Share

Bab 4 Getaran Yang Beda

last update Last Updated: 2023-09-27 11:20:03

“Eh, maaf,”ucap Aksara melepas pegangan tangannya. Dari sentuhan dua kulit itu menghadirkan sengatan yang menjalar di semua organ tubuhnya.

“Gak papa, Tuan. Ada perlu apa Tuan dengan saya?”

“Orang tuamu di mana? Kenapa diusiamu yang sedini ini sudah bekerja? Kamu gak melanjutkan sekolah?”tanya Aksara dengan rentetan kalimat bak kereta api.

“Maaf, Tuan.Boleh pertanyaannya satu-satu saja? Saya bingung harus menjawab yang mana dulu.”Gadis itu menggeser letak teh hangatnya. Tangannya menumpuk di depan meja seperti siswa yang hendak mendengarkan pelajaran dari gurunya. Ia terlihat begitu sopan.

“Orang tuamu di mana?”

“Mereka sudah meninggal semenjak saya masih sekolah dasar, Tuan.”

“Maaf.”

“Gak apa, Tuan.”

“Kamu punya saudara? Kakak?”

“Saya hanya punya adik, Tuan. Saat ini mereka sedang duduk di bangku sekolah dasar.”

“Mereka?”

“Iya, Tuan. Adik saya dua. Mereka kembar.”

“Selama ini kalian tinggal dengan siapa?”

“Kami tinggal di rumah peninggalan ayah dan ibu, Tuan. Kami bertiga."

“Untuk makan?”

“Saya bekerja.Sebelum di sini saya sudah bekerja menjadi buruh cuci.”

Aksara manggut-manggut.Pertanyaan dasar yang mengisi otak kepalanya kini sudah terjawab sudah. Ia mulai mengaduk minumannya dengan kancung teh yang masih menggantung di cangkir. Terdengar dentingan dua benda tersebut ketika mulai beradu.

“Tehnya diminum! Keburu dingin.”

“Terima kasih,Tuan.”

Gadis itu hendak menyeruput minumannya. Namun, untuk sesaat ia berhenti. Pikirannya terus berkelana.

“Kenapa? Apa kamu gak suka teh?”

“Saya sangat suka, Tuan. Tapi, adik-adik saya di rumah hanya minum air putih. Tidak pernah minum minuman manis.”

“Mereka punya penyakit diabetes?”

“Bukan, Tuan.Tapi ….” Celine menggigit bibir bawahnya, tampak ragu untuk berucap. “Di rumah jarang ada gula, Tuan. Terkecuali ada tetangga yang selametan orang meninggal.”

Gadis itu tertawa kecil .

“Apa hubungannya?”

“Di desa saya, kalau ada orang yang meninggal, keluarganya akan kirim doa untuk almarhum, dengan membagi sembako ke tetangga sekitar.”

Aksara hanya manggut-manggut. Ia merasa salah besar jika harus memecat gadis belia ini. Tumpuan hidupnya sangat berat untuk gadis sekecil ini.

“Terima kasih banyak sudah menerima saya bekerja di sini, Tuan. Saya juga minta maaf telah berani duduk di kursi ini semeja dengan, Tuan.”

“Bersikaplah biasa saja. Silakan diminum tehnya. Saya berjanji, akan mengirim sembako dan jajan untuk adik-adikmu kampung.”

“Terima kasih banyak, Tuan.”

Gadis itu memegang tangan Aksara dan mencium punggung tangannya dengan hormat. Hal yang biasa ia lakukan kepada orang yang yang lebih tua dari umurnya. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan Aksara. Sentuhan yang dihadirkan gadis itu justru membuat hatinya bergetar. Bukan hanya iba, melainkan sebuah rasa baru yang mulai tumbuh.

Bukan rasa antara bapak kepada anak. Tetapi, rasa antar lelaki dan wanita. Celine tak menyadari itu.

“Maaf, Tuan, kalau saya lancang. E ….”

“Apa?”

“Susu Denim tinggal sedikit. Takutnya gak cukup sampai nanti malam.”

Denim memnag sudah mulai aktif-aktifnya hingga kebutuhan susu pun turut bertambah. Seingat Aksara,ia baru menyetok susu formula itu seminggu yang lalu.

“Nanti sore bersiaplah! Ikut saya belanja Mingguan. Bahan masakan di rumah juga sudah habis bukan?”

