Beranda / Romansa / Calon Istri Tuan Muda / 60. Keputusan Nenek

Share

60. Keputusan Nenek

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-22 20:22:18

Semua orang sudah berkumpul di ruang tengah yang biasa mereka gunakan untuk bersantai setelah makan bersama, tapi suasananya tampak serius sekali, melihat ekspresi nenek yang terdiam, juga ayahnya Fandra serta ibunya.

Seperti biasanya, Fandra dan Vana duduk berdampingan di sofa bersama Fiona yang tidak ingin jauh dari Vana dan selalu menempel di jam usai makan malam sehingga Fandra tak punya kesempatan untuk menjahilinya, tapi itu bukanlah masalah, dalam diamnya, dia menarik tangan Vana ke belakang tubuhnya untuk dia pegang.

Nenek menarik napasnya panjang lalu mengangkat wajahnya dan menatap wajah-wajah yang hadir di sana bergantian, ada keharuan di matanya, menyusup ke hati Vana.

“Baiklah, tanpa menunda lagi, Nenek akan menyampaikan keputusan yang sudah Nenek ambil setelah memikirkannya cukup lama,” katanya lalu menjeda dan mengarahkan tatapannya pada Fandra.

Mereka semua menunggu apa ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Calon Istri Tuan Muda   61. Kehadairan Dalam Sunyi

    Sepanjang jalan menuju kamar mereka itu hanya diam saja. Pikiran Fandra terlalu banyak pertimbangan, begitu juga dengan Vana. Apa yang semestinya dia lakukan sekarang? Sanggupkan dia di sorot kamera? Sebab bukan tidak mungkin juga pengumuman itu tanpa adanya media, meskipun hanya berita kecil.“Selamat istirahat,” ucap Vana begitu sampai di depan pintu kamar Fandra.Pria itu tak menyahut dan tetap diam. Vana yang menuntunnya ke sana meskipun pikirannya sedang kacau. Ketika gadis itu hendak melepaskan tangannya, tapi Fandra justru mengeratkannya membuat Vana menatapnya tak mengerti.“Temani aku,” pintanya pelan.“Tapi ….”Belum juga Vana mengatakan sesuatu, Fandra sudah lebih dulu menariknya dari sana dan menuruni anak tangga menuju ruang bawah gedung selatan, istananya Fandra.Vana tak mengatakan apa-apa, hanya megikuti ke mana Fandra membawanya, lagi pula, dia sedang tidak ingin berdebat juga da nada hal yang harus dia putuskan saat ini, meskipun masih ada waktu untuknya memutuskan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Calon Istri Tuan Muda   62. Percayalah Padanya

    “Masih ada waktu sampai Minggu, apakah kamu sudah membuat keputusan, Vana?” tanya nenek ketika minum teh bersama di waktu senja pada hari Jumat.Nenek nenaruh cangkir tehnya di atas meja setelah menyeruputnya sesaat lalu. Vana terdiam mendengar pertanyaan itu. Haruskah dia menjelaskannya sekarang?Halaman di depan teras gedung barat, di mana nenek dan kedua orang tua Fandra berada dan sering menghabiskan waktu bersama itu terasa hangat saat senja. Tiba-tiba Vana menjadi gugup, dia mengambil muffin dan mengigitnya untuk menyembunyikan senyum kecilnya yang rupanya dilihat oleh wanita tua itu yang ikut tersenyum kecil kemudian.“Kamu tak perlu merasa tertekan akan hal itu, Vana. Nenek hanya ingin hubungan di antara kita lebih jelas dengan adanya pertunangan resmi,” kata nenek, pandangannya menerawang jauh ke depan.Vana masih diam, mendengarkan apa yang hendak nenek sampaikan dan masih mengunyah muffin yang tinggal setengahnya. Pelatihan yang dia terima di rumah besar itu menjadi kebiasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Calon Istri Tuan Muda   63. Tengkuk yang Menggoda

    Seperti yang Vana sampaikan pada nenek soal acara reuni kampusnya itu, tapi dia tak mengatakannya pada Fandra meskipun pria itu sendiri sedang libur. Hanya Diana saja yang nenek kasih tahu soal acara Vana itu dan menyampaikan rencananya.Usai sarapan Vana menghabiskan waktunya di kamar untuk berchat-ria dengan temannya terkait acara itu.[Jemputlah aku di depan,] kata Vana mengirimkan chat pada Heda.[Bagaimana yang lain?] Heda membalas.[Entah, coba tanya di grup.][Nanti. Kebetulan aku baru pulang sif. Kau yakin, Van?] Heda bertanya, nada chatnya terdengar ragu.[Soal apa?] Vana ingin tahu juga meskipun dia menyadari maksud dari Heda itu.[Kau sungguh bisa keluar, bahkan saat makan malam?]Tentu saja Heda mengetahui aturan ketat di keluarga besar seperti Alatas, bukan hal mudah untuk berkeliaran apalagi di malam har

