Share

Bab 57

Penulis: bianglalala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dan kenapa dia ada di sini?”

Bima bergegas masuk dan menghampiri Daniel. Dengan Dinda hanya memakai piama dan berduaan saja dengan pria seperti Daniel membuat dadanya bergemuruh. Bima tahu reputasi Daniel dengan para wanita. Meski ada semacam perjanian tidak tertulis di antara mereka untuk tidak saling memperebutkan wanita yang sama, tetap saja Bima merasa cemburu kalau mereka berduaan di ruangan tertutup.

“Hai, Bim. Udah sarapan belum?” Daniel terlihat santai meski teman baiknya itu siap membunuhnya.

“Ngapain lo di rumah cewek gue?”

Daniel tertawa keras. Baru sekali ini dia mendengar Bima mengklaim seorang gadis menjadi miliknya. “Cewek gue?”

“Iya. Jawab!”

Tawa Daniel memudar dan kemudian menghilang saat Bima tidak menganggapnya lucu. Bahkan sahabatnya itu menunjukkan ekspersi tegang dan serius. Daniel lalu mengangkat kedua tangannya, mencoba menjelaskan kalau dia tidak punya niat buruk. “Chill, Bim. Gue nggak ada maksud apa-apa ke Dinda. I know she’s yours.”

Bima mengangkat kedua a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 58

    Apa yang dilakukan Aldi siang tadi masih terus membayangi kepala Dinda. Dia tidak mengerti mengapa Aldi menyimpan benda kotor seperti tisu bekas dan memperlakukannya seolah itu adalah barang yang begitu berharga.Mungkin dia lupa bawa sapu tangan, pikir Dinda. Tetapi dia kenapa harus tisu yang sudah kotor?Dinda punya beberapa jawaban, namun baginya terlalu menakutkan dan tidak masuk akal. Dia berusaha menyangkalnya. Mungkin Aldi hanya punya kebiasaan yang unik dan berbeda dengan orang lain. Jika Aldi berniat jahat, dia punya banyak kesempatan untuk melakukannya selama ini. Tetapi sejak dulu pria itu tidak pernah melakukan sesuatu yang bisa menyakitinya. Kecuali ucapannya beberapa hari lalu.“Kita mulai.”Dinda kembali memusatkan perhatiannya pada Miss Daisy, yang menolak memulai kelas sebelum pukul enam lewat tiga puluh meski Dinda datang sepuluh menit lebih awal. Wanita itu mempersilakan Dinda masuk ke ruang duduk yang sama seperti sebelumnya.“Silakan duduk.”“Terima kasih,” jawab

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 59

    “Aahhh... pelan-pelan,” desah Dinda. Dia menggigit bibir bawahnya menahan erangan yang sejak tadi ada di tenggorokannya.“Sebelah sini?” tanya Bima.Dinda mengangguk. “Iya..ah... Pelan-pelan!”Bima menghela napas dan menghentikan aktivitasnya memijit telapak kaki Dinda. “Ini udah pelan, Din. Mau sepelan apa?”“Ya kan dipijitin biar enakan, ini jadi sakit,” keluh Dinda lagi. Bibirnya cemberut. Dia menarik kakinya yang sejak tadi ada di pangkuan Bima. Mereka ada di sofa di apartemennya setelah seharian merekam berbagai video yang akan digunakan untuk promosi produk baru.“Ya emang gitu, kan? Awalnya emang sakit, tapi lama-lama juga enak,” seringai Bima. Dia menarik kaki Dinda kembali ke pangkuannya, mengusap betisnya dengan lembut dan memberi sedikit tekanan. “Sekarang mulai enak, kan?”Wajah Dinda sontak memerah mendengar kata-kata Bima yang bermakna ganda. Pria itu selalu bisa mengubah suasana biasa menjadi sensual. Dinda mengigil saat Bima memberi pijatan di betisnya yang lain. Dia m