“Saya boleh ikut, Tuan?”

“Kalau bukan kamu siapa lagi? Mbok Inah? Kan dia sudah resign.”

“Baik, Tuan.Terima kasih. Saya permisi.”

Celine bangkit dan mengangkat cangkirnya yang baru disruput sedikit. Sedangkan minuman Aksara, sudah tinggal separuhnya.

“Mau kemana kamu?”

“Saya mau minum di dapur saja, Tuan. Saya tidak enak duduk di sini berlama-lama dengan Tuan.”

Lelaki yang biasanya kaku itu tersenyum, “Minumlah di sini! Saya sudah menghabiskan tehnya." Aksara meneguk isi cangkirnya, hingga di dalamnya langsunh tandas. Hanya tertinggal kantung teh yang masih menggantung. Kemudian berlalu tanpa permisi.

***

“Kuci, kuci,kuci,” ucap Celine ketika menggelitiki Denim. Sontak lelaki kecil itu tertawa terbahak dengan begitu riangnya.

“Celine, sudah siap?” tanya Aksara dengan pakaian rapi. Celana panjang dan kemeja warna biru muda berlengan pendek.

“Sudah, Tuan.”Gadis itu mengambil botol dot anak asuhnya dan berjalan menggendong Denim. Berjalan mendekat ke arah kendaraan roda empat Aksara.

Di depan pintu mobil, ia sedikit kesusahan untuk mebuka. Tubuh Denim yang gemoy dan terus bergerak aktif mengurangi ruang geraknya.

“Terima kasih,Tuan,” ucap Celine ketika pintu berwarna putih itu dibuka oleh Aksara. Ia sungkan, yang ada dialah yang selalu merepotkan majikannya.

“Sabuk pengamannya dipakai!” ucap Aksara ketika mulai menyalakan mesinnya.

Celine meelihat ke jok mobil. Ini kali pertama ia masuk ke kendaraan roda empat. Bahkan, ia tak tahu bagaimana caranya mengenakan sabuk pengaman tersebut. Ia hanya menarik benda itu dan didekatkan ke tubuhnya.

“Bukan seperti itu caranya.” Aksara mendekat. Wajah dewasa dengan cambang halus itu tepat persis di muka gadis belia tersebut. Mendadak ada rasa yang aneh yang menyeruak di hati kecilnya. Lalu didetik berikutnya, Celine menundukkan pandangan. Takut jika Tuannya menyadari kalau ia telah mencuri pandangan.

“Maaf, Tuan. Saya justru merepotkan Tuan.”

“Diingat-ingat caranya. Biar besok bisa memakainya sendiri.”

“Baik, Tuan.”

“Pok ame-ame, belalang kupu-kupu.” Celine terud mengajak Denim berbicara dan bernyanyi. Di manajagoan kecilnya itu turut mengikuti suara babysitternya. Denim terus tertawa kegirangan.Apalagi ketika lagu yang mereka nyanyikan usai, Celine akan mencium pipi Denim yang diikuti tawa terbahak dari anak lelakinya.

“Susu, susu,”ucap Denim yang mulai kehausan.

Saat tangan Celine meraih susu di dashbord mobil. Tanpa sadar ia menyentuh tangan Tuannya. Tangan kekar dengan sedikit bulu itu lebih sigap untuk mengambil botol susu anaknya.

“Eh, maaf,”ucap Celine yang langsung menarik lengannya. Kini, degupan jantung Celine berdetak lebih cepat dari biasanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Martini Muhamad
suka banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 5. Harga Bayam

    Ini kali pertama Celine menampakkan kaki di lantai mall. Ia dibuat takjub dengan bangunan besar dan isinya. Manik matanya di manjakan oleh semua barang belanjaan yang kumplit. Dari sayur, buah, ikan dan perdagingan. Celine menggendong Denim, yang sesekali lelaki kecil itu berjalan digandengnya dan terkadang ikut masuk di kereta dorong. Sedangkan Aksara terus mendorong keranjang belanjaan sambil mengambil berbagai macam bahan yang disebutkan oleh Celine.“Ini apa sayur bayamnya,” ucap gadis berambut panjang itu sambil mengambil sayur yang dimaksud. Sedangkan Denim kini tengah duduk di keranjang belanja yang tengah didorong Aksara. Celine memutar sayur yang dipegang, mencari bandrol harga yang tertera, hingga di detik kemudian manik mata hitamnya membulat secara sempurna.“Kenapa gak dimasukkan ke sini?” tanya Aksara menyadarkannya. Celine meneguk salivanya sendiri, “Ini harganya gak salah, Tuan? Seikat ini dua belas ribu.”Aksara mengambil sayur dari tangannya Celine, memperhatikan no

    Last Updated : 2023-09-27
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 6. Cinta?

