Cafe Burangrang adalah salah satu cafe yang ada di dusun bambu, Lembang, Bandung. Sebuah cafe dengan desain interior unik yang menyajikan suasana indahnya gunung burangrang dari kejauhan.
Cafe ini menyajikan masakan khas sunda yang beragam. Dan juga wahana permainan anak yang sangat menarik.
Gibran terlihat sangat antusias menyantap makanannya. Sepertinya sudah lama sekali dia tidak pernah makan enak.
"Om nanti kalau makanan Gibran sudah habis, Gibran boleh ya main kesana," ucap Gibran seraya menunjuk ke sebuah wahana mainan anak-anak berupa perosotan, trampolin dan rumah-rumahan besar, bahkan ada juga labyrinthnya.
Reyhan mengiyakan seraya mengacungkan ke dua ibu jarinya.
Waktu menunjukkan pukul 22.15 WIB saat marsedes benz milik Hardin terparkir di depan halaman kontrakan Reyhan. Hardin melirik ke jok belakang di mana Luwi dan Gibran berada. Katrina memilih turun duluan di Podomoro, dia bilang dia mengantuk jadi tidak mau ikut mengantar Luwi dan Gibran.Hardin membuka pintu jok belakang, mendapati Luwi dan Gibran tertidur begitu nyenyak. Kepala Luwi tersandar nyaman di sandaran jok mobil sementara kepala Gibran berada dipangkuan sang Ibunda.Cukup lama, Hardin terdiam dalam posisi itu, setengah menunduk dengan arah tatapan yang melekat pada sosok Luwi.Kenapa kalau sedang tertidur begini dia cantik sekali? Pikir Hardin membatin. Tapi sedetik kemudian pikiran itu berhasil dia tepis.
Di dalam ruangan besar sebuah kamar hotel bintang lima terbaik di seantero Bandung, seorang wanita tengah terbaring di atas ranjang tempat tidur di tengah-tengah ruangan. Kamar tidur yang besar dengan seprainya yang berwarna putih. Sementara dinding-dinding ruangannya bernuansa putih keemasan. Wanita itu terlihat tidak berdaya dengan tangan dan kaki yang terikat, terbentang pada masing-masing tiang di kanan dan kiri tempat tidur itu. Tubuhnya yang molek, berkulit putih, mulus dan bersih terlihat sempurna dalam balutan sebuah busana minim yang menggugah selera kaum adam. Dia terlihat nyenyak dalam buaian mimpi alam bawah sadarnya. Hingga tak menyadari ada sepasang mata liar yang sedari tadi menatap buas ke arahnya. Menelanjangi setiap jengkal lekuk demi lekuk tubuhnya. Menelusurinya tanpa jeda. Dari mulai ujung rambut hingga ujung kaki. Semuanya terasa sangat berharga untuk sekedar
Sebelas tahun yang lalu...Bandung.Halte Bis depan sekolah.Pertemuan Pertama."Pak Jaya kok belum jemput sih, Bi Sari? Aku udah daritadi loh, keluar dari sekolah. Sampe akhirnya sekarang sekolah udah sepi. Mana ujan lagi? Handphone Pak Jaya juga nggak aktif!" oceh suara seorang gadis berseragam SMP yang sedari tadi mundar mandir sendirian di halte bis depan sekolahnya."Maaf, Non Luwi. Tadi Jaya bilang dia mau ijin antar Istrinya ke rumah sakit dulu terus baru jemput Non Luwi. Dia sengaja bilang sama saya supaya saya yang bilang ke Non, tapi maaf, sayanya m
Sebelas Tahun yang Lalu.Bandung.Perpisahan."Aku hamil, Kak." ucap seorang gadis berwajah pucat dengan deraian air mata yang kian menjadi. Dia sudah berkali-kali menghubungi laki-laki dihadapannya sekarang untuk memberitahukan kondisinya saat ini, namun laki-laki itu seolah tak menghiraukannya dan malah justru terus menerus menghindar."Ya terus apa urusannya sama gue?" ucap Hardin tanpa sedikit pun perasaan bersalah."Tapi anak di perut aku ini