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 60

    Bima menambah kecepatan treadmill-nya. Keringat menetes di seluruh tubuhnya. Tetapi Bima tidak ingin berhenti. Sepulangnya dari apartemen Dinda, dia hanya berganti pakaian olahraga dan berlari di atas treadmill. Dan itu sudah berlangsung lebih dari tiga puluh menit.Dia ingin tubuhnya kelelahan hingga tidak sanggup memikirkan apapun. Bima tidak mau memikirkan Dinda dan perjanjiannya dengan sang Mama. Atau kebetulan berkali-kali antara Dinda dan Aldi. Atau kemungkinan-kemungkinan buruk yang terlintas di kepalanya.Mungkin seharusnya dia mendengarkan Dinda tadi. Mungkin penjelasan Dinda akan membuatnya mengerti dan merasa lebih baik. Sayangnya kekecewaannya terlalu besar. Dinda tahu apa yang membuatnya memberontak. Tetapi gadis itu justru mengambil jalan yang sedang Bima hindari dan menyembunyikan semua itu darinya. Dinda meraih uluran tangan Kartika dan mengikutinya tanpa menyadari kalau wanita itu sedang membuat cetakan dirinya dalam diri Dinda.Sebentar lagi gadis itu akan menjelma s

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 61

    Dinda tidak tahu batas beberapa hari yang dimaksud Bima. Awalnya dia berpikir Bima pergi hanya sekitar empat atau lima hari. Satu minggu paling lama. Tetapi sudah lebih dari satu minggu sejak terakhir mereka bertemu dan Dinda belum mendengar kabar apapun darinya.Beberapa kali dia tergoda untuk menghubunginya. Namun Dinda segera mengurungkan niatnya. Bima berpikir dia telah mengkhianatinya dan Dinda sedang berusaha mendapatkan kembali kepercayaannya. Walau hari-harinya dilalui dengan kekhawatiran dan kerinduan, Dinda tetap berusaha untuk menahannya.Sayangnya tidak ada yang bisa ia tanyai. Dinda tidak mengenal orang lain selain keluarga Bima yang mungkin tahu keadaannya. Dia tidak mungkin pergi ke rumah Kartika untuk menanyakan hal itu. Pada hari ke sepuluh Dinda menemukan sebuah jawaban, meski dia sendiri tidak yakin. Tetapi dia merasa layak untuk mencobanya.Akhirnya pada malam ke sebelas kepergian Bima, Dinda berdiri di depan pintu itu dan mengetuknya. Dia langsung pergi ke sana se

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 62

    Dua minggu. Bima belum kembali. Masih tidak ada kabar darinya. Dinda hanya menerima satu atau dua potong informasi tentangnya saat menanyai Daniel. Dia selalu mengatakan Bima baik-baik saja dan menyuruh Dinda untuk tidak perlu mengkhawatirkannya.Tentu saja Dinda tetap khawatir. Apapun bisa terjadi dalam waktu itu. Walau Dinda ingin mempercayainya, dia tidak bisa mencegah untuk memikirkan kalau perasaan Bima mungkin berubah dalam waktu dan jarak sejauh itu.Dinda menghembuskan napas kasar. Tubuhnya terasa lelah dan tak bertenaga. Dia hampir tidak punya waktu untuk istirahat selain saat ia tidur di malam hari. Meski pekerjaannya di kantor sudah lebih ringan setelah peluncuran produk, dia masih harus terus membuat video promosi dan mengunggahnya. Beberapa media bahkan menghubunginya dan meminta waktunya untuk diwawancara. Tetapi di antara pekerjaan dan kelas privatnya, Dinda tidak lagi punya tenaga dan waktu untuk menerima tawaran itu.Bahkan dia harus minta izin untuk pulang lebih awal

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 63

    “Nggak perlu ditungguin. Dinda udah janjian sama gue buat pulang bareng.”Sean, remaja yang menjadi partnernya di kelas tari menghampiri mereka dan berdiri di samping Dinda. Tubuhnya yang jangkung membayangi gadis itu.Dinda merasakan kelegaan mengaliri hatinya saat Sean datang. Walau menyebalkan, Dinda lebih memilih digoda anak itu dibanding harus berduaan sepanjang makan malam dengan Aldi.“Siapa kamu?” Aldi menatap Sean dengan mata menyipit.“Siapa kamu?” Sean membeo. Matanya memandang Aldi dari atas ke bawah dan menyeringai. “Asal Anda tahu, Om, yang bukan murid di sini nggak boleh masuk.”Aldi mendengus. Rahangnya menegang. Matanya yang biasanya bersinar hangat berubah menjadi dingin. Dia lalu mengabaikan Sean dan beralih pada Dinda. “Saya tunggu kamu di luar.”“Dibilang Dinda ada janji sama gue, jadi Om nggak perlu nunggu dia. Udah tuli ya, Om?” ejek Sean.“Bener, Din?” Tentu saja Aldi tidak percaya jika ucapan itu tidak keluar langsung dari mulut Dinda.“Eh, iya bener, Di,” den

