Veronica terharu pada adiknya Magdalena, dia masih duduk di bangku kelas satu SMA namun tahu mana yang salah dan benar.Veronica tak tahu, harus pergi ke mana saat itu. semua tidak lagi percaya padanya. Untung saja Veronica bertemu dengan ibu Naomi, seseorang yang baik dan mempercayai Veronica. Hingga Veronica tinggal di sebuah panti asuhan miliknya."Dokter, ini sudah sampai." Ucap pak sopir taksi online itu menyadarkan Veronica dari lamunannya."Eh, maaf Pak. Sudah dari tadi ya, sampainya?"tanya Veronica memastikan."Iya, dokter. habisnya tadi dokter melamun terus, jadi saya tidak tega." ucap sopir taksi online itu pengertian."Maaf ya Pak, jadi merepotkan. Ini Pak ongkosnya." ucap Veronica menyerahkan uang untuk ongkosnya."Ini kebanyakan dokter,"ucap sopir taksi itu sering mengulurkan selembar uang itu."Bawa aja Pak, itu rezeki buat bapak, terima kasih ya Pak. Maaf sudah merepotkan,"Veronica pun turun dari dalam taksi."Terima kasih ya, dokter. semoga dokter selalu sehat dan lanc
Semua kini telah berkumpul di ruang makan untuk menikmati sarapan bersama. sudah menjadi tradisi di keluarga ini sebelum melakukan aktivitas wajib sarapan bersama.Itu sudah dibudidayakan sejak Nyonya Yasinta masih sehat. Saat makan Memang sih tidak boleh berbicara, namun mereka sering menghabiskan sarapan dengan berbincang. Kadang membicarakan hal penting, kadang hanya sekedar bercanda biasa.Gani mendorong kursi roda Nyonya Yasinta ke ruang makan. Sengaja ingin memberikan kejutan pada mereka perihal perkembangan kondisi Nyonya Yasinta yang sangat meningkat drastis. Padahal, baru satu minggu Veronica melakukan terapi kepada Nyonya Yasinta. tentu Tuan Bastian merasa bahagia mendengar kabar baik ini.Vera sudah siap mengambilkan menu makanan untuk Gani dan juga Nyonya Yasinta. Sementara Gani langsung duduk di samping Vera.Ketika mereka selesai menyantap menu makanan, tampak Nyonya Yasinta menggerakkan kakinya lalu mulai beranjak berdiri. Walaupun langkahnya masih tertatih, dan hanya m
Jujur Gavin sangat khawatir membiarkan Magdalena kembali ke Manila seorang diri. mengingat emosinya saat ini belum stabil. terkadang Magdalena menangis, Dia juga sering larut dalam lamunannya."Bu, Apa perlu saya mendampingi Ibu sampai ke kota Manila?"tanya Gavin penuh selidik."Tidak perlu, saya bisa sendiri kok. Kalau kamu ikut bersama saya, siapa yang akan menangani hotel dan restoran."sahut Magdalena."Ya sudah tidak apa-apa Bu, Ini dokumen penting untuk perjalanan ibu ke kota Manila."Gavin memberikan sebuah amplop coklat kepada Magdalena."Terima kasih Gavin, kamu sudah banyak membantu saya. Jujur, Kalau kamu tidak ada yang selalu menghibur dan memperhatikan saya selama berada di sini? mungkin entah apa yang akan terjadi kepada saya.""Sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai asisten ibu, untuk selalu memperhatikan sang Bos."sahut Gavin sambil mengembangkan senyumnya.Magdalena berlalu meninggalkan apartemennya. Dia dihantarkan langsung oleh Gavin sampai tiba di ba
