"Kenapa anda menatap saya seperti itu?!" bentak Lia.
"Maaf bu, saya hanya terpukau dengan kecantikan ibu."
"Kau kira! Dengan berkata seperti itu aku nanti akan menyukaimu?! Sejujurnya tidak ada satu wanita normalpun yang mau dengan seorang lelaki, yang untuk berjalan saja kesusahan."
Ilham memberikan sebuah isyarat untuk diam. Ardi akhirnya paham, kenapa banyak Cleaning cervis yang bekerja di ruangan CEO ini sering di ganti. Ardi menduga jika semua Cleaning Cervis itu di pecat tiba-tiba karena tuan mereka tidak suka.
'Aku, lain kali harus berhati-hati.'
"Ingat jangan bicara sembarangan, jika masih ingin bekerja di sini." Lia kembali mengingatkan dengan ancaman khasnya. Tatapan mendominasi Lia, sunghuh membuat Ardi ketakutan.
"Sekrang mulailah bekerja!? Pak Ilham anda boleh segera pergi dari ruangan ini."
"Baik bu." jawab Ilham dengan langsung pergi meninggalkan keduanya.
"Pak Ardi. Rapikan dan bersihkan meja saya!?"
"Baik bu." dengan tergopoh-gopoh Ardi segera beranjak dari tempat duduknya. Perasaanya semakin aneh, setelah percakapan kecil tadi. Ardi menundukan pandanganya saat pemilik peruhaanya itu lewat di hadapanya da pergi.
Ardi mendesah pelan, mengeluarkan pikiran negatifnya. 'Aku harus bisa sabar untuk menjalankan ini semua.' batin Ardi.
................
Setelah Lia mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir. Di tengah jalan, dia tiba-tiba mengerem mobilnya secara mendadak.
'Anak kecil siapa ini?!' batin Lia panik. Dia segera turun dan menghampiri anak kecil yang tengah memeluk seekor anak kucing.
"Adik kenapa main di tengah jalan bahaya!?" tegur Lia, namun dengan nada lembut karena dia sangat sayang kepada anak kecil. Para pekerja yang sadar jika itu Bos mereka, segera menghampiri anak kecil tersebut dan hendak membawanya agar tidak mengganggu bos mereka.
"Sudah biarkan anak ini bersamaku dulu!? Adik enggak papa kan?!" tambah Lia sambil mengelus lembut wajah dan kepala Rehan.
"Nama adik siapa?"
"Nama saya Lehan kak! Lehan tadi liat kucing mau lewat! Jadi lehan bantu dia."
"Ingat yah, nanti jangan kaya gitu lagi. Mau ikut kakak enggak?!" ajak Lia sambil tersenyum lembut ke Rehan.
"Tapi, ayah di dalam. Kata ayah Lehan enggak boleh jauh-jauh."
"Oh gitu!? Yaudah nanti Rehan mau es krim enggak?!"
"Mau!? Esklim rasa vanila ya kak."
"Iya nanti kakak belikan. Yuk, ke sana." ajak Lia menuju ke para pekerja yang sedari tadi melihat mereka berdua.
"Jaga anak ini yah! Enggak usah marahin dia, dia enggak salah." tegur Lia kepada salah satu karyawanya. Dia kemudian segera kembali naik ke mobil dan pergi, dia melambai-lambaikan tanganya kepada Rehan dan langsung di balas oleh Rehan.
'Anak yang sangat lucu! Aku akan membelikanya mainan juga.' Lia tidak bisa menahan rasa sayangnya terhadap anak kecil. Dia selalu berkunjung ke setiap panti asuhan, untuk berdonasi dan setelahnya bermain dengan mereka.
Lia pernah hamil di luar nikah, karena rasa malu yang begitu besar. Dia menggugurkan kandunganya sendiri, akhirnya setelah kejadian suram itu. Dia sangat menyesal, dan mengubah penyesalanya itu dengan sering membantu dan menolong setiap anak yang tidak memiliki orang tua.
Di dalam ruangan CEO, Ardi tidak sengaja memecahkan Tembikar Giok milik pimpinanya, di saat dia mengepel lantai kantor. Jalanya yang miring tidak sengaja menyenghol Tembikar giok tersebut.
