Happy readingRasa lelah dan letih bekerja mulai Delia rasakan ternyata bekerja jauh lebih lelah dari pada kuliah seharian padahal kerja tidak sampai delapan jam tapi, ternyata bekerja dengan Gara cukup melelahkan.Menyesuaikan moodnya, melepaskan hasratnya hingga ikut menemaninya tidur di siang hari karena semalam tidak bisa tidur. Sampai orang mencari-cari kemana sekretaris baru perusahaan ini sebab ingin memberikan berkas."Kamu di mana?" tanya Gara perasaan baru lima belas menit yang lalu mereka berpisah tapi, mengapa laki-laki ini sangat menempel padanya."Di rumah," jawab Delia yang sudah lelah dan ingin beristirahat."Saya ke sana."Jangann," teriak Delia mencegah jika Gara ke sini Ia pastikan tidak bisa beristirahat."Kenapa?""Maaf ya Tuan Gara yang terhormat saya ingin beristirahat," ujar Delia dengan jujur walaupun begitu Ia sedikit cemas dengan apa yang akan dijawab oleh Gara."Baiklah." sambungan telepon pun mendadak dimatikan Delia pun mengerutkan keningnya bingung tak i
Happy readingDelia pergi ke kantor dalam keadaan leher yang sakit berulang kali gadis itu gerakan dan juga memegang lehernya, sampai di kantor Ia langsung menaiki lift masih ada beberapa karyawan yang melihat Delia dengan tatapan yang sulit gadis itu artikan.Sesampainya di ruangan milik gadis itu langsung duduk di meja mengecek beberapa berkas yang perlu diberikan pada Gara tidak lama pun Gara tiba dengan wajah dingin laki-laki ini langsung masuk ke dalam ruangannya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Delia. Gadis yang juga sibuk dengan berkasnya itupun tidak menghiraukan. Sekitar jam 8:00 wib Delia pun sudah siap dengan meeting pagi ini, Gara sudah keluar dari ruangannya saat Delia berdiri di depan pintu. Sebisa mungkin gadis itu profesional tanpa memperlihatkan sakit di lehernya. Gara pun tidak peduli Ia tampak sangat dingin dan serius, mereka pun berjalan beriringan menuju ruangan rapat yang ada di lantai lima. TingLift pun sampai mereka langsung bergegas menuju ruang rapat koleg
Happy readingDelia POV Kadang hidup yang kita keluhkan adalah hidup yang diinginkan orang lain, kadang apa yang kita punya nggak semua orang bisa memilikinya dan kadang apa yang kita rasakan sekarang belum tentu pernah di rasakan orang lain juga.Kadang Aku merasa iri banget ngeliat orang-orang yang memiliki keluarga, tinggal bersama keluarga, makan bersama keluarga hingga bercerita tentang hari ini dengan keluarga mereka. Sedangkan Aku hanya sendiri seringkali Aku merasa hampa, kesepian bahkan kesal dengan dunia ini yang tidak adil.Aku hanya sendiri dari usia lima belas tahun, lima tahun tinggal dengan keluarga dari Ibu yang ternyata sangat toxic hingga Aku memutuskan untuk tinggal sendiri dengan sisa aset peninggalan orang tuaku. Aku masih memiliki saudara tapi, Aku merasa lebih baik sendiri dan akhirnya disinilah Aku sekarang. Sendirian. Tapi, hidup yang kukeluhkan ini seringkali membuat semua orang iri."Aku pengen juga tinggal sendiri kayak kamu, bisa lebih bebas.""Nggak diat
