Jika memang memendam rasa begitu sulit dan menyakitkan. Mengapa hati ini enggan menyerah dalam sebuah penantian untuk mencari sebuah kepastian?(Athar – Afni ~ Pesona Kang Ndalem)***Tiga hari sudah Afni di rawat di rumah sakit untuk pemulihan pasca cedera. Hati gadis itu sedikit lega setelah mengungkapkan perasaannya pada sang bunda. Terlepas dari jawaban Arni yang memintanya kembali memikirkan matang-matang dan tidak gegabah. Bukan karena Arni tidak setuju, tetapi ia harus benar-benar memastikan apa yang dirasakan Afni bukanlah cinta sesaat atau bentuk kekaguman.Sudah dua hari Athar pulang ke rumah. Ia meminta izin pengurus untuk pulang karena ada sesuatu hal. Ia tidak bilang kalau kakeknya sakit. Kemarin, setelah tahu keadaannya Afni, ia mendapatkan telepon dari Pak Mahrus, salah satu sopir keluarga. Pak Mahrus mengabarkan kalau sang kakek jatuh di kebun. Darah tinggi dan vertigonya kumat.Hari ini Arza dan Fathiyah datang, selain ingin menemui sang bunda dan sang abi untuk memb
Jika tidak ada duka dari sebuah penderitaan, manusia tidak akan tahu batasannya. Rasakan prosesnya, ambil hikmahnya(Afni Azkiyah Syauqi – Athar Farhad)***Setelah salat Asar, keluarga Azril diajak Kiai Bisri masuk ke dalam ndalemnya. Hantaran yang dibawa oleh pihak Azril segera di serahkan pada pihak Arsyi. Mereka mendapatkan jamuan dengan baik dari keluarga Kiai Bisri.Sejak tadi Arsya melihat ke arah Afni yang sejak tadi tidak mau jauh dari Fathiyah. Gadis itu terlihat risih. Padahal jujur, Arsya ingin sekali mengobrol berdua dengannya. Entah, melihat Afni yang semakin terlihat cantik dan dewasa, membuat Arsya semakin ingin mempersunting adik sahabatnya saat mo Dok dulu itu.Setelah cukup mengobrol, Kiai Laqief mempersilakan Afnan untuk mengutarakan niat Azril. Keluarga Arsy pun menunggu Afnan membuka suara.“Sebelumnya saya minta maaf, mungkin kedatangan kami sekeluarga sangat mendadak. Saya sebagai Abi dari Azril mewakili putra kami untuk meminta izin pada keluarga Kiai Rosyad,
Terkadang hidup akan semakin tertantang, jika ada sesuatu yang terpaksa harus dilakukan.(Afni Azkiyah Syauqi – Pesona Kang Ndalem)***Kiai Laqief sekeluarga tercengang dengan apa yang diucapkan pemuda tampan itu. Tampan, tetapi sayangnya atitudenya tidak ada, padahal dia adalah putra kiai yang seharusnya menjunjung tinggi kesopanan. Bukan saja Keluarga Azril yang tercengang, Kiai Bisri dan Rosyad pun sangat malu dengan pernyataan sang putra yang memaksakan kehendaknya sesuka hati. Mereka langsung terdiam, ingin rasanya langsung menegur pemuda tidak sopan itu.“Kak Arsya tidak bisa menghalangi pernikahan ini. Karena saya sudah menerima khitbah dari Gus Azril. Yang menikah adalah saya, Kakak tidak berhak membatalkannya hanya karena Ning Afni menolak Kakak,” ucap Arsyi jengah pada sang kakak. Sudah cukup sejak tadi dirinya diam. Gadis cantik itu langsung memberi perlawanan. Namun, tetap tenang dan Idak meninggalkan kesopanan.Azril tersenyum bangga melihat keberanian Arsyi dalam mengem