Karena panik dia memanggil Ilham, untuk mendapatkan solusi. Bukanya solusi yang ia dapat, malah cacian dan makian yang dia terima.
"Tembikar ini berharga milyaran juta, dan di beli saat Bu Lia ikut lelang di China. Apalagi ini tembikar kesangnya!? Gimana sih kamu Di." bentak Ilham dengan kesal.
Ardi semakin frustasi dengan keadaanya. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. "Maaf mas!? Tapi, ini harus saya laporkan segera ke Bu Lia. Kalau tidak, Bu Lia juga akan memecat saya."
Kaki Ardi menjadi semakin lemas. Dia sudah pasrah dengan keadaanya saat ini. Setelah Ilham mengirimkan pesan kepada Bosnya. Setelah menunggu beberapa menit.
Lia datang dengan wajah murkanya. "Dasar pria cacat?! Kau tidak usah bekerja lagi di sini. Cepat kelur, dan jangan pernah lagi masuk ke ini."
"Ayah." teriak Rehan. "Kak, ini esklimnya Lehan balikin. Tapi, jangan pecat ayah! Ayah mungkin tidak sengaja." seru Rehan sambil menyodorkan eskrim ke Lia.
Lia membatu seketika karena bingung. Dia sangat terkejut, jika anak yang ia temukan adalah anak Ardi. .
"Enggak kok dik.. Kakak enggak bakal mecat ayahmu!? eskrim ini udah jadi milik adik enggak usah di balikin yah."
Ardi menatap dalam anaknya dengan penuh haru. Hampir saja dia langsung di pecat karena kecerobohanya. 'Rehan makasih nak!? Kamu setiap saat menolong ayah.'
Namun, setelah Lia berkata demikian. Tangisan Rehan malah semakin menjadi. "Kenapa lagi dik?!" tanya Lia yang merasa bersalah.
"Ayah.. " Rehan berlari ke arah ayahnya dan langsung memeluk erat dirinya. Ardi ikut terbawa haru akibat anaknya yang mau menangisi dirinya.
"Pak Ilham keluar sebentar." seru Lia.
"Pak Ardi. Ini semua untuk Rehan, sekali lagi kau berbuat salah seperti ini. Aku tidak akan segan-segan memecatmu. Hari ini kau boleh pulang dulu! Biar sisa-sisa pecahan Tembikar ini orang lain yang akan membersihkanya."
Tanpa berkata apapun, Ardi segera berdiri sambil menggendong tubuh anaknya yang sangat erat memeluknya. Wajahnya sudah sangat kusut, karena setiap kata-kata jahat yang di keluarkan Lia tadi.
Lia hanya menatap sinis punggung Ardi sampai keluar dari ruanganya. Dia membuang nafas panjang, karena tembikar kesayanganya kini sudah pecah.
'Semoga Rehan tidak membenciku besok. Dia sepertinya sangat takut dengan ku.'
Saat Ardi berjalan keluar perusahaan, setiap mata yang berpapasan denganya akan menatap tajam Ardi dan Rehan. Dengan langkahnya yang perlahan, dia berjalan dengan terpincang-pincang membuat setiap orang yang melihatnya akan saling berbisik.
Pandangan Ardi serasa suram, karena kejadian hari ini. Rehan mulai mengdongakan wajahny untuk melihat wajah ayahnya yang tengah bersedih.
"Ayah jangan nangis yah. Lehan akan sama ayah telus kok!?" ucap Rehan mencoba menghibur.
"Ayah, enggak papa kok nak!?" jawab Ardi dengan memasang senyum palsunya. Dia tidak mau Rehan mengetahui rasa sakitnya hari ini, biarlah dia yang memakan semua rasa pahitnya kehidupan.
Saat keduanya hendak menuju ke arah sepeda mereka yang terparkir. Ilham memanggil Ardi untuk menunggu sebentar.
"Mas tunggu sebentar, Bu Lia mau memberikan sesuatu kepadamu."
Setelah beberapa menit, Lia langsung keluar sambil membawa kantong plastik di tanganya. "Rehan.. Eskrim kamu tertinggal."