    “Ambillah!Atau mau saya pecat,” ucap Aksara yang memegang tangan kanan Celine. Diletakkannya ponsel tersebut ke tangan gadis itu.“Tapi, Tuan ....” Tangan Celine yang gemetar membuat Aksara terkekeh. Baru kali ini, ia mendapati gadis lugu seperti Celine. Gadis yang diam-diam mencuri hatinya.“Maaf saya hanya bercanda.”Celine menghela nafas panjang sambil memegang dadanya yang bergemuruh, “Syukurlah, Tuan. Saya kira, saya beneran dipecat.”Aksara tersenyum kecil. Ia seperti kembali menemukan kehidupannya yang berwarna. Hari-hari yang dilalui dengan suram itu mendadak seperti mendapatkan secercah sinar. Senyum semu yang biasa ia tampakkan kini menjelma menjadi senyum nyata kebahagiaan.“Tidak, tidak, saya hanya simpati saja dengan gadis itu, ini bukan perasaan seorang lelaki dewasa kepada wanita,” batin Aksara yang terus menutupi perasaannya. Ia masih belum bisa menerima kalau hatinya tertambat dengan wanita yang lebih macam dipanggil gadis bau kencur.“Tuan, maaf, kenapa tidak segera

    Last Updated : 2023-09-27
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 7. Perhatian Aksara

    “Saya hanya salah bicara. Maksud saya kalau kamu pulang,” ucap Aksara yang mulai tak jujur dengan hatinya. Hati dan pikiran tak sinkron. Ia tak mengakui rasa yang mulai tumbuh di hatinya.“Mungkin saya hanya merasa kalau Celine seperti istri saya. Dia yang baik, santun dan terlihat sangat sayang anak kecil. Tidak, tidak, tidak, tak mungkin Celine dan Istri saya sama. Mereka dua orang yang berbeda dan saya sangat mencintai istri saya,” batin Aksara yang mulai kacau.“Dek Denim, kita makan sama-sama yuk!”“Maemm, maem,” ucap lelaki kecil yang tengah memegang sendok di tangannya. “Berdoa dulu ya, Dek! Gimana, Dek, caranya? Angkat tangannya, lalu baca doa,” ucap Celine sambil melakukan hal yang sama. Gadis kecil itu mengadahkan tangan yang diikuti dengan tangan-tangan kecil Denim yang terangkat. Lalu perlahan, Celine baca doa perkata, yang diikuti oleh bibir Denim. Meskipun hanya huruf vocal belakangnya saja. Tapi setidaknya, lelaki kecil itu sudah antusias dan menurut. Aksara tersenyum

    Last Updated : 2023-09-27
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 8. Pijatan

    “Babysitter untukTuan Denim sudah ada, Pak. Besok pagi akan saya jemput.”“Apa, Tuan? Saya mau dipecat?” tanya Celine ketakutan. Ia tak menyangka, karena kantuknya itu membuat ia kehilangan pekerjaan.“Hust,” ucap Aksara dengan jari trlunjuk yang didekatkan di bibir. Ada Denim dalam gendongannya yang tengah tertidur.Celine menunduk. Ia merasa bersalah. Turut mengekori Tuannya yang kini masuk ke dalam kamar.Celine menata bantal dan guling Denim, lalu lelaki berumur matang itu menidurkan anaknya dikasur. Diangkatnya selimut bergambar superhero kesayangan anaknya, ditutupkan hingga ke dada.Aksara melirik kearah babysitter anaknya. Wajahnya tampak gusar, beberapa kali dia melihat Celine memilin ujung pakaiannya. Terlihat tampak ketakutan.Di sisi lain, Celine ingin kembali menanyakan pertanyaan yang belum dijawab. Tapi, ia masih takut dengan Tuannya. Rasanya tak sopan.“Apa Tuan Aksara menraktir saya makan untuk itu? Terus yang dibahas pun tentang pulang kampung. Apa beliau akan meruma

