Beranda / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / 150. Sementara Berpisah

Share

150. Sementara Berpisah

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-04 21:43:28

Sandra menjelaskan berbagai keberatannya. Selama ia berumah tangga, ia mengaku tidak tenang. Belum lagi, masalah dengan orang tua Aldric yang tidak kunjung merestui pernikahan mereka.

Masih menurut Sandra, suaminya tidak pernah berusaha mendekatkan dirinya dengan mertuanya. Wanita itu merasa lebih banyak mengalah dan pasrah. Namun tidak dengan masalah perselingkuhan.

Aldric memejamkan mata saat Sandra berkeluh kesah. Apa yang diungkapkan istrinya memang benar. Ia memang masih perlu banyak belajar menjadi seorang suami.

“Tuan Aldric, ada yang ingin anda sampaikan?” tanya Ustadz Rachman setelah Sandra selesai.

Aldric menggeleng pelan lalu berujar, “Saya memaklumi dan mengerti apa yang diutarakan istri saya. Saya tidak akan menyangkalnya.”

Semua terdiam. Mereka menunggu kelanjutan kalimat yang diucapkan Aldric. Lelaki itu berpikir sejenak, lalu menoleh pada istrinya.

“Aku hanya menginginkan satu hal. Tetap bisa bertahan pada rumah tangga kita.”

“Sandra, apa kamu masih mau memberikan suam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   151. Perjalanan Mediasi

    Tak sengaja, Aldric mengarahkan mobilnya jauh ke pinggir kota. Ia menatap hotel bintang empat di depannya. Sepertinya, hotel itulah yang terbaik di kota ini.Hotel itu berada di dekat laut. Aldric merasakan hembusan angin pantai yang cukup kencang pada wajahnya. Sambil memandang sekelilingnya, lelaki itu mendesah mengingat kebersamaannya bersama Sandra berjalan menyisiri Pantai Nusa Dua Bali.Pelayan hotel mengantarkan Aldric hingga ke dalam kamar suite. Kamar paling kecil dan sederhana yang pernah ia tempati. Meskipun kamar ini adalah kamar terbaik menurut versi manager hotel.Setelah memberikan tips pada pelayan hotel, Aldric merogoh ponselnya. Menurut anjuran Ustadz Rachman, selama mereka berpisah, keduanya harus menulis catatan tentang apa yang mereka lalukan dan apa yang mereka rasakan setiap hari. Lelaki itu duduk di sofa yang menghadap pemandangan laut, mengetikkan perasaannya di ponsel.Hari PertamaAku di Blackpool. Deburan ombaknya mengingatkanku padamu, My love. Kamu senang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   152. Tempat Ketenangan

    Telah dua hari, Aldric berada di Bristol. Hingga detik ini, belum ada keputusan akan ke mana ia berlibur untuk menenangkan diri. Tidak ada tempat yang benar-benar bisa mewakili dirinya agar dapat berintrospeksi.Seraya mengembuskan napas panjang, Aldric memandang jauh ke luar jendela. Pikirannya selalu kembali pada wanita berhijab kesayangannya. Wanita yang senyumnya dapat mengalihkan dunianya.Baru dengan Sandra, Aldric begitu terpesona. Dulu, kehidupannya dengan wanita-wanita hanyalah sebatas mengisi waktu. Tidak pernah ada yang istimewa.Aldric menatap ponselnya. Ia sedang mengikuti kajian online. Link yang diberikan Ustadz Rachman ternyata sangat berguna untuk mengisi waktunya yang lapang.Seringnya Aldric menonton tayangan islami, akhirnya media sosialnya kini dipenuhi dengan berbagai konten keagamaan. Mulai dari kajian, podcast, belajar membaca quran, mempelajari hadits dan perjalanan rohani.Lelaki itu termangu menatap kabah di layar laptopnya. Seorang youtuber sedang mendokume

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   153. Pasrah di Depan Kabah