Bandung. Hari ini.Rumah sakit santosa, Bandung.Kejadian masa lalu itu terus berputar-putar di kepala seorang laki-laki pemilik nama Hardin Putra Surawijaya.Perasaan bersalahnya kian menjadi-jadi.Hardin ingin berubah. Tapi kenapa rasanya sangat sulit. Dia hanya ingin hidup bahagia, tapi kenapa cobaan justru datang kian bertubi-tubi. Lantas apa ini yang disebut sebagai hukum karma?Terkadang ada kalanya kamu menemukan dirimu tidak seperti biasanya. Ada saat-saat dimana kamu merasakan adanya sebuah perasaan hebat yang mampu membawa dirimu ke arah yang lebih baik. Kamu merasakan bahwa dirimu
Sebuah tempat asing di Dunia lain.Saat itu Luwi merasakan dirinya seperti terlempar dari satu dimensi ke dimensi lain.Hingga akhirnya dia jatuh pada satu tempat asing. Sebuah tempat yang sangat sunyi, sepi dan senyap. Luwi tak mendapati seseorangpun disana selain dirinya. Sampai akhirnya sebuah suara tiba-tiba mengagetkannya."Belum saatnya kamu disini. Perjalananmu di dunia masih panjang. Terima kasih sudah menyelamatkan dia. Seandainya tidak ada kamu, mungkin hari ini dia sudah bergabung bersamaku disini. Kamu sudah menyelamatkan hidupnya. Maka kamu dan dia berhak untuk bahagia. Kembalilah..."Anggia...L
Malam ini Katrina dan Hardin baru saja selesai melakukan aktifitas wajib mereka di ranjang.Mereka masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuh mereka yang tidak berbusana. Katrina menyandarkan kepalanya di dada suaminya. Sementara Hardin sedang asyik berkutat dengan layar ponselnya."Bagaimana kondisi Luwi di rumah sakit tadi?" tanya Katrina pada Hardin, tangannya sibuk berputar-putar di atas perut suaminya. Telunjuknya dia geser mengikuti arah garis-garis kotak di perut sang suami yang memang six pack."Sudah membaik. Kata dokter mungkin dua atau tiga hari lagi sudah diperbolehkan pulang, lukanya sudah kering, tapi Luwi masih belum boleh terlalu banyak bergerak," jelas Hardin apa adanya. Dia merasa kegelian di atas perutnya karena sentuhan jari jemar
Hari ini Hardin sengaja pulang lebih awal, karena besok adalah weekend, Hardin berniat untuk mengajak Katrina dan Yumna piknik keluarga. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak pergi bersama-sama.Hardin baru saja memasuki rumahnya di Podomoro ketika seorang anak laki-laki tiba-tiba berlari berhambur ke arahnya dari arah kolam renang. Diikuti oleh seorang perempuan yang mengendarai kursi roda di belakangnya."Ayo Mama, kejar Gibran." Teriak Gibran dengan sebuah pesawat tempur ditangannya. Langkah Gibran terhenti tepat di hadapan Hardin."Gibran? Kamu disini?" ucap Hardin kaget sekaligus senang. Dia membungkuk mengimbangi tubuh Gibran."Gibran jangan lari-larian terus,"
Bagi kalian yang ingin tahu gimana romantisnya kisah kehidupan rumah tangga Reyhan dan Katrina selepas menikah, kalian bisa baca di karya Herofah yang berjudul SANG PENGGODA ya... Dan... Bagi kalian yang mau tau gimana serunya kisah cinta Gibran anak Hardin dan Luwi setelah dewasa, bisa kalian baca juga di karya Herofah yang berjudul THE DEVIL WIFE... Selain itu, Herofah baru aja memposting dua karya On Going baru dengan Judul THE BRIDAL SHOWER DAN BURONAN... Kalau mau tau karya-karya Herofah yang lain yang tidak terposting di Good Novel, kalian bisa Follow akun I*******m @Herofah untuk tahu spoiler-spoiler karya Herofah yang lain... YUK MAMPIR, AKU TUNGGU KEHADIRAN KALIAN DI SANA... SALAM SAYANG AUTHOR...
