Jodoh memang sudah digariskan oleh tuhan. Tapi Tuhan juga memberikan kepada kita berupa hak untuk memilih, jadi jangan terburu-buru._“Dia itu siapa siih, Al?! Aku nggak percaya kalau cuma teman, selama ini teman kamu kan cuma aku. Apalagi teman cowok, wkwkwk” Bukan kata ‘selamat pagi Al’ atau ‘aku rindu' tapi langsung ditodong dengan pertanyaan tentang bang Genta.Aku memang kurang dan tak pandai untuk bergaul, tapi kalau sekali kenal tingkahnya nauzubillah. Dan memang hanya Zaila yang bisa akrab denganku.“Memangnya siapa siih Za?” Meski aku tahu arah pembicaraannya, tapi mencoba pura-pura lupa.Biar dia terus merasa penasaran. Bahkan aku juga langsung beranjak tak memedulikan dia yang terus mengekor.“Eleh, jangan ngeles kamu Al! Jangan pura-pura lupa juga. Kalau kamu nggak kasih tahu, aku bakal nyari tahu i formasinya sendiri!” Ucapannya bersungut-sungut kesal.“Gaya-gayaan mau nyari identitas orang, nggak ingat kalau lagi naksir sama cowok, aku yang disuruh jadi stalker?!” Akhirn
“Assalamuialaikum warahmatullahi wabarokatuh!”Salam gadis itu saat sampai rumah, dengan suaranya yang lantang sembari memperagakan seperti sedang mengucap salam di atas panggung.Hingga suara jawaban serempak dua orang laki-laki mengagetkannya. Dan setelah tahu siapa saja yang menjawab salamnya, ia begitu malu.“Waalaikum salam”“Eh, hehe ada Om Alan, silahkan Om dinikmati hidangannya. Alyah pamit ke kamar” Kepalang malu setelah tahu bahwa ada om Alan yang sedang duduk diruang tamu bersama ayahnya.Bagaimana tidak malu, ia sudah memperlihatkan tingkah konyolnya di depan calon mertua. Apa kata mertua nantinya!“Eh, nggak Salim dulu sama Om Alan? Calon mertuamu lho, itu!” Saat aku sudah mengangkat kaki karena akan menaiki tangga, Mama tiba-tiba saja mengagetkanku.Kata Calon mertua ... Calon mantu ... kata yang terlalu cepat menurutku diumurku yang masih 23 ini. Masih ada banyak keinginan
Secepat itukah pernikahan? Ahs, bukan ... Tapi, secepat itukah lamaran resmi diadakan? Aku bahkan masih meragu tentang dia, bagaimana jika para mantannya nanti datang dan merusak hubungan yang bahkan sama sekali belum aku bayangkan.“Kenapa diam? Bukannya nanti bakal dapet hantaran banyak ya kalau ada lamaran resmi?” Astaga dia emang oon atau bagaimana? “Kamu itu udah besar lho Gus! Kok mikirnya masih yang Cuma sebatas hadiah dan hantaran. Tunangan itu berarti harus siap mengemban tanggung jawab untuk setia.” Tak ada yang tak suka hadiah atau hantaran, tapi jika masa depan juga dipertaruhkan, buat apa? “Kakak juga sudah besar, seharusnya Kakak jauh lebih pintar dari Aku. Kakak seharusnya tahu jika apa yang Ayah lakukan adalah untuk menjaga Kak Alyah sendiri. Menikahkan putrinya satu-satunya adalah suatu kewajiban yang selama ini Ayah emban. Lalu ketika ada bang Genta yang melamar, semuanya yang terlihat sudah bagus, lalu dengan alasan apa Ayah akan menolak. Sedang Ayah juga pasti i
“Enggak Ma, capek aja, kuliah nggak kelar-kelar.” Rasanya terlalu cepat jika aku protes, sebab bahkan Mama dan Ayah saja belum membicarakan akan hal itu.Takut bila saja Agus berkata bohong, kan bisa mati gue.Padahal sebenarnya satu tahun lagi aku akan mendapatkan gelar S2, jangan tanya jurusan apa, Sebab jurusan yang aku tekuni merupakan pilihan Ayah agar nantinya dapat membantu menjalankan bisnisnya sebelum Agus benar-benar matang sebagai penggantinya nanti.Intinya aku hanya manut dan tinggal menggunakan kecerdasan yang lumayan ini, untuk menjalankan tugas dari Ayah. Dih, sombong!“Kenapa? Pengen cepet nikah sama Genta?” Astaga! Kenapa Mama malah menanggapi dengan perkataan yang bahkan aku tak menginginkan sama sekali.Aku bahkan tak ingin cepat-cepat menikah. Masih ingin bebas dengan duniaku yang kelihatannya sangat monoton“Ih, Mama kok gitu sih!” Meski tak ingin, namun kenapa perka
