Beranda / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / 36. Janji yang Tidak Bisa Ditepati

Share

36. Janji yang Tidak Bisa Ditepati

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-14 12:36:33

Semua memandang dokter yang memeriksa Helen. Pagi ini, Helen terlihat lebih segar. Ia tidur nyenyak dan makan dengan cukup.

Aldric menghela napas lega saat dokter mengatakan ibunya diperbolehkan pulang. Ia bergegas mengatur kepulangan wanita yang melahirkannya dengan semangat. Hatinya senang karena setelah ini, ia dapat pergi menemui anaknya.

Menurut informasi akurat, Alex dilahirkan pada pukul dua lebih sebelas menit, siang hari. Ia akan berusaha untuk datang pada jam tersebut, menandai kehadiran putranya di dunia. Masih cukup banyak waktu. Saat ini baru pukul delapan pagi.

“Mommy istirahat ya. Aku pergi dulu,” ucap Aldric berpamitan pada ibunya saat mereka telah tiba di mansion.

“Siapa bilang kamu boleh pergi?” tukas Helen.

“Apa maksudnya? Mommy tau, aku harus pergi sekarang.”

“Tidak!”

“Mom!”

“Aldric! Mommy bilang kamu tidak dapat pergi, artinya kamu tinggal!”

Dengan gusar, Aldric menatap ibunya. Ia sungguh tidak mempercayai sikap wanita di depannya yang tiba-tiba menggertaknya. Buk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   37. Hadiah untuk Alex

    Menjelang pukul sepuluh malam, mobil Aldric baru terparkir di depan gedung apartemen Sandra. Ia menelpon Luke, memohon untuk dibukakan pintu dan diizinkan bertemu Alex. Demi keponakannya, Kakak Sandra itu mempersilahkan Aldric dan Marvin masuk.“Sandra dan Alex sudah tidur. Mereka kelelahan karena acara tadi siang,” ucap Luke.Ini pertama kalinya Aldric masuk ke dalam apartemen Sandra. Ruang tamu yang sekaligus berfungsi sebagai ruang keluarga itu cukup luas. Tampak beberapa peralatan pesta tergeletak di atas meja dan sofa.Bersih dan nyaman. Begitulah kesan pertama Aldric pada tempat ini. Ia melihat dua pintu di ujung ruangan yang ia perkirakan salah satunya adalah kamar Alex.“Mana putraku?” tanya Aldric kepada Luke.Luke menunjuk salah satu pintu. “Masuk saja.”Aldric mengangguk dan berucap tulus, “Terima kasih.”Sebelum membuka pintu, Aldric menghela napas panjangnya. Kamar kecil itu sangat minimalis. Hanya ada ranjang, meja belajar kecil dan lemari pakaian. Aldric mendekati putra

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   38. Berkuda Bersama

    Tepat jam tujuh pagi, Aldric dan Marvin sudah berdiri di depan pintu apartemen Sandra. Setelah membunyikan bel, tak lama Luke membukakan pintu. Ia mempersilahkan Aldric masuk, sementara Marvin memilih menunggu di luar.“Kami baru saja mau sarapan.” Luke mendului langkah menuju dapur sekaligus ruang makan di apartemen itu.“Selamat pagi,” ucap Aldric. Ia melihat Sandra telah rapi dengan busana kerja yang elegan, namun begitu Alex dan Luke masih dengan pakaian mereka semalam.“Pagi, Dad,” sapa Alex. Anak kecil itu melambaikan tangan untuk meminta Aldric duduk di depannya.Sandra melirik sebentar lelaki yang baru masuk kemudian menganggukkan kepala. Ia lalu sibuk meletakkan peralatan makan di atas meja. Setelah itu menuang susu di gelas dan meletakkannya di depan Alex.Wangi masakan – entah apa, menguar penciuman Aldric. Ia melirik meja makan. Nasi berwarna agak coklat bercampur daging asap dan sayuran potongan serta telur tersaji di sana.“Sandra, aku akan mengajak Alex ke peternakan ku