Jangan merusak apa yang kamu miliki dengan menginginkan apa yang tidak kamu miliki.(Afni Azkiah Syauqi – Athar Farhad)***Setelah membahas pernikahan Azril dan Arsyi yang ditetapkan dua bulan lagi, sedangkan pernikahan Afni dan Arsya akan dilangsungkan tiga bulan berikutnya, itu pun bila Arsya bisa memenuhi syarat yang diajukan Afni. Afnan dan keluarganya pamit pulang, setelah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak.Awalnya Arsya menginginkan pernikahannya disatukan dengan pernikahan Arsyi, tetapi keluarga Kiai Laqief menolak. Arsya pun tidak lagi mencari gara-gara dan memaksakan kehendaknya, apalagi ada syarat yang menurutnya cukup berat.Setelah mengutarakan niatnya, Afni hanya diam mendengarkan tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Bagaimana dengan hatinya? Hatinya dirundung pilu, rasanya sakit sekali. Apa yang ia putuskan hari ini adalah keputusan yang besar menyangkut masa depannya. Yang diinginkan Arsya adakah dirinya, dan dengan mengajukan syarat itu, ia berharap Ars
Jika memang memendam rasa kepadamu begitu sulit dan menyakitkan, tetapi mengapa hatiku enggan menyerah hingga detik ini memperjuangkanmu di setiap doaku.(Athar Farhad Hizbullah – Pesona Kang Ndalem)***Sejak mengetahui kebenaran bahwa Ning Afni sudah dikhitbah Gus Arsya, semangat Athar pun mengikis. Semuanya terasa meredup laksana GERHANA yang menutupi matahari yang selalu memancarkan sinar. Terasa gelap hidupnya. Namun, ia berusaha tegar. Toh, Athar sadar, ia hanya punguk yang merindukan bulan.Pria tampan yang saat ini memakai kemeja hitam itu, berulang kali melakukan kesalahan saat Kang Adnan memerintah, ia kurang fokus dalam mengerjakan tugasnya hari ini. "Kalau Kang Athar masih capek, istirahat dulu. Jangan terlalu memaksa, Kang. Kang Athar kembali lagi ke sini saja, aku sudah senang," ucap Kang Adnan menatap sekilas wajah tampan itu."Tidak usah, Kang. Aku baik-baik saja. Aku akan fokus, kok. Mungkin hanya perlu minum air putih, hehehe," ucapnya, lalu terkekeh Afni diperintah
Allah memberi kita ujian melalui situasi yang sulit. Ikhlaslah melangkah di situasi tersebut, maka kamu akan melewatinya dengan sangat mudah. Belajarlah dari kehidupan. Tetap berusaha untuk masa depan. Berdoa kepada yang Maha menentukan, memohon yang terbaik untuk masa depan yang baik. Mencintai dalam diam itu sulit(Athar Farhad – Afni Azkiah ~ Pesona Kang Ndalem)***Azril masih merasa tidak enak hati pada Athar. Ia mengingat kata kasarnya yang seharusnya tidak ia ucapkan pada pemuda itu. Rasanya canggung, meskipun Athar berulang kali bilang sudah memaafkannya.“Kang, maaf harus menanyakan ini, apa Kang Athar sudah ada calon untuk diajak taaruf?” tanya Azril ragu. Ia memandang wajah tampan itu untuk memastikan. Bagaimana pun juga, tidak elok rasanya menjodohkan Athar dengan sang adik, kalau ternyata Athar sudah memiliki calon pendamping.“Alhamdulillah, belum, Gus,” jawabnya canggung. dengan tersenyum tipis.“Apa ada cewek yang spesial di hidupmu, Kang?” tanya Azril lagi. “Ada, Gus
Hal yang paling indah adalah ketika dua orang saling merindu. Namun, tidak berkomunikasi, tetapi keduanya saling mendoakan di dalam sujudnya masing-masing di sepertiga malam.(Athar Farhad – Afni Azkiah Syauqi ~ Pesona Kang Ndalem)***Athar memutuskan kembali pulang ke pesantren setelah mengantar Afnan, Arni, dan Afni. Athar segara melajukan mobilnya setelah pesawat yang ditumpangi mereka bertiga lepas landas.Pecundang. Mungkin sebutan itu pantas disematkan untuknya. Karena tidak berani untuk mengungkapkan rasa di hatinya. Ia merasa tidak pantas, meskipun berusaha memantaskan diri. Akhirnya, ia terpaksa harus menyimpan perasaan itu sendiri. Ya, meskipun perih memiliki perasaan kepada orang dengan cara diam-diam.Athar hanya sanggup melihat Afni, gadis yang ia sayangi dan cintai itu bersama orang lain. Ia lebih memilih mencintai dalam diam dan mendoakan untuk kebahagiaan gadis itu kelak bersama siapa pun itu."Semoga kamu bahagia, dengan siapapun pasanganmu, Ning. Mungkin seperti ini