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Calon Istri Tuan Muda   64. Jejakku

    Tak hanya Fandra yang terjatuh ke kasur milik Vana, tapi gadis itu juga ikut kehilangan keseimbangan tubuhnya dan menimpa pria itu, tepat di atasnya dan nyaris saja wajah mereka beradu.Senyum Fandra menghilang, tawanya juga terhenti, begitu juga dengan Vana, tapi dia tak bisa menghentikan napasnya yang memburu, bahkan ketika menyadari kedekatan tanpa jarak itu.Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat lamanya tanpa mengubah posisi sampai akhirnya Vana berdeham kecil lalu bergerak mengambil jarak, dia terbaring di samping Fandra dan menatap langit-langit kamarnya.Detak jantung mereka seirama dalam dada, membentuk melodi indah yang mendebarkan, membuat keduanya terdiam bagai patung tidur. Meskipun kedetakan itu bukanlah yang pertama kalinya, tetap saja mereka tampak canggung sesudahnya tapi diam-diam menikmati melodi detakan di dalam dada. Apakah rasa yang mereka miliki itu sama?&nb

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Calon Istri Tuan Muda   65. Reuni

    Vana sudah siapa untuk pergi ke acara reuni kampusnya itu yang berlokasi di café Arzal. Dia mematut dirinya di cermin. Begitu hendak mengikat rambutnya dan melihat bekas jejakan Fandra, dia mendesis.“Sial!”Akhirnya dia menggerai rambut hitamnya untuk menutupi jejak kemerahan itu di tengkuknya yang masih tampak begitu jelas, tapi untungnya itu bisa tertutupi oleh rambut.Bunyi ponsel yang dia letakan di atas meja rias menarik perhatiannya. Nama Heda tampak di layar menghubunginya.“Ya? Aku sudah siap, tinggal turun,” jawabnya begitu menggeser tombol terima panggilan.“Aku tunggu, Van, nggak bisa masuk,” kata Heda.“Oke. Aku turun sekarang.”Sambungan terputus saat itu, hanya percakapan singkat saja. Dia meletakan kembali ponselnya lalu menyambar tas selempang ukuran sedang berwarna hitam, senada dengan celananya dan memasukan ponsel serta beberapa benda penting saja. Dia bergegas turun lewat ballroom. Para pelayan menyampaikan kalau Fandra sedang berada di gedung barat untuk bertemu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Calon Istri Tuan Muda   66. Ketahuan

    Sementara itu, Fandra sedang bersama Gavian di lantai bawah kamarnya, ruangan terlarang bagi siapapun kecuali Fandra yang mengizinkannya, biasanya dia akan menghabiskan waktunya dengan temannya di sana dan tidak ikut makan malam, itu sebabnya dia tidak mengetahui ketidakhadiran Vana di meja makan.“Jadi, Nenek sudah memutuskan untuk mengumumkan pertunanganmu dengan gadis itu?” Gavian sedikit terkejut ketika Fandra menceritakan rencana nenek.“Ya, finalnya akan ditentukan besok. Aku harus membuat keputusan,” kata Fandra, mendesah berat.“Kau belum membuat keputusan?” tanya Gavian, Fandra terdiam.Kedua pria seumuran itu terdiam, dua gelas piala di atas meja dengan cemilan ringan, hanya jus jeruk kemasan yang mengisi gelas itu karena Gavian harus pulang membawa mobil, akan lebih aman kalau tidak ada setetespun cairan keras dalam tubuhnya, ibunya cukup ketat juga seka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Calon Istri Tuan Muda   67. Pengakuan yang Disukai