Bandung. Perumahan Summarecon. Dua Tahun Kemudian. Mengabadikan momen bersama keluarga bagi sebagian orang itu penting. Tak cuma mengenang kebersamaan, tapi juga dijadikan dokumentasi pribadi. Sebagai bukti di masa depan bahwa dulu mereka pernah menjadi bagian terindah di dalam sebuah keluarga yang berbahagia. Seluruh sarana dan prasarana untuk melakukan sesi foto keluarga sudah dipersiapkan dan harusnya semua ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan kalau saja penerbangan dari Amerika menuju Indonesia tidak diundur secara tiba-tiba. Harusnya, Hardin, Luwi, Gibran, Omah, Opah dan dua balita kembar anggota baru keluarga mereka sudah berada di Indonesia sejak kemarin, hanya saja tiba-tiba Reyhan m
Jakarta.Bandara Soekarno Hatta.Dua Hari Kemudian.Hari ini, Hardin, Luwi, Gibran, Omah dan Opah rencananya akan berangkat ke Amerika bersama-sama. Kepergian mereka di antar oleh Reyhan, Katrina dan Pak Hadi."Ayah, jaga diri baik-baik ya. Obat jantung Ayah jangan lupa diminum," ucap Luwi setelah melepas pelukannya dari Hadi yang terlihat agak pucat hari ini. Sepertinya dua hari belakangan ini tubuh sang Ayah terlalu di forsir untuk bekerja. Dia terlihat lelah. Wajahnya yang terlihat mulai keriput menandakan Ayahnya kini sedang banyak pikiran. Luwi yakin sang Ayah masih terus berusaha mendapatkan maaf dari Reyhan, sang kaka
"Nggak ada suara apa-apa, Pa?" ucap Gibran yang baru saja menempelkan telinganya di depan perut Luwi yang sengaja dia buka sebagian. Saat sang Papa menyuruhnya untuk mengajak adiknya bicara.Hardin tertawa melihat tampang polos Gibran. Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Kejadian menegangkan yang terjadi selepas makan malam tadi sudah berlalu. Kini waktunya mereka beristirahat di kamar masing-masing."Gibran mau aja dibohongin sama Papa," ucap Luwi seraya menutup kembali perutnya."Gibrankan mau cepet-cepet ajak dedenya ngobrol terus main kayak Gibran biasa ajak dede Yumna main di rumah Papa."celoteh Gibran. Dia terus berjingkrak-jingrakkan tubuhnya di atas kasur yang dianggapnya sangat empuk itu. Seperti sebuah pegas.