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   39. Rencana Pura-pura Hamil

    Helen duduk di hadapan Mr. Harris. Ia sedang mendengarkan laporan tentang penyelidikan wanita yang diam-diam ternyata memiliki anak dari putra semata wayangnya. Seraya bercerita, detektif tersebut memberikan beberapa foto.“Wanita ini? Sandra?” Helen menunjuk foto Sandra yang berhijab dan sedang mengajar.Mr. Harris mengangguk, “Iya, Nyonya. Betul sekali.”Helen mendengus kasar, “Wanita berkerudung ini ternyata hanya memanipulasi penampilannya saja. Terlihat baik, nyatanya berhati busuk dengan sengaja melemparkan diri kepada putraku.”Detektif itu ingin sekali menyangkal pernyataan wanita sosialita di depannya. Tiga hari mengikuti Sandra, ia yakin wanita itu adalah orang baik. Namun begitu, ia tau, seorang klien seperti Helen tidak akan menerima masukan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Ia memilih tidak mengutarakan pendapatnya.“Jadi menurutmu aman? Tidak ada interaksi antara putraku dengan wanita ini?”“Tidak, Nyonya. Tuan Aldric hanya berhubungan dengan putranya saja. Sandra t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   40. Rayuan yang Gagal

    Aldric melangkah ringan ke dalam mansionnya. Ia mengernyit ragu saat akan memasuki kamar pribadi dan mencium aroma feminim. Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya dengan waspada.Suasana temaram menyambut Aldric. Ia menemukan meja bulat dengan dua kursi di tengah kamar. Di atas meja tersebut terdapat bunga lily putih dan dua lillin yang apinya dibiarkan menyala.Sebuah kartu bertuliskan namanya membuat Aldric memeriksa catatan tersebut. ‘Maafkan, aku. Kita mulai dari nol ya. Love. Valerie.’Ketukan heels yang mendekat membuat Aldric menoleh. Valerie melangkah gemulai dengan gaun malam yang memiliki potongan dada rendah serta potongan tinggi di kakinya.“Aldric, honey,” sapa Valerie dengan suara manjanya yang semakin mendekat.Aldric mundur dua langkah. Ia risih melihat gaya Valerie yang terang-terangan berusaha menggodanya. Di sisi lain, ia juga takut khilaf dan akhirnya pasrah pada rayuan mantan tunangannya tersebut.“Stop, Val. OK. Aku mengerti. Kita mulai lagi dari nol. Sebagai teman,”

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   41. Bule Mualaf

    Marvin tergelak hingga memegangi perut. Ia tak kuasa menahan diri saat Aldric bercerita tentang mimpi yang membangunkan kejantanan Tuannya dini hari tadi. Lelaki itu segera menutup mulut melihat bosnya berkacak pinggang dengan mata membulat."Mau aku pecat dengan pasal merendahkan atasanmu, heh?" ancam Aldric kesal.Asisten pribadi itu menahan tawanya. "Maaf, Tuan. Tidak, jangan pecat saya. Semakin hari saya semakin senang bekerja dengan Anda, Tuan."Pengusaha tampan itu mendengus pelan. "Kenapa sih mimpi itu selalu tanggung begitu. Kenapa aku harus terbangun?""Agar Tuan kembali pada kenyataan bahwa hingga detik ini, belum ada satu pun usaha Tuan untuk mendekati Nyonya Sandra," sindir Marvin."Semakin hari komentarmu semakin pedas ya, Marv," ucap Aldric."Satu lagi, Tuan. Anda belum mengatakan keputusan Anda membatalkan pertunangan Anda. Sekarang tambah lagi rahasia ini," keluh Marvin."Umurku sudah 29 tahun. Aku berhak memutuskan apapun dalam hidupku." Tegas Aldric."Baiklah. Pasti

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   42. Skenario Sang Pencipta

