Beranda / Romansa / Can is mine / Menjaga pandangan

Share

Menjaga pandangan

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-10 10:35:54

Pancaran sinar mentari pagi ini begitu sangat cerah menghangatkan jiwa, namun tidak bagi Adinda yang masih terpenjara rasa. 

Ia begitu tak bersemangat sekali menjalani pagi ini, memulai harinya tanpa ikut bersarapan bersama ayah ibu dan abangnya ia lakukan. Kali ini sengaja ia berangkat agak siang menuju rumah sakit, tak seperti biasanya yang berangkat lebih awal demi melihat Candra lebih lama lagi.

Langkah kakinya mengayun lambat menuju ruangan dengan kepala sengaja ia tundukan. Rasanya tak begitu berani berjalan tegak seperti biasanya, menyapa beberapa nakes dengan ramah. 

"Dokter Adinda, kenapa baru datang?" tanya Dokter Qori ketika mereka berpapasan dilorong rumah sakit.

Adinda mendongak lesu. Ia menatap dokter Qori malas, kemudian berjalan melewatinya tanpa menjawab pertanyaan dokter Qori.

"Aneh," gumam dokter Qori berbalik mengikuti langkah Adinda.

"Tunggu dokter, hari ini tugas kamu banyak. IGD hari ini penuh," ucap do

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Can is mine   Belajar membaca

    Lain halnya dengan Adinda yang suasananya hatinya kini tak karuan, Ayana kini justru merasakan sesuatu hal yang berbanding dengan sang kakak.Hari ini dirinya begitu sangat merasa bahagia setelah apa yang dilakukan Candra padanya. Begitu lembut dan sopan, bahkan kebahagiaan itu turut ia bawa kekampusnya.Semua para penghuni kampus pun merasa kebingungan saat melihat Ayana yang begitu ramah, sisi kegarangannya pun nampak nyaris tak ada hari ini.Semua orang nampak bertanya-tanya dalam hati, ada apa dan kenapa kok bisa seorang preman kampus hari ini nampak begitu ramah sekali bahkan sam adik kampus pun Ayana tak segan menyapa dan membantu beberapa orang yang membutuhkan bantuannya."Ekhem tumben nih seorang Ayana mau berbaik hati membantu sesama," sindir Guntur saat ia sengaja menemui Ayana yang tengah membantu pak Tama memindahkan bangku ke gudang."Kagak usah nyindir deh, lo mending bantu kita gotong nih bangku" seru Ayana."Eh, eh hati-hati

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Can is mine   Sorot kebencian

    Suasana cafe milik Ilham, sahabat geng Aster itu kian petang semakin kian ramai pengunjung. Asep dan teman-temannya pun begitu takjub dengan apa yang terjadi, hampir semua meja terisi penuh dengan para anak remaja dan sepasang kekasih yang sedang asik menikmati hidangan di cafe ini maupun asik berfoto di spot-spot yang instagramabel banget."Wah Ham, bener-bener nih lo jiwa pengusahanya emang ada," takjub Leo dengan mengacungkan kedua jempolnya.Ilham pun mengibaskan rambut sebahunya dengan begitu so kerennya. "Harus dong, orang kaya itu terlahir dari orang miskin tersakiti" jawab Ilham dengan kedua tangannya bersedekap dada."Sombong amat!" seru Asep dan Marteen bersamaan. Cengiran kuda Ilham berikan mereka sebagai jawaban dari ucapannya barusan.Sedikit bercerita tentang Ilham, sahabat mereka yang dulu pernah bergabung di geng Aster sewaktu SMA namun Ilham yang terlahir dari keluarga tak mampu mengharuskannya bekerja keras setiap hari untuk memenuhi keb

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Can is mine   Insecure

    "Hoam ..." Ayana terbangun dari tidurnya saat udara dingin ia rasakan kali ini.Matanya mengerjap-ngerjap melihat jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul setengah empat pagi."Belum pagi, tidur lagi aja deh" gumam Ayana kembali menggulung selimut tebalnya pada tubuh mungilnya.Udara yang teramat dingin begitu terasa mendukungnya untuk terus berlama-lama bergelung di selimut tersebut.Baru saja matanya terpejam, rasa mulas yang tak tertahankan di perutnya membuat ia terpaksa untuk kembali membuka mata. Lantas ia terbangun dan segera berlari menuju kamar mandi.Sepuluh menit berlalu, Ayana pun kini baru saja keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya sengaja ia perlambat saat untuk kesekian kalinya Ayana kembali mendengar suara merdu Candra yang tengah melantunkan ayat suci Al-qur'annya.Diam-diam ia berdiri di ambang pintu kamar Candra yang terbuka. Melihat Candra yang begitu fokus membaca ayat demi ayat dengan begitu lancar membuat diriny

