat ini. Air mataku meleleh tumpah jatuh ke sudut bibir dan membasahi jemari tanganku yang sampai saat ini masih dilingkari cincin pernikahan.Kupandangi benda itu, berkilau bertatahkan permata bening, kuputar perlahan agar mata cincin menghadap ke bawah, agar kilaunya tak lagi membuatku terpesona. Apalagi yang akan membuatku bahagia jika hubungan kami sudah hancur."Aku pergi dulu," ucapnya sambil menarik koper.Aku ingin sekali memohon agar dia tak meninggalkanku, tapi itu akan merendahkan harga diriku. Dia melenggang melewatiku yang lunglai ditinggal olehnya. saat itu aku tak yakin aku bisa bangkit dari luka, hatiku kelabu, linglung, bingung dan kehilangan arah layaknya layangan yang putus dari talinya."Hati hati," jawabku lirih.Dia yang baru saja melewatiku berhenti dan menatap diri ini."Tolong ikhlaskan aku agar hubungan kita tetap terjalin baik dan kita sama-sama bisa berbahagia di masa depan nanti.

  • Cincin siapa di Jari suamiku    18

    Begitu si wanita menangis telpon langsung berakhir. Mas Albi meletakkan kembali ponselnya di meja sambil menelan ludah dan sedikit pucat. Dia nampak cemas dan takut.Apakah dia sekarang menjelma jadi suami takut istri? Entahlah "Kenapa Mas, kenapa wanita itu menangis?""Ti-tidak usah dipikirkan, ma-mari kita makan," jawabnya sambil mengusap muka.Kuraih lengannya lalu mengelusnya lembut. Dia yang tadinya khawatir, terlihat menyunggingkan senyum, tapi tetap saja tak bisa menyembunyikan bahwa perasaannya sedang tidak fokus bersama kami."Sayang, sudah banyak sekali momen yang terlewat sejak kau menikah. Kita lupa untuk saling menyayangi dan menjunjung satu sama lain karena lepas pernikahanmu kita menjadi sibuk dengan urusan masing masing.""I-iya benar," balasnya dengan wajah tak nyaman."Aku ingin ... kita mengulang kembali bahagia. Bila perlu kita memulai semuanya dari awal. Aku akan perbaiki diri untukmu dan kau juga berusaha berubah jadi lebih peduli pada kami? Apa kau bisa Bi?""I

Latest chapter

  • Cincin siapa di Jari suamiku    57

    Alhamdulillah pesta berjalan lancar dan meriah, meski tadi sempat ada insiden seseorang ketumpahan sup, tapi tetap saja itu tidak menyurutkan euforia kebahagiaan pesta. Mungkin orang orang tidak terlalu terpengaruh atas musibah yang menimpa mantan maduku itu karena track recordnya yang jahat.Pada akhirnya dia sendiri akan menyadari bahwa perbuatannya selama ini menimbulkan kebencian dan kekecewaan banyak orang, bahkan bukan itu saja, orang orang mulai kehilangan simpati dan respect pada Intan.Buktinya tadi, tidak seorang pun memperdulikan intan meski mereka banyak berkerumun, hanya Mas Indra yang bantu membangunkan dia dan membawanya pergi, selebihnya para tamu kembali dengan kegiatan mereka larut dalam kemeriahan pesta.“Ayo pulang,” ucap Mas Radit menyadarkan lamunanku barusan, pesta sudah usai dan semua tamu sudah kembali, hanya tinggal anggota keluarga inti dan tim WO yang sedang membereskan sisa catering dan membersihkan tempat acara."Ayo pulang ke rumah kita," ujarnya, aku

  • Cincin siapa di Jari suamiku    56

    Terlambat ya, kata yang paling tepat untuk Mas Indra menyadari semuanya, dia bilang aku berlian yang sudah dia tukar dengan batu biasa, kini berlian itu sudah akan jadi milik orang lain dan akan melanjutkan hidupnya dengan bahagia, memang sulit menerima kenyataan terlebih berdamai dengan kesalahan, tapi segala sesuatu memang harus diterima dengan lapang dada.*Minggu jam empat sore, sebulan kemudian.Keluarga Mas radit datang dengan iringan ramai dan tetabuhan rebana, mereka datang degan baju warna seragam dan paket hantaran yang tertata cantik dalam kotak akrilik yang dihiasi bunga dan pita. kami sekeluarga duduk saling mengelilingi dan beramah tamah akan rencana pernikahan kami yang harus sekali dalam waktu dekat.“Kami ingin segera tali pernikahan ini berlangsung agar kami bisa lega melihat radit dan Nadira bersatu, kami ingin anak anak hidup bahagia dan tenang sehiggga kita pun bisa ikut senang,” ujar ibunda Mas radit.“Bagaimana nadira?”“saya setuju.”“ALhmdulillah.” seluruh

