Home / Pernikahan / CHAYYARA / Chapter 09 - Perhatian

Share

Chapter 09 - Perhatian

Author: Most Bae
last update Last Updated: 2023-07-15 21:28:08

Armor terjaga semalaman hanya untuk mengganti kompresan dan memastikan demam Chayyara turun. Di samping itu, Armor juga menyelesaikan pekerjaannya di malam hari untuk ia berikan kepada Fredy di keesokan harinya.

Tanpa disadarinya, ternyata Armor tertidur di sofa, ia terbangun saat mendengar suara berisik dari arah kamar mandi. Armor menoleh ke arah ranjang, tidak ada Chayyara di sana. Ia pun bergegas menuju kamar mandi.

Armor memasuki kamar mandi yang memang pintunya terbuka, ia bisa melihat Chayyara tengah memuntahkan isi perutnya di kloset. Ia menghampiri Chayyara untuk kemudian memijat pelan tekuk istri kecilnya itu. Armor juga memegangi rambut Chayyara agar tidak terkena muntahan.

"Kak… Kak Armor… keluar," ujar Chayyara lemah. "Nan… nanti jijik," lanjut Chayyara.

"Diam,” perintah Armor dingin.

Chayyara masih menghadap kloset, ia kembali merasa mual, sambil menangis Chayyara kembali memuntahkan cairan bening dari mulutnya. Chayyara merasa kelelahan, di tambah ia juga merasakan kepalanya sakit luar biasa.

Chayyara menyandarkan punggungnya di dinding kamar mandi. "Udah… Kay capek… " ujar Chayyara lemah.

Armor yang melihat itu segera berjalan keluar untuk menelepon seseorang. Saat Armor kembali ke kamar mandi, Armor melihat Chayyara tengah membasuh wajahnya di wastafel, lalu kembali terduduk di lantai kamar mandi dan bersadar di pintu kaca pembatas, Chayyara terlihat memegangi perutnya.

"Masih mual?" tanya Armor yang berjongkok di hadapan Chayyara.

Chayyara menggeleng lemah.

"Kamu harus makan, setelah itu minum obat."

Chayyara hanya bisa mengangguk, matanya terbuka sedikit saat melihat wajah Armor dari dekat. Terlihat sorot kekhawatiran di sana yang entah mengapa membuat dada Chayyara menghangat. Armor mengkhawatirkannya? Apa Armor sudah tidak marah lagi padanya?

Belum sempat Chayyara melanjutkan acara melamunnya, perempuan itu tiba-tiba merasakan tubuhnnya melayang, jantung Chayyara berdegup kencang saat menyadari jika Armor tengah menggendongnya sekarang.

"Saya sudah memanggil asisten rumah tangga, kamu tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah lagi," ujar Armor seraya menarik selimut untuk menutupi tubuh istri kecilnya itu.

Chayyara kembali memejamkan matanya, namun suara Armor lagi-lagi menginterupsinya untuk tidak tidur.

"Jangan tidur, Chayyara. Saya sudah pesan bubur, kamu harus makan. Anak saya butuh asupan." Armor menatap tajam Chayyara membuat perempuan yang tengah berbaring itu meringis. Chayyara tidak suka bubur, bagaimana mengatakan yang sebenarnya kepada suaminya itu?

Bubur yang di pesan Armor pun sudah datang, pria itu menyiapkannya untuk Chayyara. Mengingat semalam Armor belum makan, ia juga membeli nasi goreng untuk dirinya sendiri.

"Habiskan." Armor menyodorkan semangkuk bubur untuk Chayyara.

Chayyara menerimanya dengan wajah memelas. Chayyara menatap semangkuk bubur yang baru saja diberikan Armor dengan raut wajah sedih.

Armor yang melihat Chayyara hanya menatap mangkuk buburnya pun terheran, "Kenapa?" tanya Armor dingin.

Chayyara menggigit bibir bawahnya. "Kay… Kay tidak suka bubur… "

Armor memejamkan matanya, entah mengapa rasanya ia sangat kesal pada perempuan di hadapannya ini. "Kamu mau makan apa?"

"Kay… Kay tidak lapar…"

Armor menatap Chayyara dengan sorot tajam dan auranya yang menyeramkan. "Kamu memang ingin anak dikandunganmu itu mati?" tanya Armor sarkas.

