Share

Bab 10

Author: Zhen Xin Xin
last update Last Updated: 2021-03-23 21:03:44

Sebulan berlalu sejak ia tinggal di rumah Karl setelah mengunjungi upacara pemakaman ibu Bianca. Ia tidak bisa mengundang Erna karena alasan identitas Bianca yang seorang vampir, sehingga mau tidak mau ia terpaksa baru memberitahu Erna beberapa hari setelahnya. Tentunya tidak mungkin berakhir baik-baik. Erna kecewa padanya dan juga Bianca, memutus kontak dengan mereka berdua, membuatnya merasa bersalah. Sama sekali tidak mau menyapanya saat di kampus. Bianca sendiri juga belum menunjukkan batang hidungnya. Mengingat betapa syoknya Bianca waktu itu, ia rasa Bianca masih membutuhkan waktu untuk menerima kematian ibunya. Agak mengejutkan memang, mengingat Bianca sama sekali tidak pernah mengungkit keluarganya. Hanya sekali temannya itu membicarakan keluarganya, itu pun penuh emosi dan kejengkelannya pada kedua orangtuanya yang terus mengasingkan Theo, saat mereka baru saja lulus SMA. Setelah itu, Bianca tidak pernah lag

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 11

    Theodore baru saja membubarkan rapat harian keluarga Pedrosa untuk membicarakan rencana mereka selanjutnya saat terdengar suara ketukan pintu berulang kali dari luar. Ia memijat di antara alisnya, lalu menyuruh orang yang mengetuk pintu tadi untuk masuk ke dalam. Tidak perlu mengira-ngira siapa yang mengetuknya, karena ia sudah tahu.“Baru selesai?” tanya Bianca, adik perempuannya, berjalan masuk ke dalam sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling sebelum akhirnya menghampirinya. “Belum ada perkembangan dengan hasil penyelidikan anggota kita yang berkhianat?”“Belum. Tapi kelompok yang menyerang temanmu itu sudah ditangkap. Tinggal menunggu keputusan dari pusat untuk menjatuhkan hukuman mati. Walaupun agak sangsi, mengingat kamu tahu send

    Last Updated : 2021-03-24
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 12

    Karl menyisingkan kerah lengannya, mengecek jam di smartwatch-nya yang terpasang di pergelangan tangan kirinya. Sudah tepat pukul delapan malam dan ia masih belum juga melihat kehadiran Nikki. Udara di luar pada malam hari terasa jauh lebih dingin dibandingkan saat hari masih siang. Mungkin karena sudah memasuki musim gugur dan ia tidak berada di dalam mobilnya. Perasaannya mulai tidak enak. Dikeluarkannya smartphone yang ia selipkan di saku dalam jas abu-abu yang ia gunakan saat ini, membuka layar smartphonenya untuk melihat isi pesan teks. Masih tidak ada jawaban sejak lima belas menit ia mengirim pesan pada Nikki, mengabari wanita itu bahwa ia sudah tiba. Apa sebaiknya ia masuk ke gedung apartemennya untuk menjemput wanita itu sambil melihat situasinya saat ini? Bisa s

    Last Updated : 2021-03-25
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 13

    Setelah acara makan malam selesai, Veronica mengucapkan terima kasih pada Theodore Pedrosa atas jamuan yang tidak terduga itu. Ia belum pernah bertemu dengan Theodore selain mendengar dari cerita Bianca. Deskripsi sahabatnya tentang kakak laki-lakinya itu sangat tepat—kaku dan mengintimidasi di awal, namun tipe yang hangat dan ramah jika sudah mengenal lebih lama dengan orang itu. Berbeda dengan Bianca yang mewarnai rambutnya dengan warna perak dan potongan rambut yang mencolok, Theodore masih mempertahankan warna hitam alami rambutnya dengan potongan rambut rapi yang ditata seperlunya menggunakan gel rambut, membuatnya terlihat lebih elegan. Ada sedikit sisa kemiripan Theodore dan Bianca, yaitu dari warna mata cokelat, warna kulit mereka yang dingin dan pucat, serta bibir tipis mereka. Orang yang baru mengenal Bianca dan Theodore pasti tidak akan menyangka bahwa mereka berdua bersaudara sampai menghabiskan waktu leb