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Can is mine   Perlakuan manis

    Perdebatan kecil menemani langkah Ayana dan Candra saat ini, kala keduanya berjalan menyusuri lorong rumah sakit.Setiap orang yang berpapasan dengan mereka hanya tersenyum geli, sedangkan Ayana kini nampak begitu cemberut."Tau gini, gue tadi jalan kaki aja sekalian atau minta si Guntur buat jemput!" Ayana terus saja menggerutu kesal saat mengingat ucapan Haris tadi yang mengatakan bahwa motor Candra sedang dalam perbaikan di bengkel."Udahlah gak usah marah-marah gitu, Mas kan bisa antar kamu" kekeh Candra dengan begitu sabarnya menghadapi kemarahan Ayana."Mas,Mas! Lo bukan Mas gue!" bentak Ayana yang seketika semua pasang mata beralih menatap mereka.Dengan menahan malu, Candra mendekap mulut Ayana sembari berbisik. "Jangan bentak-bentak, ini di depan umum. Kamu mau status kita terbongkar?""Ya enggalah!" jawab Ayana melepas paksa dekapan tangan Candra dimulutnya.Candra tersenyum, lalu ia menyeret Ayana agar segera ikut dengannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • Can is mine   Panggilan sayang

    Panggilan kesayangan itu wajib ada dalam setiap hubungan agar kita bisa saling menghargai satu sama lain👟👟👟Diam terpaku, memperhatikan wanita yang dicintainya dari kejauhan itulah yang saat ini Bisma lakukan.Melihatnya tersenyum bahagia sembari fokus membaca buku dengan tubuh bersandar pada rak-rak buku membuat ulu hatinya terasa begitu nyeri. Jika bisa memilih, ia ingin ada disampingnya. Menemaninya membaca, tapi sayang pilihan itu tidak bisa ia pilih. Ah, Inikah rasanya cinta bertepuk sebelah tangan?Tapi tunggu, ia tidak akan menyerah begitu saja saat cintanya tak terbalas. Ia akan berusaha sekuat tenaga berusaha mendapatkan hatinya.Perlahan langkah kakinya menuju wanita yang ia cintai. Hembusan napasnya tak beraturan, ia merasa gugup tak seperti biasanya."Aya?" panggilnya sembari berusaha menetralkan degup jantung yang tak karuan.Wanita itu menoleh, kedua alisnya saling bertaut seakan ia bertanya 'Kenapa?'

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Can is mine   Sekamar?

    Kini perasaan tegang menyelimuti pasangan suami istri saat Ratih, ibu dari Candra belum juga pulang dari rumah mereka padahal langit malam kini telah menyapa dengan dinginnya.Ratih yang tak menyadari ketegangan diantara anak menantunya masih saja berjalan-jalan melihat kondisi rumah yang tak pernah berubah sedari dulu. Rapi dan bersih percis seperti kepribadiaan putranya."Masih gak ada yang berubah ya, tetap sama" ucap Ratih, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk dagunnya seraya menatap sisi yang kosong di sudut ruang tamu."Ya enggaklah bu, Candra nyaman kaya begini" ucap Candra."Nyaman buat kamu belum tentu nyaman buat istri kamu," ucap Ratih. Candra dan Ayana pun terkesiap saling menatap, dengan malasnya Ayana menyikut pelan tangan Candra sebagai kode jika Ayana tidak nyaman berlama-lama dalam situasi yang menegangkan ini."Ibu belum makan, makan dulu ya. Kebetulan kami pesan banyak makanan," ucap Candra mengalihkan pembicaraan."Lah kok pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • Can is mine   Malam pertama