  • Cincin siapa di Jari suamiku    55

    "Jikalau kamu masih mengusik hidupku maka aku tidak akan segan-segan lagi untuk menyeretmu ke kantor polisi. Aku bahkan akan menghajarmu dan menelanjangimu di depan umum meski ada suamimu yang akan membelamu, aku sama sekali tidak akan takut dengannya." Katakan kalimat itu tadi pada wanita yang masih tersedu menahan pipinya yang sakit.Orang-orang terhenyak dengan apa yang terjadi, begitu pula dengan Mas Indra yang seolah kehilangan simpati pada istrinya. Jangankan untuk menolong membangunkan dan mengambil hatinya malah Mas Indra hanya berdiri saja sambil menatap wanita itu menangis tersedu.Sesudahnya, pulang diri ini dengan hati puas karena sudah mempermalukan intan sedemikian rupa. Lega karena dengan daying dua pulau terlewati, dengan satu pukulan dua sasaran dihempaskan. Satu masalah pada pekerjaan dan satu lagi masalah intan wanita gila itu.Heran sekali, karena sampai hari ini wanita itu tidak ada jera-jeranya menyakiti diri ini. Apakah dia lupa sewaktu aku mewakilinya dengan

  • Cincin siapa di Jari suamiku    54

    "Mas, ayo kita ketemu," ucapku di telepon pada Mas Indra."Bertemu?" Pria itu terdengar ragu dan terdiam beberapa saat."Iya, ayo ketemu. Aku ada hal penting yang ingin kubicarakan," jawabku."Kenapa tidak bicara saja dari telpon?""Entahlah, aku ingin bertemu sekalian saja agar semua yang ingin kusampaikan itu terdengar jelas dan masuk akal.""Baiklah, kalau begitu tunggu jam pulang kerja, temui aku di resto seafood favorit kita dulu.""Baiklah," jawabku sambil mengakhiri panggilan.Sekitar pukul 05.00 sore aku sudah menunggu Mas Indra di restoran seafood yang kami bicarakan, sekitar 5 menit kemudian dia datang dan langsung menyambangiku yang sudah duduk di bangku paling sudut agar suasananya lebih tenang."Selamat sore, gimana kabarmu?""Baik Mas," jawabku pelan. Kuperhatikan dia, mengenakan kemeja abu abu dengan rambut yang dipotong dengan model baru, terlihat rapi dan tampan."Uhm, kira kira apa yang ingin kamu bicarakan?""Oh, begini, aku ingin jujur tentang apa yang terjadi bebe

  • Cincin siapa di Jari suamiku    53

    Dua hari berlalu setelah kejadian Irma memarahiku. Suasana butik sedikit lengang tanpa canda tawa karena kami masih berada dalam ketegangan dan kekhawatiran bahwa Irma bisa saja melaporkan kami ke kantor polisi dengan tuduhan penggelapan dan pencurian.Entah kenapa suasana butik yang selalu ramai penuh canda tawa dan semarak berubah menjadi lesu dan semua orang hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa banyak bicara. Keadaan sepi dan menegangkan. Aku sendiri masih berkutat dengan semua laporan keuangan dan memeriksa kembali hal-hal yang mungkin sudah terlewatkan. Nyatanya, memang tidak ada yang terlewatkan sampai akhirnya aku menemukan jawaban dari semua pertanyaan panjang ini.Tak sengaja diri ini pergi ke kamar mandi lalu melewati sebuah lorong kecil di mana ada mushola dan kamar tempat istirahat siang kami semua, di sana ada Mbak Vina yang diam-diam sedang menelpon dengan gestur yang mencurigakan, dia melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan lalu menelepon dengan