Rehan malah semakin bersembunyi di dalam pelukan ayahnya. Rehan seakan takut untuk bertemu dengan Lia, setelah melihat ayahnya di marahi di hadapanya.
"Dik.. Adik marah ya?"
"Engak mau kakak jahat." Lia lalu menatap tajam Ardi. Seakan memberikan sebuah kode untuk Ardi agar membantunya.
Ardi sebenarnya sangat terkejut, dia tidak menduga anaknya memiliki sebuah hubungan baik dengan bosnya.
"Nak, tengok dulu ke kakak." ajak Ardi pelan-pelan.Rehan malah semakin mengeratkan pelukanya, karena tidak mau melihat.
"Dik.. Kakak minta maaf yah." Lia kini memelas kepada Rehan karena tidak mau Rehan menjauhinya. Dia menyodorkan sekantong eskrimnya di dekat wajah Rehan yang terbenam dada ayahnya.
Ardi tersentak karena aroma tubuh pimpinanya, tercium sangat kuat di hidungnya. Ardi akhirnya menarik tubuh Rehan agr melepaskan pelukanya, dan menurunkan Rehan dari gendonganya.
"Supaya adik enggak marah lagi. Kakak harus apa?" Lia terus merayu, mencoba membujuk Rehan agar Rehan tidak menjauhinya."Kakak jangan marahi ayah lagi." jawab Rehan sambil berlari ke arah belakag kaki Ardi untuk bersembunyi. Meskipun dia masih kecil, perasaan malu pada orang lain bisa ia rasakan. Dia sangat takut meminta sesuatu dari orang yang baru ia kenali."Iya.. Kakak janji enggak akan marahin ayahmu lagi." Lia mengulurkan jari kelingkingnya, sebagai tanda jika Lia menyetujui permintaan Rehan. Ardi, membimbing Rehan untuk menerima ikrar janji keduanya.Setelah saling mengaitkan jari kelingking, akhirnya Rehan mau menerima eskrim pembelian Lia. Ardi lalu ijin untuk pamit, agar memikirkan kesalahanya hari ini, dan di kemudian hari dia tidak melakukan kesalahan lain lagi.Setelah Lia kembali masuk ke ruanganya. Pandagan mata, yang sedari tadi iri dengan sikap Lia terhadap putra Ardi, ada yang berpikir besok
Jam menunjukan pukul 00:21 WIB. Ardi beranjak dari tidurnya, dia pergi ke kamar mandi mengambil air untuk berwhudu dan sholat tahajud. Di tengah sujud terakhir, Ardi memperpanjang waktu sujudnya.Dia menangis dan bersimpuh pasrah akan hidupnya. 'Sesungguhnya ibadahku, dan sujudku, hidupku, serya matiku hanya untuk mu ya Tuhan. Maafkanlah hamba yang lemah akan semua cobaan yang telah kau beri. Kuatkanlah hambah untuk lebih pasrah dan berserah diri.'Di pengakhir doanya dia mendoakan masa depan Rehan, agar lebih baik. Ardi yakin, suatu saat nanti. Hidup Rehan pasti akan berbeda dengan dirinya.................Di pagi hari, seperti biasa Ardi datang paling pertama di tempat kerja. Dia membersihkan semua ruangan atas dan bawah, dengan telaten dan sabar."Kenapa kamu mengerjakan semuanya sendirian?" Lia yang tiba-tiba datang pagi, terkejut dengan
Lia menelvon ke Ardi, setelah mendapatkan kabar jika Ilham mengalami kecelakaan. Setelah sadar, Dia langsung menceritakan kesalahanya dan ingin bertemu dengan Ardi untuk meminta maaf.Lia menanyakan prihal kebencianya kepada Ardi dengan alasan apa? Padahal dia sendiri yang merekomendasikanya. Ilham bercerita dia dan rekan-rekan kerjanya yang lain, sangat iri dengan kedekata Ardi dengannya.Setelah memahami situasi, Lia pergi duduk di ruang tunggu. Dia juga merasa aneh dengan sosok Ardi, biasanya dia akan bersikap sangat dingin kepada seorang pria. Namun, bukan hanya Rehan saja yang membuat hatinya suka.Sosok Ardi pun mampu membuatnya cukup nyaman, karena dia tidak seperti lelaki kebanyakan. Hampir semua lelaki yang mendekati Lia, pasti akan berpikiran buruk terhadapnya.Banyak dari mereka yang hanya memandang harta miliknya saja. Jika seorang lelaki itu tau sosok asli Lia, pasti mereka akan berpura-pura sok peduli dan perhatian. Itulah kenapa Lia merasa risi