Aku tak benar-benar menganggap serius ucapan Papa soal akan melamar Alyah secara resmi. Namun jujur dalam hatiku aku begitu berharap.Dosakah aku? Jika sampai itu terjadi, akulah pihak yang diuntungkan. Aku telah benar-benar jatuh cinta pada sosok berhijab itu. Bahan pertemuan dengannya tak pernah aku bayangkan. Jika saja aku menemukannya sejak dulu, mungkin perkenalan kita tak akan sesingkat ini hingga menghadirkan kecanggungan.Saat makan siang, aku ingin mengajak Papa solat jamaah, namun bahkan dia sudah tidak ada. Saat bertanya pada orang, ternyata sudah dari tadi ia keluar.Apakah ucapannya tadi malam benar-benar akan ia lakukan? Tak begitu berharap tapi jika benar, aku akan sangat senang. Saat jam kantor telah usai, Aku dan Papa pulang dengan satu mobil. Dan benar saja, ternyata sesuai keinginan bahwa hubunganku dan Alyah akan segera diresmikan.Apakah aku bahagia? Tentu, namun adilkah ini untuk Alyah?“Mac, Papa sudah bicara sama om Rakhman tadi, dan beliau setuju untuk seger
Aku memang berniat memberikan cincin yang aku beli itu sebelum acara lamaran resmi digelar. Meyakinkan dia, bahwa hubungan ini memang perlu diperjuangkan.*Waktu cepat berlalu, pagi kini sudah menyapa. Pagi lain seperti biasanya, bahkan mungkin akan menjadi salah satu hari yang bersejarah.Saat sedang asyik bekerja, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerja Genta, ternyata itu sekretaris Papanya.Tak seperti biasanya, laki-laki itu masuk ke ruangan Genta, hingga menimbulkan pertanyaan besar.“Pak, ada yang mencari bapak di bawah sudah kami usir tapi dia tetap memaksa untuk bertemu dengan Bapak”Pemuda itu mengernyit heran, siapa gerangan yang mencarinya apakah salah satu dari mantan-mantannya?“Siapa? Pernah datang ke sini?” tanya Mackenzie untuk menghalau rasa penasaran
_Tak perlu khawatir, aku hanya akan berbicara saja, bukan kembali menyerahkan hatiku untuknya. Bagiku masa lalu hanya pantas dikenang bukan kembali diulang_‘Kenapa bang Genta belum datang ya? Ini sudah jam setengah dua siang lho’ Alyah bermonolog sendiri di dalam kamar sembari mondar-mandir tak jelas.Hatinya benar-benar risau. ‘Apa rencananya dibatalkan?’ pikirnya mulai berkecamukMencoba meneraka apakah semua chet tadi malam itu hanya sebuah mimpi saja. Berkali-kali bahkan ia membaca ulang chet tersebut. Tiba-tiba muncul sebuah ide demi menuntaskan rasa risaunya.Ia mencoba mengirimkan pesan pada Anin, untung waktu itu ia menyimpan nomor adik laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi calon suaminya itu. [Dik, Kak Mac, lagi sibuk ya?] Isi pesannya pada Anin. Terkirim bahkan langsung centang dua.[Nggak tahu Kak, memangnya ada apa? Kangen ya!?] Tak berselang lama pesan yang ia kirimkan sudah mendapatkan balasan. Pikirnya ini bukan saat yang tepat untuk menanggapi candaan Anin. B
“Bahkan soal keyakinan, aku siap beralih demi kamu, aku akan mengikuti apa pun maumu. Tak ada lagi selingkuh Mac!”Nampaknya tak hanya ada buaya jantan, namun juga ada buaya betina.Banyak berbicara yang bahkan lebih tepat disebut dengan perdebatan. Bahkan keduanya kini telah menjadi obyek yang paling banyak dilihat seperti tonton.Perdebatan keduanya tiba-tiba berhenti karena nada dering ponsel dari saku Genta.Laki-laki itu bahkan hanya meraba dengan mata terus menatap tajam ke arah Sanga mantan.“Shit...! Eh, astaghfirullah” Bagaimana aku bisa lupa!Ucapannya saat menyadari tangannya telah menyentuh kotak yang tadi pagi ia persiapkan. Kotak cincin berwarna biru dengan permata didalamnya.Ia tersadar, bahwa dengan berbicara pada wanita ada lalunya adalah sebuah kesalahan besar. Bahkan karena hal itu, ia sampai lupa bahwa ia sudah membuat janji pada gadis bernama Alyah, yang kini bahkan risau menunggu kedatang