    Pembagian kelompok jamaah diumumkan. Aldric berada pada kelompok 3. Ia dan Andrew yang juga satu kelompok dengannya langsung membaur dengan jamaah-jamaan lain. Mereka beriringan menuju bis dengan nomer tiga.Mengantri juga merupakan hal baru bagi Aldric. Mana pernah Marvin menyuruhnya menunggu untuk sekedar naik bis? Pengusaha itu yakin, asistennya itu akan mencari jalan pintas agar ia mendapat jalur VIP.Berjalan satu demi satu langkah ke depan membuat Aldric dapat lebih banyak mengamati sekitar. Kelompok tiga terdiri hanya sekitar tiga puluh orang. Lima di antaranya masih kanak-kanak.Perjalanan menuju bandara hanya sekitar dua setengah jam. Di dalam bis, Ustadz Danny melantunkan banyak doa dan mengajak jamaah untuk terus berdzikir. Mulut Aldric terus bergerak menggumamkan sholawat dan dzikir.Saat di pesawat, ternyata Aldric duduk bersebelahan dengan Andrew. Lelaki itu bernapas lega. Paling tidak, ia tidak perlu berbasi-basi untuk berkenalan dengan orang baru lagi.“Tuan, apa anda

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   154. Sahabat Pena

    Berbeda dengan Aldric yang memilih perjalanan rohani, Sandra menghabiskan waktu sendirinya dengan berpetualang di negeri orang. Sebetulnya sejak kuliah, ia dan Leah memang gemar bepergian. Bahkan selain Jerman, Sandra menetapkan Switzerland adalah salah satu tujuan untuk melanjutkan pendidikannya.Sandra bahkan menyempatkan diri bertemu dengan seorang pendidik yang ia kenal melalui sosial media. Wanita muslimah yang juga seorang dosen pada salah satu Universitas terkenal di Switzerland. Mereka sering bertukar kabar dan berbagi tips mengajar.“Assalamualaykum,” sapa seseorang.Sandra menoleh ke samping. Senyum lebar terukir di wajahnya pada seorang wanita bule berhijab. Pelukan hangat ia berikan sambil membalas salam.“Waalaykumussalam, Sofia.”“Ternyata, aslinya kamu cantik sekali, Sandra,” puji Sofia.“MasyaAllah Tabarakallah. Kamu juga cantik.”Keduanya tergelak bersama. Mereka memesan makanan dan minuman di restoran atas rekomendasi Sofia. Keduanya saling mengamati wajah masing-mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   155. Sesi Curhat

    “Cari siapa?” tanya Sofia saat melihat Sandra mengedarkan pandangannya.Sandra tersipu malu. “Maaf. Aku langsung menyimpulkan Nico telah berpoligami dan istri keduanya juga ada di sini.”Sofia terkekeh dan menggeleng mendengar jawaban Sandra. Wanita itu lalu melanjutkan ceritanya.“Jadi, setelah Nico meminta izin, aku lalu memutuskan untuk umroh dan berdoa langsung di tanah suci. Sebenarnya, perempuan mana yang rela dimadu? Malah sebenarnya kita ini masih saja merasa kurang dari suami.”“Lalu?” tanya Sandra penasaran.“Aku juga meminta Nico jika pada akhirnya aku siap, aku ingin bisa wanita itu adalah wanita yang mengerti syariat islam.”“Maksudmu? Sudah pasti Nico akan memilih wanita muslimah juga kan?”“Iya. Tetapi bukan cuma itu. Seorang wanita bisa saja menjadi yang kedua tapi apa seorang suami siap? Apa istri pertama siap? Karena wanita pandai menyembunyikan perasaannya. Lain di hati lain pula di ucapan,” jelas Sofia.Sandra menunggu kelanjutan cerita Sofia. Dipandangnya sahabat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   156. Pertemuan Panas