Ketika jam menunjukan 06:34 WIB, Ardi telah sampai di perusahaan. Di sana, Lia juga sampai dan mengajak Ardi serta anaknya untuk ikut ke rumah sakit. Lia memberikan sebuah kejutan kepada Rehan."Adik, tutup mata dulu! Satu.. Dua.. Tiga.." saat Rehan membuka kedua matanya, dia tersenyum puas. Tanpa rasa malu, Rehan langsung memeluk tubuh Lia dengan tiba-tiba.Ardi yang melihat itu panik, dia segera menasehati putranya."Nak.. Jangan kayak gitu.." belum selesai Ardi berkata Lia segera memotongnya."Udah, biarin aja. Rehan mau duduk di mana? Di depan sama kakak! Atau di belakang sama ayah?""Sama kakak." dengan antusias, Lia segera membukakan pintu. Rehan sudah merasa sangat akrab dengan Lia, dia sudah merasa bahwa Lia bukanlah orang asing baginya.Rehan terus bertanya di setiap jalan, dengan riang. Namun, Lia justru merasa lebih senang dan nyaman dengan suasana ini. Beda dengn Ardi yang melihat dari belakang, dia justru merasa kurang nyaman. Dia mer
Lia terus memasang wajah kesal di dalam mobil. Setelah kedatangan Joong Won, Lia langsung pergi ke asal masalah kemarin. Dia mendatangi rumah ibunya yang kini menikah dengan lelaki selingkuhanya.Ayah Lia sangat ketat dengan agama. Dulu ibu Lia, sering di tampar oleh almarhum ayahnya. Lia yang dulu tidak memahami situasi, akhirnya sangat benci dengan ayahnya yang hanya memikirkan masjid dan yayasan Madrasah yang ayahnya kelola.Tapi setelah ibu Lia tiba-tiba kabur dari rumah, dan menikah dengan selingkuhanya. Lia akhirnya sadar jika yang selama ini ayahnya lakukan itu ternyata benar.Almarhum ayah Lia, sudah mengetahui istrinya yang sudah berbuat serong dengan laki-laki lain. Dia memarahi ibunya karena kasian dengan Lia yang masih kecil, sudah beberapa kali ayahnya, meminta ibu Lia untuk tidak melanjutkan hubungan terlarang itu dengan bahasa yang cukup baik.Bahkan almarhum ayahnya berjanji akan menceraikanya,
Lia tiba-tiba pingsan saat Ardi memanggilnya. Ardi yang panik segera berlari ke arahnya, dia langsung membawa Lia ke ruanganya di temani Rehan dan supir pribadi Lia.Dengan telaten, Ardi mengompres kenig Lia. "Pak.. Boleh aku meminta bantuamu?""Apa itu mas?""Toong belikan bubur untuk Bu Lia.""Baiklah."Supir pribadi Lia segera beranjak dan mencari bubur untuk atasanya. "Nak! Temani bu Lia dulu yah.. Ayah mau ngambil air." Rehan lalu duduk di samping Lia dan menggenggam telapak tangan Lia dengan perhatian."Kakak sakit yah kok badan kakak sangat panas!""Kakak enggak apa-apa. Adik jangan sedih ya." dengan suara lirih, setelah tersadar Lia membalas dekapan tangan Rehan."Nanti Lehan enggak nakal lagi." saat Ardi sakit, jika Rehan berjanji. Dia akan berubah, seketika besoknya Ardi pasti akan sembuh. Rehan, berpikir jika ia meminta maaf dan berjanj
