Share

Peraturan

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-20 05:20:28

"Eh, hoy! Pak Can?" 

Teriakan Guntur membuat Candra yang hendak berbalik arah untuk kembali kerumah terpaksa harus kembali berputar, lalu tersenyum sekilas, menghampiri mereka. 

"Ada apa, Gun? Teriak-teriak panggil saya, mau ngapain?" tanya Candra datar, berdiri dihadapan mereka dengan wajah setenang riak air.

"Ngapain disini, pak? Bukannya kalian ini musuhan ya? Kok bisa bapak ada dirumah ini?" tanya Guntur beruntun. Tanpa disadari Ayana dan Candra saling melempar pandang, mencari beribu alasan untuk jawaban atas pertanyaan dari Guntur tersebut.

"Ekhem... Saya kesini disuruh ayah saya buat temuin pak Herlan, kata siapa saya musuhan sama perempuan disebelah saya ini? Saya gak ada bilang begitu ya selama ini" 

Bravo, ucapan Candra membuat Ayana hampir saja tersedak. Alasan yang Candra buat benar-benar membuat Ayana tak menyangka, ternyata laki-laki dingin ini mampu juga jadi seorang  pembohong. 

"Oh gitu, emang sih bapak ga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Can is mine   Aku pemimpinnya!

    “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki- laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Q.S. an-Nisaa‟ [4]: 34).***Byur!Sepagi ini, Ayana telah dikagetkan dengan siraman air dingin ke wajahnya. Bahkan tak tanggung-tanggung air segayung itu disiramkan dengan satu kali siraman membuat Ayana terkaget dan sontak terbangun kedinginan."Can! Apaan sih lo, ganggu orang tidur aja!" kesal Ayana ketika melihat Candra dengan tampang tak berdosanya berdiri memegang gayung disebelah Ayana."Cepat bangun, solat subuh" ujarnya dingin tanpa memperdulikan kekesalan Ayana."Lo tuh ya," geram Ayana. Candra hanya mengedikkan bahu tak peduli dengan melenggang pergi meninggalkan Ayana.Dengan sangat terpaksa Ayana beranjak pergi ke kamar mandi, membersihkan badannya serta segera solat subuh

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Can is mine   Kenapa?

    Sedari pagi tadi Atik nampak terlihat begitu bahagia. Bibirnya tak henti-henti menyunggingkan senyuman, membuat semua sahabat menatap aneh kearahnya. Ada apa dengan Atik? Sudah enam jam ia tak berhenti menyunggingkan senyuman, bahkan ia kurang fokus dengan percakapan mereka siang ini."Tik, lo kenapa? Gak lagi kesambetkan ya?" tanya Leo dengan punggung tangannya ia letakan di dahinya Atik."Enggak kok," jawab Atik dengan gelengan."Syukurlah," seru mereka dengan napas lega, sementara Atik kini tengah melamun sambil senyum-senyum kearah depan."Lah baru aja di tanya, nih bocah kenapa?" tanya Ayana heran dengan mengikuti arah pandang Atik."Oh gue tau penyebabnya ini," ujar Ayana dengan memukul pundak Guntur disebelahnya."Apaan?" tanya Guntur yang diangguki kedua temannya."Coba noh lihat," ujar Ayana dengan menggerakan dagunya kedepan. So

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-14
  • Can is mine   Sick

    Petang ini langit sudah tidak lagi bersahabat, hujan lebat kembali mengguyur kota Jogyakarta. Seharusnya Candra, petang ini sudah pulang namun hujan yang mengguyur bumi begitu derasnya membuatnya terjebak di kampus yang sama dengan sang istri rahasianya. Siapalagi kalau bukan Ayana sang preman kampus penakluk semua orang di kampus ini.Kampus pun nampak tak seramai biasanya, sepertinya hampir semua orang sudah pergi yang tersisa hanya sebagian dosen dan para mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan tugas akhirnya.“Belum pulang pak?” tanya Sandy, mahasiswa yang baru saja keluar dari perpustakaan dan kebetulan berpapasan dengan Candra.“Belum San, masih hujan ini” jawab Candra.“Mau bareng saya aja pak?” tawar Sandy dengan sopan. Candra tersenyum, ia menolak dengan h