    Last Updated : 2023-10-31
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 9. Pelukan

    “Maaf ya, Tuan.” Gadis itu mendekat, lalu mulai memijat tengkuk leher Tuannya. Baru saja satu pijatan mengenai tubuhnya, Aksara langsung menghindar. Ia merasa aneh pada dirinya. Suatu sengatan yang tak diinginkan kembali hadir. Padahal, ia kerapkali melakukan pijat di tempat massage.“Maaf, Tuan, apa ada yang salah?” tanya Celine terkaget.“Ada. Kamu salah, diam-diam mencuri hati saya,” batin Aksara. “Saya takut kamu meminta imbalan,” ucap Aksara yang terkesan dingin dan berlalu begitu saja. Celine mematung. Ia masih bingung dengan tuannya yang selalu berubah sikap dengan cepat. Terkadang hangat dan terkadang galak seperti macan. Seperti ini tadi, bukankah tuannya yang meminta? Lalu imbalan, bukankah Celine tak pernah memintanya? Andai pun iya, sudah pasti Aksara sanggup membayarnya, karena hartanya yang berlimpah.Gadis itu menggeleng. Ia mengambil cangkir kotor bekas Tuannya. Membersihkan benda tersebut dan kemudian masuk ke dalam kamarnya. ***Celine menyiapkan sarapan lebih aw

    Last Updated : 2023-10-31
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 10. Tekanan Darah Tinggi

    Aksara menggeleng. Seumur hidupnya baru kali ini ia disuguhi ikan asin. “Masakan orang desa tuh enak, Pak.” Perkataan dari Baskoro tempo lalu membuatnya sedikit penasaran. Dilihatnya makanan di depannya sambil sedikit bergidik. Tangannya mulai memegang sendok, lalu menyuapkan lauk itu ke mulutnya. Seketika wajahnya menampakkan ekspresi yang aneh.Pintu terketuk, dan tak lama kemudian supir yang telah menemaninya beberapa tahun ini mulai masuk, “Maaf, Pak, anda kenapa?” tanya Baskoro kaget. Dilihatnya majikannya yang menampakkan ekspresi lain dari biasanya.“Tuh, katamu makanan ndeso itu enak. Tapi kenyataannya?” tanya Aksara sambil menunjuk makanan di depannya. Baskoro memang terlihat akrab dengan bosnya, karena ia lah satu-satunya orang yang paling lama dan paling paham tentang Aksara. Ia juga teman sekolah Aksara saat di SMA dulu. Sayangnya, nasibnya tak sebagus lelaki yang dipanggil pak.“Pak Aksara makan ikan asin?” tanya Baskoro terkejut. Ia menahan tawa dengan menutup mulutnya

    Last Updated : 2023-10-31
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 11. Tugas Istri

    “Itu tugas saya. Sedangkan kamu lakukan tugasmu!”“Tugasku adalah memastikan rumah bersih, mengurus Dek Denim dan juga Tuan. Saya belum selesai bertugas karena belum melihat Tuan makan malam ini.”Aksara terkesima. Dari ekspresi wajah dan cara bicara Celine, gadis itu terlihat sangat tulus. “Saya masak soto ayam tadi, tuan mau makan sekarag? Biar saya hangatkan dulu.”Aksara memang lapar, lagi-lagi tumpukan pekerjaan membuat jam makannya berantakan. Rencananya sampai rumah mau bikin mie instan sebelum tidur seperti biasa. Tapi, ia melupakan mengisi perut ketika mendapati Celine tidur di ruang tamu.“Baiklah. Temani saya makan.”“Baik, Tuan.”Gadis itu mengucek matanya yang bulat, meningkatkan cahaya penglihatannya yang hanya tinggal 5 watt. Disisirnya rambut panjang itu dengan jari-jarinya, lalu dikuncir atas layaknya pungguk onta. Ia berjalan menuju dapur dan memanaskan kuah sayur yang dimasaknya sore tadi. Ia juga membuat teh hangat untuk peneman makan malamnya. Di sisi lain, Aksa

    Last Updated : 2023-10-31
  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 12. Mengaung