    “Habiskan, ayo habiskan!” seruan seru dari meja Vana bersorak agar dia menegak satu minuman sebagai hukuman karena kalah bermain.Mau tak mau Vana mengangkat gelas piala itu yang berisi vodka, minuman yang kadarnya cukup tinggi dan efeknya pasti akan terasa besok pagi.“Yeeee!” Riuh sekali mereka ketika Vana menghabiskan isinya tanpa sisa.Ini untuk kesekiannya Vana kalah game truth or dare, sebuah game lama yang masih sering mereka mainkan hanya untuk membongkar rahasia mereka yang sudah sepantasnya menikah atau memiliki kekasih, tapi permainan itu hanya diisi oleh mereka yang belum menikah. Vana menolak menjawab dengan jujur dan memilih tantangan, bahkan ketika ditanya siapa yang dia sukai dulu di kampus, dia memilih bungkam meskipun mengundang kecewa.Bagaimanapun juga Vana tak akan mengungkapkan bagaimana perasaannya terhadap Arzal, tapi dia sempat menghadapi kebimbangan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Calon Istri Tuan Muda   68. Pagi yang Aneh

    Vana tertidur di mobil, sesekali melantur efek dari minuman yang dia tenggak cukup banyak. Matanya terbuka dan melihat Fandra yang tengah mengemudi lalu tersenyum tak jelas.“Astaga, ada Tuan Muda di sini,” racaunya lantas tertawa kecil.Fandra menoleh padanya tepat di lampu merah dan memperhatikan Vana.“Sepertinya kau bersenang-senang Nona?” katanya.Kepala Vana bergerak membuat anggukan dan kembali tersenyum, matanya terbuka setengah sepertinya kesadarannya hanya sedikit.“Ya. Aku bersenang-senang,” katanya menarik napas.Fandra menggelengkan kepalanya dan mengarahkan pandangan kembali ke depan, berpikir bagaimana membawa pulang Vana? Rasanya tidak mungkin pulang sekarang di saat nenek dan ibunya mengawasi, bila mereka tahu Vana pulang dalam keadaan seperti itu, bisa menjadi buruk bagi gadis itu.“Aku harus memperingatkannya,” gumamnya.Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, Fandra menjalankan mobilnya lagi, tapi alih-alih lurus menuju rumahnya, dia membelokan kendaraan menuju su

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04

Bab terbaru

  • Calon Istri Tuan Muda   108. (Akhir) Kau Milikku

    Sudah hampir satu bulan sejak Fandra pergi ke Jepang untuk urusan bisnisnya ternyata masalahnya rumit sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengurusnya. Ayah Fandra juga turut pergi satu minggu lalu untuk membantu karena masalahnya semakin besar membuat semua jadi khawatir.Cuaca belakangan ini tidak tentu, hujan deras turun dengan guntur dan kilat padahal siang masih berlangsung tapi hujan sudah turun. Keluarga Alatas menjadi resah tapi mereka saling menguatkan satu sama lain, mendoakan yang sedang berada di luar rumah.Hari ini pagi cerah, tapi saat siang hari mendung berat, langit gelap dengan gemuruh yang terdengar keras. Angin kencang pun tak mau tertinggal menyemarakkan badai yang hendak turun.Dengan semua kabar cuaca yang buruk itu membuat Vana menjadi tak tenang. Fandra tidak bisa dihubungi dua hari ini karena sibuk sekali. Ayah sempat mengabari kalau mereka akan lembur beberapa hari agar masalah segera beres.Vana tidak tahu apapun jadi hanya bisa mendukung saja dan mend

  • Calon Istri Tuan Muda   107. Arzal Pamit

    Tiga hari sejak kejadian itu, Vana jarang sekali keluar dan lebih menghabiskan waktunya di rumah Fandra. Dia punya hobi baru sekarang, melakukan banyak hal seperti merangkai bunga, membuat kerajinan dan lain sebagainya. Fandra sibuk dengan pekerjaannya hingga jarang sekali dihubungi, karena Vana tidak ingin menganggu maka pria itulah yang menghubunginya.Vana sudah menjadi bagian dari keluarga besar itu, dan calon istri Fandra jadi dia bisa bebas ke manapun dia mau di gedung selatan itu. Namun, Fandra tidak mengizinkan Vana untuk ke rumah pondok itu.“Vana, kau sibuk?” Heda datang menghampiri.Apa yang terjadi di hotel itu hanya diketahui beberapa orang saja. Fandra membungkam wartawan yang Asheila bawa itu, dan Asheila sendiri sudah pergi lagi. Dua bodyguard yang ditugaskan Fandra pun tidak akan membicarakan masalah itu, hanya Heda dan Gavian yang mengetahuinya lagi, serta Arzal. Yang lain, terutama keluarga Alatas tidak ada yang tahu.“Tidak. Kenapa?” tanya Vana sambil berbalik meng