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 64

    Dinda menggigit bibir bawahnya, menebak reaksi Bima jika ia menceritakan semua yang terjadi sepanjang hari ini. Mungkin dia tidak akan menyetujui keputusannya lagi. Tetapi kali ini Dinda akan memaksa Bima untuk mendengar alasannya.Di atasnya, Bima menatap Dinda dengan campuran antara nafsu dan ingin tahu. Walau wajahnya tenang, matanya menyorotkan gairah yang menyala-nyala. Kepala Bima turun dan dia membenamkan wajahnya di leher Dinda, menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam.“Jadi kamu masih belum berhenti?” desisnya.Dinda terkesiap saat Bima menghisap leher di bawah telinganya. Tulang-tulangnya terasa lembek. Napasnya mulai tidak teratur. Dia bahkan kesulitan untuk menjawab pertanyaan Bima.“I─iya─ah”Bibir Bima berpindah, kali ini bawah dagunya, terus turun hingga berhenti di ujung belahan dada Dinda. “Kenapa?”“Karen─aah...,” pekik Dinda. Sekuat tenaga dia mendorong Bima menjauh dari tubuhnya. “Boleh aku jawab nanti? Atau kamu bisa berhenti dulu─”“Oke. Jawab nanti.”Bima kembali m

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 65

    Masih terekam jelas di ingatan Dinda saat dia harus berpanas-panasan di bawah terik matahari untuk mencari kerja. Dia banyak berjalan kaki demi menghemat ongkos kendaraan karena saat itu dia tidak punya pekerjaan. Hanya makan dua kali sehari agar pengeluarannya bisa ditekan. Tidak menyalakan AC di apartemennya agar biaya listrik tidak melonjak. Bahkan Dinda sempat ingin menjual apartemen pemberian Iskandar itu dan pindah ke tempat yang lebih sederhana, tetapi dia mengurungkan niatnya. Dinda merasa bersalah jika menjual apartemen itu.Hari-harinya mulai membaik saat ia mendapat pekerjaan di tempatnya sekarang. Walau lebih seperti pesuruh pada awalnya, bayaran yang ia dapat cukup untuk biaya hidupnya dan sedikit tabungan. Dia bisa makan tiga kali sehari dan menyalakan AC saat cuaca panas. Bagi Dinda itu sudah cukup. Dinda tidak pernah menginginkan sesuatu yang lebih dari itu. Dia tidak lagi punya cita-cita dan ambisi. Tidak ada keinginan untuk sekedar naik jabatan atau berkuasa. Seringk

Bab terbaru

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 80

    “Kalian serius?” tanya Iskandar. Pandangannya tertuju pada sang putra. Balita di gendongannya merengek dan dia mengelus punggung anak kecil itu untuk menenangkannya. “Kalian nggak sedang main-main, kan?”Bima mengangkat satu alisnya. “Kenapa aku harus main-main dengan hal seperti ini, Pa?”“Karena kamu selalu menolak waktu Mama membahas pernikahan dan menghasilkan keturunan!” semprot Kartika. Wajahnya memerah, entah karena bahagia atau marah mendengar kabar itu. Dia lalu berjalan mendekati Bima hingga mereka berhadapan.“Mama nggak mau ngucapin selamat?” tanya Bima dengan senyum di bibirnya.Kartika memukul lengan putranya itu sebelum memeluknya. “Kenapa harus seperti ini, Bim? Kenapa kamu membuatnya jadi rumit?”“Aku bikin rumit?” Bima mendengus tak percaya. “Mama tuh, yang ribet,” gerutunya, yang membuatnya mendapat sebuah pukulan di punggung.“Mama cuma mau yang terbaik buat kamu, Sayang.” Kartika melepas pelukannya dan mundur satu langkah. Tubuhnya berputar hingga sekarang dia mena

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 79

    Setelah mengucapkan terima kasih pada Cindy yang meresepkan obat dan suplemen untuk Dinda, Bima tidak mengatakan apa-apa lagi. Selama perjalanan pulang Dinda menahan dirinya untuk tidak menangis sementara Bima menyetir dalam diam. Bungkamnya Bima membuat dirinya takut dan khawatir.Seharusnya Dinda senang karena rencananya berhasil. Dia hamil. Tetapi melihat reaksi Bima─meski sudah ia bayangkan sebelumnya─tetap membuatnya takut dan khawatir. Dalam hatinya diam-diam Dinda berharap Bima telah berubah pikiran. Dinda membayangkan meskipun terkejut, Bima akan dengan gembira menerima kehamilannya. Setelah itu mereka akan menemui Kartika dan memberitahu kabar itu.“Bagaimana bisa?” tanya Bima dengan nada datar saat mereka tekah berada di ruang duduk apartemen. Dia duduk di samping Dinda yang sedang melepas sepatunya. Rambutnya berantakan karena beberapa waktu tadi dia berkali-kali mengusap kepalanya dengan kasar. “Aku selalu hati-hati.”Dinda tidak tahu mana yang lebih menyakitkan. Kehilanga