Sekitar satu jam kemudian, Melisa tiba di rumah sakit. Dia menghampiri Ibu mertuanya yang sedang duduk di kursi panjang depan ruang ICU.Tampaknya suami Melisa ditempatkan di ruang ICU pasca operasinya Telah usai."Apa yang sebenarnya terjadi Ma? tanya Melisa kepada Ibu mertuanya. Terlihat kondisi Ibu mertuanya hanya luka ringan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Ibu Nurhaliza, memberitahu kronologis kecelakaan itu terjadi. Membuat Melisa benar terhenyak. Apalagi setelah Nurhaliza yang merupakan ibu mertua Melisa memberitahu kondisi putranya yang saat ini masih dalam keadaan kritis.Tangis Melisa pecah. Saat Nurhaliza memberitahu penuturan dokter Veronica, kalau saat ini Raffi Muhammad, sempat mengalami pendarahan di otak hingga harus dilakukan tindakan operasi. Kemudian kaki kanan Raffi juga mengalami patah tulang. kondisi Raffi benar-benar sangat memprihatinkan.Melisa terduduk di lantai. Dia sudah dapat membayangkan, kalau suaminya itu pasti akan mengalami cacat fisik. Karena Ra
Sosok Melisa, yang menjadi biang kerok hancurnya hubungan Veronica dengan Robinson, dan kehancuran hubungan Veronica dengan keluarganya.Melisa sebuah nama yang disematkan oleh kedua orang tuanya saat dia terlahir ke dunia ini. Melisa merupakan anak kedua dari bersaudara. Kakaknya seorang laki-laki yang dikagumi oleh banyak wanita. Dia bernama Antonio. Saat ini sudah menikah dan memiliki satu anak.Dulu waktu belum memiliki anak, Papanya Melisa dan Mamanya bercita-cita memiliki anak laki-laki dan perempuan. Makanya ketika dulu Melisa meminta seorang adik, papa dan Mamanya tidak mengabulkannya lagi.Padahal Melisa ingin sekali memiliki seorang adik perempuan. Agar ketika besar nanti tidak sendirian. Melisa membayangkan akan merasa bahagia jika memiliki adik perempuan, karena bisa sering tentang fashion ataupun hal lain yang berhubungan dengan perempuan.Dulu sewaktu kecil Melisa selalu merasa kesepian. Terlebih saat Papa dan Mamanya ada tugas di luar kota. Melisa Hanya berdiam diri di
Suasana di mobil kala itu sangat ramai oleh celotehan mereka. Membuat mamanya Melisa kadang ikut tertawa mendengar obrolan tiga sahabat itu.Mereka pun sampai di rumah. untung rumah mereka berdekatan, sehingga mamanya Melisa tak perlu mengantar satu persatu."Melisa, aku langsung pulang ya, sukses buat kamu."Laura berpamitan."Aku juga langsung pulang."Robinson pun ikut berpamitan."Ok, Sampai ketemu besok ya."ucap Mbak Lisa semangat."Oke, Tante kami pulang dulu. Terima kasih buat makan siangnya."ujar Laura dan Robinson secara bersamaan."Iya, Terima kasih ya, jangan kapok untuk selalu berteman dengan Melisa."pesan mamanya Melisa."Siap Tante, kami pulang dulu."Laura dan Robinson pun meninggalkan rumah keluarga.Melisa segera masuk ke dalam untuk berbenah. Rasanya sudah gerah dan tak nyaman karena suasana siang ini sangatlah panas. Saat melintas di ruang tengah, Melisa melihat Papanya sedang asyik menonton televisi."Pa,"Melisa mendekati Papanya dengan bermanja."Eh, kamu sayang suda
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih satu jam membelah jalanan ibu kota Manila, terlihat mobil Magdalena sudah memasuki area rumah sakit.Karena sebelumnya, Magdalena sudah membuat janji dengan dokter Veronica, dengan alasan konsultasi kesehatan Magdalena.Melalui sambungan telepon seluler yang ia dapatkan dari sosial media.Magdalena keluar dari mobil yang ia kedelai sendiri. Tampak wanita cantik itu berjalan memasuki rumah sakit. Magdalena menghampiri resepsionis."Maaf, Ate( Mbak), Saya ingin bertemu dengan dokter Veronica.""Apakah Ate, sudah memiliki janji? tanya sang resepsionis kepada Magdalena yang baru saja menghampirinya."Sebelumnya saya sudah memiliki janji kepada beliau, saya ingin konsultasi mengenai kondisi kesehatan saya kepada dokter."sahut Magdalena."Baiklah Tunggu sebentar ya."ujar resepsionis itu sambil langsung meraih intercom yang ada di hadapannya untuk menghubungkan dirinya dapat berbicara langsung dengan Veronica yang saat ini sedang berada di ruang kerja