Chayyara membulatkan matanya, lantas menggelengkan kepalanya cepat, Chayyara menatap kembali mangkuk buburnya.

"Makan, Chayyara!" Kali ini Armor berbicara dengan nada tegasnya.

Chayyara mengangguk pelan. Dengan terpaksa Chayyara menyuapkan satu sendok bubur itu ke dalam mulutnya. Rasanya Chayyara ingin memuntahkan kembali bubur itu, tetapi melihat Armor yang memperhatikannya dari kejauhan membuat Chayyara terpaksa menelannya.

Chayyara mulai meneteskan air matanya, perutnya kembali bergejolak, entah kekuatan darimana, Chayyara langsung berlari ke arah kamar mandi, lalu memuntahkan kembali isi perutnya.

Armor memejamkan matanya. Pria itu tidak tahu harus berbuat apa karena sebelumnya ia tidak pernah menghadapi situasi yang seperti ini.

***

Setelah Chayyara meminum obatnya, perempuan itu kembali tidur. Armor berjalan ke ruang tengah.

"Tuan…" panggil Pak Husain.

Armor menoleh.

"Ini Bibi Sani, Tuan… Bibi Sani yang akan menjadi asisten rumah tangga di sini."

Armor mengangguk, lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.

Pak Husain tersenyum miris kepada Bi Sani, seakan mengerti, wanita paruh baya itu pun meringis seraya mengangguk pelan.

***

Saat Armor membuka pintu, Armor melihat Chayyara sudah terbangun, perempuan itu tersenyum tipis ke arah Armor.

"Kak Armor tidak bekerja?" tanya Chayyara, kali ini kondisinya terlihat membaik, tidak seperti tadi pagi.

"Menurut kamu?" Armor balik bertanya.

"Kakak tidak bekerja karena Kay?" tanya Chayyara yang tidak mendapat jawaban dari Armor. "Maaf," ujar Chayyara menundukan kepalanya, perempuan itu merasa bersalah karena sudah merepotkan Armor.

"Masih mual?" tanya Armor mengabaikan permintaan maaf Chayyara.

Chayyara menggigit bibir bawahnya lantas menggeleng pelan.

"Makanlah." Armor menyodorkan satu box spicy chicken tidak lupa dengan nasinya.

Mata Chayyara langsung berbinar, perempuan itu tersenyum sumringah saat melihat makanan kesukaannya tersaji di depan mata.

"Padahal kamu sedang sakit, tapi Feranda mengatakan kamu akan sembuh jika memakan ini," jelas Armor.

Chayyara menganggukkan kepalanya cepat seperti anak kecil. "Terima kasih, Kak Armor!"

Chayyara bahkan melupakan kondisinya yang tadi pagi sempat membuat Armor kewalahan. Pria itu menggelengkan kepalanya saat melihat betapa lahapnya Chayyara memakan spicy chicken yang dipesankannya tadi.

Ya. Armor terpaksa menelepon Feranda untuk bertanya bagaimana mengatasi Chayyara saat sakit, dan betapa terkejutnya Armor saat mengetahui jika Chayyara akan sembuh bila diberikan makanan pedas, terlebih spicy chicken yang merupakan makanan favorit Chayyara.

Melihat kondisi Chayyara yang sekarang, membuat Armor bisa bernafas lega meski setelah ini ia akan berkonsultasi dengan dokter Septi, apa tidak masalah jika ibu hamil memakan masakan pedas?

Armor merasa khawatir dengan kondisi bayi di dalam perut Chayyara yang akan kebakaran cabai karena ibunya menyukai makanan pedas. Hal ini membuatnya berpikir, apakah bayinya akan menyukai pedas seperti Chayyara? Atau justru seperti dirinya yang menyukai pedas untuk makanan tertentu saja?

***

Sudah hampir dua bulan Chayyara tinggal bersama Armor di rumah ini, rutinitasnya yang bangun pagi untuk mengeluarkan isi perutnya sudah membuatnya terbiasa.

Di tambah lagi Armor sudah mempekerjakan asisten rumah tangga, sehingga tugas Chayyara hanya sekolah dan memasak untuk suaminya, tentu saja perlu dibantu oleh Bibi Sani karena Armor akan marah jika melihat Chayyara bekerja sendiri.

