Home / Romansa / CEO Mencari Cinta / Alasan Di Balik Kejahatan

Share

Alasan Di Balik Kejahatan

Author: Meyyis
last update Last Updated: 2021-06-08 10:16:09

“Bos, terima kasih,” teriak Jabrik sambil terus tersenyum. Polisi membawa mereka menuju ke dalam mobil untuk di bawa ke penjara. Meskipun akan menjalani hari-hari penuh dengan kedinginan dan membosankan, Jabrik tidak masalah selama adik-adiknya ada yang memberi makan. Lelaki itu tersenyum puas, kemudian bersandar di dandaran mobil. Ilham melambaikan tangan ketika mobil itu mulai berjalan.

Ilham memasuki rumah lagi, disusul Aditia dibelakangnya. Setelah sampai di ruang tamu, mereka duduk di sofa warna biru laut. Ilham menghempaskan nafasnya sangat berat. Satu masalah seleai. Tapi, sampai sekarang belumada kabar dari anak buahnya ataupun Mario. Dia sedikit gusar.

“Dit, kamu cari keluarga Jabrik. Beri santunan. Kalau perlu, beri mereka jalan agar bisa mandiri tanpa kakaknya. Dia akan agak lama di penjara,” titah Ilham. Lelaki itu mengangguk kemudian keluar dan melajukan mobilnya. Jalanan malam yang sedikit lengang menjadikan dia dapat menyetir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • CEO Mencari Cinta   Kebaikan Ilham

    “Ah, nama saya Aditia. Saya teman Jabrik. Kebetulan dia ada tugas, jadi meminta saya untuk mengunjungi adiknya,” bohong Aditia. Dia terpaksa berbohong jika tidak ingin kena masalah. Sebab, pekerjaan Jabrik memang tidak layak. Kalau dia bilang Jabrik di penjara, kemungkinan akan fatal. Sebab mungkin saja masyarakat akan menilai jika Jabrik kriminal, sehingga berdampak pada kedua adiknya. Wanita itu terlihat mengangguk.“Dimana pak lurah perkotaan henteu sumping wengi tadi wengi, Bu lurah?” tanya mang Ujang.“Ka bumi camat henteu terang aya uleman ti siang ayeuna,” jawab wanita itu. Aditia hanya tersenyum saja, meskipun tidak mengerti yang di katakan.“Sebentar, saya teleponkan suami saya biar cepat pulang,” tukas wanita itu. Lagi-lagi, wanita itu meninggalkan mereka. Terdengar suara bisik-bisik dari dalam saat wanita itu pamit menelpon. Sedangkan Aditia berbincang dengan man

    Last Updated : 2021-06-08
  • CEO Mencari Cinta   Solusi Terbaik

    “Rokok mas, mang Ujang,” tawar lurah tersebut. “Tidak, saya tidak merokok terima kasih,” tolak Aditia, “terus, solusinya bagaimana, Pak. Saya memang tidak memiliki bukti apapun,” lanjut Aditia. Hening, hening membayangi sudut ruangan itu. Hanya kepulan asap yang menggerayangi ruangan itu, sehingga berpadu dengan lampu ruangan yang sedikit meremang. Lampu gantung dengan pengikat tali khas jaman bahela. Namun masih nyentrik di gunakan. Jika dulu menggunakan lilin atau lampu sentir, sekarang sudah di modif menggunakan listrik. “Begini saja. Untuk sementara, kita bawa ke panti asuhan. Jika mas Adit ingin mengadopsinya, langsung ke panti saja dengan surat adopsi secara lengkap,” pungkas pak lurah. “Boleh saya bertemu mereka?” pinta Aditia. “Tentu. Bu ... bu ....” Seorang wanita keluar dari balik pintu. “Aya naon, Pak?” Wanita itu sedikit membungkuk.