Selamat bulan November kawan, semoga kabar baik selalu menyertai pembaca semua.Cerita Genta dan layah pada akhirnya harus berakhir di sini. Ini adalah cerita pertama saya yang berhasil terbit di beberapa aplikasi dan tanda tangan kontrak.Dan sekarang cerita ini telah tamat, dan semoga saja menjadi novel yang bisa memberikan nilai harga bagi penulisnya ini.Berhubung ini adalah cerita pertama saya, maka maaf jika masih banyak typo apalagi kekeliruan tanda baca.Pembuatan novel ini juga tanpa persiapan apa pun sehingga sering mandek di tengah jalan.Jadi maafkan karena sering nggak konsisten dalam update bab baru. Dilain itu, saya juga ada pekerjaan lain, sehingga tidak bisa hanya fokus pada novel saja.Namun, lagi-lagi saya katakan bahwa cerita ini kini telah tamat, sedikit membuat hari saya bangga, bahwa pada nyatanya saya berhasil merampungkan apa yang saya sengaja mulai.Bagi yang telah membaca
Wajar jika seorang ibu hamil mengidam dan menginginkan banyak hal-hal aneh. Namun nampaknya bayi yang belum kelihatan wujudnya itu tahu kalau keluarganya kaya. Terbukti banyak makanan aneh atau hal-hal yang di luar nalar namun mampu menguras dompet.Seperti saat mengidam jamur matsutake atau jamur pinus, meski jamur dengan harga fantastis itu tidak membeli karena berburu sendiri, namun pengiriman juga menggunakan pesawat langsung dan tentunya menghabiskan dana yang tak sedikit.Semua berjalan normal, bayi yang di dalam kandungan juga sehat. Tentu karena Genta juga memiliki dokter langganan yang sudah ia bayar mahal untuk melihat perkembangan calon anaknya.Tentu bahkan anak yang masih belum terlihat wajahnya itu perlu proses empat tahun. Hingga sepatu ketika Genta pernah mengatakan.“Kalau tahu bulan madu ke Paris bisa langsung jadi, mungkin sejak awal kita bulan madu ke sana saja,” dan hal itu hanya ditanggapi senyuman
Melihat tes yang masih ada di tangannya itu, seketika badannya bergetar. Tuhan ...Hanya dalam hitungan detik, Alyah sudah menangis di pelukan mertua. Kedua wanita itu kini berpelukan dengan tangis yang mengisi ruangan.Tentunya saat itu dokter sudah pergi. Tanpa diantar tanpa diberikan bayaran.Sedang Genta? Dadanya naik turun, terengah-engah mendengar kabar yang baru saja diterimanya.Ia hanya diam melihat istrinya menangis. Tak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Ia tak tahu harus mengekspresikan kabar ini dengan cara seperti apa. Hingga tak terasa, bukit bening jatuh juga dari sepasang mata hazel itu. Tangannya kanannya bergerak menguap mata yang kian sembab. Sedang tangan kiri ya masih membawa tes kehamilan yang tadi ia minta dari istrinya.Ada garis dua di sana, meski garis satu masih terlihat samar. Namun, ada dua garis adalah anugrah yang sudah beberapa tahun mereka impikan.Hingga tahun ked
Bukan hanya dihari itu saja Genta dikejutkan oleh hal-hal aneh yang dilakukan oleh istrinya. Kadang bukan makanan, namun ingin mandi menggunakan sabun batangan warna pink.Hal-hal yang menurut Genta sangat aneh itu berjalan hingga sudah satu Minggu, dan puncaknya pada hari Minggu ketika Alyah menggigil tak karuan.Untungnya saat itu memang hari libur bagi keduanya, hingga akhirnya Genta juga bisa lebih fokus menjaga sang istri.Dan karena saking bingungnya dengan apa yang terjadi pada istrinya, Genta akhirnya memanggil namanya untuk datang ke kediaman.Wanita yang masih cantik meski bukan hanya satu atau dua keriput menghiasi di bawah kelopak mata. Bahkan, kini Anin juga akan segera melepas lajang dengan pemuda dari Amerika.Sungguh, mungkin wanita tua itu akan kesepian di hari tuanya kelak jika tidak segera diberi mainan berupa cucu.“Mac, Bagaimana keadaan menantuku!” Tanpa basa basi, Ayumi l
Genta hanya tersenyum hambar mendengar perkataan si penjual, namun meski begitu Genta juga masih menanggapi dengan santai.“Doakan saja ya, Pak. Kami sudah menikah selama empat tahun, tapi kami belum diberi kesempatan untuk memiliki anak.” Dan jawaban dari Genta berhasil membuat si penjual merasa tak enak.“Baik, Mas bule. Semoga saja cepat beberapa hari atau beberapa Minggu atau bulan ke depan kabar baik itu akan segera diterima. Saya buatkan dulu pesanannya,” Jawab si penjual.Namun bukan si kaya jika hanya memesan satu macam makanan saja. Genta juga merasa lapar, dan untungnya warung tenda itu menyediakan beberapa menu masakan.“Pak, saya mau tambah capcay satu porsi, kwetiau goreng satu porsi, sama ayam goreng dua.” Genta takut jika nanti istrinya itu seperti tadi siang. Yang seperti orang yang sudah beberapa hari tidak makan.Kini Genta dan Alyah duduk di tempat lesehan. Jika dulu saa