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 78

    Dinda tahu cepat atau lambat hal seperti itu akan terjadi. Tetapi dia tidak berpikir malam ini, di tempat dengan orang-orang yang mengagungkan tata krama dan etika berkumpul. Dan tidak di depan Kartika.Sekilas Dinda bisa merasakan suasana di lingkaran itu menjadi hening dan canggung. Mereka menanti jawaban Felix dan bersiap menilainya.Tetapi pria itu tampak santai. Bahkan bibirnya masih menyunggingkan senyum tipis. “Memangnya Dinda sekontroversial apa, Bu Ratna?”“Merebut tunangan perempuan lain dan berhubungan dengan bos sendiri bukan sesuatu yang kontroversial?”Felix mengibaskan tangannya seperti mengusir lalat yang mengganggu. “Bu Ratna belum dengar berita terbaru? Atau mungkin Ibu Kartika belum menjelaskan?”Seketika semua orang di sana mengalihkan perhatian pada Kartika, menanti tanggapan dan reaksinya. Tentu saja. Topik seperti ini adalah sesuatu yang banyak diminati, hampir di semua kalangan.Dinda melihat kehebatan Kartika dalam mengontrol emosinya. Wajahnya tetap tidak ter

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 77

    Bima selalu berhati-hati saat berhubungan dengan Dinda. Selain di waktu-waktu saat Dinda tidak dalam masa ovulasi, Bima selalu menggunakan pengaman. Tujuannya sudah jelas. Walapun status mereka telah berubah, Bima sepertinya masih tidak menginginkan kehadiran seorang anak.Tetapi yang Dinda rasakan justru sebaliknya. Dari ucapan beberapa orang termasuk Daniel, Dinda menyimpulkan keinginan terbesar Kartika saat ini adalah memiliki cucu dari putra satu-satunya. Untuk sekali ini, Dinda berada di kubu yang sama dengan ibu mertuanya itu. Terlepas dari masa lalunya, Dinda ingin mencoba lagi. Dia menginginkan sebuah keluarga.Jadi rencananya adalah menggoda Bima hingga ia terlena dan lengah hingga pria itu tidak lagi bisa berpikir jernih untuk memakai pengaman atau menggunakan pencegahan lainnya. Sebenarnya tidak sulit. Dinda hanya perlu memberanikan diri dan menebalkan muka.Seperti saat ini.Dia menyambut kepulangan Bima─yang akhir-akhir ini selalu pulang larut─dengan mengenakan lingerie b

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 76

    Setelah menjadi istri seorang Bima Sakti Iskandar, ternyata tidak banyak yang berubah dalam rutinitas sehari-hari Dinda. Dia masih mengambil beberapa tawaran pemotretan iklan yang datang padanya. Meski Daniel ingin Dinda melebarkan sayap ke bidang lain setelah kesuksesan debut sebagai model video musik, Bima tidak menyetujui ide itu. Akhirnya setelah perdebatan panjang dan melelahkan─antara Bima dan Daniel tentu saja, karena Dinda hanya duduk diam menonton mereka berdua─Dinda hanya akan menjadi foto model.Dinda hanya mengangguk setuju saat Bima menanyakan pendapatnya karena ia sudah bertekad untuk mengikuti apapun keputusan pria itu tentang pekerjaannya. Bima berkali-kali mengatakan dia sanggup menanggung hidup Dinda sehingga dia tidak perlu bekerja. Tetapi Daniel tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depannya. Jalan Dinda sudah terbentang dengan mulus dan Daniel tidak bisa membiarkan dia berpindah halauan begitu saja.“Tunggu sampai agensi gue lumayan gede ya, Din. Abis