Sementara di tempat lain.Tepatnya di rumah utama keluarga Bastian.Terlihat Gani menghampiri nyonya Yasinta. Di sana juga sudah ada Vera sang istri yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga."Pagi Ma, pagi Pa." sapa Gani sambil langsung duduk di samping Nyonya Yasinta. sementara Vera yang baru siap menghidangkan sarapan pagi duduk di samping suaminya."Bagaimana, apa tidak ada cara untuk membebaskan Adik kamu?" tanya Nyonya Yasinta kepada Gani."Gani baru berbicara dengan kuasa hukum kita Ma, tetapi Pak Burhan mengatakan, agak sulit bagi kita membebaskan Gani untuk saat ini. Karena Tuan Nicholas memiliki bukti-bukti yang kuat. Dan tampaknya Robinson mengakui apa yang telah Ia perbuat kepada putri dari Tuan Nicholas."Coba kamu berbicara dengan Magdalena, mungkin dia akan memahami situasi, apalagi mama sangat mengetahui kalau Magdalena sangat mencintai Robinson.""Masalahnya kasus yang menyeret Robinson hingga mendekam ke penjara, bukan karena kasus ketika Robinson menampar Mag
Tuan Nicholas kembali tanpa membawa Veronica. Di sepanjang perjalanan, Tuan Nicholas merevisi dirimu sendiri, atas kesalahan yang ia lakukan di masa lampau gara-gara dirinya terlalu percaya dengan pemberitaan yang ada di sosial media, membuat dirinya harus jauh dengan Putra sulungnya itu.Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit membelah jalanan ibukota, akhirnya Tuan Nicholas tiba di rumah. Dia keluar dari dalam mobilnya, dan menutup pintu mobilnya dengan kasar. Nyonya Maria yang mengetahui sang suami sudah kembali, langsung berlari keluar berniat untuk menyambut Putri sulungnya itu. Dia tersenyum, karena nyonya Maria yakin kalau Tuhan Nicholas berhasil membawa Veronika kembali ke rumah.Nyonya Maria membuka pintu utama. Dia sengaja membuka pintu tanpa menyuruh salah satu asisten rumah tangga. Karena nyonya Maria sudah tidak sabar ingin bertemu dengan putrinya.Perlahan senyuman Nyonya Maria pudar, Ketika melihat Tuan Nicholas turun dari dalam mobil seorang diri. Padahal d
Tuan Nicholas terus mengintimidasi Melisa yang selalu menyangkal apa yang telah dia perbuat terhadap Veronica. "Kamu tidak perlu berbohong, karna semua ada bukti buktinya. Siap siap saja kamu mendekam dibalik jeruji besi ini." ucapkan Nicholas sembari langsung bangkit dari tempat duduknya meninggalkan Melisa begitu saja. Rencana Tuan Nicholas saat ini ingin sekali menemui putrinya. Tuan Nicholas ingin kembali mempersatukan keluarganya yang sudah hancur berantakan, akibat perbuatan Melisa dan Robinson. Kali ini, Tuan Nicholas benar-benar ingin memperbaiki semuanya. Delapan tahun lamanya Tuan Nicholas dan nyonya Maria tidak bertemu dengan Putri sulungnya itu. Entah bagaimana kabarnya saat ini Tuan Nicholas tidak mengetahui.Baru sekitar 2 hari yang lalu, Tuan Nicholas mengetahui keberadaan Putri sulungnya itu. walaupun Laura sudah sekitar 1 bulan yang selalu memberikan bukti-bukti itu kepada Tuan Nicholas.Tuan Nicholas bukan tidak mencari tahu keberadaan putrinya, tapi sepertinya a