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Can is mine   Peduli

    Pagi-pagi sekali, Ayana telah bersiap dengan kaos hitam kebesarannya serta celana jeans hitam setengah robek-robek dilututnya. Tak lupa rambut sebahunya ia kuncir, ponsel yang menjadi penemannya selama ini ia masukan kedalam saku celananya.Mengingat Candra yang hampir semalaman menggigil kesakitan membuat Ayana dengan terpaksa memasak bubur terlebih dahulu sebelum pergi. Mau bagaimana pun Candra yang ia benci itu telah membuat hidupnya sedikit berubah, tidak lagi menjadikannya sebagai seorang pemalas seperti dulu.Usai membuatkan bubur, Ayana bergegas memasuki kamar Candra dan meletakkan semangkuk bubur yang ia buat di mejikom itu ia letakan di atas nakas. Suara dengkuran halus terdengar menjadikan Ayana berjalan dengan mengendap-endap. Tubuhnya kembali berputar sembilan puluh derajat ketika melihat ponsel Candra tergeletak di atas nakas tersebut dengan bebasnya.Tiba-tiba saja ide cemerlangnya muncul, membuat Ayana dengan tak peduli membuka ponsel Candra

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Can is mine   Solidaritas

    Jadi apa makna dari persahabatan yang sesungguhnya?Ruang dewan rakyat kini di penuhi para beberapa perwakilan anggota BEM dan para ketuanya masing-masing dari kampus yang berbeda. Sementara dari kampus Nusa Bangsa diwakili oleh Bisma sang presbem serta Asep dan Guntur, mereka bertiga kini diberi kesempatan oleh BEM dari perwakilan kampus lain untuk menyampaikan orasi mereka yang bertujuan sama. Yakni menyerukan keadilan.Satu jam berlalu, orasi setiap kampus yang berbeda kini diterima baik oleh ketua DPR di daerahnya. Mereka dengan cepat mengiyakan permintaan demonstran untuk membatalkan revisi undang-undang KUHP dan yang lainnya.Sejumlah awak media pun bahkan kini tengah mengerubungi gedung putih yang telah demonstran rusak."Gimana? Apa perasaan adek saat permintaannya di kabulkan para dewan?" tanya salah satu wartawan pada Asep yang tengah berjalan bersisian dengan Bisma, sementara Guntur berada di belakang mereka."Ya alhamdulillah, kami sang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-29
  • Can is mine   Jatuh cinta?

    Samar-samar kedua telinga Ayana kembali mendengar suara dua orang berbicara di sampingnya membuat ia kembali membuka mata setelah tadi para sahabatnya izin pulang dan membiarkan Ayana untuk beristirahat malam ini."Sayang, kok bangun? Kenapa, haus ya?" tanya Ayah ayana yang menyadari jika putrinya telah terbangun dari tidurnya.Ayana menggeleng, ia berusaha bangun dari pembaringan. "Ayah ngapain disini?" tanya Ayana."Ya ayah mau nemenin putri ayahlah, ngapain lagi coba" jawab ayah Ayana dengan senyum manisnya.Ayana terdiam, pandangannya terlihat kosong. "Mending ayah temanin Dinda aja, Aya gak papa kok. Sebentar lagi juga pulang," ucap Ayana dingin.Handoko menghembuskan napas kasar, mencoba mendekati putri bungsunya. "Kamu juga putri ayah, ayah berhak jagain kamu" ucapnya mengelus puncak kepala Ayana dengan penuh kasih sayang."Ayana sudah besar, bisa jaga diri sendiri. Lagi pula ayah yang ajarin Ay untuk mandiri bukan?" perkataan Ayana y