Terletak di kawasan kota Bandung Timur perumahan elit berdiri di sana. Dimana di dalam kawasan itu berdiri rumah megah di salah satu cluster utamanya.Btari Extension Resindence begitulah yang tertulis di pintu gerbang perumahan itu.Pintu gerbang besi berwarna putih dengan ornamen keemasan terlihat menghiasi pintu gerbang utama.Di halaman parkirnya yang luas terlihat beberapa mobil mewah yang kebanyakan mobil-mobil dinas kepemerintahan terparkir dan berjajar rapi di sana.Acara Ijab dan kabul baru saja selesai dilaksanakan dan sekarang pengantin pria terlihat sedang berdiri di atas pelaminan yang dibuat sederhana di taman belakang rumah itu sambil menunggu mempelai wanitanya berganti pakai
"Malam ini juga Ayah kembali ke Bandung. Besok Ayah ada pekerjaan keluar kota. Jaga Katrina baik-baik. Ayah berharap kamu bisa memaafkan Ayah, Reyhan. Dan Ayah sangat berharap kamu dan Katrina bisa tinggal bersama di rumah Ayah sekembalinya dari sini. Karena Luwi sudah setuju untuk kembali tinggal bersama Ayah nanti," ucap Pak Hadi saat dia meminta Reyhan menemuinya di Loby hotel malam itu."Aku sudah kredit rumah di Bandung. Aku dan Katrina akan tinggal di rumahku sendiri." jawab Reyhan jelas, singkat dan padat. Dia tidak mau berbasa-basi lagi."Tapi aku maunya kita tinggal bersama Ayah sementara waktu, Kak. Bagaimana?" tiba-tiba Katrina menyela dan dia juga datang dengan tiba-tiba, membuat Reyhan sedikit kaget, padahal tadi sewaktu Reyhan turun ke loby Katrina sedang di kamar mandi di dalam kamar hotelnya.
Luwi terus memeluk Gibran yang masih menangis. Gibran terlihat sangat kacau. Luwi jadi ikutan menangis. Sebelumnya dia tidak pernah melihat Gibran seperti ini. Sungguh dia tidak pernah bermaksud untuk melukai hati siapapun sebab sikapnya. Apalagi itu hati darah dagingnya sendiri. Luwi benar-benar menyesal."Gibran, udah ya sayang jangan menangis lagi. Mama janji nggak akan pisahin Gibran sama Papa lagi. Ini kita lagi di jalan mau susul Papa. Kalau memang Gibran mau sama Papa, Mama Luwi nggak apa-apa kok. Yang penting, Gibran bahagia. Gibran senang. Mama Luwi juga ikut senang. Mama Luwi juga ikut sedih kalau Gibran sedih terus. Udah ya sayang nangisnya. Gibran sayangkan sama Mama?" Luwi kembali mengajak Gibran bicara. Meski awalnya dia ragu untuk mengatakan hal itu, tapi apa boleh buat? Luwi tidak punya pilihan lain dibanding dia harus tetap memaksa Gibran untuk bersamanya sementara Gibran
Serang, Banten.Aula Hotel Santika.Acara Ijab Kabul Reyhan dan Katrina.Kehadiran Reyhan dalam hidup Katrina mampu merubah dunianya yang biasa menjadi seindah pelangi. Sementara kehadiran Katrina dalam hidup Reyhan mampu merubah segala-galanya. Reyhan sudah berjuang hingga titik darah penghabisan. Dan kini waktunya dia memetik hasilnya.Reyhan sudah duduk di tengah-tengah altar aula dimana dirinya akan berjanji kepada seluruh makhluk dan sang penciptanya. Dengan mengucapkan kalimat pendek sarat makna yang akan menjadi pembuka lembaran kehidupan barunya kelak bersama Katrina. Kalimat ajaib nan sakral yang kini masih terpaksa tertahan di teng
Satu kejutan luar biasa yang diperoleh Reyhan satu hari sebelum hari pernikahannya sungguh membuatnya tidak mempercayai ini semua.Ketika sore itu, beberapa mobil mewah pribadi datang dengan pengawalan sirine kepolisian. Seperti sebuah arak-arakan presiden. Mobil-mobil mewah itu kini terlihat memenuhi lapangan parkir hotel Santika yang kini menjadi destinasi utama pernikahan Reyhan dan Katrina.Mobil-mobil mewah itu datang bersama rombongan keluarga dari mempelai wanita. Yaitu keluarga Ustadz Maulana.Seorang laki-laki setengah baya berkumis tipis dengan setelan dinasnya keluar dari salah satu mobil toyota land cruiser hitam. Diikuti beberapa awak pegawainya yang juga bersetelan dinas pemerintahan. Beberapa elit politik yang cukup terkenal juga terlihat kel