Robinson yang saat ini masih berada di balik jeruji besi, baru mengetahui kabar tentang Melisa kalau saat ini dirinya berada di tanah air. Tampaknya Tuan Bastian sudah meminta salah satu asistennya untuk mencari tahu tentang Melisa.Dan tidak butuh waktu lama, anak buah Tuan Bastian langsung mengetahui kabar tentang Melisa yang saat ini berada di kota Manila. yang saat ini suaminya mengalami kecelakaan bahkan mengalami kebutaan. informasi itu langsung didapatkan oleh anak buah dari Tuan Bastian.Tuan Bastian mengembangkan senyumnya, ketika mendengar kalau Melisa berada di kota Manila. Itu artinya pihak kepolisian tidak perlu terlalu jauh mencari keberadaan Melisa, karena saat ini Melisa sendiri yang datang ke kota Manila.Tentunya pihak kepolisian juga mengetahui kalau bisa terlibat kejadian delapan tahun silam. Tanpa Tuan Bastian melaporkannya kembali.Tetapi agar melihat tidak kembali ke Kuala lumpur, sebelum pihak kepolisian melakukan penangkapan terhadapnya. Anak buah Tuan Bastian
Tampak Melisa menangis sesungguhkan meratapi nasibnya, memiliki suami mengalami kebutaan.Sedangkan Veronica memilih untuk segera berpamitan kepada Ibu Nurhaliza, yang saat ini berusaha menenangkan putranya. Karena semenjak Raffi mengetahui dirinya mengalami kebutaan, tampak pria itu terus menangis dan tidak terima kalau dirinya tidak akan dapat melihat terangnya dunia lagi."Ma, aku harus bagaimana? Aku tidak mau seperti ini. Aku tidak mau buta Ma!"tangis pria bertubuh kekar itu diperlukan sang ibu.Sementara Melisa larut dalam pemikirannya. rasanya langit seolah runtuh menimpa tubuhnya. "Bagaimana aku bisa hidup dengan suamiku yang mengalami kebutaan seperti ini? aku pasti tidak bisa seperti dulu lagi." gua mah gelisah di dalam hati.Sepertinya di dalam hati Melisa tidak ada rasa empati terhadap suaminya. Dia hanya egois memikirkan dirinya sendiri. Bahkan Melisa tidak berusaha memberikan kekuatan kepada suaminya."Sudah, sudah Jangan menangis Lagi! kita akan usahakan supaya kamu d
Sementara di tempat lain.Tepatnya di rumah utama keluarga Bastian.Terlihat Gani menghampiri nyonya Yasinta. Di sana juga sudah ada Vera sang istri yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga."Pagi Ma, pagi Pa." sapa Gani sambil langsung duduk di samping Nyonya Yasinta. sementara Vera yang baru siap menghidangkan sarapan pagi duduk di samping suaminya."Bagaimana, apa tidak ada cara untuk membebaskan Adik kamu?" tanya Nyonya Yasinta kepada Gani."Gani baru berbicara dengan kuasa hukum kita Ma, tetapi Pak Burhan mengatakan, agak sulit bagi kita membebaskan Gani untuk saat ini. Karena Tuan Nicholas memiliki bukti-bukti yang kuat. Dan tampaknya Robinson mengakui apa yang telah Ia perbuat kepada putri dari Tuan Nicholas."Coba kamu berbicara dengan Magdalena, mungkin dia akan memahami situasi, apalagi mama sangat mengetahui kalau Magdalena sangat mencintai Robinson.""Masalahnya kasus yang menyeret Robinson hingga mendekam ke penjara, bukan karena kasus ketika Robinson menampar Mag
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih satu jam membelah jalanan ibu kota Manila, terlihat mobil Magdalena sudah memasuki area rumah sakit.Karena sebelumnya, Magdalena sudah membuat janji dengan dokter Veronica, dengan alasan konsultasi kesehatan Magdalena.Melalui sambungan telepon seluler yang ia dapatkan dari sosial media.Magdalena keluar dari mobil yang ia kedelai sendiri. Tampak wanita cantik itu berjalan memasuki rumah sakit. Magdalena menghampiri resepsionis."Maaf, Ate( Mbak), Saya ingin bertemu dengan dokter Veronica.""Apakah Ate, sudah memiliki janji? tanya sang resepsionis kepada Magdalena yang baru saja menghampirinya."Sebelumnya saya sudah memiliki janji kepada beliau, saya ingin konsultasi mengenai kondisi kesehatan saya kepada dokter."sahut Magdalena."Baiklah Tunggu sebentar ya."ujar resepsionis itu sambil langsung meraih intercom yang ada di hadapannya untuk menghubungkan dirinya dapat berbicara langsung dengan Veronica yang saat ini sedang berada di ruang kerja