    Last Updated : 2021-06-08
  • CEO Mencari Cinta   Menggali Kuburan Sendiri

    Namun memang panti tempat yang tepat. Di sana anak-anak terdidik dan terawat. Tinggal memberikan biaya saja, sehingga pihak panti tidak mentelantarkannya. Aditia memutar musik untuk sampai ke rumahnya kembali. Menemani perjalanannya, sesekali santai sambil mendengarkan musiak sedikit melankolis.Di sisi lain, Tias yang masih terpejam sudah sampai di tempat Galih, didikuti oleh beberapa orang suruhan dari Ilham. Wanita itu terlihat di gotong oleh beberapa orang memasuki rumah itu. Anak buah Ilham mengintai dari tempat jauh. Dia hanya menyaksikan wanita itu dibawa masuk.“Tidak ada yang mengikuti kalian?” tanya Galih.“Sepertinya aman, Bos. Soalnya, pebinor itu lagi kuwalahan menghadapi Jabrik dan juga Seno.” Anak buah Galih berasumsi.“Baiklah. Tidurkan dia di tempat tidur,” titah Galih. Lelaki itu tanpa perasaan menculik Tias. Entah apa yang di pikirkan. Darah mula

    Last Updated : 2021-06-09
  • CEO Mencari Cinta   Galih Kabur

    Wisnu pemimpin penggerebekan sudah sampai di kamar dengan terlebih dulu melumpuhkan beebrapa anak buah Galih berjumlah lima orang dengan mengendap-endap dan menyetrum kelima pria itu bergantian dengan alat strum tegangan tinggi, agar tidak menimbulkan suara, sehinga membuat Galih melakukan gerakan yang membahayakan target.Dia memberikan kode bahwa dirinya sudah sampai di kamar terget. Akan tetapi mereka hanya diminta untuk siap-siap saja jangan mengambil tindakan. Wisnu mengintai menunggu Galih keluar dari ruangan itu. Sebab, jika dia beraksi saat Galih berada di samping target, ditakutkan lelaki itu akan menawan dan mengancam menggunakan tubuh Tias.Ilham memberikan kode dengan alat digital kepada anggotanya untuk meringkus kelima lelaki yang sudah terkapar itu. Dia Melanjutkan mengintai setelah pesan itu di balas oleh anggotanya.Setelah setengah hari mengintai, akhirnya Galih beranjak masuk ke kamar mandi. Wisnu mula

    Last Updated : 2021-06-09
  • CEO Mencari Cinta   Gara-Gara Kelakar

    “Ndan, tidak berusaha mencari di mana ruang rahasia rumah itu? Pasti dia bersembunyi. Soalnya, tidak mungkin dia akan bisa menerobos pertahanan kita.” Salah satu anak buah Wianu, memberikan pendapatnya.“Tidak! Kita tidak punya surat SOP untuk menggeledah. Surat kita hanya berupa penyelamatan target. Kalau kita melakukannya dan melakukan kesalahan, aku takut itu bahaya untuk karir kalian. Kita kembali saja. Yang penting, target kita sudah tercapai. Berapa orang yang mengantarkan target?” tanya Wisnu kepada anak buahnya.“Semua anak buah pak Ilham. Sepertinya lima orang, Ndan,” tukas salah satu anak buah Wisnu.“Baiklah. Berarti aman. Kita kembali sekarang.” Wisnu mengajak seluruh anak buahnya agar gencatan senjata dan kembali ke markas. Mereka menyarungkan bedil mereka kemudian menaiki mobil mereka. Mobil alphrad milik Wisnu yang di gunakan untuk operasi kali ini.&n

    Last Updated : 2021-06-09
  • CEO Mencari Cinta   Aku Rindu Memelukmu

    Dia mengemudikan lagi mobilnya sedikit melambat. Setelah sekitar sepuluh menit, sampailah di rumahnya. Seperti biasa, istrinya mulai membukakan pintu.“Kok cepat banget, Mas. Kenapa? Apakah kamu tidak enak badan?” berondong Tias. Tangan Tias akan memegang kening galih, namun ditepis oleh Galih.“Tidak usah banyak tanya! Aku capek!” bentak Galih. Tias kaget. Mengapa suaminya bisa demikian marah? Padahal dia hanya bertanya padanya. Ini adalah awal bencana untuk mereka. Rupanya, Galih tidak cukup matang dalam berfikir. Dia masih dangkal cara berfikirnya. Meskipun saat ini usianya sudah dewasa, tapi pemikirannya bagai anak TK. Saat kejadian ini, usia pernikahan mereka sudah menginjak tujuh tahun hampir delapan tahun. Jika dihitung, usia Galih sekitar tiga puluh tahun. Usia yang matang untuk seseorang meredam emosi dan abaikan perkataan buruk orang lain.