Padahal Chayyara tidak masalah dengan pekerjaan rumah, ia juga merasa fisiknya tidak selemah seperti di awal-awal ia mengalami morning sickness.

"Nyonya… sudah minum obatnya?" tanya Bi Sani ramah.

"Sudah, Bi Sani." Chayyara melihat Bibi Sani tengah menyimpan kantong-kantong belanjaan itu di meja dapur. "Bibi beli bahan-bahan yang Kay minta kan?" tanya Chayyara.

Bibi Sani mengangguk, "Iya atuh Nyonya… ini saya sampe nanya ke mas-mas supermarketnya karena saya tidak tahu cara bacanya."

Chayyara tertawa pelan. "Maaf ya, Bi Sani. Kay kira Bi Sani tahu. Kalau begitu nanti belanjanya bareng Kay saja ya biar Bibi tidak kebingungan," ujar Chayyara tersenyum manis.

Bibi Sani pun membalasnya dengan anggukan kepala seraya menampilkan senyum hangatnya.

"Oh iya Bi Sani, gorengan yang Kay pesan dibeli juga kan?" tanya Chayyara dengan antusias.

Bi Sani mengangguk, "Iya pasti saya beli atuh Nyonya… mana bisa saya lupa kalau urusannya ibu hamil yang lagi ngidam."

Chayyara terkekeh mendengar penuturan Bibi Sani, ia pun menerima bungkusan gorengan yang disodorkan Bi Sani kepadanya. Perempuan itu tersenyum bahagia saat melihat bakwan, tahu isian, cireng, risoles dan pisang goreng yang menggugah selera makannya.

Meski sebenarnya ia bisa membuatnya sendiri, tetapi entah mengapa Chayyara malah ingin membeli gorengan di abang-abang yang berjualan di depan komplek perumahan.

Setelah urusan memasak selesai, Chayyara berniat untuk memberitahu Armor, namun mereka bertemu di ruang tengah. Kebetulan sekali. Chayyara tersenyum, kali ini ia mulai terbiasa dengan sikap Armor yang dingin.

"Hari ini Kay memasak Rustico, Mama bilang Kakak menyukai menu Italian food," ujar Chayyara lembut.

Armor mengangguk, lantas berjalan mendahului Chayyara, belum sampai dapur, Armor sudah mencium bau makanan khas Italia favoritnya itu.

Rustico merupakan camilan gurih tradisional dengan beragam isian yang dilapisi puff pastry. Makanan ini umumnya berbentuk bulat, Chayyara membuatnya dengan isian berupa saus béchamel, tomat, dan keju mozzarella. Namun, ada pula yang menggunakan bayam atau ricotta.

Armor duduk dikursi yang biasa ia tempati, pria itu menoleh ke arah Chayyara yang tengah memakan makanan yang asing bagi dirinya.

"Makan apa?" tanya Armor dengan ekspresi dinginnya.

Chayyara menoleh, lantas menelan dulu makanannya. "Oh ini, kata Bi Sani ini namanya gorengan," ujar Chayyara tersenyum manis.

"Gorengan?"

Chayyara mengangguk cepat, "Kakak belum pernah coba?"

Armor menggeleng, "Saya saja baru dengar."

Chayyara mengangguk setuju, dirinya juga baru tahu mengenai gorengan. Saat mencari tahu di internet, ternyata gorengan itu makanan yang tidak sehat. Pantas saja Chayyara tidak tahu karena mamanya dulu selalu memastikan Chayyara makan makanan yang sehat dan bergizi.

"Harganya kok murah banget ya? Padahal rasanya enak, apa abang-abangnya tidak rugi?" gumam Chayyara pada dirinya sendiri tapi masih bisa terdengar oleh Armor.

"Memang kamu beli berapa?"

To be continued...