    Celine meringis. Dengan ragu ia mengambil ponselnya dan mendekatkan benda itu ke telinganya.“Tuan.”“Iya. Apa yang kamu bicarakan dengan anak saya?”“Gak ada, Tuan.”“Gak ada? Yang kamu bilang tadi? Yang galak seperti macan itu siapa?”“E ... Itu ....” Celine berpikir dengan keras. “Itu saya, Tuan.”“Kamu galak seperti macan?”“Iya, Tuan.”“Babysitter galak nggak boleh mengasuh anak saya. Takut anak saya jadi korban kekerasan.”“Bukan, bukan, Tuan. Bukan seperti itu.”“Lalu?”“Maaf, Tuan. Celine hanya bercanda. Saya gak bermaksud apa-apa.”“Jangan kotori pikiran anak saya dengan yang tidak-tidak.”“iya, Tuan. Saya minta maaf.”Denim mulai merebut ponsel yang Celine pegang. Hingga akhirnya gadis itu mengalah, memberikannya benda pintar itu dengan mengubahnya menjadi video call dan mengarahkan kamera depannya. Kini wajah Denim yang dipangkunya masuk ke dalam kamera.“Papa, papa,” ucap lelaki kecil itu.“Papa, waung,” ucap Denim menirukan babysitternya tadi.Celine meringis. Ia lupa ten

    Last Updated : 2023-10-31

Latest chapter

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Tamat

    “Itu tadi lihatin saya.” Aksara tersenyum smirk, “Kamu itutidak pandai berdusta, Sayang. Terlihat dari matau,” ucapnya kembali.“Iya-iya, Mas. Celine ngaku kalau lihatin Mas Aksara.”Wanita itu masih menunduk tidak berani menatap. Diingatkan tentang hal sepertiini membuatnya malu.“Kenapa tidak jujur dari awal? Lagian, gak ada masalah kankalau kamu pandangin saya. Saya juga sering melakukan itu ke kamu. Karena sayasayang sama kamu.” Aksara memegang kedua pipi istriya dan mendongakkan wajahitu untuk menatapnya, “Kita sudah menikah, Sayang. Untuk apa harus malumengakuinya? Kita seorang suami istri, bukan masa pacaran lagi.”Celine tersenyum. Wajahnya masih memerak bak buah tomatlayak panen.“Ini tuh yang buat saya semakin sayang sama kamu. Wajahmulangsung memerah ketika tersipu.”“Tuh kan digodain mulu.”“Saya tampan kan sampai kamu lihatin terud tadi?”“Iya-iya mas Aksara itu tampan.”Pria itu puas dengan jawaban istrinya. Lalu melepas bajukerja dan celana yang dipakainya. Terlihat tela

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 77. Mengagumi

    “Kenapa sayang? Sah-sah saja kan, sepasang suami istri beli baju dinas seperti itu?”“Mas Aksara emang agak lain, kalau Denim bertanya tentang baju kurang bahan itu bagaimana?”“Saya berniat hanya makan berdua bersama kamu. Sekalian kita kencan. Kamu tahu, kita sudah lama sekali tidak berjalan berdua.”“Ngak-nggak, Celine gak setuju. Denim dan Danisa harus ikut, Mas.”“Sayang ... Danisa masih terlalu kecil. Gak bagus terkena angin malam.”“Ya sudah, kalau begitu Denim saja yang ikut.”“Ok lah. Dari pada kamu menolak makan malam bersama saya.”“Mas Aksara tuh yang aneh-aneh. Di rumah saja, makanan dan lauk banyak, tapi tetap saja ingin makan di luar.”“Ganti suasana saja, Sayang.” Aksara membubuhkan kecupan di dahi istrinya. Tak lupa di kedua pipi berisi yang terasa candu untuk pria bertubuh kekar itu. “See you, Baby. I love you.”“I lop you too, Mas,” ucap Celine dengan logatnya yang terasa kaku berbicara bahasa Inggris. *** Celine kembali berjibaku dengan aktifitasnya seperti biasa