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Can is mine   Bertemu

    Awan mendung telah menyelimuti kota Jogyakarta sepagi ini, membuat siapa pun enggan untuk beraktivitas seperti biasa apalagi udara dingin kini begitu terasa. Mungkin sebentar lagi awan hitam itu akan menumpahkan airnya. Tunggu saja, tidak akan lama lagi.Ayana mendesah, ia berkali-kali menatap jendela ruang tamu dengan gusar. Bagaimana bisa, dirinya pergi ke kampus dengan keadaan kaki masih terasa nyeri, balutan perban pun bahkan belum di buka pagi ini."Ngapain sih lihatin luar mulu," tegur Candra dengan menaikan satu alisnya sembari berjalan menghampiri Ayana."Bukan urusan lo," juteknya."Ya emang bukan urusan saya, tapi saya risih dengan tingkah kamu" jujur Candra. Ia duduk di samping Ayana sembari memakai sepatu kerjanya."Ya ngapain lo risih juga, ini kehidupan gue. Terserah gue dong, mau ngapain aja"Candra mendesah. Menampakan raut wajah sebalnya, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya."Siniin kaki kamu," pinta Can

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Can is mine   Cinta berarti suka tapi suka belum berarti cinta

    "Woy Tik, bae-baekan lo? Kemarin kemana? Buat kita khawatir aja," seru Leo dengan menjitak kepala Tika saat mereka baru saja saling bertemu di koridor kampus."Langsung pulang, sory" jawab Tika dengan cengiran tak berdosanya.Marteen menggeleng kesal, tatapan tak suka sengaja ia lontarkan pada Tika. "Lain kali lo harus paham, kita bela-belain nerobos gas air mata gara-gara lo. Harusnya lo tuh samperin kita dulu, pamit dulu kek. Untung kita gak kenapa-napa" kesal Marteen. Seketika cengiran polos Tika berganti dengan wajah muramnya, hatinya seakan terasa tercabik dengan apa yang di katakan Marteen barusan."Iya Tik, harusnya lo tuh kabarin kita. Punya ponselkan? Apa gunanya kalau gak di pake," tambah Guntur merangkul Tika.Kedua mata Tika terpejam, ia menghela napas gusar. "Ya maaf, kan gak kepikiran""Halah, emang otak lo tuh lemot Tik. Gue gak paham sama lo," seru Marteen dengan gelengan serta tawa renyahnya.Tika meringis, ia tersenyum miri

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-20

Bab terbaru

  • Can is mine   EPILOG (CAN IS MINE)

    "Bunda! Bangun, shalat subuh yuk"Teriakan dua orang yang berbeda nada suara itu begitu mengganggu waktu tidur Ayana pagi ini. Bukannya bangun, Ayana malah sengaja menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya membuat kedua laki-laki beda usia itu berkacak pinggang tak terima. Keduanya saling menatap lekat seolah memberi pesan jika keduanya telah merencanakan sesuatu. SatuDuaTiga"Ayo bangun Bunda, nanti subuhnya telat!"Keduanya kembali berteriak dengan menarik kuat selimut yang tengah Ayana kenakan. Sabiru sudah tidak sabar, ia menaiki ranjang dan memeluk Ayana erat. "Bunda, ayo dong" Sabiru kembali membangunkan Ayana dengan mencium wajah cantiknya. Menyadari ada yang tidak beres membuat Ayana segera membuka mata, ia memeluk Sabiru erat. "Sayang, Ummah masih ngantuk. Kalian duluan aja ya nanti Ummah nyusul" Sabiru menggeleng, ia menarik lengan Ayana untuk segera bangun dari pembaringan. "Ayo bunda, kita berjamaah sama Ayah"Kedua mata Ayana memicing, indra pendengarann

  • Can is mine   akhir dari cerita

    Mata Bisma menyala, jarum suntik yang ia pegang pun mampu dipatahkannya. Ia semakin tersulut emosi, dimana otak Ayana kali ini? Bukankah telat satu jam saja nyawa Sabiru taruhannya sementara jarak pesantren dan rumah sakit ini bisa ditempuh tiga puluh menit belum proses pengecekan golongan darah dan kesehatan. "TOLONGLAH PAHAM, AYA! DIA AYAHNYA, DIA YANG PALING BERHAK MENOLONG SABIRU!" teriak Bisma begitu kencang. Candra begitu syok mendengar pernyataan Bisma, ia pun turun dari ranjang pasien menghampiri Ayana yang berdiri kaku diambang pintu."Apakah yang Bisma katakan itu benar?" tanya Candra tak percaya. Ayana masih membeku enggan menjawab. Kedua tangan Candra terangkat, ia mengguncang tubuh Ayana. "Jawab Aya, apakah itu benar?"Melihat pemandangan tersebut membuat Bisma semakin geram, ia tidak mau membuang banyak waktu hanya karena ini. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah Sabiru, ia ingin Sabirunya selamat. "Aya aku tidak akan pernah memaafkamu jika Sabiruku tidak selamat," lir