  • Calon Istri Tuan Muda   106. Tidak Ada Lagi Kesempatan

    Vana tampak kelehan, dan berbaring di ranjang yang berantakan.Entah berapa tempat yang mereka jamah, dan memberantakannya bahkan kamar mandi pun tak luput dari mereka.“Kau akan kesakitan saat bangunan nanti.”Vana merespon pelan.“Aku tahu. Tapi, aku tidak bisa … kenapa kau di sini?” tanya Vana lemah.“Aku tidak mungkin meninggalkanmu dengan masalah besar, bukan?”“Ya. Namun, bagaimana kau?” Vana tampak tak berdaya, dia lemah sekarang setelah energinya terkuras habis untuk bergelut dengan pria itu.“Kau akan tahu saat sadar sepenuhnya. Jadi sekarang, tidurlah. Kau pasti lelah,” katanya sambil mengusap kepala Vana dan mendaratkan kecupan di dahi gadis itu.“Kau akan pergi bukan?”“Ya, setelah ini,” jawabnya.“Cepatlah kembali. Aku akan menunggu.”“Tentu. Istirahatlah di sini. Sahabatmu akan menjemput besok. Ibu akan menjagamu sampai aku kembali. Jangan pernah keluar lagi dengan pria lain.”Vana mengangguk. Kedua matanya tampak berat untuk terbuka tapi dia masih mengenali suara itu.“

  • Calon Istri Tuan Muda   105. Yang Direncanakan

    “Fandra?” Vana memanggil sambil mencari pria itu.Fandra muncul tak lama kemudian.“Ya?” Fandra menyahut. “Ada apa?”“Tidak. Aku pikir kau ke mana. Bukannya kau ingin mengatakan sesuatu padaku, apa itu?” tanya Vana kemudian sambil menatap pria itu yang justru menghindar.“Kau mau melihat sekitar?” tanya Fandra, mengalihkan.“Nanti,” jawab Vana sadar kalau Fandra menghindarinya. “Katakanlah, selagi aku bisa mendengarkannya dengan baik,” kata gadis itu mendesak Fandra.Meskipun ragu, pria itu akhirnya menatap Vana.“Aku akan pergi dinas,” ungkap Fandra akhirnya.Vana tak merespon, membiarkan Fandra kembali menyampaikan sisanya.“Ke Jepang, selama dua minggu,” lanjutnya dan masih menatap Vana, mengawasi ekspresi gadis itu.“Itu saja?” tanya Vana tampak tenang.Kedua alis Fandra terangkat, sedikit heran dengan tanggapan yang gadis itu berikan. Fandra berpikir Vana mungkin akan marah, sedih, atau hal lainnya lagi. Namun ternyata, gadis itu cukup tenang untuk merespon.“Ya,” jawab Fandra si

  • Calon Istri Tuan Muda   104. Rumah Pondok Itu

    Setelah hari pertunangan itu Asheila menemui Arzal di tempat pria itu sering berada. Asheila mencari tahu lebih dulu tentang pria itu sebelumnya, dan kini duduk anggun di salah satu kursi café milik Arzal.Dengan senyum puas menghiasi bibir, dan rencana yang telah disusun. Asheila yakin semua akan berhasil sesuai dengan prediksinya bila bekerjasama dengan Arzal. Ashelia pikir bisa mengendalikan pria itu, dan membawa ke sisinya lalu menggunakannya untuk merebut Vana dari Fandra, maka dengan begitu Fandra akan kembali padanya.“Maaf membuatmu menunggu,” suara Arzal membuat Asheila menolehkan kepala.“Tidak apa-apa. Aku sudah menunggumu, duduklah,” ujar Asheila.Sesaat Arzal diam, firasatnya tak enak, menatap wanita di depannya beberapa saat. Tentu saja, Arzal sedikit mengenali Asheila yang ditemuinya di acara Vana dan Fandra tapi Arzal tidak tahu hubungan antara wanita itu dan Fandra.Masih tetap membentuk senyuman di bibir, Asleila menunggu respon dari Arzal dengan perasaan tak sabar.