    Aldric tidak habis pikir. Dunia begitu sempit. Ia dipertemukan dengan seseorang yang ternyata memiliki hubungan erat dengan Keluarga Javier.Terjadilah saling sambung cerita antara Ustadz Rachman, Luke, Leah, Aldric dan Marvin. Mereka berulang kali mengucap kekaguman pada skenario Sang Pencipta.Hingga akhir pertemuan, Ustadz Rachman tak putusnya mengucapkan rasa syukur. Ia mengangguk-angguk sambil tersenyum penuh makna kepada Aldric. Mereka akhirnya berpisah dan kembali pada rutinitas masing-masing.“Aku bahagia, Marv. Aku serasa menemukan keluarga baru,” ungkap Aldric dalam perjalanan mereka kembali ke mansion.“Saya turut senang mendengarnya, Tuan,” balas Marvin tulus.“Tadi pagi kamu mengejekku bahwa belum ada satu pun usaha yang kulakukan untuk mendekati Sandra. Barusan aku membuktikan, bahwa aku mendekati Tuhan mereka lebih dulu sebelum merencanakan sesuatu yang lebih besar.”“Anda berpindah keyakinan untuk mendapatkan simpati mereka?”“Tentu tidak. Aku benar-benar kagum dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   43. Sandra Sakit

    “Ambil anak itu, Aldric!” titah Alonso.Aldric menggeleng keras. Ia baru saja selesai menceritakan bagaimana ia bisa memiliki seorang putra berusia empat tahun. Reaksi Alonso dengan napas menderu langsung memerintah menggema ruangan.“Tidak, Dad. Aku akan mengurusnya bergantian dengan ibunya,” tolak Aldric.“Beri wanita itu sejumlah besar uang. Kita saja yang merawat anakmu. Bagaimanapun, anak itu berdarah Osborn.”“Dad! Please, biarkan aku memutuskan sendiri masalahku.”Aldric terus bersikeras mempertahankan pendapatnya. Ia memberikan berbagai sanggahan kepada kedua orang tuanya. Ia tidak menghiraukan kepalanya yang semakin berat.Sementara itu, Valerie yang mendengar adu pendapat antara anak dan orang tuanya hanya bisa terdiam. Ia baru menyadari perubahan Aldric lebih dari satu tahun ini setelah ia mengetahui bahwa ia telah memiliki seorang putra. Pantas saja, Helen memintanya untuk segera mengandung anak Aldric.‘Padahal jika bersamaku, Aldric tidak pernah lupa menggunakan pengaman

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   44. Kebahagiaan Seorang Ayah

    “Apa yang kamu lakukan di sini. Keluar!” pekik Sandra panik.Alex segera berlari masuk ke dalam kamar mendengar jeritan Sandra. Ia melompat naik ke atas tempat tidur dan memeluk ibunya. Sandra seperti tersadar saat putranya memeluknya erat.“Its okay, Mom. Daddy hanya mau meletakkan bubur untuk Mommy,” jelas Alex.Aldric yang masih berada pada keadaan canggung berdiri di tengah kamar. Akhirnya ia meletakkan mangkok bubur di meja belajar di pojok ruangan. Setelahnya ia memilih keluar dan membiarkan Alex menyuapi ibunya makan.Lima belas menit kemudian.“Dad.”“Ya?”“Kata Mommy, Daddy boleh masuk.”Aldric mengangguk. Ia melewati putranya dan mengusak sayang puncak kepalanya. Lelaki mengetuk pintu sebelum masuk.“Hai. Sudah lebih enak?”Sandra tersenyum lemah dan mengangguk. “Maaf, tadi mengagetkan Tuan.”Lelaki itu terpaku sambil mengerutkan kening. Ia selalu merasa aneh mendengar Sandra memanggilnya dengan sebutan Tuan. Rasanya ia ingin protes, tetapi atas dasar apa?“Apa kamu memang m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17