    Last Updated : 2021-06-09
  • CEO Mencari Cinta   Aku Hanya Memungut

    Galih terhenyak karena suara dering poselnya. Dilihat id card seseorang muncul di layarnya. “Halo, ada apa? Sudah kau bereskan?” tanya Galih. Dia berharap lelaki bodoh yang mengejar istrinya itu akan lenyap ditangan anak buahnya. Tak apa jika bukan tangannya yang membunuhnya, yang penting sudah mati.“Sudah, dan tuntas semua,” kata seseorang di seberang sana. Bukan, ini bukan suara anak buahnya yang bicara. Siapa ini? Kalau ini bukan ... ah, sial!.“Kemana Jabrik dan Seno, hah! Dasar bajingan kamu Ilham. Belum puas kamu merebut istriku, hah?” teriak Galih.“Hus, hus, hus. Tidak perlu berteriak. Siapa yang merebut dan siapa yang direbut. Aku hanya memungut berlian yang kau campakkan. Kalau kau lelaki yang bertanggung jawab, tidak seperti itu. Kau akan membiarkan istrimu dalam perawatan. Dengarkan aku bangsat! Aku sudah bilang, pelihara istrimu. Maka aku akan merelakannya. Ta

    Last Updated : 2021-06-09
  • CEO Mencari Cinta   Aku Akan Menjagamu

    “Haus,” lirihnya. Ilham terkesiap. Dia mendengar suara lirih Tias. Lelaki itu langsung mengambil botol air mineral yang masih bersegel yang ada di nakas. Setelah bunyi krek, botol itu terbuka. Maka disodorkan pada wanita itu, dengan membantu wanita itu untuk setengah terduduk. Karena menggunakan pipa air munum, maka Tias tidak perlu kesusahan. “Sudah, Sayang? Terima kasih untuk usahamu bertahan. Terima kasih beberapa kali menderita karena aku. Maafkan aku,” kelu Ilham. Dia mencium punggng tangan Tias. Tias tersenyum menanggapi Ilham yang ketakutan berlebihan. Dalam hatinya terselip perasaan bahagia yang tiada tara. Perasaan ini yang dahulu kala juga menyelubunginya. Akan tetapi, waktu itu dia masih sangat muda. Sedangkan saat ini, mereka sudah saling dewasa. Tentu saja orientasinya sudah berbeda. “Kamu menangis, Mas? Tidak perlu menangis. Aku tidak apa-apa. Tapi, mengapa aku dipindahkan ke ruangan ini?” tanya Tias. Jujur saja, dia tidak

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • CEO Mencari Cinta   Kebahagiaan Yang Tanpa Henti

    “Sepertinya, sudah waktunya.”“Oh, Galih maaf, aku harus membawanya.” Ilham menggendong sang istri untuk keluar dari pesta itu dia sangat panik. Sedangkan orang-orang juga memandang ke arah kepergian mereka. Ada bisik-bisik doa dari mereka, semoga baik-baik saja.***Meyyis_GN***Ilham langsung memasukkan tubuh sang istri ke dalam mobilnya. Keringatnya bercucuran, karena merasa tegang. “Huff … aduhhh ….”“Tahan, Sayang. Kamu kesakitan begitu. Ya Allah, semoga ….”“Mas, konsen nyetir … hufff ….” Tias menarik napas dan mengembuskan dengan berlahan lewat muluah.“Ahh … sabar, Sayang. Papa sedang berusaha, kita ke rumah sakit, ya?” Tias mengelus perutnya dan menahan rasa sakit yang teramat hebat. Dia menggigit bibir bawahnya. Ahirnya, lelaki itu

  • CEO Mencari Cinta   Konteraksi

    “Kamu tidak perlu mengajariku, kamu tahu … Mas Galih tidak akan pernah menyukai gaya itu lagi. Aku akan selalu membuatnya puas, sehingga tidak akan ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain selain diriku. Apalagi, memikirkan masa lalu yang menjijikkan.” Mira sepertinya bukan lawan yang sangat tanggung bagi Milea. Dia tersenyum dan mulai berbalik turun. Kepala Milea sudah panas dan berasap. Ingin dia meledak sekarang, tapi tunggu nanti, hingga seluruh orang fokus pada makanannya, itu akan lebih mudah.Milea turun. Dia mengambil gelas dan sendok dan menabuhnya. Mereka semua melihat ke arah Milea. “Mohon perhatiannya, permisi!” Galih sudah tidak tahan lagi, tapi Mira mencegahnya.“Jangan, Mas. Biarkan dia berbuat semaunya. Nanti dia sendiri yang akan malu.” Galih mengangguk.“Kalian tahu, kedua mempelai? Mereka adalah pembatu dan suamiku, ups aku lupa … tepatnya mantan.