Related chapters

  • CHAYYARA   Chapter 10 - Kemarahan Armor

    "Hmm tadi pagi Kay sudah makan tujuh gorengan, terus sekarang sudah delapan gorengan, berarti Kay sudah makan lima belas gorengan." Armor menatap heran ke arah Chayyara, apa tidak ada yang salah dengan istri kecilnya itu? Mengingat nafsu makan Chayyara yang semakin hari semakin membaik, membuat Armor tidak terlalu khawatir akan kondisi istri kecilnya. Meski Armor akui, ia masih sedikit khawatir saat Chayyara masih mengalami mual-mual di pagi hari. Setelah selesai sarapan, Armor melihat Chayyara tengah bersiap untuk sekolah onlinenya, sedangkan dirinya belum berangkat ke kantor karena masih mengecek beberapa berkas di iPadnya. Ketika Chayyara tengah melihat-lihat sosial media, betapa terkejutnya Chayyara melihat berita tentang kakaknya. Chayyara menoleh ke arah Armor yang masih setia duduk di sofa. Armor yang merasa di perhatikan, mengalihkan pandangannya ke arah Chayyara, kini mereka saling bertatapan. "Kenapa?" tanya Armor. Chayyara langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain,

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 11 - Tangisan

    Semenjak kejadian kemarin sore, Chayyara mengunci dirinya di kamar. Perempuan itu hanya keluar saat dirinya merasa lapar. Keesokan harinya pun sama, Chayyara tidak keluar dari kamar, tidak meminta Bi Sani untuk belanja, tidak juga memasakan sarapan untuk Armor. "Kemana Chayyara?" tanya Armor kepada Bi Sani. "Nyonya belum keluar dari kamar, Tuan. Apa mungkin Nyonya masih tidur?" ujar Bi Sani hati-hati. Armor menoleh ke arah pintu kamar Chayyara, pria itu mengangguk lantas berjalan ke arah ruang tamu. "Tuan ingin sarapan apa? Karena Nyonya belum bangun, jadi saya belum tahu ingin memasak sarapan apa untuk Tuan." "Tidak perlu. Saya akan sarapan di kantor." Armor menjawab. Sebenarnya Armor ingin memakan sarapannya jika Chayyara yang memasaknya. Mengingat Chayyara mungkin masih marah padanya. Armor memilih untuk menolak tawaran asisten rumah tangganya itu. *** "Proyek di Bandung akan segera selesai, apa Bapak akan kembali ke Jakarta?" tanya Fredy formal. "Berapa persen lagi?" tany

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 12 - Khawatir

    Armor tengah menatap tajam Chayyara yang sedari tadi belum juga menyentuh sarapan paginya. "Sudahlah, Armor..." Armor mendengus kesal, berusaha sabar agar tidak terjadi perdebatan dengan ibunya. "Kay inginnya apa, Sayang? Biar Armor yang belikan." Chayyara tersenyum lantas menggeleng pelan, "Kay belum lapar, Mama." "Tapi kamu harus makan, Sayang. Kasihan bayi kamu nantinya," ujar Silva dengan nada lembut. Chayyara menggigit bibir bawahnya, menatap Silva dan Armor bergantian. Jarinya saling bertautan, ia merasa takut jika harus mengatakan yang sebenarnya. "Ada yang kamu inginkan tidak?" tanya Silva sekali lagi. "Kay…Kay…ingin spicy chicken," ujar Chayyara pelan. Mendengar itu membuat Armor melotot tajam. "Sayang… ini masih pagi untuk makan spicy chicken." "Tidak makanan pedas," pungkas Armor dengan nada dingin. Mata Chayyara berkaca-kaca, perempuan itu menundukan kepalanya. Sudah ia duga kan? Pasti keinginannya tidak akan mendapat izin dari kedua orang dihadapannya. Chayyara

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 13 - Jakarta

    "Kamu harus makan, kita akan berhenti di rest area. Kamu ingin pesan apa?" tanya Armor. Chayyara melihat ke atap mobil, Chayyara tengah berpikir. "Kay ingin big burger dan kentang goreng." Armor mengangguk. "Kamu ingin apa, Nda?" tanya Armor membuat Feranda menoleh. "Nanti aku lihat-lihat dulu saja, Ar." Pria itu pun mengangguk pelan dengan tatapan kembali lurus ke jalan. *** Setelah memesan makanan, Armor dan Feranda memutuskan untuk makan di mobil karena lagi-lagi Feranda harus mengejar waktu pemotretannya di Jakarta. Sedangkan Chayyara tengah menikmati big burger dan kentang gorengnya. Perempuan itu tampak lahap memakan makanannya. Berbeda dengan Feranda yang hanya memakan salad karena Feranda harus menjaga bentuk tubuhnya. Armor terus melirik ke arah Chayyara yang tengah sibuk mengunyah dengan mulut terisi penuh. Hal itu tak luput dari perhatian Feranda yang melihat pandangan penuh arti Armor kepada Chayyara. Hati Feranda berdenyut nyeri saat menyadari sesuatu yang perlah