    Dua minggu berlalu. Hari pertemuan dengan suaminya tinggal beberapa jam lagi. Sejak semalam hati Sandra sudah berdebar tak menentu.Sandra bahkan terlambat bangun. Ia hanya sempat mandi cepat, berpakaian dan menggunakan skincare tanpa make up sama sekali. Langit terlihat lebih gelap dari biasanya. Wanita itu menghentikan taxi dan segera meminta supir ke alamat yang dituju.Entah mengapa Aldric memilih Westminster Bridge sebagai titik pertemuan mereka. Bukankah itu tempat wisata yang ramai? Biasanya, Aldric selalu menyewa tempat tersembunyi untuk bertemu dengannya.Wanita itu melangkah cepat saat menyadari langit semakin hitam. Netranya melanglang jauh mencari sosok yang ia kenal. Hatinya semakin bertalu-talu saat di kejauhan ia melihat penampakan suaminya.Aldric telah bangun pagi-pagi sekali. Dua jam sebelum pertemuan ia telah berada di sekitar jembatan yang sangat terkenal di London tersebut. Restoran mewah menjadi tempat sarapannya sambil menunggu waktu yang ditentukan.Rambut lela

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   157. Sedunia, Sesyurga

    Setelah keringat di tubuh mereka kering, Aldric membopong istrinya ke kamar mandi. Lelaki itu mengisi bathtub dengan bathbubble beraroma buah-buahan. Mereka duduk berhadapan.“Ada apa dengan rambutmu, Aldric,” tanya Sandra.Aldric tersenyum simpul dan menjawab, “Aku melakukan tahallul.”Sandra membulatkan mata. “Ka-kamu umroh?” tanyanya terbata.Lelaki di depan Sandra mengangguk. “Setelah dua hari hanya berdiam di hotel dan bekerja secara online, akhirnya aku menemukan destinasi tempat untuk merenung.”“Tempat yang sangat tepat untuk merenung. Aku iri.”Aldric menarik lengan istrinya. Sandra kini berada dalam pelukan suaminya. Lelaki itu mencium kepala wanitanya.“Secepatnya, aku akan kembali ke sana. Saat itu tiba, aku akan membawamu dan Alex.”Sandra mengangkat wajahnya dan berkata, “Benarkah?”“Katakan saja kapan kalian siap, kita berangkat bertiga,” janji Aldric.“Tapi, kamu belum mendengar keputusanku tentang hubungan kita.”“Tidak perlu. Aku akan memperjuangkanmu. Tidak perduli

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   158. Mencurigakan

    “Kamu yakin? Bagaimana dengan segala pemberitaan yang mungkin akan cepat tersebar di media sosial?”“Biarkan saja. Aku pergi bersama istriku. Kecuali jika media menyebar berita bohong, aku tidak akan segan menuntutnya.”Sandra tersenyum penuh makna. Agaknya, suaminya mulai merubah diri menjadi sosok yang lebih terbuka. Walaupun masih khawatir, tetapi wanita itu tetap akan mendukung apapun keputusan Aldric.“Habis makan, kita ke hotelku, ya. Aku harus check out dari sana.”“Biar aku suruh seseorang saja untuk mengepak barang-barangmu, My love. Setelah ini, kita langsung pulang ke penthouse. Aku rindu Alex.”Satu jam kemudian, mereka telah berada di depan pintu penthouse. Aldric mengerutkan kening saat di depan pintu tidak ada pengawal yang berjaga. Setelah menekan nomer kombinasi pintu, lelaki itu membuka pintu sedikit dan mengintip ke dalam.“Tuan Aldric, Nyonya Sandra,” sapa Lee, pengawal Alex.“Dari mana? Kenapa tidak ada yang berjaga di sini?” tanya Aldric.“Maaf, Tuan. Penjaga sed

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07

Bab terbaru

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   392. Akhir yang Bahagia

    Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   391. Keluarga Ideal

    Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   390. Sandra Bule

    “Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   389. Menikmati Peran Baru

    Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   388. Menertawakan Masa Lalu

    Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   387. Kompak

    Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   386. Assalamualaykum, Adik Nayya

    Alex menggenggam rangkaian bunga indah di tangan kanan. Tangan kirinya memegang kotak berwarna merah muda. Anak lelaki tampan itu membawa hadiah yang akan ia persembahkan untuk ibu dan adik perempuannya.Di sampingnya Alzam berjalan membawa bungkusan. Bungkusan berisi susu almond untuk putri tercinta yang baru saja melahirkan bayi perempuan cantik. Minuman itu diyakini berkhasiat untuk melancarkan produksi ASI.Setelah mengetuk pintu, Alzam membuka pintu. Alonso segera berdiri saat melihat besannya masuk. Mereka berpelukan dengan akrab.“Selamat pagi. Bagaimana kabar cucu cantik kita hari ini?”“Ia sedang menyusu.” Helen menoleh pada tirai tertutup di samping mereka.“Oh, baiklah. Susu almond untuk ibu menyusui aku letakkan di dalam lemari pendingin, ya.”“Iya.”Alex lalu menghampiri Grandma dan Grandpanya. Anak lelaki itu mencium telapak tangan keduanya. Helen dan Alonso membalas dengan mengecup sayang kepala serta pipi cucu tampan mereka.“Apa kamu membawa bunga untuk Mommy?” tanya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   385. Pasca Melahirkan

    Helen mengamati bayi cantik di dalam dekapannya. Ia berdiri dan mengayun pelan sambil terus tersenyum. Tangannya pun tak henti mengelus kulit halus cucu cantiknya.“Cantik sekali cucu grandma, ya,” puji Helen. Entah sudah berapa puluh kali ia mengucapkan kalimat tersebut sejak melihat Nayya.Hingga Alonso datang menghampiri dan kini berdiri di samping istrinya. Lelaki tua itu juga ikut mengelus kepala baby dan sesekali menciumnya.“Sudah! Jangan diciumi terus. Nanti Nayya bangun!” desis Helen galak.Sandra terkekeh. “Sama seperti Aldric semalam, Mom. Nayya sedang asyik menyusu malah dicium-cium hingga akhirnya menangis.”Kepala Helen menggeleng mendengar penuturan menantunya. Wanita itu meletakkan Nayya sangat hati-hati di dalam box bayi. Lalu, box tersebut ia tutup dengan kelambu halus.“Kamu mau makan, darling?” tanya Helen.“Boleh, Mom.”“Eits, sudah. Di ranjang saja. Biar Mommy yang antar makananmu.” Helen mencegah Sandra yang akan turun dari tempat tidur.Sandra menurut. Ia duduk

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   384. Kekesalan Alex

    Tak hentinya Aldric menatap wajah mungil di dekapan Sandra. Bayi perempuan cantik itu sedang menyusu pada ibunya. sesekali, lelaki itu mencium pelan kepala sang putri.“Sayang!” protes Sandra. “Nanti dulu cium-ciumnya. Dia sedang menyusu.”“Baby cantik wangi sekali, My love. Dia pakai parfum bayi apa?”Sandra terkekeh geli mendengar pernyataan suaminya. “Bayi belum boleh pakai pewangi apapun, sayang. Ini murni aroma tubuh Baby.”“Benarkah? Kok wangi sekali?” Aldric kembali mencium rambut dan pipi putrinya.Gerakan Aldric membuat bayi yang sedang menyusu itu berhenti mengisap sari makanan dari sang ibu. Matanya menatap Sandra. Kepala mungil bayi perlahan bergerak mengusel dada di hadapannya.“Tuh ‘kan, Baby jadi berhenti menyusu karena kamu ganggu,” gerutu Sandra. Wanita itu lalu mencoba memasukkan kembali area areolanya ke dalam mulut bayinya.Namun, bayi pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status