Happy readingDelia POV Aku terus memperhatikan gaya berjalannya diikuti tubuh yang terus bergerak melambat lalu Ia berbalik, berjalan ke arahku lagi dengan tangan kanan yang masih memegang berkas seketika Ia meletakkan berkas tersebut di atas mejaku sembari memegang tangan kananku. Memintaku berdiri Ia memiringkan kepalaku ketika tiba-tiba bibirnya menyentuh bibirku, tak lupa tangan sebelah kirinya memegang pinggangku. Aku tersapu oleh aroma tubuhnya yang maskulin memabukkanku dalam waktu yang sangat singkat, Aku tenggelam dalam pelukannya bersamaan dengan kecupan panasnya. Oh god Dia mungkin lupa kami sedang berada di kantor atau lebih tepatnya tidak memedulikan itu sama sekali.Gara memang makhluk dingin tidak berperasaan sedari awal Aku menginjakkan kaki di sini, tapi denganku berbeda dia selalu berusaha hangat dalam keadaan apapun kecuali ketika mengenai pekerjaanku yang berantakan. Inilah laki-laki yang kuinginkan Dia memang dingin pada semua orang tapi, tidak denganku. Sangat
Happy readingAku kembali lagi ke kantor setelah mendapatkan informasi bahwa Gara selepas diriku pergi tadi Ia langsung pergi juga ntah kemana padahal tidak ada perjalanan apapun hari ini. Sebab Gara yang meminta dan yah Aku dihadapkan oleh setumpuk berkas kemungkinan besar ini akan membuatku terlambat pulang.Ada sebuah note diatas mejaku, membuatku semakin bingung tapi harus diselesaikan. Jam terus berjalan sampai Aku sedikit lagi menyelesaikan tugas tiba-tiba seseorang mengetuk pintuku dengan pelan."Nyonya apakah sudah selesai?""Wait, sebentar lagi," balasku.Lalu setelah menyelesaikan semuanya Aku mengambil tasku, Aku tidak mengerti kemana Aku diajak namun, Kami berjalan ke tangga darurat yang menghubungkan ke rooftop ketika pintu terbuka. Aku benar-benar terkejut ketika melihat Gara bersamaan dengan sebuah jet yang ada di sampingnya.Ia menyambutku dengan senyuman yang tipis tapi, sangat membuatku ingin terjatuh. Gara mengambil tanganku lalu membantuku naik, Aku tidak terlalu t
Happy readingGara POVTubuhnya benar-benar indah dengan balutan kemeja putih yang menutupi kedua gunung kembarnya yang sedikit menyembul, Aku memperhatikannya sedari Ia berjalan ke arahku menuju helikopter. Membawanya ke suatu tempat berharga sepertinya sudah tepat kali ini. Ia membuatku jatuh cinta untuk kali pertama, dan disinilah kami sekarang. Tempatku dan Ia untuk membuka semua yang membuatku terus ereksi. Ia benar-benar wanita hebat yang membuatku bergairah setiap saat mendengar suaranya saja. Perlahan bibirku turun untuk membawanya terbang bersamaku, memeluk pinggang rampingnya yang sangat kuidamkan. Aku pun membawanya ke atas kasurku, melepaskan perlahan kemeja sesaknya, setiap moment ini akan Aku ingat.Bibirku turun mulai menjamah tubuhnya yang putih mulus bak princess, desahannya mulai terdengar. Payudaranya membuatku tidak tahan lagi untuk tidak mengulumnya. "Ahhh ... ahhh please," katanya membuatku kian terangsang.Bagian bawah gadis ini sudah basah dengan wajah sayun
Happy readingDelia menghela napas lega ketika sambungan mereka selesai, Gara mendekati gadis itu dan memegang bahu gadis tersebut."why don't you want to be frank?""Waktunya belum tepat sayang, kita baru banget," balas Delia dengan jujur lalu mereka kembali ke atas kasur dengan menghidupkan televisi. Kedua insan ini saling bercerita."Aku udah lama nggak punya orang tua, dari kecil mereka kecelakaan dan kasusnya di tutup setelah beberapa bulan.""Aku nggak percaya sampai sekarang kalau itu hanya kecelakaan tunggal, Aku tau Papa adalah orang yang paling hati-hati dan teliti dengan mobilnya."Delia menceritakan luka yang bersarang terus di hatinya sampai sekarang, Ia tidak pernah ikhlas dengan kepergian kedua orang tuanya sampai saat ini. Gara mendengarkan seraya merespon dengan merangkul bahu gadis itu, mereka saling bercerita begitu juga dengan Gara."Saya tidak pernah ingin menjadi CEO," kata laki-laki itu tatapannya menerawang ke depan. Kadang orang tua menginginkan anak mereka