    Malam semakin melarut namun keduanya masih saja terjaga dengan pemikirannya masing-masing. Ranjang empuk di sisi mereka seakan tiada guna, keduanya malah duduk lesehan sembari menonton acara televisi yang tak begitu seru."Hoam ..." berkali-kali Ayana menguap, namun masih saja berusaha agar tetap terjaga malam ini. Ia begitu cukup ketakutan saat untuk pertama kalinya ia bermalam dikamar Candra yang bahkan sejak kedatangannya kerumah ini ia belum pernah memasuki kamar Candra sekali pun."Mau dibawah apa diatas?" tanya Candra yang berhasil membuat mata Ayana melotot sempurna.Ditatap begitu membuat Candra mendelik, tangannya hendak meraih sesuatu tepat dibelakang tubuh Ayana sehingga wajah Ayana dan dirinya begitu berdekatan. Ayana tersentak, ia pun memundurkan sedikit wajahnya dengan jantung berdebar-debar."Lo ... ma ... u ngapain?" tanya Ayana gugup.Kedua alis Candra terangkat tinggi, tangannya yang tak kesampaian meraih sesuatu yang ia tuj

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • Can is mine   Lembaran baru

    Aroma maskulin dari tubuh Candra membuat Ayana sontak terbangun,bukannya terkejut atau bahkan marah Ayana malah tersenyum bahagia saat menyadari jika kini dirinya tengah memeluk Candra dalam tidurnya."Kenapa sih lo, tidur aja harus wangi gini?" gumam Ayana menatap lekat wajah tampan suaminya itu.Candra yang merasa terganggu dalam tidurnya pun kini mulai terbangun, senyuman hangatnya ia lontarkan kala melihat Ayana yang sudah terjaga memperhatikan dirinya."Iya saya ganteng," goda Candra. Sontak Ayana memejamkan matanya dan berbalik membelakangi Candra."Gak usah so jual mahal, saya suka kamu seperti ini" bisik Candra lembut dengan memeluk erat tubuh Ayana.Diperlakukan seperti itu membuat Ayana memejamkan matanya sekuat mungkin sembari berusaha menahan debaran jantung yang teramat keras.Candra tersenyum geli saat menyadari jika kini Ayana tengah menegang dalam posisinya."Ini sudah jam tiga pagi, bangun yuk. Kita shalat tahaj

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28

Bab terbaru

  • Can is mine   EPILOG (CAN IS MINE)

    "Bunda! Bangun, shalat subuh yuk"Teriakan dua orang yang berbeda nada suara itu begitu mengganggu waktu tidur Ayana pagi ini. Bukannya bangun, Ayana malah sengaja menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya membuat kedua laki-laki beda usia itu berkacak pinggang tak terima. Keduanya saling menatap lekat seolah memberi pesan jika keduanya telah merencanakan sesuatu. SatuDuaTiga"Ayo bangun Bunda, nanti subuhnya telat!"Keduanya kembali berteriak dengan menarik kuat selimut yang tengah Ayana kenakan. Sabiru sudah tidak sabar, ia menaiki ranjang dan memeluk Ayana erat. "Bunda, ayo dong" Sabiru kembali membangunkan Ayana dengan mencium wajah cantiknya. Menyadari ada yang tidak beres membuat Ayana segera membuka mata, ia memeluk Sabiru erat. "Sayang, Ummah masih ngantuk. Kalian duluan aja ya nanti Ummah nyusul" Sabiru menggeleng, ia menarik lengan Ayana untuk segera bangun dari pembaringan. "Ayo bunda, kita berjamaah sama Ayah"Kedua mata Ayana memicing, indra pendengarann

  • Can is mine   akhir dari cerita

    Mata Bisma menyala, jarum suntik yang ia pegang pun mampu dipatahkannya. Ia semakin tersulut emosi, dimana otak Ayana kali ini? Bukankah telat satu jam saja nyawa Sabiru taruhannya sementara jarak pesantren dan rumah sakit ini bisa ditempuh tiga puluh menit belum proses pengecekan golongan darah dan kesehatan. "TOLONGLAH PAHAM, AYA! DIA AYAHNYA, DIA YANG PALING BERHAK MENOLONG SABIRU!" teriak Bisma begitu kencang. Candra begitu syok mendengar pernyataan Bisma, ia pun turun dari ranjang pasien menghampiri Ayana yang berdiri kaku diambang pintu."Apakah yang Bisma katakan itu benar?" tanya Candra tak percaya. Ayana masih membeku enggan menjawab. Kedua tangan Candra terangkat, ia mengguncang tubuh Ayana. "Jawab Aya, apakah itu benar?"Melihat pemandangan tersebut membuat Bisma semakin geram, ia tidak mau membuang banyak waktu hanya karena ini. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah Sabiru, ia ingin Sabirunya selamat. "Aya aku tidak akan pernah memaafkamu jika Sabiruku tidak selamat," lir