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 14 - Tidur Bersama

    Alasan mengapa Chayyara tadinya memutuskan tidur di lantai karena di kamar tamu tidak ada sofa, membuat Armor dan Chayyara diharuskan tidur di ranjang yang sama. Chayyara benar-benar takut jika harus tidur bersama, namun karena ucapan Armor tadi yang menyuruh Chayyara tidur di ranjang, membuat Chayyara langsung saja menuruti ucapan suaminya itu. Chayyara langsung terlelap dengan posisi menyampingkan tubuhnya sambil memegangi perutnya yang mulai terlihat. Sedangkan Armor baru saja selesai mandi, melangkah menuju ranjang mereka, dan ikut membaringkan tubuhnya di samping Chayyara. Armor menoleh ke sampingnya saat merasakan pergerakan seseorang, memperhatikan tubuh Chayyara yang kini menghadap ke arahnya, pria itu pun ikut mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping, berhadapan dengan Chayyara. Armor memperhatikan wajah Chayyara yang tampak damai dalam tidurnya, lantas pandangannya terjatuh pada pergerakan tangan Chayyara yang mengusap perutnya. Armor yang merasa penasaran, perlahan m

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 15 - Kedatangan Seseorang

    "Nah lihat, ini bayinya ya, tunggu sebentar… " Tatapan Dokter Septi berubah serius. "Ada apa?" tanya Armor. "Ada dua! Wuah, selamat! Ternyata Kay mengandung bayi kembar!" sorak Dokter Septi. Wajah Chayyara terkejut bukan main, namun tak bisa dipungkiri jika ia pun merasa bahagia. Chayyara menoleh ke arah Armor yang tidak memberikan reaksi apapun, wajah pria itu tetap dingin seperti biasa. Seketika senyuman Chayyara pudar, apakah Armor tidak senang dengan kabar bahwa bayi mereka ternyata kembar? Setelah melakukan USG, kini giliran Armor yang banyak bertanya mengenai keluhan Chayyara, ternyata hal itu wajar, terlebih Chayyara mengandung dua janin di usia muda. Hal itu membuat kondisi fisik Chayyara lebih rentan dari biasanya. Dokter Septi pun memberikan resep obat dan vitamin untuk dikonsumsi Chayyara, Dokter Septi juga menyarankan agar Chayyara banyak makan agar tidak sering merasa lemas. *** Sesampainya mereka di mansion keluarga, terdengar suara berisik dari arah ruang makan.

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 16 - Si Kecil Pangeran

    Setelah makan malam bersama, Chayyara kembali ke kamarnya terlebih dahulu. Chayyara juga berniat untuk mengganti pakaiannya, karena ia malas mengganti pakaian di walk-in closet, alhasil Chayyara memutuskan untuk menggantinya di kamar saja. Lagipula Chayyara juga yakin bahwa Armor tidak akan masuk ke kamar di jam segini, karena biasanya pria itu akan masuk kamar di waktu tengah malam. Chayyara membuka dress ibu hamilnya, ia pun mencari pajamas untuk dipakainya tidur lalu menyimpannya di atas ranjang. Chayyara berdiri di depan cermin, memperhatikan bentuk tubuhnya yang kecil dengan perutnya yang sudah membesar. Chayyara tersenyum geli melihat dirinya sendiri yang terlihat lucu di depan cermin. Meski jujur saja, perutnya itu berat dan sering membuatnya kesulitan bernafas, tetapi Chayyara mulai menikmati masa kehamilannya. "Perutmu semakin membesar." Tiba-tiba suara seseorang mengejutkan Chayyara. Ia membulatkan matanya saat melihat Armor tengah bersandar di pintu kamar mereka. "Kak