  • Calon Istri Tuan Muda   103. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih

    Setelah serangkaian sambutan, mereka akhirnya bertukar cincin. Fandra memasangkannya di jari manis Vana, memperhatikannya beberapa saat. Gema tepuk tangan memenuhi ruangan. Giliran Vana memasangkan cincinnya di jari manis tangan kiri Fandra. Para hadirin bersorak, menyampaikan bahagianya dan mengucapkan selamat atas pertunangan itu, mereka kini resmi menjadi sepasang kekasih yang membuat iri banyak pihak.Vana memeluk ibunya begitu sesi tukar cincin berakhir dan para tamu undangan bergantian memberinya selamat. Fandra ditarik menjauh oleh Arvan dan bergabung dengan Gavian sedangkan Vana bersama keluarganya, ibu serta nenek mengelilinginya. Ada nenek dan kakek Gavian juga di sana menyampaikan bahagia dan harunya pada Vana serta mendoakannya yang terbaik.“Aku senang akhirnya kamu menjadi bagian dari keluarga ini dan membuat Xu Mei tenang,” kata nenek Gavian sembari mengusap lengan Vana.“Terima kasih atas hadirnya, Nenek, dan mendoakan yang terbaik untukku. Semoga doa baik kembali pada

  • Calon Istri Tuan Muda   102. Sang Putri

    Ruang ballroom yang tadinya luas, hanya ada dekorasi di sisi ruangan kini tampak megah dengan kursi dan meja, altar, dan panggung, serta pernah pernik yang menghiasi ruangan luas di mansion Alatas itu. Kali ini ruangan tersebut hampir penuh sesak oleh tamu undangan yang hadir, meskipun hanya mengundang kalangan atas, tetap saja banyak.Fandra menunggu bersama keluarganya sembari mendengarkan MC yang membuat sambutan sesuai dengan urutannya. Xu Mei, wanita tua berdarah China itu tampak anggun, diapit oleh menantu dan putra tersayangnya, mereka bak raja dan ratu serta ibu suri yang duduk satu meja bersama pangerannya. Alifika juga ada di sana, di meja yang sama dengan orang tua serta ibunya Vana. Wanita itu sama anggunnya seperti Diana yang duduk di sampingnya.Para tamu undangan itu tampak berseri- seri, ikut gugup menunggu sang putri yang wajahnya masih rahasia, hanya namanya yang tertera di kartu undangan. Semua orang dibuat penasaran, secantik apa dia? Sehebat apa latarnya sehingga

  • Calon Istri Tuan Muda   101. Acara Besar

    Hari besar itu akhirnya tiba juga. Acara akan dilaksanakan pada malam hari, tapi ketika senja menjadi latar di barat sana Vana sudah di dalam kamarnya, tidak boleh kelaur dan Fandra dilarang menemuinya sejak pagi, bahkan mungkin kemarin malam. Meski begitu, Fandra beberapa kali ingin menemuinya, tak melihat gadis itu rasanya aneh baginya.Alifika dan keluarga lainnya memaksa Fandra untuk pindah ke bagunan lain, dan mereka menahannya di kamar sang nenek. Di sanalah dia berganti baju, sedangkan Vana tetap di kamarnya, sibuk dengan para perias, bahkan ponselnya tak bisa dia mainkan. Hanya para wanita yang boleh datang untuk melihatnya, Fandra tidak boleh. Tampilan Vana akan menjadi kejutan juga untuknya.“Kau yang bertunangan kenapa aku yang gugup,” ujar Sabina yang datang lebih awal bersama Angela untuk menemani Vana.“Iya nih. Bener-benar gila rasanya,” timpal Angela yang duduk di samping Sabina sementara Vana di sofa usai merias wajah dan mengenakan gaun untuk pertunangannya hari ini

  • Calon Istri Tuan Muda   100. Tak Ingin Menjauh

    Matahari sudah di ufuk barat ketika Fandra akhirnya tiba di rumah. Dia pergi menenangkan dirinya lebih dulu sebelum kembali karena kalau sampai neneknya tahu, dia pasti akan dalam bahaya.Memarkirkan mobilnya sebaik mungkin. Saat senja seperti ini biasanya sang nenek bersantai di teras kediamannya menikmati matahari tenggelam yang terasa hangat. Para pekerja sedang sibuk beralu lalang, semua dipercayakan pada orang lain yang mengurus dekorasi dalam pengawasan sang ibu dan kakaknya.“Kau kembali,” sapa Alifika yang kebetulan berada di ballroom untuk mengecek dekorasi.Sempat Fandra terkejut, tapi dia kemudian bersikap biasa saja melihat sang kakak tengah sibuk dengan kertas di tangannya, mencatat apa yang sudah dan belum selesai di kerjakan.“Ya,” jawabnya singkat.Alifika mengangkat wajahnya dan menatap sang adik beberapa saat lalu menepuk bahunya sebelum

DMCA.com Protection Status