  • Can is mine   Biarlah takdir yang bercerita

    Selepas kepergian Candra, Ayana menangis sesenggukan dengan Sabiru yang sudah tertidur dipelukannya. Dengan datar Bisma mengambil sabiru untuk ia tidurkan lalu menyuruh Ayana untuk menjauh agar tidak mengganggu Sabiru. Ayana menurut, ia menjauh dari Sabiru dan terduduk di kursi tunggu yang tersedia diruangan tersebut. "Kenapa tidak jujur saja? pernyataan yang kamu lontarkan itu suatu kebohongan yang suatu saat akan merugikan kamu sendiri" Bisma menyodorkan tisu pada Ayana dengan kecewa. Kenapa Ayana seolah-olah kembali memberikan harapan besar padanya padahal jelas-jelas ia akan kembali merasakan sakitnya kembali ditolak oleh Ayana. Ayana mendongak, ia menerima tisu tersebut untuk menghapus ingusnya. Bisma duduk disampinya, mendengarkan tangis Ayana yang tidak mau berhenti itu dengan setia."Kenapa dia datang disaat aku hampir saja berhasil melupakannya?" tanya Ayana disela tangisnya. "Yang dia bilang itu benar Ya, pertemuan kalian itu sudah menjadi takdir Tuhan. Kamu tidak bisa

  • Can is mine   takdir tuhan

    Tiga tahun berlaluSenja, kelabu masih saja menjadi peneman hari-hari Candra sejak tiga tahun terakhir setelah ia tidak pernah menemukan Ayana dimana pun. Kedua orangtua pun tidak ada yang memberitahu kemana perginya Ayana sebenarnya. Sejak tigak tahun terakhir pula, hidup Candra diambang keputus asaan. Ia begitu bingung ingin melanjutkan hidupnya seperti apa sementara kehidupan telah berakhir sejak penyesalan terbesarnya itu."Sudah tiga tahun loh, lu gak mau bangkit melupakannya? Gue aja udah punya anak tiga loh" sindir Haris menemui Candra yang tengah terduduk di balkon kantornya. Ya, Candra kembali bekerja di rumah sakit miliknya sebagai CEO sejak ayahnya mengetahui jika Candra sudah putus dengan Hanin. Candra tak tergerak untuk menjawab, ia masih saja menikmati senja yang akan kembali digantikan dengan gelapnya malam. "Gue masih menunggu dia balik, sekali pun dia sudah bukan jadi istri gue tapi gue akan tetap menjadi miliknya. Gue gak mau nikah dengan siapa pun kecuali dengan

  • Can is mine   sebenarnya yang terjadi

    Hari-hari berikutnya adalah penderitaan bagi Candra, sesak yang menggunung dihatinya tidak akan pernah runtuh sebelum ia meminta maaf pada Ayana dan Ayana memaafkannya. Menyesal, merasa bersalah dan rindu yang amat besar membuat hari-hari Candra menjadi sangat kelabu.Untuk menuntaskan semuanya pagi ini bahkan Candra bergegas untuk menjemput Ayana dan meminta maaf padanya, wajah yang sayu itu kini sudah menatap sendu pekarangan rumah Herlan. Disana nampak begitu sepi pagi ini dan Candra tidak begitu yakin kalau Herlan akan mengizinkannya masuk. Namun bukan Candra namanya kalau tidak mencoba. Ia berusaha menguatkan hatinya, bersikap bodo amat memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah tersebut. Beberapa penjaga bahkan menyambutnya dengan ramah. Menghela nafas dalam, Candra keluar dari mobil dan berjalan menuju depan pintu rumah tersebut. Belum sempat Candra mengetuk pintu tiba-tiba Adinda keluar dari rumah tersebut dengan pakaian dinasnya. "Kamu, sedang apa disini?" tanya Adinda beg