Kesalahan terbesar seseorang adalah tidak bisa melihat kenyataan dari sudut pandang orang lain.(Afni Azkiah Syauqi – Pesona Kang Ndalem)***Pesawat yang membawa rombongan jamaah Umrah mendarat dengan selamat di bandar udara internasional Sukolilo. Para jamaah sudah dijemput oleh keluarga masing-masing setelah upacara pelepasan yang dipimpin oleh Ustaz Arif.Dari jauh Afnan melihat Arza, Azril, dan Arsyi sudah menjemputnya. Fathiyah tidak bisa ikut, baru tiga puluh enam hari ia melahirkan, Arza tidak mengizinkannya bepergian jauh. Mengetahui sudah dijemput, Afnan segera menghampiri sang putra dan sang menantu.“Assalamualaikum, Abang!” sapa Afni sedikit berteriak pada kedua abangnya. Gadis cantik yang suka memakai abaya hitam itu bergelayut manja pada kedua pria tampan itu.“Cie, cie ... yang baru lulus dan menyabet salah satu Penghargaan mahasiswa terbaik,” goda Azril pada Afni yang tidak dihiraukan gadis itu. Afni yang melihat Arsyi di samping sang Abang pun memeluk erat sang ipa
Susah payah Afni duduk, ia ingin bergegas ke kamar mandi tanpa harus membangunkan sang suami. Tubuhnya sakit semua seperti habis dipukuli. Ia tidak tahu, gerakannya tadi dirasakan Athar karena pria tampan itu hanya pura-pura tidur.Afni dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya, bangun dari ranjang. Namun, belum juga ia berdiri Athar kembali menarik tangan wanita cantik itu. Ia kembali mengukung tubuh itu.“Mau ke mana, Hm ...?” tanya Athar sambil membelitkan tangannya.“Mas, aku mau mandi,” jawabnya lembut dengan malu-malu. "Tubuhku capek banget, kayak habis nguli panggul di pasar. atau lebih parahnya kayak habis dipukuli orang," ucapnya mendramatisir sambil mengerucutkan bibirnya mengemaskan.“Apanya yang sakit?” tanyanya sambil menciumi tengkuk wanita cantik itu. Afni menggeliat menatap horor sang suami. Tanpa menunggu lama, Athar langsung berdiri. Membuat Afni berteriak menutup mata, dengan tanpa rasa malu, laki-laki tampan itu menghampirinya. Tubuh Afni diangkat, lalu membawanya
Sesampainya di rumah, Afni dan Athar berkumpul di ruang keluarga sambil membuka oleh-oleh mereka. Niat hati ingin langsung beristirahat harus tertunda. Sang papa dan sang mama ingin mereka bercerita keseruan mereka saat bulan madu. Tentu saja yang ditanyakan adalah kerajaan mereka mengunjungi tempat wisata, bukan saat mereka memadu kasih di apartemen. Kedua orang tua Athar mendengarkan keseruan mereka, hingga terbawa suasana."Jadi pingin liburan ke Turki bersama kalian semua," ucap Syafina sambil melirik sang suami seolah memberi kode."Enggak usah melirik Papa, Ma. Papa sudah paham, kok. Ya, boleh akhir tahun kita habiskan dengan liburan ke Turki," ucap Farhad menatap sang istri sambil mengeringkan matanya. Sungguh, mirip sekali kelakuannya dengan sang putra."Kalau bisa, Papa Luthfi, Ayah Dipta, dan Ibu kita ajak sekalian, pasti makin seru liburan bersama," ucap Syafina yang diangguki antusias oleh sang putra."Iya, aku mendukungmu, Ma. Apa yang dikatakan Mama aku setuju," ucap Ath
