"Ara" gumam Axton dengan menatap Ara yang berdiri di lantai dua.
Rasa rindu memenuhi dadanya saat ini. Entah bagaimana bisa Ara terlihat semakin cantik. Jika bis Axton ingin berlari kearah Ara dan memeluk perempuan itu.Tak mengijinkan Ara untuk pergi lagi darinya. Sialan tentu saja Axton tidak akan mengijinkan Ara untuk pergi. Cukup sekali Axton ditinggalkan dan cukup sekali juga Axton membuat Ara sakit hati."Untuk apa kau kemari ?" Ucap Ara yang sukses membuat wajah Axton terlihat kecewa."Tentu saja membawamu pulang" ucap Axton dan Ara mendengus dengan menggelengkan kepalanya."Aku tidak ingin pulang" ucap Ara dengan mengetukkan tangannya di pagar tepi lantai dua."Kau berlindung di orang yang salah, sayang. Dengar kita bisa membicarakan segalanya""Apa kau orang yang tepat untukku berlindung ? Setelah kau melakukan semua itu padaku ?" ucap Ara dan Axton terlihat terkesiap kaget mendengarnya."Aku minta maaf akan semuanya. Aku benar-benar"Untuk pertama kalinya aku melihatmu seperti mayat ?" Celetuk Austin ketika mereka berdua berada di bar mansion ini.Austin memutuskan untuk tidak pulang. Bahkan Austin juga berencana untuk membawa Melly serta kemari karena memang pernikahan mereka hanya kurang tiga bulan lagi.Masih banyak yang harus dipersiapkan Austin dan Axton sudah mengatakan pada kembarannya ini agar fokus saja dengan pernikahannya.Pernikahan Austin tentu saja berbeda dengan Axton. Pernikahan Austin di selenggarakan beberapa kali. Termasuk bersama kawanan mafianya.Jadi tentu saja masih banyak hal yang harus disiapkan oleh Austin. Tetapi Austin sama sekali tidak mau pulang dia mengatakan jika tidak masalah dirinya memantau dari mansion ini.Sudah seminggu Axton berada di sini. Gaston tidak mengusiknya sama sekali. Pria itu hanya beberapa kali menatapnya dan Axton juga tidak berniatan untuk berbicara dengan Gaston untuk saat ini."Kau sungguh terlihat putus asa" ucap Austin lagi d
Ara menolehkan kepalanya ketika suara pintu terbuka terdengar. Ara menahan napasnya ketika melihat Austin melangkah masuk ke dalam kamarnya.Ara sempat berpikir jika itu adalah Axton. Tetapi ketika pria itu menampilkan senyuman Ara menyadari jika itu adalah Austin.Austin terlihat mendekat dengan cepat sambil menatap wajah bayi perempuan yang di gendongnya saat ini."Cantiknya Uncle sudah mandi" ucap Austin dan Ara tersenyum lembut mendengar Austin mengatakan hal itu."Sudah, Uncle. Sudah harum" balas Ara dan Austin terkekeh pelan.Austin terlihat menoel-noel pipi bayi perempuan yang terlihat terlelap setelah menangis hampir setengah jam. Vanessa baru saja keluar untuk mengambilkan makanan untuk Ara."Sampai kapan kau tidak memaafkannya ?" Pertanyaan Austin sukses membuat Ara terdiam dan senyuman luntur di wajahnya."Axton sudah berjuang untuk kalian" ucap Austin lagi dan Ara menghela napas pelan."Aku sudah memaafkannya" jawab Ara pelan.
Austin masuk ke dalam ruang perawatan menatap Axton yang terlihat bersandar dengan di bankar. Saat ini Axton terlihat sedang di periksa oleh dokter.Setelah empat hari Axton tak sadarkan diri akhirnya Axton bangun tepat hari ini.Sedangkan Ara di kirim pulang karena Ara mengalami demam begitu juga anaknya yang ikut terserang demam. Mau tidak mau Austin memaksa Ara untuk pulang.Jika ada perkembangan kabar Austin akan segera menghubungi Ara."Dimana Ara ?" Ucap Axton dengan suara lemasnya dan Austin mendengus pelan."Sembuhlah dulu baru mengkhawatirkan orang lain" decak Austin dan Axton terlihat menggelengkan kepalanyaMereka berdua menatap dokter yang memilih untuk undur diri setelah memeriksa Axton. Meninggalkan Axton dan Austin di dalam ruangan ini.Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Di depan ruangan Axton sudah di jaga oleh dua orang Bodyguard berjaga-jaga jika ada penyerangan.Melly ikut kembali ke Mansion. Setidaknya itu adalah t
"Aku haus" ucap Ara pada Axton yang terlihat duduk di sampingnya dengan beberapa berkas di tangannya.Sudah seminggu Axton mulai bekerja kembali. Tetapi tentu saja masih dalam jarak jauh. Mereka masih berada di mansion milik Gaston.Perang dingin masih terasa di antara anak dan bapak itu. Tetapi Ara tidak bisa mengomentari apapun bukan ?"Kau ingin minum apa ?" Tanya Axton setelah menaruh berkasnya dan mengulurkan tangannya menoel pipi Aerin yang terlelap di lengannya.Mereka saat ini tengah menonton televisi dengan Axton yang juga membawa pekerjaannya. Ara tidak bisa mencegahnya karena memang banyak sekali tugas Axton yang terbengkalai kalau kejadian akhir-akhir ini."Air putih saja" ucap Ara dan Axton menganggukkan kepalanya.Axton beranjak dari tempatnya dengan mencuri sebuah kecupan di puncak kepala Ara. Sebelum berbalik arah keluar dari kamar mereka di rumah ini.Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ara dan Axton tidak bisa tidur. Kemudi