  • Can is mine   Kehilangan

    Sudah hampir tiga bulan sejak perpisahan Candra dengan Ayana, kini dirinya sudah kembali terbiasa menjalani hari-hari. Melakukan pekerjaan rumah tanpa di bantu oleh Ayana. Keterbiasaan itu entah kenapa menjadikan hatinya suram untuk menjalani hari-hari. Ia merasa harinya kurang lengkap tanpa ada pengganggu di hidupnya. Siapa lagi kalau bukan Ayana. Sudah hampir tiga bulan juga Candra tak lagi menjadi seorang CEO dirumah sakit miliknya atau pun di perusahaan milik ayahnya. Hidup Candra kembali lagi kemassa dimana ia hanyalah seorang pegawai rumah sakit biasa di salah satu rumah sakit swasta. Haris, yang merupakan sahabatnya pun tak peduli dengannya. Entah, mungkin ini memang hukuman baginya atas apa yang ia lakukan pada Ayana dulu. Candra menarik napas dalam, menatap kearah sebrang rumah sakit. Dimana ia melihat seseorang yang tidak asing baginya, perempuan yang sedari dulu ia cintai tengah menunggunya duduk santai menikmati secangkir kopi andalan yang disajikan di kafe tersebut.

  • Can is mine   pergi

    Rembulan malam telah tenggelam, menghilang di gantikan dengan sinar matahari yang terbit dengan malu-malu. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi Candra masih asik duduk melamun di kursi meja makan. Ada hati kecil yang menyesal saat ini, luka di wajahnya bahkan masih terasa perih. Setelah malam itu, sepertinya Candra akan benar-benar kehilangan Ayananya. Kemarahan Herlan nampaknya akan mengibarkan bendera permusuhan. Pikirnya. Candra meringis saat melihat pemandangan rumah yang begitu acak-acakan tidak seperti biasanya yang nampak rapi dan harum. Ia menghembuskan nafas kasar ketika cucian yang menggunung seperti melambai-lambai kearahnya. Ini baru beberapa hari Ayana pergi dari rumahnya namun Candra sudah dibuat stres dengan pekerjaan rumah yang menggunung. Kenapa harus takut jika Ayana pergi kan ada Hanin yang akan merawatnya, menggantikan posisi Ayana. Pikirnya Candra begitu dulu tapi Candra salah. Setelah malam itu, Hanin malah seperti terkesan menjauh. Ia begitu sulit d

  • Can is mine   keputusan

    Mobil berplat nomor dinas itu berhenti tepat di pekarangan rumah Candra. Nampak Herlan bersama kedua ajudannya keluar dari mobil tersebut, mata Herlan memejam lama saat kakinya hendak melangkah ke depan pintu rumah yang sedikit terbuka. Samar-samar Herlan mendengar suara perempuan yang tengah asik berbincang dengan menantunya itu, tentu saja bukan Ayananya. Tangan Herlan terangkat hendak mengetuk pintu, namun dihalangi oleh kedua ajudannya."Izin komandan, sebaiknya jika memang komandan ingin memastikan benar tidaknya jika menantu komandan itu berselingkuh sebaiknya kita tunggu dulu jangan dulu masuk, kita intip saja dari jendela dan dengarkan percakapannya" ujar Roni salah satu ajudan yang paling keluarga Herlan percayai.Herlan menurunkan tangannya, ia menuruti apa yang dikatakan Roni. "Ayo tuan sebaiknya kita intip disini," ajak Roni sedikit menjauhi pintu utama tepat pada jendela besar yang hanya di tutupi kain gorden yang sangat tipis. Dari sana terlihat jelas Candra tengah du

  • Can is mine   kepedulian Bisma

    Lantunan surat Al-Baqarah terdengar melangalun lembut menghiasi kamar kos-koasan berukuran 2.5 m kali 3 m itu.Si pembaca begitu menjiwai setiap ayat demi ayat yang ia lantunkan. Apalagi saat ia membaca dan merenungi salah satu arti dari surat al-baqarah ayat 216 yang berbunyi :كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ“Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”Melalui surat Al Baqarah 216 Allah telah menjelaskan bahwa kewajiban perang harus dilaksanakan meski hal tersebut bukan sesuatu yang menyenangkan. Dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu” yang berarti peperangan

DMCA.com Protection Status