    Last Updated : 2021-03-30
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 14

    Febrina berjalan menyusuri jalanan kota Waterford yang ramai karena sudah hari Sabtu, dipenuhi oleh orang-orang yang berjalan tanpa memperhatikan sekitar. Sudah hampir setahun ia tidak mengunjungi kota kelahirannya ini, dan melihat banyaknya perubahan yang terjadi selama ia tidak ada di sini.Contohnya, gedung yang dulunya merupakan toko buku yang selalu jadi tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu, kini menjadi gedung kosong terbengkalai penuh dengan tanaman-tanaman liar yang merambat hingga ke luar. Hanya tersisa papan nama dari toko itu. Ada papan yang terpasang di dekat gedung itu yang tertulis nama dan nomor telepon dari agen properti yang menangani tempat itu, menandakan tempat itu sudah dijual oleh pemiliknya. Kecewa karena tempat favoritnya sudah menghilang, ia memasrahkan dirinya berjalan tanpa tujuan menyusuri kota

    Last Updated : 2021-03-30
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 15

    Veronica duduk di stadion sepak bola yang kosong karena hari ini bukan jadwal pertandingan, hanya latihan biasa, menerima minuman kola yang diberikan oleh Dania—teman satu jurusannya—dan meminumnya hingga isinya tersisa setengah saking hausnya. Di antara semua teman satu jurusannya, hanya Dania saja yang mudah didekati karena menyandang status yang sama dengannya; orang yang terpinggirkan dari lingkungan pertemanan sosial kampusnya. Dania tipe yang lone-wolf—lebih suka menghabiskan waktunya seorang diri dan membenamkan dirinya ke dalam dunia fantasi imajinasi buatannya, menuangkannya ke dalam novel online yang selalu tayang setiap dua kali seminggu di sebuah platform novel online—Goodnovel. Tidak banyak mahasiswa yang memproklamirkan identitas gender mereka seperti Dania yang sudah coming out sebagai non-binary, sehingga masih orang merasa aneh dengan identitas gender Dania walaupun kota Waterford sangat terbuka deng

    Last Updated : 2021-03-30
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 16

    Mengantar pulang seorang wanita di saat perasaan mereka tidak baik jelas bukan ide bagus. Sama sekali bukan, dan memang seharusnya dihindari. Jemarinya mengetuk setir kemudinya begitu mobil Bugatti Vero biru yang ia kendarai sudah melintas keluar dari gedung kampus Nikki. Suasana semakin canggung karena ia tidak memiliki ide untuk membuka percakapan dan tidak ada inisiatif dari Nikki untuk memecah atmosfer aneh yang mereka berdua buat. Matanya bergerak ke kanan-kiri, berpura-pura tengah memperhatikan jalanan yang sebenarnya tidak terlalu ramai sebagai alasan untuk mengintip Nikki. Wanita itu memandang ke luar jendela, walaupun ia yakin sekali kalau pikiran wanita itu sudah melayang jauh keluar dari raganya saat ini, lebih jauh dari pemandangan yang ada di depan mata wanita itu. Tidak tahan dengan atmosfer yang semakin negatif itu, ia akhirnya berdehem agar perhatian Nikki teralih dari lalu lintas di depan menuju pada

    Last Updated : 2021-04-02
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 17

    Sudah sebulan lebih sejak ia mengajukan cuti pada pihak kampus karena kematian ibunya. Agak rumit menjelaskan bagaimana perasaannya selama ini pada ibu kandungnya. Ia ingin ibunya tetap hidup, dan mempertanggung jawabkan perbuatannya yang sudah membuatnya dihantui rasa bersalah dan mimpi buruk karena membunuh ibu kandung Theo—Irene Pedrosa—di depan ia dan Theo. Ia ingin ibunya membayar dosanya, dan fakta bahwa ibunya mati bukan di tangannya, melainkan di tangan bawahan Theodore yang membelot ke pihak Schneider jelas mengguncangnya. Apalagi saat ia melihat sendiri bagaimana tubuh ibunya itu hangus terbakar, tidak menyisakan sedikit pun kecantikan yang pernah dibanggakan oleh ibunya itu. Benar-benar mengerikan. Ia sampai tidak sanggup menatapnya lebih lama, dan meminta orang-orang yang mengurus jenazah ibunya untuk menutup kembali kain putih yang menutupi tubuh mendiang ibunya.Apa ini yang disebut dengan pembalasan takdir dari Tuha