    Last Updated : 2023-07-15
  • CHAYYARA   Chapter 17 - Pesta & Kejutan

    "Belum, makannya Pangeran harus rajin sekolah, biar nanti bisa ajarin dede bayinya Aunty, bagaimana?" Chayyara memberi senyuman lebarnya. "Aunty sedih loh kalau Pangeran menolak permintaan Aunty," ujar Chayyara sambil mengerucutkan bibirnya. Chayyara sengaja memasang wajah sedihnya. Melihat itu Pangeran langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak! Tidak! Tuan Putli Pangelan tidak boleh belsedih." Pangeran menjauh dari Chayyara lalu membungkuk hormat. "Baiklah Tuan Putli, pelmintaan Tuan Putli akan Pangelan laksanakan." Kate, Silva, Hailey, para pelayan dan penjaga yang melihat kejadian itu pun tertawa, mereka merasa gemas melihat interaksi Chayyara dengan Pangeran kecil. Pangeran mendekat ke arah Chayyara, lalu berbicara dengan perut besar Auntynya, "Hai dede bayi! Pangelan pulang dulu, tunggu Pangelan ya, nanti Pangelan ajalin dede bayi banyak hal." Pangeran mengecup perut Chayyara, membuat orang-orang yang berada di sekitarnya terharu. Begitupun dengan Chayyara, mata perempuan itu

    Last Updated : 2023-07-15

Latest chapter

  • CHAYYARA   Chapter 91 - My Woman

    Chayyara menghirup bau lembaran kertas yang sudah menjadi favoritnya. Matanya berbinar saat mulai memperhatikan rak-rak menjulang tinggi di depannya. Armor berdiri di sebelahnya sambil menggendong Valerio. Mereka sengaja mendatangi perpustakaan ibu kota untuk meminjam buku-buku yang dibutuhkan Chayyara. Sebenarnya Armor sudah memaksa Chayyara untuk membeli saja buku-buku yang dibutuhkannya, tetapi istrinya itu menolak dengan alasan bahwa Chayyara ingin melihat dulu isi dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Armor pun hanya bisa mengiyakan. "Sayang, aku ke rak yang di sana ya." Chayyara menunjuk jajaran rak di sebelah kanan.Armor mengangguk. Pria itu menepuk-nepuk pelan punggung putranya yang tertidur, terdengar suara Valerio yang tengah mendengkur halus. Seharian ini mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama, dari mulai piknik di taman, bermain sepeda, dan membacakan cerita anak untuk Valerio sambil bersantai. Langit sudah menunjukan warna senja, yang berarti siap menjemput

  • CHAYYARA   Chapter 90 - Perkara I*******m

    "Kak Armor," panggil Chayyara.Armor tidak menjawab."Kak."Tetap tidak ada jawaban."Kak Armor! Kay panggil-panggil!" Chayyara mengerucutkan bibirnya melihat Armor yang tidak meresponnya sama sekali. Pria itu tampak sibuk dengan iPadnya di meja kerja.Chayyara beranjak dari ranjang menghampiri Armor. Perempuan itu merebut iPad Armor, lantas ia mendudukkan dirinya di pangkuan Armor. Chayyara menyimpan iPad suaminya itu di atas meja kerja."Kay panggil-panggil, tidak dengar?" tanya Chayyara dengan raut wajah kesal."Panggil apa?" tanya Armor terlihat santai."Tadi Kay panggil. Kak Armor? Kak? Tapi Kakak cuek," ujar Chayyara. Kini tangan Chayyara sudah menangkup wajah suaminya itu. Menatap serius ke arah Armor, "Kak Armor marah?"Armor diam."Kay sudah bikin Kak Armor kesal?"Hening diantara keduanya. Chayyara berdecak setelah menunggu lama Armor untuk menjawab pertanyaannya."Kay sudah bikin Kakak kesal kan? Coba jelaskan, Kay akan bertanggung jawab. Kay janji." Chayyara mengangguk-ang