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 76. Baju Dinas

    “Kenapa diam saja, Sayang? Kenapa pernyataan cinta saya tidak dibalas.”“Memang wajib dijawab kah, Mas? Bukankah itu bukan pertanyaan.”“Ya terserah.” Aksara mengacak rambut istrinya. Mendaratkan kecupan di pipi tembem itu dan bergegas masuk ke kamar mandi. Tidak selang lamasuara nyanyian dengan suara fals terdengar di ruangan tersebut. Seakanmenyiratkan betapa bahagianya Aksara saat ini. Lirik-lirik nyanyian cinta keluar dari bibirnya dengan semangat.Sementara itu, Celine terus tersenyum kala mengingatmalamnya bersama suami. Ia seperti orang tidak waras yang kadang kala berbicarasendiri. Umur pernikahan yang tidak dibilang muda lagi, nyatanya tidakmengurangi kadar cinta keduanya. Celine menyiapkan pakaian untuk Aksarabekerja. Ia memilah puluhan pakaian yang menggantung di almari.“Ambil yang mana ya?’ tanyanya bermonolog sambil menyibaksatu persatu pakaian itu.Hingga tiba-tiba, ia dikejutkan dengan lengan yang melingkardi perutnya dari belakang. Aksara memeluknya dengan kepala yang

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 75. Anggaran

    “Papa mau main?”“Mas Aksara mau main?” tanya Celine dan Denim dalam waktu bersamaan.“Iya. Kenapa?” tanya Aksara menoleh ke arah istri dan anaknya bergantian.Wanita berambut pendek itu pun tertawa lebar. Begitu pun dengan anak prianya yang tengah memegang pistol mainan. “Door ... door ... door ... kejar aku papa! Papa jadi Pak Ladushing.” Denim mengarahkan pistolnya ke arah Aksara lalu berlari menjauh. Sedangkan Aksara menoleh ke arah istrinya dengan menaikkan alis hitamnya. Paham dengan maksud Aksara, Celine tersenyum dan memberikan pistol yang dipegangnya. “Pak Ladushing itu polisi India. Tokoh di serial Shiva. Orangnya gendut, hitam, kumisnya tebal.”Aksara memegang kumisnya yang tumbuh tipis. “Apa saya seburuk itu?”Celine meringis.“Apa maksud senyummu adalah iya?’ tanyanya kembali.“Ya gak lah, Mas. Mas Aksara itu ganteng.”“Apa? saya tidak mendengarnya, Sayang. Sepertinya indra pendengaran saya kembali bermasalah,” ucap aksara yang memang sengaja menggoda. Kalimat yang teru

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 74. Jadi Bocil

    “Mas, jangan yang itu. Untuk apa?” protes Celine ketika suaminya mengambil sebuah boneka besar berwarna merah muda.“Ya untuk main Danisa lah, Sayang.”Celine menggeleng. Ia mengembalikan boneka yang dipegang suaminya ke tempat semula.“Kenapa sih, Sayang? Apa karena harganya? Uang saya lebih dari cukup untuk membeli boneka itu bersama pabriknya.”“Mas, Danisa itu baru berumur beberapa hari. Belum pahamboneka sebesar itu. Mending ini saja,” ucap Celine sambil memperlihatkan sebuahmainan bayi dengan pegangan dan suara gemerincing.“Suara ini untuk menstimulus indra pendengarannya.” Celinemembunyikan suara mainan itu dengan menggerakkan ke kanan dan kiri.“Pegangan ini untuk menstimulus indra perabanya, Mas. Bonekajuga bisa. Tapi, gak sebesar itu.” Celine tersenyum. “Bukan karena Mas Aksarapunya banyak uang, terus membeli sesuatu yang tidak penting. Itu namanyamemubadzirkan sesuatu, Mas. Bisa menghambat rejeki.”Aksara tersenyum tipis. Kalimat dari istrinya yang panjangkali lebar dan te

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 73. Cokelat

    “Pak, ini tidak mungkin,” ucap Celine masih tidak percaya.Ia mencubit lengannya sendiri berharap apa yang terjadi saat ini adalah mimpi.“Mbak Celine ada apa?” tanya Asih- babysitternya Danisa. Iamendapati wajah nonanya seputih susu.“Mbak Asih, tolong panggilkan Pak Baskoro,” ucap Celinedengan pandangan kosong. Wanita cantik itu dihantui rasa bersalah. Semua jauhdari apa yang dimimpikan. Semalam Aksara menelfon kalau ia hendak memberikejutan. Nyatanya, kejutan itu berhasil membuat Celine terperangah. Kejutanyang menggoreskan luka yang menganga.Seorang pria berlari menuju kamar Danisa. Baskoroterengah-engah. Ia menatap sendu ke arah majikannya, “Bu, Pak Aksarakecelakaan.”Entah, kabar itu didengar Baskoro oleh siapa. Meyakinkantentang kabar buruk yang tidak ingin didengar oleh Celine.Wanita itu masih tidak merespon. Hanya butiran air beningyang ke luar dari sudut matanya.Hening. Semua dalam kebisuan. Terkecuali Danisa yang kinimenangis dengan suara yang melengking.“Saya ijin ke lo