Azril menceritakan apa yang diceritakan sang tante pada Arsyi yang saat ini berada di kanar mereka. Salah satu keluarga almarhum Azam mengalami hal yang di luar nalar dan meminta Azril untuk membantunya. Azril yang kebetulan memiliki keahlian menolong orang yang diganggu mahkluk halus pun mau membantu merukyah bersama pakdenya yang lain. Arsyi tercengang dan hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Mereka percaya ada dunia lain, tetapi melakukan cara mistik di zaman modern untuk menggait laki-laki, hampir mereka tidak percaya.Azril sendiri juga pernah menangani pasangan yang hampir terkena sihir itu kalau saja ikatan cinta pasiennya tidak kuat. Entah, apa yang terjadi selanjutnya pada hidup orang tersebut, bahkan orang tersebut tidak sanggup bila istrinya meninggalkannya karena kesalahan itu. “Awal Jumpa, mereka merasakan biasa aja, bahkan mangaku langsung menyukai wanita itu saat itu juga, pasien Azril yang merupakan sepupunya itu pun tidak peduli, tetapi saat berangkat b
Kumala baru saja keluar dari ruangannya di salah satu rumah sakit di Turki. Ia segera bergegas pulang ke apartemen mewahnya. “Bagaimana malam ini kalau aku menagih janji pada Athar dan mengajaknya makan malam? Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini sebelum Athar kembali ke Indonesia,” ucapnya lirih.Dengan cepat Kumala segera menghubungi Athar untuk mengajaknya makan malam. “Assalamualaikum, Thar,” sapanya lembut.“Wa’alaikumussalam, La. Ada apa ini? Tumben telepon,” jawab Athar di seberang sana. “Aku hanya ingin menagih janjimu padamu. Bisakah kamu mengajakku makan malam hari ini? Aku takut kamu segera kembali ke Indonesia. Itu artinya aku akan menyia-nyiakan kesempatanku untuk bersamamu,” ucapnya manja dengan mengerlingka mata, meskipun Athar tidak bisa melihatnya hanya mendengar suaranya saja.“Tentu saja. Apa kamu punya rekomendasi restoran yang enak dan romantis sambil menghabiskan malam bersama pasangan?” tanya Athar tersenyum di seberang sana, sedangkan di sampingnya ada
Tiga hari dirawat, kondisi Athar semakin membaik. Hari ini ia diperbolehkan pulang. Afni menyambutnya dengan suka cita. Beberapa hari yang lalu, keluarga Afni juga menjenguk Athar di rumah sakit, bahkan Arni dan Afnan diminta untuk menginap. Oleh-oleh yang dibawa Afni dan Athar dari Malang sudah dibongkar Syafina, mereka membawakan oleh-oleh itu untuk Arni dan Afnan saat pulang ke Gresik.Syafina dan Farhad yang mendapatkan kabar dari Afni kalau Athar sudah diizinkan pulang pun menjemput mereka. Awalnya mereka akan menjenguk sepulangnya Farhad dari kantor, tetapi mendapatkan kabar sang putra diizinkan pulang, Farhad menghubungi bawahannya dan mengabarkan kalau dirinya hari ini mengambil libur. Kakek Luthfi juga turut ikut menjemput sang putra, meskipun awalnya menolak, tapi Syafina sedikit memaksa. Sang menantu bilang, selain menjemput Athar, mereka akan mengunjungi panti untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan.Athar dan Afni sudah menunggu kedatangan Syafina, Farhad, dan Kakek Lut
Sesuai janjinya pada Farhad, usai mengunjungi pasien dan tugasnya di rumah sakit selesai, Dokter Amri segera menuju ke rumah sang sahabat itu.Tadi siang, setelah meneleponnya, Farhad langsung menghubungi sang adik untuk memintanya memeriksa Athar. Tidak perlu lama, jarak kediaman Farhad dari rumah sakit cukup dekat, sehingga memudahkan Dokter Amri untuk segera sampai rumah tersebut.“Assalamualaikum,” sapa Dokter yang menjadi sahabat Farhad dan Syafina itu ramah saat memasuki rumah itu. Ia melihat Farhad, Syafina, dan Kakek Luthfi duduk di ruang keluarga.“Wa’alaikumussalam, Had," jawab ketiga orang itu serempak.“Akhirnya kamu datang juga. Segera periksa Athar, ya, Am. Panasnya kembali tinggi. Tadi sempat menurun, sekarang panas lagi,” ujar Syafina langsung menyahut dengan wajah penuh kekhawatiran.“Mereka baru pulang dari bulan madu atau gimana, sih?"” tanya Dokter yang sudah menjadi bagian dari keluarga Kakek Luthfi itu.“Bukan bulan madu, Athar dan Afni diperintah kakek neneknya