  • CHAYYARA   Chapter 89 - Pengalaman

    Setelah obrolan mereka semalam, Chayyara jadi tahu dunia perkuliahan. Armor mengizinkannya untuk kuliah. Suaminya itu juga sengaja menanyakan hal apa saja yang diminatinya selain memasak dan membaca. Chayyara sempat kebingungan, seperti remaja yang baru lulus SMA yang tidak tahu arah tujuannya akan kemana. Chayyara meminta waktu kepada Armor untuk mempertimbangkan jurusan yang akan dirinya pilih karena Chayyara tidak mau salah jurusan dan menyesal di akhir tahun, seperti pengalaman orang-orang di sosial media yang bercerita bahwa penyesalan datang di akhir karena lebih memilih jurusan yang tidak selaras dengan minat dan bakarnya hanya karena agar bisa masuk kampus impian. Begitu banyak hal yang Chayyara tanyakan kepada Armor dan syukurnya suaminya itu sangat sabar dalam menjawab segala pertanyaan-pertanyaannya. Chayyara juga terlihat antusias mendengar penjelasan Armor. Terlihat sekali jika suaminya itu pintar dan berwawasan luas. Ah, semoga Valerio memiliki kepintaran yang sama

  • CHAYYARA   Chapter 88 - Kuliah

    Armor berjalan memasuki perpustakaan. Terlihat di sofa, Chayyara tengah tertidur dengan Valerio yang terlelap di dadanya. Armor berdecak melihat putranya itu yang semakin hari semakin menguasai istrinya.Armor melepas jasnya, melampirkannya di lengan sofa. Pria itu menggulung lengan kemejanya hingga siku. Pandangannya terarah ke arah meja kecil di samping sofa. Armor melihat formulir pendaftaran Universitas di sana. Satu alisnya terangkat, lalu beralih menatap istrinya yang masih nyenyak tertidur di sofa.Setelah permasalahan mereka mengenai Hyunjae mereda, Armor dibuat tanda tanya dengan tingkah laku Chayyara akhir-akhir ini. Armor menghampiri Chayyara, mengangkat pelan Valerio dari pelukan Chayyara. Chayyara yang menyadari Valerio diambil dari pelukannya pun terbangun. "Kak?""Tidur lagi saja. Aku akan memindahkan Valerio ke kamar.""Sekarang sudah jam berapa?""Jam delapan."Chayyara membulatkan matanya, "Kay belum memasak apapun!"Armor tersenyum, "Kita makan di luar. Aku sudah b

  • CHAYYARA   Chapter 87 - Hyunjae

    Chayyara menggembungkan pipinya. Menatap Armor dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan Armor tengah duduk di lengan sofa yang tersedia di kamar mereka. Armor tersenyum sinis, "Hanya karena meminjamkan sebuah payung?" Chayyara mengangguk. "Kamu pasti pernah menyukainya kan?" Chayyara membelalakan matanya, lantas menggeleng cepat, "Tidak! Kay tidak pernah menyukainya!" "Lalu kenapa dia sering menyapamu?" "Kay tidak tahu." "Siapa namanya?" Chayyara diam. "Chayyara..." Armor mencoba bersabar. "Hyun...Hyunjae," jawab Chayyara pelan. Armor melangkahkan kakinya perlahan ke arah ranjang. Ia membuka kemeja kerja yang dikenakannya. Menjatuhkan kepalanya di paha Chayyara. Armor tahu jika istrinya itu mulai ketakutan, maka cara yang paling ampuh, Armor harus meredamkan amarahnya. Armor tidak mau sampai mulutnya mengatakan hal yang menyakitkan kepada Chayyara. "Kak Armor masih marah?" tanya Chayyara pelan. Armor tidak menjawab. Pria itu justru memilih memejamkan matanya. Tida

  • CHAYYARA   Chapter 86 - Promise

    Chayyara dan Armor masih menikmati liburan mereka di Gangwon, banyak tempat-tempat yang mereka kunjungi, salah satunya museum. Chayyara sudah menduga jika Pangeran tidak terlalu menyukai tempat yang memiliki khas ala rumah tradisional di Korea. Anak kecil itu sudah jelas lebih menyukai taman bermain. Sebenarnya ini juga salahnya yang terlalu memikirkan keinginan dirinya karena meski sebelumnya Chayyara pernah tinggal di Korea Selatan, tetapi Chayyara jarang mengunjungi tempat-tempat wisata.Armor yang menyadari sikap Chayyara pun langsung mencium kepala istrinya itu. “Pangeran akan terbiasa.”Chayyara menatap ragu, namun Chayyara tetapmengangguk, melihat Valerio yang terlihat nyenyak di dalam di gendongannya. Pangeran sedari tadi hanya diam di gendongan Armor. Itu cukup membuat Chayyara merasa bersalah.***Chayyara baru selesai dari toilet, tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil namanya. “Yara!”“Sunbae,” ujar Chayyara pelan saat melihat seseorang tengah melambaikan tangan k