Seperti biasa Ardi dan Rehan sudah siap untuk berangkat ke tempat kerja. Hari ini Ardi tidak membuat makanan untuk sarapan. Kali ini, dia mau makan di rumah makan saja. Sudah satu bulan Ardi bekerja dan pagi ini dia baru menerima gaji.Senang dan bahagia rasanya, Ardi sangat bersyukur dengan apa yang ia terima hari ini. Setelah selesai bekerja dia akan membeli banyak coklat dan balon untuk anak panti.Selesai makan, Ardi langsung mengajak Rehan untuk pergi, di tengah jalan saat dia menjawab puluhan permintaan dari Rehan. Dia melihat ada seseorang yang tengah bercengkrama di kafe yang sebenarnya baru di buka.Dia sedikit penasaran karena di sana ada orang yang sangat tidak asing baginya. Setelah beberapa menit melihat, dia sadar jika itu salah satu pegawai kantor di perusahaanya. Dia bercengkerama dengan orang yang juga Ardi kenali, dia adalah pria korea yang kenal dengan bossnya yaitu Joong Won."Ayah! Ada apa kok berhenti?""Tidak apa-apa, ayok jalan l
MASA LALU HANI.Dulu Hani tidak kenal Ardi dan Nayla. Dia sangat dingin dan acuh kepada orang lain, kepopuleranya membuat semua orang yang dekat denganya pasti memiliki niat lain yang tidak tulus kepadanya.Sehingga membuatnya, selalu memilih menyendiri di bangku sekolahnya sampai berada di banku kuliah. Hani lahir dari keluarga kaya, dan selalu menjadi anak yang tercantik di kelas. Para pria akan mengejar-ngejarnya, para perempuan pasti akan membencinya.Itulah keseharian yang di lewati Hani. Namun, saat dia kenal dengan Nayla. Sikapnya yang dulu tidak percaya dengan orang lain mulai berubah. Dia lalu berubah menjadi sosok yang periang dan selalu ramai.Suatu hari, Hani terserempet sebuah mobil. Sampai ia terjatuh di sebuah sungai tanpa ada orang lain yang menyadari. Karena dia tidak bisa berenang, dia hampir tenggelam ke dalam sungai tersebut.Dia terus berusaha agar tidak semakin tenggelam dan bisa naik dari air, meski semakin lama tenaganya semakin
Setelah kejadian itu, hubungan antara Lia dan Bu Dini semakin baik. Lia bahkan sudah mau untuk tinggal satu atap dengan orang tuanya, saat dia hendak berangkat ke tempat kerja. Lia selalu di titipi oleh orang tuanya beberapa makanan untuk di berikan kepada Ardi dan Rehan.Bu Dini sangat berterima kasih kepada Ardi, sampai-sampai kegiatan seperti itu di lakukanya setiap hari. Hati Lia yang juga mulai terbuka untuknya, tanpa kerepotan dia selalu mampir pagi untuk memberikan makanan yang di titipkan ibunya.Pagi ini, dia sudah berada di dapur rumah Rehan. Dia memotong-motong sayuran di hadapanya dengan rapih. 'Mas Ardi bangun pasti kaget,' dengan penuh antusias dia memotong semua bahan yang akan ia jadikan lauk sarapan pagi.Dia menyalakan kompor di hadapanya, satu demi satu Lia memasukan semua bahan yang harus ia masak ke dalam wajan. Setelah beberapa menit akhirnya masakanya jadi dengan sempurna, dia kembali mencicip sedikit masakanya.'Lumayan
Ardi tidak bisa berkata-kata lagi, pantas saja Lia pegitu dingin dan angkuh terhadap orang lain. Karena kurangnya kasih sayang yang ia rasakan selama ini, mungkin itulah penyebab yang membuatnya selalu berusaha untuk terlihat tetap kuat meski harus berdiri sendiri.Dia akan mengesampingkan perasaanya demi tujuan hidup untuk sebuah pembuktian. Ardi seakan mengerti perasaan kecewa yang di rasa oleh Lia selama ini. Karena nafsu, orang rela menjauh dari tuhanya dan melakukan semua hal, meski itu sudah di luar batas yang telah di tentukan kepada setiap manusianya.Ardi menghela napasnya cukup panjang, dia lalu berdiri dan memegang lembut pundak Ibu Dini dan Pak Alfred. "Saya yakin akan membuat keluarga kalian utuh kembali." Ardi menatap mata keduanya dengan penuh percaya diri. Sentuhan tanganya langsung di balas oleh kedua pasangan suami istri ini."Aku sangat berharap banyak padamu nak." Bu Dini yang sudah tidak kuasa menahan ras