"Selamat Malam, Chef Axton" ucap Ara pada Axton yang tengah berdiri di depan kompor dengan celemek yang dipasangkan Ara tadi.Jam menunjukkan pukul enam sore. Tadi Ara sedang memasak ketika Axton pulang dari kantor.Axton yang baru saja datang langsung beranjak untuk mencuci tangan dan menghampiri Aerin yang sedang berceloteh di tempat duduk bayinya.Axton menggendong Aerin dan memberikan godaan pada anaknya itu. Ara hanya diam saja melihat interaksi Anak dan Ayah tersebut.Hingga aroma menyedapkan tercium. Bukan aroma masakannya melainkan aroma dari Aerin yang buang air besar.Jika urusan buang air besar Axton belum mempelajarinya. Jadi mau tidak mau Axton yang harus melanjutkan acara memasak.Tak lupa juga Ara iseng menyuruh Axton untuk mengenakan Celemek. Suaminya itu tidak protes sama sekali dan segera mengenakannya.Dengan mengatakan jika Ara harus segera membereskan Aerin karena anaknya nanti akan menangis karena tidak nyaman.Bukankah A
*-*-*Axton keluar dari mobil dengan jas super mewahnya. Beberapa pasang kamera langsung menyorotnya ketika pertama kali membuka pintu.Axton memutari mobil dan membukakan pintu untuk Ara. Mengambil alih Aerin yang sudah terlihat cantik dengan gaun mungil berwarna senada dengan mereka berdua. Gaun berwarna Navy.Istrinya itu terlihat ragu-ragu awalnya. Tetapi Axton memberikan sebuah senyuman manis dan uluran tangan.Seakan-akan mengatakan jika Ara ragu dia bisa menjadikan Axton pegangannya nanti. Ara dengan perlahan memegang tangan Axton dan membuat Axton semakin menyinggungkan senyumnya.Mereka berdua berdiri di samping mobil dan semua sorotan kamera langsung terarah kearah mereka.Axton menggandeng Ara untuk berjalan melewati beberapa wartawan itu. Axton sudah bisa menduga seperti apa pesta pernikahan saudaranya ini akan berjalan.Apalagi Melly bukan hanya dari keluarga biasa di Las Vegas. Lengkap sudah berita yang akan dibawakan oleh semua awak
"Ayo sana. Katanya mau baikan" ucap Ara dengan menggendong Aerin yang tengah merengek karena baru saja bangun tidur.Mereka berdua tengah berdiri di depan balkon sambil memandangi Gaston yang terlihat di gazebo belakang. Dengan tablet di tangannya mungkin melihat berita.Axton yang berdiri di sampingnya terlihat melototkan matanya pada Ara. Tetapi misi Ara kali ini tidak boleh meleset."Bikin perjanjiannya kan baru semalem. Masa udah harus dijalankan" ucap Axton dan Ara yang gantian melototkan matanya."Hey Tuan Arogan! Kau sudah mengambil jatahmu semalam. Sekarang giliranmu untuk membuktikan" ucap Ara dan Axton terlihat mendengus."Aku sedang membantumu menenangkan Aerin" ucap Axton sambil berniat mengambil Aerin dari pelukan Ara.Tetapi Ara segera berpaling agar Axton tak sempat mengambil Aerin. Hal itu membuat Axton mencebikkan bibirnya.Entah bagaimana Axton dari hari ke hari antara semakin menggemaskan dan sedikit mengesalkan. Suaminya itu bisa berubah menc
"Kau terlihat akrab dengan Gaston" ucap Melly yang membuat Ara menoleh.Ara saat ini sedang memilih beberapa tas yang mungkin sedang menarik perhatiannya. Mereka saat ini sedang berada di salah satu mall terbesar di Las Vegas.Melly mengatakan jika hari ini Austin yang akan membiayai mereka berdua. Sebagai bentuk rayuan karena Austin tidak bisa melanjutkan honeymoon mereka karena ada alasan yang mendesak.Ara tertawa mendengar penuturan Melly yang berapi-api. Alhasil Melly mengajaknya untuk menguras semua isi tabungan milik Austin."Gaston pria yang baik. Memang kau tidak akrab ?" Ucap Ara dan Melly tersenyum."Gaston awalnya tidak setuju jika Austin denganku" ucapan Melly sukses membuat Ara menghentikan gerakannya dan membalikkan badan menatap saudara iparnya itu."Kau serius ?"Melly menganggukkan kepalanya dan mengangkat tangan memanggil salah satu pelayan toko yang langsung mendekati mereka. Melly menyerahkan tas yang sudah di pilihnya."G