  • CHAYYARA   Chapter 85 - Piknik

    Armor mencium puncak kepala Chayyara yang terlihat sibuk mengganti pakaian Valerio. Chayyara tersenyum, “Pangeran sudah siap-siap, Kak?”Armor mengangguk, “Dia lagi sarapan roti sambil nonton youtube.”Chayyara menoleh ke arah Armor lantas melotot tajam, “Kakak sudah bilang batas waktunya kan?”Armor tersenyum, pria itu langsung menyambar bibir istrinya. “Kak!” tegur Chayyara, “Jawab dulu!”“Iya, Sayang. Sudah.” Chayyara menghela nafas lega. Pasalnya Pangeran pernah menangis hebat karena tidak ada satu pun anggota keluarga yang mengizinkannya bermain gadget. Bukannya Chayyara tega membiarkan Pangeran hidup tanpa benda-benda elektronik itu, tetapi Chayyara mendapatkan pesan dari orangtua Pangeran bahwa anak itu sudah mulai ditahap keras kepala dan sedikit susah diberitahu jika berkaitan dengan gadget. Oleh sebab itu, Chayyara dan Armor diamanahkan untuk lebih memberi batasan kepada Pangeran dalam memakai gadget. “Tampan sekali anak Mommy!” Chayyara berujar seraya mencium pipi kanan d

  • CHAYYARA   Chapter 84 – Ocehan Pangeran

    “Aunty Kay?” panggil suara anak kecil yang sangat Chayyara kenali.“Pangeran?” tanya Chayyara memastikan suara itu. Chayyara keluar dari walk-in closet kamarnya, dan benar saja. Chayyara melihat sosok yang dulunya masih kecil kini terlihat lebih tinggi dan pastinya dengan wajahnya yang lebih tampan.“Kamu kapan ke sini?” Chayyara bertanya seraya menghampiri Pangeran, Chayyara merendahkan tubuhnya yang membuat Pangeran langsung memeluk Chayyara erat.“Pangeran rindu Aunty Kay…”Chayyara tersenyum saat mendengar tutur kata Pangeran yang sudah tidak cadel lagi. Tidak terasa, sosok kecil ini sudah tumbuh besar.“Aunty juga… Bagaimana sekolahmu di Sydney?”Pangeran menggeleng, “Selesai lebih cepat,” ujar Pangeran dengan wajah sumringah.“Kamu akan lanjut sekolah di sana lagi?”Pangeran menggeleng, “Tentu saja tidak, Aunty,” ujar Pangeran mendelik, “Sesuai perjanjian Pangeran dengan Mama Papa, kalau Pangeran bisa mengontrol emosi dan tidak selalu merengek meminta sesuatu, Pangeran akan lanj

  • CHAYYARA   Chapter 83 – Ketakutan Armor

    Setelah menemani Valerio tidur siang, Chayyara memutuskan untuk keluar dari kamar, pandangannya tak sengaja melihat ke arah balkon yang menunjukan taman belakang. Ya. Saat ini Chayyara tengah berada di rumah mertuanya karena sudah menjadi rutinitas mereka akan menginap setiap akhir pekan di sini. Meski pada awalnya, Armor, suaminya itu merasa keberatan, tetapi setelah mengetahui bahwa Silva dan Javier meminta agar Valerio tidur bersama kedua orangtuanya itu, membuat Armor pun berubah pikiran. Armor melihat itu sebagai kesempatan.Chayyara tersenyum, mengikat rambutnya lantas berjalan menuruni tangga. Mansion keluarga suaminya itu memang masih menggunakan tangga, berbeda dengan mansion yang mereka tempati yang sudah ada lift di dalamnya.***“Kay dimana?” tanya Silva kepada para pelayan.“Tadi saya melihat Nona Chayyara mengajak Tuan Kecil Valerio untuk tidur siang, Nyonya.”Silva mengerutkan keningnya. “Tadi saya habis

DMCA.com Protection Status