  • CEO Mencari Cinta   Tak-Tik Milea

    “Sudahlah, aku siap mendengarmu kapan saja. Tapi tidak sekarang, pengantin priamu sudah menunggu.” Mira bangkit dibantu oleh Tias. Mereka keluar menuju pelaminan. Karpet merah yang membentang menambah suasana dramatis, bagai ratu sejagad. Tias membantu memegang gaunnya, dengan anggun Mira melewati sejegkal demi sejengkal karpet merah itu. Kelopak mawar ditabur dari kanan dan kiri. Di ujung sebelum mencapai puncak Galih sudah siap menyambut pengantinnya dengan stelan jas tuxedo.***Meyyis_GN***Jangan lupa musik pengiring yang membuat suasana semakin sakral. Seluruh pasang mata berpusat ke arah kedatangan pengantin. Bisik-bisik terdengar, sehingga membuat suasana hati Milea semakin panas.“Kalian nora, pengantin ya cantik, tapi tidak alami.” Yang ada di sebelah Milea tersenyum sinis.“Kau iri? Makanya jangan berulah.” Milea yang sedang marah rasanya ingin meledak da

  • CEO Mencari Cinta   Pengantin

    “Tidak ada, hanya sedikit merasa menekan perut.” Ilham menggangguk.“Mau makan apa? Biar aku ambilkan, sebelum pengantin wanita keluar dan kita akan sibuk memandangnya.” Tias mencubit pinggang suaminya.***Meyyis_GN***“Sepertinya aku mau sate saja. Tapi tolong lepaskan dari tusuknya, ya? Kata mama tidak boleh orang hamil makan langsung dari tusuknya.” Ilham tersenyum. Dia meninggalkan sang istri duduk sendiri dan mengambilkan makanannya yang sudah dipesan istrinya. Lelaki itu dengan elegan menuju ke tempat prasmanan.“Oh, mantan istrinya Mas Galih diundang semua ternyata?” Milea mendekati Tias. Tias tersenyum.“Sebagai mantan istri, tentu masih berkewajiban menjaga tali silaturahmi ‘kan? Bagaimana pun, pernah tidur satu ranjang, jadi tidak ada salahnya kalau berbaik hati mengucapkan selamat pada wanita yang menggantikan menemaninya t

  • CEO Mencari Cinta   Pernikahan

    “Satu minggu terasa sangat lama. Sabar ya, Sayang. Kamu akan puas setelah ijab-kabul.” Galih menunjuk miliknya dan tersenyum setelah tatanan rambut selesai. Siang ini, dia akan bermanja-manja dengan Mira. Dia memiliki energi baru untuk memulai sebuah kehidupan. Senyumnya merekah membuai siang yang terasa terik, namun baginya berbalut dengan kesejukan. Dia sduah merindukan sentuhan wanita, menyata kulitnya yang begitu sensitif dengan rangsangan.Galih mempersiapkan pernikahan ini dengan sangat baik. Dia menyewa jasa wedding organizer terbaik untuk mempersiapkan pernikahan ini. Di gedung hotel ternama, sudah disusun acara dengan sangat baik. Galih mengenakan stelan jan warna hitam, karena memang konsepnya internasional. Dia mengenakan tuxedo itu dan memandang penampilannya sendiri di depan cermin. “Ini untuk yang ke tiga kalinya aku mengucapkan ijab kabul. Semoga ini yang terakhir.” Galih berdoa salam hati. Dia membetulkan dasi kupu-k

  • CEO Mencari Cinta   Rindu Sentuhan (21+)