Happy reading"Sayang Aku bingung sama Mama kamu," keluh Delia di ujung telepon .Sedangkan Gara hanya terkekeh mendengarnya, bagaimana bisa orang tuanya datang ke kantor hanya untuk mengajak Delia melakukan penyelidikan. Setau Gara Ibunya tidak sensitif itu perihal Gara tapi, kenapa sekarang begitu terobsesi. Mungkin karena melihat usia Gara juga yang sudah matang dan kedua orang tuanya yang semakin bertambah usia wajar saja bagi mereka mengkhawatirkan hal tersebut. Terlebih lagi Gara tidak pernah membawa gadis sekalipun, Gara yang sangat dingin dan juga ditakuti oleh semua orang.Laki-laki yang susah sekali di taklukkan sudah banyak gadis yang ingin dikenalkan padanya tapi, tak sekalipun Gara mau dan juga bersikap sedikit hangat. Justru Ia beberapa menolak menghadiri acara yang bisa membawa dirinya ke dalam hubungan tersebut. Alasan Gara selalu banyak pekerjaan."Kok kamu ketawa sih," keluh Delia menghela napas sendiri Ia juga baru saja pulang dari kantor, membuka pintu kemudian la
Happy ReadingSetelah beberapa bulan berlalu, keluarga Delia dan Gara memutuskan untuk merencanakan liburan keluarga yang istimewa. Destinasi yang mereka pilih adalah kota yang penuh keajaiban, kekayaan budaya, dan kemegahan arsitektur modern—Dubai.Pesawat mereka mendarat dengan nyaman di Bandara Internasional Dubai, mengawali petualangan yang tak terlupakan. Delia, Gara, Daniel, Tania, Dion, dan tentu saja, Chiya, mengeksplorasi setiap sudut kota dengan penuh semangat.Pertama-tama, mereka mengunjungi Burj Khalifa, menara tertinggi di dunia. Melihat keindahan kota Dubai dari ketinggian, mereka merasa terpana oleh keajaiban arsitektur modern. Chiya memandangi gemerlap lampu kota dengan mata yang berbinar-binar."Dubai benar-benar luar biasa, Tante Delia! Semuanya begitu indah," ujar Chiya penuh kagum.Delia tersenyum, "Iya, sayang. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, dan aku senang kita bisa berbagi momen ini bersama-sama."Mereka juga menjelajahi kawasan The Palm Jumeirah, pulau
Happy ReadingBulan itu, keluarga Delia dan Gara bersiap untuk merayakan momen yang luar biasa. Daniel, sang anak yang pernah bandel, kini akan melangkah di atas panggung untuk menerima gelar lulusan suma cum laude di Amerika. Keberhasilannya ini tak hanya menjadi kado istimewa untuk Daniel, tetapi juga menjadi buah dari perjalanan panjang keluarga ini.Seiring berjalannya waktu, Daniel telah menemukan arah hidupnya. Setiap tugas dan ujian yang dihadapinya membentuknya menjadi seorang mahasiswa yang berdedikasi dan berprestasi. Meskipun pernah melewati masa-masa sulit, tetapi kegigihan dan dukungan dari keluarganya, terutama Delia dan Gara, membantu Daniel tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berprestasi.Pada pagi hari kelulusannya, keluarga ini berkumpul dengan penuh semangat. Delia dan Gara, dengan penuh kebanggaan, memandang putra mereka yang telah melewati serangkaian ujian akademis. Mereka tahu bahwa momen ini tidak hanya tentang prestasi Daniel, tetapi juga tentang perjalan