Usai memanjakan sang istri dengan menjekajahi kuliner, Athar mengajak Afni untuk melanjutkan perjalanan. Wanita cantik yang sangat ia cintai itu terlihat lega sambil terus mengusap perutnya."Kenapa dielus, Sayang? Emangnya di dalam sana Athat junior, 'kah?" tanyanya tersenyum menggoda."Hadeeh, Mas. aku baru tiga Minggu selesai kedatangan tamu bulanan, bagaiman bisa secepat itu," ujar Afni dengan polosnya. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil mereka."Bisa saja, Yang. Kalau Allah sudah berkehendak, mengapa tidak. Kun fayakun," ucap Athar tersenyum bijak."Aamiin, semoga apa yang kita harapkan benar-benar diijabah oleh Allah," ucap Afni tersenyum lembut. Keduanya sudah dalam mode serius dan tidak selengean lagi.Athar segera melajukan mobilnya kembali melanjutkan pulang. Tidak sabar mengajak sang istri pulang. Bukan karena tidak ingin menghabiskan waktu berlama dengan sang istri di luaran, tetapi rasa capek setelah perjalanan jauh dan beberapa hari yang lalu berusaha kuat untuk
Afni sudah membereskan barang-barangnya di lemari dan memasukkannya ke dalam koper. setelah semua dirasa tidak ada yang ketinggalan, ia tersenyum lega. Hal sama dilakukan Athar yang turut membantu sang istri. Athar ditugaskan Afni merapikan ranjang dan melipat selimut. Seperti keberangkatan mereka saat ke sini, mereka juga akan meninggalkan Malang selepas salat Subuh. Hal itu mereka lakukan supaya tidak terjebak kemacetan, apalagi ini musim liburan. Athar juga tidak memilih lewat tol karena Afni yang meminta. Wanita cantik itu ingin mampir-mampir dan bisa menikmati pemandangan.Usai membereskan semua dan membawanya keluar untuk diletakkan di bagasi. Afni dan Athar mengerjakan salat subuh terlebih dahulu.Afni sempatkan untuk mengaji sebentar setelah berdoa dan berzikir. Athar tersenyum pada sang istri yang sudah siap untuk pulang.Nenek Murni tidak membiarkan sang cucu dan cucu menantunya kembali ke Surabaya dengan perut kosong. Sebelum salat Subuh, wanita cantik di usia senja itu sud
Fathiyah tersenyum sambil menyuapi sang buah hati, kala terdengar sayup suara mobil sang suami kembali masuk ke dalam halaman rumah. Pria tampan yang berprofesi sebagai abdi negara itu ternyata menepati janjinya untuk tidak berlama-lama setelah mengerjakan tugasnya karena akan membawa keluarga kecilnya jalan-jalan.“Assalamualaikum, Sayang,” ucapnya sambil mencium kepala sang istri dari belakang. Wanita cantik itu tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari sang suami.“Wa’alaikumussalam. Akhirnya datang juga,” serunya sambil menghadap ke arah sang suami.“Pantang bagiku untuk mengingkari janjiku pada istri tercintaku,” balasnya tersenyum lembut sambil duduk di samping sang istri.“Hai, kesayangannya Ayah. Lagi makan apa ini?” sapa Arza pada sang putra yang makin hari makin gemuk dan mengemaskan.“Makan udang,” jawab si kecil Arnav yang terlihat semakin menggemaskan dengan pipi gembulnya.“Sini dipangku Ayah,” ucapnya sambil menepuk pahanya. Bocah tampan itu tersenyum sambil berjalan t