Suasana di mobil kala itu sangat ramai oleh celotehan mereka. Membuat mamanya Melisa kadang ikut tertawa mendengar obrolan tiga sahabat itu.Mereka pun sampai di rumah. untung rumah mereka berdekatan, sehingga mamanya Melisa tak perlu mengantar satu persatu."Melisa, aku langsung pulang ya, sukses buat kamu."Laura berpamitan."Aku juga langsung pulang."Robinson pun ikut berpamitan."Ok, Sampai ketemu besok ya."ucap Mbak Lisa semangat."Oke, Tante kami pulang dulu. Terima kasih buat makan siangnya."ujar Laura dan Robinson secara bersamaan."Iya, Terima kasih ya, jangan kapok untuk selalu berteman dengan Melisa."pesan mamanya Melisa."Siap Tante, kami pulang dulu."Laura dan Robinson pun meninggalkan rumah keluarga.Melisa segera masuk ke dalam untuk berbenah. Rasanya sudah gerah dan tak nyaman karena suasana siang ini sangatlah panas. Saat melintas di ruang tengah, Melisa melihat Papanya sedang asyik menonton televisi."Pa,"Melisa mendekati Papanya dengan bermanja."Eh, kamu sayang suda
Sosok Melisa, yang menjadi biang kerok hancurnya hubungan Veronica dengan Robinson, dan kehancuran hubungan Veronica dengan keluarganya.Melisa sebuah nama yang disematkan oleh kedua orang tuanya saat dia terlahir ke dunia ini. Melisa merupakan anak kedua dari bersaudara. Kakaknya seorang laki-laki yang dikagumi oleh banyak wanita. Dia bernama Antonio. Saat ini sudah menikah dan memiliki satu anak.Dulu waktu belum memiliki anak, Papanya Melisa dan Mamanya bercita-cita memiliki anak laki-laki dan perempuan. Makanya ketika dulu Melisa meminta seorang adik, papa dan Mamanya tidak mengabulkannya lagi.Padahal Melisa ingin sekali memiliki seorang adik perempuan. Agar ketika besar nanti tidak sendirian. Melisa membayangkan akan merasa bahagia jika memiliki adik perempuan, karena bisa sering tentang fashion ataupun hal lain yang berhubungan dengan perempuan.Dulu sewaktu kecil Melisa selalu merasa kesepian. Terlebih saat Papa dan Mamanya ada tugas di luar kota. Melisa Hanya berdiam diri di
Sekitar satu jam kemudian, Melisa tiba di rumah sakit. Dia menghampiri Ibu mertuanya yang sedang duduk di kursi panjang depan ruang ICU.Tampaknya suami Melisa ditempatkan di ruang ICU pasca operasinya Telah usai."Apa yang sebenarnya terjadi Ma? tanya Melisa kepada Ibu mertuanya. Terlihat kondisi Ibu mertuanya hanya luka ringan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Ibu Nurhaliza, memberitahu kronologis kecelakaan itu terjadi. Membuat Melisa benar terhenyak. Apalagi setelah Nurhaliza yang merupakan ibu mertua Melisa memberitahu kondisi putranya yang saat ini masih dalam keadaan kritis.Tangis Melisa pecah. Saat Nurhaliza memberitahu penuturan dokter Veronica, kalau saat ini Raffi Muhammad, sempat mengalami pendarahan di otak hingga harus dilakukan tindakan operasi. Kemudian kaki kanan Raffi juga mengalami patah tulang. kondisi Raffi benar-benar sangat memprihatinkan.Melisa terduduk di lantai. Dia sudah dapat membayangkan, kalau suaminya itu pasti akan mengalami cacat fisik. Karena Ra