  • Can is mine   Biarlah takdir yang bercerita

    Selepas kepergian Candra, Ayana menangis sesenggukan dengan Sabiru yang sudah tertidur dipelukannya. Dengan datar Bisma mengambil sabiru untuk ia tidurkan lalu menyuruh Ayana untuk menjauh agar tidak mengganggu Sabiru. Ayana menurut, ia menjauh dari Sabiru dan terduduk di kursi tunggu yang tersedia diruangan tersebut. "Kenapa tidak jujur saja? pernyataan yang kamu lontarkan itu suatu kebohongan yang suatu saat akan merugikan kamu sendiri" Bisma menyodorkan tisu pada Ayana dengan kecewa. Kenapa Ayana seolah-olah kembali memberikan harapan besar padanya padahal jelas-jelas ia akan kembali merasakan sakitnya kembali ditolak oleh Ayana. Ayana mendongak, ia menerima tisu tersebut untuk menghapus ingusnya. Bisma duduk disampinya, mendengarkan tangis Ayana yang tidak mau berhenti itu dengan setia."Kenapa dia datang disaat aku hampir saja berhasil melupakannya?" tanya Ayana disela tangisnya. "Yang dia bilang itu benar Ya, pertemuan kalian itu sudah menjadi takdir Tuhan. Kamu tidak bisa

  • Can is mine   takdir tuhan

    Tiga tahun berlaluSenja, kelabu masih saja menjadi peneman hari-hari Candra sejak tiga tahun terakhir setelah ia tidak pernah menemukan Ayana dimana pun. Kedua orangtua pun tidak ada yang memberitahu kemana perginya Ayana sebenarnya. Sejak tigak tahun terakhir pula, hidup Candra diambang keputus asaan. Ia begitu bingung ingin melanjutkan hidupnya seperti apa sementara kehidupan telah berakhir sejak penyesalan terbesarnya itu."Sudah tiga tahun loh, lu gak mau bangkit melupakannya? Gue aja udah punya anak tiga loh" sindir Haris menemui Candra yang tengah terduduk di balkon kantornya. Ya, Candra kembali bekerja di rumah sakit miliknya sebagai CEO sejak ayahnya mengetahui jika Candra sudah putus dengan Hanin. Candra tak tergerak untuk menjawab, ia masih saja menikmati senja yang akan kembali digantikan dengan gelapnya malam. "Gue masih menunggu dia balik, sekali pun dia sudah bukan jadi istri gue tapi gue akan tetap menjadi miliknya. Gue gak mau nikah dengan siapa pun kecuali dengan

  • Can is mine   sebenarnya yang terjadi

    Hari-hari berikutnya adalah penderitaan bagi Candra, sesak yang menggunung dihatinya tidak akan pernah runtuh sebelum ia meminta maaf pada Ayana dan Ayana memaafkannya. Menyesal, merasa bersalah dan rindu yang amat besar membuat hari-hari Candra menjadi sangat kelabu.Untuk menuntaskan semuanya pagi ini bahkan Candra bergegas untuk menjemput Ayana dan meminta maaf padanya, wajah yang sayu itu kini sudah menatap sendu pekarangan rumah Herlan. Disana nampak begitu sepi pagi ini dan Candra tidak begitu yakin kalau Herlan akan mengizinkannya masuk. Namun bukan Candra namanya kalau tidak mencoba. Ia berusaha menguatkan hatinya, bersikap bodo amat memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah tersebut. Beberapa penjaga bahkan menyambutnya dengan ramah. Menghela nafas dalam, Candra keluar dari mobil dan berjalan menuju depan pintu rumah tersebut. Belum sempat Candra mengetuk pintu tiba-tiba Adinda keluar dari rumah tersebut dengan pakaian dinasnya. "Kamu, sedang apa disini?" tanya Adinda beg