    Last Updated : 2021-04-02
  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 18

    Stephen mengembuskan asap rokok yang ia hirup dalam-dalam tadi ke udara, menciptakan kepulan asap yang bergerak memenuhi ruang kerjanya sebelum akhirnya asap itu menghilang bersama udara di sekitarnya. Punggungnya menyandar di kursi kerjanya dengan menyilangkan kedua kaki yang berada di atas meja kerjanya. Di samping kaki kanannya belasan puntung rokok berjejer tidak teratur di dalam asbak rokok berbahan kayu daur ulang. Mata biru gelapnya memandang langit-langit ruang kerjanya yang sebenarnya tidak begitu menarik namun tetap berhasil membuatnya untuk terus memandangi langit-langit itu. Lebih tepatnya, pikirannya saat ini tertuju pada Nikki dan langit-langit kosong itu bekerja sebagai proyektor yang membantunya memproyeksikan semua kenangan bersama Nikki sebanyak yang ia miliki.Wajah imut Nikki yang merengut kesal saat ia memberinya buket bunga mawar untuk alasan yang masih menjadi misteri b

    Last Updated : 2021-04-02

Latest chapter

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 126

    Nicholas tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar dari bibir Schneider barusan karena dia baru saja selesai makan siang yang disiapkan Askarovich beberapa menit yang lalu. Matanya melebar, berkedip tak percaya, menatap sosok yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi di wajahnya yang menciptakan rasa takut yang kuat dalam dirinya. Semua sel di tubuhnya seakan berhenti bergerak dengan otaknya sulit mencerna situasi saat ini. "Aku sudah selesai denganmu. Apa yang baru saja kukatakan cukup jelas untukmu, Nicholas Southampton?" Pria itu mengulangi kata-kata yang berhasil memberikan efek serangan yang kuat padanya. Dia menundukkan kepalanya, berusaha untuk tidak menangis di depannya. Apakah itu berarti mereka dibuang oleh William, seperti benda, setelah apa yang dia berikan kepada William Schneider — termasuk semua kekayaannya serta rumah besar miliknya milik pria itu? "Apa yang kamu lakukan di belakangku adalah mengacaukan rencana kita. Aku juga tidak ingin melakukannya karena ba

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 125

    Ketika Erna membuka kedua matanya, dia menemukan bahwa dia tidak lagi berdiri di kamar tidurnya seperti yang terakhir dia ingat, tetapi sedang berbaring di tempat tidurnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Pusing menyerangnya saat dia memaksa dirinya untuk bangun dari tempatnya. Dia melihat sekeliling, tidak melihat Bianca bersamanya di sini. Ingatannya yang hilang memang telah kembali, berhasil mengisi kekosongan yang dia rasakan selama ini. Dari saat ia dan Alec terpaksa meninggalkan kediaman setelah menemukan keberadaan monster dengan wujud yang sulit untuk dideskripsikan, ia berhasil membunuh semua penjaga yang ditempatkan di kediamannya, serta para pelayannya. Darah menggenang di hampir setiap sudut ruangan, dengan ekspresi masing-masing mayat yang dipenuhi rasa takut hingga sulit untuk dilupakan. Dia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang mereka rasakan sebelum menghadapi kematian mereka sendiri. Mungkin mereka berteriak kesakitan. Atau mungkin monster itu membunuh mereka