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 75

    “Kamu yakin?” Bima menatap Dinda sambil mengelus sisi wajahnya. Betapapun besar keinginannya saat ini untuk berada di dalam tubuh Dinda, dia akan menghentikan semua yang membuat sang istri tidak nyaman.Dinda mengangguk. Napasnya berangsur stabil. “Please.”Tanpa menunggu lagi Bima kembali mencium bibir Dinda dengan semua tekad hatinya. Dia bersumpah akan membuat Dinda hanya mengingat sentuhannya, ciumannya, mendesah karenanya, dan memanggil namanya saat berada di puncak.Dengan sabar dan penuh kelembutan Bima menjelajahi seluruh tubuh Dinda. Menciuminya, menghisapnya hingga meninggalkan jejak di beberapa tempat. Sentuhan-sentuhannya di beberapa tempat seringkali membuat wanita itu menggigil. Setiap desahan yang keluar dari mulut Dinda adalah pelecut semangatnya.“Look at me, Din,” bisik Bima serak. “Keep looking at me.”Dinda menurut. Dia menatap Bima yang membayangi di atasnya.“Jangan tutup mata kamu.”Dinda hanya mengangguk.Puas dengan jawaban Dinda, Bima membenamkan dirinya dala

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 74

    Dinda tidak mengenakan gaun putih dan membawa buket mawar di tangannya. Dia tidak berjalan didampingi ayahnya menuju altar. Tidak ada tamu undangan yang memberinya selamat. Tetapi statusnya kini telah berubah. Ia sudah menjadi istri seseorang.Semua terjadi begitu cepat, seperti mimpi yang mengabur di mata Dinda. Setelah melakukan pernikahan secara agama yang hanya disaksikan oleh Daniel, Ryan, dan Kevin, Bima mendaftarkan pernikahan mereka ke catatan sipil. Dengan gemetar Dinda meletakkan kembali dokumen pernikahannya di nakas dan menghela napas panjang. Mantranya bergema dalam hati. Tarik napas lalu keluarkan.Setelah merasa sedikit lebih tenang Dinda bangkit dan keluar dari kamar. Suara-suara dari ruang tengah terdengar samar. Saat Dinda menampakkan diri di sana, dia siambut dengan tepukan tangan dan ucapan selamat. Hanya ada empat orang, tapi Dinda harus menutup telinganya untuk menghindari kerusakan pada pendengarannya.Saat mereka puas membunyikan terompet, Daniel berada di bari

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 73

    Sekali lagi, Dinda menjadi orang paling banyak dicari di internet setelah videonya dan Bima di rumah sakit menyebar. Tentu saja berita-berita itu muncul dengan berbagai judul yang penuh kehebohan dan kontroversi. Ada satu media menyebutkan Dinda sakit keras dan Bima melamarnya agar mereka menikah sebelum Dinda meninggal. Yang lain menyebutkan hubungan mereka seperti Cinderella di dunia nyata. Beberapa bahkan mulai menghitung aset yang akan Dinda dapatkan jika ia menikahi Bima.Dinda memijit kepalanya saat membaca berita-berita itu. Semakin lama terdengar semakin aneh. Entah dia harus bangga atau sedih karena orang-orang lebih tertarik pada kehidupan pribadinya daripada pekerjaan Dinda sebenarnya.“Yang ini setuju. Tapi ada yang maki-maki lo lagi, Din. Oh, pantesan. Fans Chelsea ternyata,” Reva sibuk membaca komentar-komentar di bawah berita Dinda dan Bima. Mereka bertiga─Dinda, Reva, dan Tania─sedang berada di apartemen Dinda. Reva sengaja datang setelah membaca berita kalau Dinda sed

  • CINTA TERLARANG TUAN MAJIKAN   Bab 72

    Jika Bima melamarnya dua tahun lalu, Dinda akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Dia akan dengan senang hati menerima pinangan itu. Tetapi keadaannya tidak sama lagi. Ada kemungkinan Dinda mengandung bayi pria lain. Dia tidak bisa membuat Bima menerima bayi itu juga. Rasanya sangat tidak adil bagi Bima jika Dinda menerima lamarannya dalam kondisi mengandung.Entah berapa banyak air mata yang ia keluarkan selama beberapa hari terakhir. Dinda menangis berhari-hari hingga rasanya tidak ada lagi yang tersisa. Hanya ada kekosongan di dalam hatinya. Bahkan dia tidak merasakan apapun saat melihat cincin permata di depannya.Tetapi jurang antara dirinya dan Bima justru semakin lebar dan dalam. Rasanya memang semesta tidak merestui mereka.“Aku akan menjawab setelah hasi tes keluar.”Bagi Dinda itulah yang paling masuk akal. Jika memang dia terbukti mengandung, jawabannya sudah jelas. Dinda akan menolak Bima. Tetapi jika hasilnya negatif, mungkin masih ada sedikit harapan bagi merek

DMCA.com Protection Status