  • Can is mine   Kehilangan

    Sudah hampir tiga bulan sejak perpisahan Candra dengan Ayana, kini dirinya sudah kembali terbiasa menjalani hari-hari. Melakukan pekerjaan rumah tanpa di bantu oleh Ayana. Keterbiasaan itu entah kenapa menjadikan hatinya suram untuk menjalani hari-hari. Ia merasa harinya kurang lengkap tanpa ada pengganggu di hidupnya. Siapa lagi kalau bukan Ayana. Sudah hampir tiga bulan juga Candra tak lagi menjadi seorang CEO dirumah sakit miliknya atau pun di perusahaan milik ayahnya. Hidup Candra kembali lagi kemassa dimana ia hanyalah seorang pegawai rumah sakit biasa di salah satu rumah sakit swasta. Haris, yang merupakan sahabatnya pun tak peduli dengannya. Entah, mungkin ini memang hukuman baginya atas apa yang ia lakukan pada Ayana dulu. Candra menarik napas dalam, menatap kearah sebrang rumah sakit. Dimana ia melihat seseorang yang tidak asing baginya, perempuan yang sedari dulu ia cintai tengah menunggunya duduk santai menikmati secangkir kopi andalan yang disajikan di kafe tersebut.

  • Can is mine   pergi

    Rembulan malam telah tenggelam, menghilang di gantikan dengan sinar matahari yang terbit dengan malu-malu. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi Candra masih asik duduk melamun di kursi meja makan. Ada hati kecil yang menyesal saat ini, luka di wajahnya bahkan masih terasa perih. Setelah malam itu, sepertinya Candra akan benar-benar kehilangan Ayananya. Kemarahan Herlan nampaknya akan mengibarkan bendera permusuhan. Pikirnya. Candra meringis saat melihat pemandangan rumah yang begitu acak-acakan tidak seperti biasanya yang nampak rapi dan harum. Ia menghembuskan nafas kasar ketika cucian yang menggunung seperti melambai-lambai kearahnya. Ini baru beberapa hari Ayana pergi dari rumahnya namun Candra sudah dibuat stres dengan pekerjaan rumah yang menggunung. Kenapa harus takut jika Ayana pergi kan ada Hanin yang akan merawatnya, menggantikan posisi Ayana. Pikirnya Candra begitu dulu tapi Candra salah. Setelah malam itu, Hanin malah seperti terkesan menjauh. Ia begitu sulit d

  • Can is mine   keputusan

    Mobil berplat nomor dinas itu berhenti tepat di pekarangan rumah Candra. Nampak Herlan bersama kedua ajudannya keluar dari mobil tersebut, mata Herlan memejam lama saat kakinya hendak melangkah ke depan pintu rumah yang sedikit terbuka. Samar-samar Herlan mendengar suara perempuan yang tengah asik berbincang dengan menantunya itu, tentu saja bukan Ayananya. Tangan Herlan terangkat hendak mengetuk pintu, namun dihalangi oleh kedua ajudannya."Izin komandan, sebaiknya jika memang komandan ingin memastikan benar tidaknya jika menantu komandan itu berselingkuh sebaiknya kita tunggu dulu jangan dulu masuk, kita intip saja dari jendela dan dengarkan percakapannya" ujar Roni salah satu ajudan yang paling keluarga Herlan percayai.Herlan menurunkan tangannya, ia menuruti apa yang dikatakan Roni. "Ayo tuan sebaiknya kita intip disini," ajak Roni sedikit menjauhi pintu utama tepat pada jendela besar yang hanya di tutupi kain gorden yang sangat tipis. Dari sana terlihat jelas Candra tengah du

  • Can is mine   kepedulian Bisma

    Lantunan surat Al-Baqarah terdengar melangalun lembut menghiasi kamar kos-koasan berukuran 2.5 m kali 3 m itu.Si pembaca begitu menjiwai setiap ayat demi ayat yang ia lantunkan. Apalagi saat ia membaca dan merenungi salah satu arti dari surat al-baqarah ayat 216 yang berbunyi :كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ“Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”Melalui surat Al Baqarah 216 Allah telah menjelaskan bahwa kewajiban perang harus dilaksanakan meski hal tersebut bukan sesuatu yang menyenangkan. Dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu” yang berarti peperangan

DMCA.com Protection Status