Pagi menjelang siang, akhirnya Genta berangkat keluar, tentu tanpa Alyah yang tengah menikmati tayangan Detektif Conan.Tentu, mencari mie ayam goreng saat siang hari adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan . Sebab, biasanya mie ayam goreng akan dijual saat malam hari bersamaan dengan penjual nasi goreng.Namun tentu, tak ada usaha yang menghianati hasil. Di salah satu restoran yang ada di mall menjual mie ayam. Jika di restoran, maka tentu Genta bisa request yang mungkin akan menangani harga dari pesanan tersebut.Beberapa makanan juga Genta beli, sekaligus untuk makan siang. Karena tentu Alyah tak akan masak karena bahkan saat ini meminta untuk dibelikan mie ayam.Dua jam setelahnya Genta sudah sampai di rumah, dan mendapati Alyah yang tertidur pulas sembari memeluk banyak dengan tv yang masih menyala.Apakah secapek itu? Bahkan tak biasanya istrinya itu malas untuk membersihkan rumah hingga akhirnya memanggil j
Ketiganya tengah tegang, menunggu kalimat apa yang akan dikeluarkan oleh dokter berparas cantik itu.“Dengan berat hati, kami nyatakan proses Yang selama beberapa Minggu ini telah gagal. Hasil USG yang baru saja dilakukan tidak ada tanda-tanda telah tumbuh janin. Dalam artian lain, rahim kosong”Mendengar kalimat itu, Alyah langsung menahan nafas. Sebelumnya ia sudah menguatkan hari jikalau proses ini kembali menemukan kegagalan. Namun, saat merasakan kegagalan untuk kedua kalinya, ini tak seperti yang ia persiapkan sebelumnya.Bukan hanya Alyah, namun kedua orang yang juga ikut merasa sakit atas kegagalan itu. Kini, Alyah berada di dalam dekapan dada bidang suaminya. Sedang Marsha, hanya diam menyembunyikan kesedihan melihat anak perempuannya yang begitu rapuh itu.“Pelan-pelan saja, Bun. Meski hanya sedikit dan hanya beberapa persen saja, namun ibu masih memiliki kesempatan untuk hamil secara normal. Bukankah di dunia
Semua tentang waktu, beberapa hari merenung akhirnya Alyah mencoba untuk kembali hidup biasa. Tak ingin terlalu mengharapkan sesuatu yang bahkan ia tak tahu kapan datangnya.Hari-hari dilewati dengan sibuk, Alyah juga sudah mulai lebih aktif membantu ayahnya. Tentu, hubungan dengan Zaila kini tak seintens dulu.Kini keduanya sudah memiliki kehidupan masing-masing, bukan lagi gadis ABG yang apa-apa harus selalu dilakukan bersama. Kini, pasangan salah orang pertama yang harus diperhatikan. Apalagi, Zaila menjadi salah seorang istri yang bisa dikatakan bucin akut pada suaminya.Alyah mungkin bisa lebih bersyukur, saat bahkan bisa seharian penuh bersama suami. Setiap malam selalu bersama meski tak jarang suaminya pergi keluar kota. Namun tidak dengan Zaila.Suaminya yang seorang TNI tentu tidak akan memiliki waktu yang banyak untuk keluarganya. Juga tanggung jawab Zaila atas perusahaan papanya juga tak kalah menyita perhatian.
Pulang dengan hampa bukanlah pilihan, berangkat dengan niat liburan adalah pulang dengan harapan membawa kebahagiaan.Tak ada rencana sama sekali di hidup Alyah jika kedatangannya ke Jepang sekaligus untuk melakukan program bayi tabung.Program yang melambungkan segala keinginannya untuk segera memiliki momongan. Namun pada akhirnya ia lagi-lagi harus kembali lagi dengan tangan kosong.Tak ada rencana untuk sakit hati di dunia ini, semua atas kehendak Allah. Kita hanya tak tahu, esok hadiah seperti apa yang akan Allah berikan. Bahkan, mungkin apa yang akan kita terima esok lebih baik ketimbang apa yang kita harapkan saat ini.Satu hari setelahnya, kini Alyah, Ayumi dan tentunya Genta terbang kembali ke kota Jakarta. Hampir seperti seseorang yang baru pulang dari medan perang, namun membawa rasa kekalahan.Alyah yang biasanya terlihat ceria, kini terlihat sangat murung. Bagaimana tidak, tertundanya kehamilan adalah kare