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 72. Tragedi

    Dua hari berlalu, di mana koper Aksara telah dipersiapkan oleh Celine. Sedang pria itu masih terjaga dalam mimpinya. Tidak seperti hari biasa yang akan bangun pagi di tiap jam kerja. Sudah beberapa kali Celine membangunkan. Aksara tidak beranjak. Hanya menyaut “iya” tapi dengan mata tertutup. “Mas Aksara, nanti ketinggalan pesawat, Mas. Baju Mas sudah Celine siapkan, juga dengan perlengkapan lain di dalam koper.” Untuk kesekian kali, wanita cantik itu menggoyang lengan suaminya. “HM ....” Sautnya dengan mata yang enggan membuka.“Mas, jangan ham-hem aja. Ayo bangun!” Kali ini, Celine mengelus lembut pipi Aksara. Sedikit jambang yang membuat pria itu terlihat mempesona di mata wanita. Celine akui, terlalu banyak perempuan yang menginginkan suaminya. Saat ia berada di kantor Aksara, selentingan wanita yang mengagumi sosok Aksara terus terdengar di indranya. Sebagai wanita sederhana dan kolot, ia yakin sekali kalau perempuan di sana banyak yang luar biasa cantiknya dan kecerdasannya. M

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   bab 71. Asi

    “Ada-ada aja deh. Lagian, mana mungkin saya tega gigit MasAksara.”“Mencakar sampai berdarah saja biasa, Sayang. Apalagi hanyasekedar menggigit.”“Mas Aksara.” Wanita cantik itu mendelik.“Saya serius. Lihat saja lengan saya,” ucap Aksara sambilmemperhatikan tangan yang dimaksud. Beberapa bekas cakaran masih membekas.“Kenapa harus bahas itu lagi? Kan Celine gak sengajamelakukannya. Celine juga sudah minta maaf.” Celine merasa bersalah.“Iya, iya, Sayang. Maaf. Saya hanya bercanda.”“Nggak mau maafin.” Celine pura-pura marah. Ia melipattangannya di dada, sambil sedikit menghindar dari wajah suaminya.“Kamu itu gak pandai berbohong, Sayang. Kamu gak pandaimarah.” Aksara terkekeh dan mendaratkan ciuman di pipi istrinya. Seketika,wajah Celine memerah layaknya buah tomat layak panen. “Tuh kan, wajahnyalangsung memerah.”“Mas ...” Celine berucap manja sambil memegang keduapipinya. Menutup warna merah alami yang ke luar ketika ia tersipu.“Buka mulutnya! Kamu nanti gak bisa tidur kalau belu

  • Celine (Babysitter Kesayangan Tuan Aksara)   Bab 70. Gigitan

    Celine meminta Babysitter Danisa untuk ke luar kamar. Ia merasa risih jika harus menyusui dengan orang lain berada di sebelahnya. Celine menatap wajah Danisa dan membelai rambutnya yang tebal. Celine tidak menyadari ada sepasang mata yang tengah memerhatikan di ambang pintu.“Mas Aksara,” ucap Celine kaget ketika ekor matanya menangkap seorang pria berdiri bersandar di pintu.Ia sedikit bergeser. Supaya posisinya yang tengah menyusuitidak terlihat.“Kenapa harus ditutupi, Sayang? Saya kan sudah tahu.” Aksaratersenyum dan mendekat ke arah istrinya.“Mas Aksara tuh sedang haus. Celine takut kalau Mas Aksaratergoda.”Pria itu terkekeh. “Hm, seburuk itu saya di mata kamu?”“Kok buruk? Itu bukan buruk, Mas. Hanya saja, Celine belumbisa menuruti keinginan Mas Aksara.”“Saya juga tahu, Sayang. Mana mungkin saya meminta itu,sedangkan kamu baru saja melahirkan. Saya bukan jalang.” Pria itu turut dudukdi sebelah Celine dan membelai rambut anaknya. “Danisa cantik sekali ya.”“Ya. Bundanya kalah,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status