Bab terbaru

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   392. Akhir yang Bahagia

    Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   391. Keluarga Ideal

    Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   390. Sandra Bule

    “Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   389. Menikmati Peran Baru

    Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   388. Menertawakan Masa Lalu

    Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   387. Kompak

    Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   386. Assalamualaykum, Adik Nayya

    Alex menggenggam rangkaian bunga indah di tangan kanan. Tangan kirinya memegang kotak berwarna merah muda. Anak lelaki tampan itu membawa hadiah yang akan ia persembahkan untuk ibu dan adik perempuannya.Di sampingnya Alzam berjalan membawa bungkusan. Bungkusan berisi susu almond untuk putri tercinta yang baru saja melahirkan bayi perempuan cantik. Minuman itu diyakini berkhasiat untuk melancarkan produksi ASI.Setelah mengetuk pintu, Alzam membuka pintu. Alonso segera berdiri saat melihat besannya masuk. Mereka berpelukan dengan akrab.“Selamat pagi. Bagaimana kabar cucu cantik kita hari ini?”“Ia sedang menyusu.” Helen menoleh pada tirai tertutup di samping mereka.“Oh, baiklah. Susu almond untuk ibu menyusui aku letakkan di dalam lemari pendingin, ya.”“Iya.”Alex lalu menghampiri Grandma dan Grandpanya. Anak lelaki itu mencium telapak tangan keduanya. Helen dan Alonso membalas dengan mengecup sayang kepala serta pipi cucu tampan mereka.“Apa kamu membawa bunga untuk Mommy?” tanya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   385. Pasca Melahirkan

    Helen mengamati bayi cantik di dalam dekapannya. Ia berdiri dan mengayun pelan sambil terus tersenyum. Tangannya pun tak henti mengelus kulit halus cucu cantiknya.“Cantik sekali cucu grandma, ya,” puji Helen. Entah sudah berapa puluh kali ia mengucapkan kalimat tersebut sejak melihat Nayya.Hingga Alonso datang menghampiri dan kini berdiri di samping istrinya. Lelaki tua itu juga ikut mengelus kepala baby dan sesekali menciumnya.“Sudah! Jangan diciumi terus. Nanti Nayya bangun!” desis Helen galak.Sandra terkekeh. “Sama seperti Aldric semalam, Mom. Nayya sedang asyik menyusu malah dicium-cium hingga akhirnya menangis.”Kepala Helen menggeleng mendengar penuturan menantunya. Wanita itu meletakkan Nayya sangat hati-hati di dalam box bayi. Lalu, box tersebut ia tutup dengan kelambu halus.“Kamu mau makan, darling?” tanya Helen.“Boleh, Mom.”“Eits, sudah. Di ranjang saja. Biar Mommy yang antar makananmu.” Helen mencegah Sandra yang akan turun dari tempat tidur.Sandra menurut. Ia duduk

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   384. Kekesalan Alex

    Tak hentinya Aldric menatap wajah mungil di dekapan Sandra. Bayi perempuan cantik itu sedang menyusu pada ibunya. sesekali, lelaki itu mencium pelan kepala sang putri.“Sayang!” protes Sandra. “Nanti dulu cium-ciumnya. Dia sedang menyusu.”“Baby cantik wangi sekali, My love. Dia pakai parfum bayi apa?”Sandra terkekeh geli mendengar pernyataan suaminya. “Bayi belum boleh pakai pewangi apapun, sayang. Ini murni aroma tubuh Baby.”“Benarkah? Kok wangi sekali?” Aldric kembali mencium rambut dan pipi putrinya.Gerakan Aldric membuat bayi yang sedang menyusu itu berhenti mengisap sari makanan dari sang ibu. Matanya menatap Sandra. Kepala mungil bayi perlahan bergerak mengusel dada di hadapannya.“Tuh ‘kan, Baby jadi berhenti menyusu karena kamu ganggu,” gerutu Sandra. Wanita itu lalu mencoba memasukkan kembali area areolanya ke dalam mulut bayinya.Namun, bayi pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status