"Dulu, aku pernah bertemu Nayla. Di rumah sakit! Dia menyuruhku untuk menjadi ibu sambung bagi Rehan."Lia kemudian menceritakan masa lalunya, saat dia di jebak oleh Joong Won sampai bertemu Nayla di Rumah sakit kepada Ardi. Ardi yang mendengar semua ceritanya langsung terenyuh, sampai dia bisa merasakan perasaan apa yang selama ini Lia rasakan.Sebelum Nayla meninggal, Nayla pernah menceritakan kisah seorang wanita yang bernasib sangat buruk dan sedih. Nayla ingin mengajak wanita itu untuk bertemu dengan keluarga kecilnya saat itu, namun meski Tuhan telah menemukan keduanya, Nayla justru telah pergi sangat jauh meninggalkan mereka."Ibu tau, Nayla juga saat itu ingin bertemu dengan ibu. Dia bercerita, dia bertemu seorang wanita cantik di rumah sakit! Dia berkeliling memberikan semangat kepada setiap ibu di sana. Yah, meski sekarang Nayla malah telah pergi jauh dari kita." Keduanya merasakan kesedihan serupa.Karena suasana hatinya yang tengah rapuh, Lia mend
Lia menawarkan kembali untuk bekerja di perusahaanya, dan dia di janjikan libur khusus untuk Ardi. Namun, Ardi menolak karena ia beralasan jika ia sudah mendepatkan pekerjakan yang baru dari teman dekatnya.Lia menatap Ardi dengan rasa kecewa, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukan hal itu kepada Ardi. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas semua keputusanya yang salah, sudah lama dia tidak merasakan kehilangan seperti ini, Lia mengepalkan tanganya kesal.Saat Lia tengah di lema, Rehan terbangun dari tidurnya. Dia secara mengejutkan memanggil nama Lia setelah ia sadar dari operasinya."Kak Lia! Kaka baik-baik saja?" dengan wajah lesunya Rehan memandangi Lia dengan nanar."Kaka sehat kok, adik istirahat dulu aja. Kalo adik sudah sehat mau kaka beri hadiah loh!""Mau kak. Lehan sayang kak Lia.""Kaka juga sayang Rehan." perasaan Lia kembali tenang, Dia langsung memberikanya sebuah
Di jalan sikap Rehan benar-benar aneh, tidak biasanya dia memaksa ayahnya lewat jalan yang hening yang jauh dengan orang-orang, Rehan semakin berteriak jika Ardi tidak menurutinya.Ardi dengan sabar terpaksa mengikuti semua kemauan putranya, saat tiba di jalanan yang lenggang itu. Dari kejauhan Ardi melihat sebuah mobil yang terparkir sembarang, awalnya dia tidak terlalu peduli. Namun saat dia tiba di samping mobil, sebuah teriakan yang lirih terdengar di telinganya.Dia meminta Rehan untuk bersembunyi di balik mobil, dia lalu diam-diam memeriksa Gang yang ia tahu itu adalah Gang buntu di sana, biasanya tempat tersebut di pakai anak-anak remaja nakal untuk pacaran. Perlahan-lahan Ardi bergerak tanpa suara, suara teriakan lirik seorang perempuan itu semakin jelas di dengarnya.Dia mengintip di balik dinding, dengan menopangkan punggungnya di sana. Wajah Ardi langsung berubah serius, tengah terjadi pemerkosaan di sana.