Happy ReadingGara, seorang CEO perusahaan ternama, menjalani kehidupannya di puncak kesuksesan bersama Delia, istrinya yang cantik dan cerdas. Mereka adalah pasangan yang tak hanya memiliki kecintaan satu sama lain, tetapi juga saling mendukung dalam mencapai ambisi dan tujuan hidup mereka.Pagi itu, Gara dan Delia tiba di kantor dengan senyuman yang memancar keberhasilan. Kedua pasangan ini tidak hanya memiliki karier cemerlang, tetapi juga membangun fondasi pernikahan yang kokoh. Kehadiran Delia selalu menarik perhatian, bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga kepintarannya dan karismanya yang menghiasi setiap langkahnya.Ketika mereka melangkah masuk ke kantor, para pegawai tidak bisa menyembunyikan keterpesonaan mereka melihat kehadiran Delia. Sebagai seorang wanita yang tangguh dan inspiratif, Delia telah menjadi panutan banyak orang di kantor. Beliau tidak hanya menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam karier dan bisnis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjaga keseimba
Happy ReadingSuatu pagi, Gara datang dengan senyum cerah di wajahnya. Dia duduk di ruang keluarga, bersama Delia yang sedang menikmati secangkir kopi."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, sayang," ujar Gara dengan suara lembut.Delia menoleh, merasa penasaran, "Apa itu, Gara?"Gara tersenyum penuh kebahagiaan, "Aku telah memutuskan untuk pindah ke Indonesia."Delia terkejut dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba?"Gara menjelaskan, "Aku merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjalani petualangan baru. Aku ingin merasakan pengalaman hidup di Indonesia, dan aku ingin membangun rumah kita di sana."Delia, meski awalnya kaget, melihat kebahagiaan di mata Gara. Ia merasakan kehangatan dalam keputusan tersebut dan merasa senang bahwa Gara merencanakan sesuatu yang akan memperkaya hidup mereka."Benarkah? Aku senang mendengarnya," kata Delia dengan senyuman.Gara melanjutkan, "Dan, aku telah menemukan sebuah rumah yang sangat bagus di samping rumah Tania. Aku pikir ini akan menjadi temp
Happy ReadingDalam kepadatan rutinitas dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga, Chiya, yang masih berstatus sebagai seorang pelajar SMP, dititipkan pada Daniel yang sudah dewasa. Daniel dengan senang hati mengakomodasi keberadaan Chiya di tengah-tengah kesibukannya. Sebagai kakak yang bertanggung jawab, ia berjanji untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada Chiya selama waktu mereka bersama.Suasana di rumah menjadi lebih hidup dengan kehadiran Chiya. Daniel menyadari bahwa sementara ia memiliki tanggung jawab sebagai kakak, ia juga memiliki kesempatan untuk membangun ikatan yang lebih erat dengan adiknya. Chiya, dengan semangat dan keceriaannya, membawa energi positif yang menyenangkan ke dalam rumah.Dalam sebuah malam yang hangat, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Daniel sibuk menyelesaikan tugas akhirnya, sementara Chiya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Meskipun mereka tengah terlibat dalam kesibukan masing-masing, namun tetap ada kehangatan dan rasa saling peduli di
Happy ReadingKabar dari Tania yang ingin memiliki anak lagi membuat Delia merasa begitu bahagia. Senyum merekah di wajahnya, dan matanya bersinar ketika ia memikirkan kebahagiaan yang bisa datang bagi keluarga mereka. Delia sangat mendukung keputusan Tania dan Dion untuk melanjutkan perjalanan cinta mereka dengan membawa anak kedua ke dalam keluarga.Namun, kegembiraan Delia berubah menjadi kekhawatiran dan kesedihan ketika ia mendengar bahwa Tania memiliki benjolan di rahimnya. Mereka berkumpul di ruang keluarga, suasana hati yang cerah mulai berubah menjadi hening dan penuh kekhawatiran."Benjolan di rahim?" Delia berkata dengan suara lembut, tetapi penuh dengan kecemasan. Pandangan matanya menuju Tania, yang duduk di samping Dion, dan keinginan untuk memberi dukungan bersinar di matanya.Tania mengangguk dengan berat hati, "Iya, Delia. Itu adalah berita yang mengejutkan bagiku juga."Delia duduk di samping Tania, meraih tangan temannya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tahu kamu ti