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 124

    Stephen meletakkan jarinya di sisi kanan tabletnya, membuka kunci layar. Sekarang layar tidak lagi menampilkan layar hitam kosong, menunjukkan kepada mereka titik-titik lokasi terjadinya serangan. Jari-jari Karl menggerakkan layar, sesekali mencubit untuk memperbesar atau memperkecil ukuran denah area Laurent, dan untungnya, Karl berbaik hati memberinya lebih banyak ruang sehingga dia juga bisa melihat apa yang ada di layar tablet. Ada banyak titik merah di sana—pertanda bahwa area tersebut telah berhasil diambil alih oleh kelompok musuh, menyisakan dua titik hijau yang menjadi satu-satunya area yang tersisa.Artinya, Schneider berada di balik serangan ini, gumamnya pada dirinya sendiri.Perhatian Stephen kemudian beralih padanya, menatapnya dengan tatapan bersalah. "Dan untuk informasi Anda, saya memberi tahu Anda bahwa tidak ada sesi latihan dengan Isabella hari ini, bukan karena saya melarang Anda--seperti yang mungkin Anda pikirkan--""Dan itulah yang kupikirkan," dia menyela, seka

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 123

    Pria itu masih menatapnya dengan alis terangkat ketika dia mendengar kata-katanya, sementara dia berdehem, mencoba menghentikan suasana canggung yang tercipta begitu dia selesai berbicara. "Kamu bilang apa? Kamu sudah tahu tentang itu?" Dia mengangguk, membenarkan kata-kata pacarnya. Pria itu bergumam dengan suara yang lebih rendah pada dirinya sendiri, berbicara dalam bahasa yang terdengar asing di telinganya sebelum wajahnya berubah muram. "Apakah kamu baik-baik saja?" "Daripada itu, kenapa kamu tidak memberitahuku tentang kakak laki-laki Stephen?" dia meludah, berusaha menahan amarah yang dia tidak tahu mengapa mulai muncul di dalam dirinya. "Kenapa kamu tidak memberitahuku bahwa makhluk yang menyerangku berumur dua belas tahun bukanlah serigala biasa, tapi manusia serigala?" Pria itu tidak mengatakan sepatah kata pun. Diam saja, seolah laki-laki itu ingin memberinya kesempatan melampiaskan seluruh amarahnya pada laki-laki itu. Sikap pacarnya saat ini sedikit mengingatkannya pa

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 122

    Sejak hari itu, semuanya telah berubah. Itu tidak seperti dulu.Mata Veronica tertuju pada Stephen yang sedang berbicara dengan beberapa orang di depan pintu masuk dengan wajah tegang, tidak langsung mengajak mereka masuk ke dalam mansion. Tangannya mencengkeram smartphone-nya erat-erat, membiarkan saluran TV di ruang tamu memutar serial N*****x favoritnya, Shadowhunters, dengan episode terakhir Season 4 yang tak lagi menarik baginya."Situasinya terlalu berisiko bagi kami, Bos."Dia mendengar salah satu orang berbicara dengan nada yang sedikit lebih tinggi daripada yang lain di sekitarnya yang berbicara dengan nada setengah berbisik — kemungkinan besar permintaan Stephen untuk memastikan dia tidak mendengar apa yang mereka diskusikan di pintu masuk mansion. . Lagipula, Stephen sudah aneh sejak awal. Jika pria itu tidak ingin dia mendengar seluruh percakapan 'rahasia', mengapa dia tidak membawa 'tamu' ke ruang pertemuan dan mengunci ruangan dengan rapat agar dia tidak mendengar semuany

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 121

    Agak bingung dengan apa yang dikatakan Bianca atau apa yang terjadi, dia tetap menuruti permintaan Bianca yang sudah berjalan di depannya dengan langkah cemas melewati koridor. Dia merasa sedikit keberatan dengan alasan harus meninggalkan teh yang baru saja diisi ulang oleh salah satu pelayan yang bertugas mengisi ulang tehnya jika teh di cangkirnya habis tanpa perlu memberi tahu pelayan apa yang harus dilakukan. lakukan (berbeda dengan pelayan di rumahnya yang kurang responsif ketika datang ke hal seperti ini), dan harus meninggalkan jajanan lokal yang dia tidak tahu namanya tetapi dia tetap menyukainya karena rasanya yang tidak biasa dan berhasil membuatnya ingin terus menggigitnya lagi dan lagi. Selama dia mengenal Bianca sejak mereka bertemu di sekolah menengah hingga sekarang, satu hal yang dia ketahui dengan baik dari Bianca adalah bahwa sahabatnya tidak akan menjelaskan apa yang dia alami atau apa yang mengganggunya, seberapa besar masalahnya atau seberapa besar masalahnya. kua