Keduanya terkekeh ketika mereka membahas masalalu, Ardi mulai mengiat masa-masa kuliahnya sekarang. "Mas kerjanya gimana?" tanya Hani penasaran."Aduh, tadinya aku enggak mau bahas ini! Aku baru di keluarkan Han! Aku enggak sengaja hapus semua data kantor.""Apa? Masa juara Information Technology, bisa enggak sengaja hapus semua data gitu.""Akupun kurang tau, ya mungkin! Karena aku udah lama enggak megang komputer kali. Kalo kamu Han! Sekarang sibuk apa?""Aku kebetulan, sudah punya yayasan. Ada TK sampai SMA.""Wah udah sukses ya sekarang. Kalo Nayla tau, dia akan senang mendengarnya." wajah Hani berubah pilu, dia sangat berduka mendengar kematian sahabat baiknya.Ardi merasa bersalah, dengan melihat raut wajah yang di tunjukan Hani. "Ini bukan salahmu! Semua ini memang sudah jalan hidup kita Han. Kamu jangan sekali-kali menyalahkan dirimu oke.""Makasih mas."
MASA LALU HANI..Persahabatan ketiganya, semakin dekat. Hani yang tergolong keluarga kaya, sering mendonasikan harta miliknya kepada panti asuhan yang Ardi tempati dia juga sering mampir bahkan sampai akrab dengan Bu Idah.Tapi semakin hari, Nayla semakin lama semakin dingin sikapnya dengan Hani. Dia sering di dapati hanya berdua dengan Ardi, saat Hani melihat gelagat mereka. Perasaan marah dengan Nayla semakin muncul di dalam hatinya.Pernah, Hani mengikuti mereka berdua diam-diam dari belakang. Nayla kedapatan mengajak Ardi ke sebuah bioskop untuk menonton bersama. Hani tentu menjadi semakin kecewa dengan Nayla, karena sikapnya seperti itu.Demi membalas perbuatan Nayla, Hani juga diam-diam sering berdua dengan Ardi. Namun, saat dia mengajak Ardi untuk menonton di sebuah bioskop. Ardi malah mengatakan hal yang membuat hatinya sakit. "Kenapa Nayla tidak kita ajak?!" tanya Ardi penasaran.Karen
MASA LALU HANI.Dulu Hani tidak kenal Ardi dan Nayla. Dia sangat dingin dan acuh kepada orang lain, kepopuleranya membuat semua orang yang dekat denganya pasti memiliki niat lain yang tidak tulus kepadanya.Sehingga membuatnya, selalu memilih menyendiri di bangku sekolahnya sampai berada di banku kuliah. Hani lahir dari keluarga kaya, dan selalu menjadi anak yang tercantik di kelas. Para pria akan mengejar-ngejarnya, para perempuan pasti akan membencinya.Itulah keseharian yang di lewati Hani. Namun, saat dia kenal dengan Nayla. Sikapnya yang dulu tidak percaya dengan orang lain mulai berubah. Dia lalu berubah menjadi sosok yang periang dan selalu ramai.Suatu hari, Hani terserempet sebuah mobil. Sampai ia terjatuh di sebuah sungai tanpa ada orang lain yang menyadari. Karena dia tidak bisa berenang, dia hampir tenggelam ke dalam sungai tersebut.Dia terus berusaha agar tidak semakin tenggelam dan bisa naik dari air, meski semakin lama tenaganya semakin
Seperti biasa Ardi dan Rehan sudah siap untuk berangkat ke tempat kerja. Hari ini Ardi tidak membuat makanan untuk sarapan. Kali ini, dia mau makan di rumah makan saja. Sudah satu bulan Ardi bekerja dan pagi ini dia baru menerima gaji.Senang dan bahagia rasanya, Ardi sangat bersyukur dengan apa yang ia terima hari ini. Setelah selesai bekerja dia akan membeli banyak coklat dan balon untuk anak panti.Selesai makan, Ardi langsung mengajak Rehan untuk pergi, di tengah jalan saat dia menjawab puluhan permintaan dari Rehan. Dia melihat ada seseorang yang tengah bercengkrama di kafe yang sebenarnya baru di buka.Dia sedikit penasaran karena di sana ada orang yang sangat tidak asing baginya. Setelah beberapa menit melihat, dia sadar jika itu salah satu pegawai kantor di perusahaanya. Dia bercengkerama dengan orang yang juga Ardi kenali, dia adalah pria korea yang kenal dengan bossnya yaitu Joong Won."Ayah! Ada apa kok berhenti?""Tidak apa-apa, ayok jalan l