  • Cincin siapa di Jari suamiku    52

    Melihatnya pergi secepat kilat, aku hanya bisa tertawa sambil merapatkan syal dan kembali masuk ke halaman rumah.*Seminggu kemudian.Tring ...Pukul tujuh pagi ponselku berdering, ternyata setelah kulihat itu adalah panggilan dari bosku Irma. Tumben sekali dia menelpon pagi-pagi begini biasanya Jika dia menghubungi itu artinya ada pesanan mendadak atau hal-hal yang harus segera dilakukan untuknya. Kutekan tombol hijau lalu menjawab panggilannya."Halo, assalamualaikum.""Walaikum salam.""Segeralah datang ke butik Karena aku telah mendapatkan laporan hasil audit dari akuntan pribadiku.""Oh, ada apa sebenarnya Bos?"Aku agak heran karena nada bicara temanku itu tiba tiba meninggi."Aku membutuhkanmu sekarang, jadi datanglah.""Siap."Aku agak kaget mendengar dia sedikit berteriak tapi aku berusaha untuk memaklumi bahwa mungkin bosku itu sedang pusing atau memiliki banyak masalah sehingga dia melampiaskannya sedikit kepadaku."Kira kira kenapa ya..." Ah, segera mengambil handuk unt

  • Cincin siapa di Jari suamiku    51

    "Baiklah jika begitu, aku akan pergi," jawabnya.Meski pada akhirnya dia mengalah tapi aku tahu dia melakukannya dengan berat hati. Aku pun paham dia sudah datang kemari dengan mengumpulkan segala keberanian dan kemauannya, dia telah mengumpulkan keberanian untuk menghadapi ayahku dan semua perkataan pahit dari beliau, juga harus minta maaf pada Ibu. Kini aku sudah di kamar, menyibak tirai jendela sambil melihat Mas Indra yang membuka pintu pagar dan menjauh pergi. Kembali terbersit dalam benakku, andai segala kejadian pahit itu tidak pernah berlaku dalam hidupku, tentu aku masih bersamanya sampai sekarang. Andai Dia tidak berselingkuh dan memutuskan untuk memilih kekasihnya tentu sampai saat ini kita masih tidur di ranjang yang sama dalam posisi berpelukan. Hanya ada aku, dia dan anak kami."Tapi sayang tidak ada lagi yang bisa disesalkan."*Kunyalakan AC lalu merebahkan diriku di sisi putriku yang sudah tertidur pulas sejak tadi. Kuperhatikan wajahnya yang cantik, sebagian dirinya

  • Cincin siapa di Jari suamiku    50

    *Di sinilah kami sekarang duduk di atas hamparan tikar dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian, bukit yang hijau yang ditumbuhi bunga-bunga yang cantik membuat Ambar gembira serta antusias untuk bermain dan menikmati alam. Kubiarkan ia memetik bunga dan mengejar kupu kupu sementara aku dan Mas Radit duduk sambil menikmati tipuan angin sejuk dan matahari sore. Daun rumput bergoyang di tiup angin membuat suasana semakin semarak."Hmm, Kalau sudah seperti ini Aku merasa sangat tenang dan bahagia ucap Mas Radit sambil mengunyah roti yang ku bawa di keranjang piknik.""Aku juga Mas, Ingin rasanya setiap hari seperti ini setiap sore menatap matahari dan menikmati angin sepoi yang berhembus, suatu saat nanti melihat anak anak kita berkejaran gembira, sudah merupakan kesempurnaan untukku.""Hmm, benar," jawabnya sambil menepuk punggung tanganku. Lama berhubungan dengan Mas Radit tak sekalipun pria itu pernah ingin merangkul atau melakukan hal yang lebih dari sekedar menyentuh tan

  • Cincin siapa di Jari suamiku    49

    Karena dia tidak kunjung menjawab juga perkataanku, akhirnya aku pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumah karena khawatir Mas Radit dan ibu akan menyusul keluar untuk memeriksa keadaanku."Kalau begitu Aku masuk dulu Mas Ibu dan Ayah pasti akan mencariku kalau aku terlambat.""Baiklah. Tapi tidak bisakah jika lain kali aku melihat Ambar?""Hmm, lain kali saja ya, namun aku tidak berjanji dengan semua itu. Jika suatu saat kau tidak sengaja melihatnya maka itu adalah rezekimu, tapi jika aku harus membawanya padamu, aku sama sekali tidak akan sempat dan tidak mau melakukan itu karena bapakku pasti akan marah.""Tak kusangka akan sesulit itu.""Kenyataan itulah yang kau pilih Mas, jadi bertahanlah.""Aku pulang," ujarnya yang tidak mampu menyembunyikan rasa kesal dan kecewa. Di sisi lain aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk meredakan kekesalan dan kekecewaannya karena segala sesuatu yang terjadi itupun adalah keputusan dirinya.Usai memastikan Mas Indra pergi dari depan rumah a

DMCA.com Protection Status