Happy ReadingDion dan Tania duduk di ruang tunggu klinik kesuburan, wajah mereka dipenuhi dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Setelah perjalanan panjang dan perjuangan untuk memiliki anak pertama, kini mereka sedang dalam tahap konsultasi untuk memberikan adik untuk anak mereka yang tercinta.Dokter memanggil mereka ke ruangannya, dan Dion memberikan senyuman yang mencoba untuk menyiratkan keberanian pada istrinya. Di dalam ruangan, suasana hangat dari cahaya lampu sorot dan dinding berwarna lembut menciptakan lingkungan yang bersahabat. Dokter, seorang wanita berpenampilan ramah, duduk di balik meja dan mengajak mereka untuk duduk."Selamat datang kembali, Dion dan Tania. Bagaimana kita bisa membantu kalian hari ini?" tanya dokter dengan penuh kelembutan.Dion memberi isyarat pada Tania untuk mulai berbicara. Tania menelan ludahnya sejenak sebelum mengungkapkan, "Dokter, kami ingin memiliki anak lagi. Kami sangat mencintai anak kami yang pertama, dan kami ingin memberikan adik
Happy ReadingSementara Delia dan Gara mengeksplorasi keindahan pulau tropis, Daniel menemukan kebebasan yang baru di tengah kesehariannya di kota. Beberapa malam setelah kedua orangtuanya pergi, Daniel dan teman-temannya memutuskan untuk mengunjungi sebuah klub malam yang sedang populer di kota.Berpakaian rapi dengan sentuhan modern, Daniel dan teman-temannya tiba di klub dengan semangat penuh. Musik berdenyut di lantai dansa, cahaya berwarna-warni memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh kegembiraan. Daniel, yang biasanya lebih suka suasana yang tenang, merasa sedikit canggung pada awalnya. Namun, seiring berjalannya malam, ia menemukan cara untuk menikmati dan merayakan kebebasannya.Sambil menikmati malam di klub, Daniel tetap sadar akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya. Ia memutuskan untuk tetap setia pada komitmennya untuk belajar, bahkan di tengah hiruk-pikuk kesenangan malam. Beberapa kali, ia menyusup ke sudut klub dengan
Happy ReadingHari itu, matahari bersinar cerah di langit biru, menandakan awal dari petualangan baru bagi Delia dan Gara. Setelah sekian lama, mereka memutuskan untuk merencanakan liburan berdua, tanpa bayangan kecil yang biasanya selalu ikut serta dalam setiap petualangan mereka. Kali ini, Daniel, anak mereka yang sekarang telah tumbuh dewasa, memilih untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebaya daripada bergabung dengan orang tuanya.Delia dan Gara tiba-tiba merasa seperti kembali pada masa-masa awal pernikahan mereka, ketika dunia terasa begitu luas dan penuh kemungkinan. Rencana liburan ini menjadi jembatan yang membawa mereka kembali pada momen-momen romantis yang pernah terjadi di masa lalu.Dengan tas penuh dengan semangat petualangan, mereka berdua berangkat ke destinasi yang telah lama mereka impikan: sebuah pulau tropis yang jauh dari keramaian kota. Perjalanan menuju pulau tersebut pun menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Mereka tertawa, bercanda,