    “Aku ingin lihat! Pertontonkan saja!” Galih mengatakannya tanpa menoleh, dia melenggang pergi. Milea terasa meledak. Dia mengumpat sejadi-jadinya dan membuang benda apa saja ke arah kepergian Galih. Galih merasa lega setelah ancaman kepada Milea tersebut terlaksana. Dia menjadi geli sendiri, pernah tergila-gila pada wanita sejenis itu. Galih menyetir mobilnya dengan cepat menuju ke rumah, harus memastikan kekasihnya baik-baik saja.Galih langsung berlari menuju ke dalam rumah. Dia melihat kekasihnya sedang menggendong putranya, membuat dirinya lega. “Ada apa? Ada yang tertinggal?” Galih menggeleng. Dia memeluk sang istri dari belakang.“Aku mengkhawatirkanmu.” Mira mengerutkan keningya.“Mengkhawatirkanku? Kenapa?” Karena Gibran sudah tenang, maka dia menurunkan anak itu ke lantai yang dilapisi karpet tebal.“Milea tadi datang ‘kan?” M

  • CEO Mencari Cinta   Ancaman

    Mira luruh ke kursi. Dia menyadari, bahwa serangan dari Milea itu normal. Namun dia berpikir lagi, apakah yang dikatakan oleh Milea itu benar? Bahwa dirinya merebut Galih dari tangan Milea? Mira mengingat kembali, kapan mulai saling jatuh cinta dan menyesap indahnya ciuman nikmat.Milea pergi dari rumah Galih dengan tersenyum smirk. Dia yakin pasti Mira merasa tertekan. Dia mengenal Mira selama beberapa tahun, wanita itu berhati baik. Dia pasti akan merasa bersalah dengan tekanan yang diberikan oleh Mira.Sementara itu, Galih menyaksikan aksi manatan istrinya lewat CCTV yang memang sengaja dia pasang. Galih pernah menjadi manusia paling brengsek di muka bumi ini, jadi dia sangat hafal dengan trik brengsek yang dimainkan oleh Milea. Dia menarik napas untuk menenangkan syarafnya. Galih menyuruh ajudannya untuk menyiapkan mobil pribadinya. Dia akan mencari MIlea untuk memberinya pelajaran yang akan wanita itu sesali seumur hidupnya.

  • CEO Mencari Cinta   Dasar Gundik

    “Aku mencintaimu, apa pun yang kau inginkan akan aku lakukan. Apalagi hanya menemani tidur,” bisik Ilham. Lelaki itu tidak berapa lama kemudian terlelap ke alam mimpi menyusul sang istri. Terkadang memang bumil akan sedikit manja.***Meyyis_GN***Milea tidak terima dengan penolakan dari Galih. Dia mencari tahu penyebabnya, bahkan menyelidiki. Dia menemukan Mira sebagai pengasuh dari putranya yang dicintai Galih. Dia menunggu Galih pergi kerja. Pagi itu, terlihat Galih sedang berpamitan dengan Mira. Lelaki itu mencium kening Mira. Semakin terbakar hati Milea.“Kamu lihat nanti! Kalian terlalu enak menikmati masa pacaran, hingga lupa dengan aku yang sakit hati.” Milea menggenggam tanggannya dengan erat, hingga kukunya menancap ke telapak tangannya.“Sayang, jangan lupa kunci rumah. Jangan biarkan siapa pun masuk. Kecuali aku meneleponmu dan memperbolehkan dia masuk.

  • CEO Mencari Cinta   Gagal Tidur

    “Kan bisa mengingatkan baik-baik, kenapa harus teriak, sih?” protes Tias.“Aku nggak teriak, Sayang. Maaf, ih jangan nangis, dong!” Tias sudah hampir nangis karena ucapan Ilham yang agak bernada tinggi. Dasar bumil!Ilham meraih tubuh sang istri yang hampir bergoyang karena menangis. “Ah, seperti inikah orang hamil? Kenapa selalu saja sensitif,” batin Ilham.“Aku akan menggendongmu,” ucap Ilham. Lelaki itu memang sangat memanjakan sang istri. Walau Tias begitu sedikit ceroboh dan jorok, namun lelaki itu tidak masalah untuk membereskn kekacauan yang dibuat oleh istrinya. Terkadang, memang kekurangan pasangan kita yang menjadi dasar pemicu pertengkaran. Tapi tidak dengan Ilham. Dia menjadikan kekurang sang istri sebagai semangat. Terkadang, sepulang kerja dia harus rela membereskan beberapa kekacauan istrinya.Sebenarnya, kadang Tias sudah h

DMCA.com Protection Status