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 120

    Erna menyilangkan tangan di depan dadanya, menyembunyikan kekesalannya. Sudah hampir tiga jam sejak mereka dipaksa untuk kembali ke kediaman keluarga Zhang, diam-diam di ruang tamu ditemani oleh para pelayan keluarga Zhang – keluarga besar kakak Bianca, Erick Zhang – yang berdiri di sekitar mereka, menemani oleh aneka jajanan lokal dan teh hangat yang dari baunya saja ia langsung tahu bahwa itu adalah teh Biluochun, tanpa mendengarkan penjelasan apapun dari Bianca yang mondar-mandir di ruang tamu. Yang menahannya untuk tidak melampiaskan kekesalannya adalah ekspresi Bianca yang tampak gelisah, tidak seperti Bianca yang selalu bisa menghadapi situasi apapun dengan santai sebesar apapun masalahnya. Misalnya saat mereka duduk di bangku kelas tiga SMA dan pusing karena harus memikirkan ujian akhir dan juga persiapan masuk universitas dengan seleksi nilai yang sangat ketat. Alih-alih memfokuskan perhatiannya untuk belajar dan merencanakan masa depan seperti yang dia dan Vero lakukan, wanit

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 119

    Tidak ada yang bisa dilakukan olehnya saat ini selain membiarkan Stephen berada di dalam pelukannya sampai perasaan pria itu membaik. Tiba-tiba ia merasa menyesal karena sudah memaksa pria werewolf itu untuk menjawab pertanyaan yang pasti bagi pria itu membuka luka lama yang tertanam di dalam hati pria itu. "I am sorry, Nikki ..." Again, Nikki menemukan Stephen kembali menggumamkan kata-kata yang membuat perasaan bersalah di dalam dirinya semakin bertambah. Tangannya bergerak mengusap puncak kepala Stephen, berharap bahwa apa yang ia lakukan barusan berhasil membuat Stephen merasa lebih baik. "It's not your fault--" "No, Nikki. It's my fault," Stephen menyela perkataannya sebelum ia sempat menyelesaikan perkataannya, melepaskan pelukannya sambil menyeka air matanya yang sedikit keluar membasahi pipi pria itu. Kedua mata pria itu menatap sayu ke arahnya, membuatnya sedikit lega karena akhirnya pria itu tidak lagi menghindar bertatapan mata dengannya. "Half of them was my fault," u

  • Choosing Between Dragon and Werewolf (Indonesian)   Bab 118

    Erick memandangi sosok Theo yang kini duduk meringkuk di sudut ruangan dengan bibir gemetar, menggumamkan kalimat yang tidak bisa tertangkap jelas oleh telinganya saking kecilnya suara pria itu. Ia mengulum bibir bawahnya. Ia paham. Bagi Theo, ini pasti adalah fakta yang memukul telak pria yang selama ini hidup dengan membenci ibu tirinya tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Memang, ia tidak akan bisa memahami apa yang dirasakan oleh pacar laki-lakinya saat ini, karena semua hal itu tidak terjadi padanya. Dibandingkan dengannya yang hidup di keluarga latin yang selalu menjunjung tinggi keluarga dan mementingkan satu sama lain, keluarga besar Pedrosa di Waterford city jauh lebih rumit. "Tetap kondisikan dia agar tetap tenang saat menerima kenyataan yang sebenarnya. Aku tahu ini tugas yang sulit, tapi kurasa ini saat yang tepat untuk memberitahunya. Aku tidak mau semua usaha yang dilakukan Indri untuk melindungi anak-anaknya lenyap begitu saja." Kemarin, saat mereka tiba di kedia

DMCA.com Protection Status